DASAR TEORI
ALAT DAN BAHAN
CARA KERJA
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK II A
Maulana Tegar Aditya Nugraha
(08255)
Niken Saraswati (08256)
Rinda Rahma A (08257)
Sulinjar Utami (08258)
TUJUAN MEMPELAJARI
KELARUTAN SEMU/TOTAL
Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap
kelarutan bahan obat yang berifat asam
lemah, karena
sebagian besar obat yang
beredar di pasaran bersifat asam lemah
DASAR TEORI
Kelarutan (solubilitas) secara kuantitatif adalah banyaknya suatu zat yang maksimal dapat
larut dalam zat lain dan membentuk sistem homogen (larutan jenuh) pada suhu tertentu,
diukur berdasarkan konsentrasi maksimum zat tersebut yang bisa larut dalam pelarutnya.
Kelarutan dibagi 2 yaitu:
1. Kelarutan intrinsik
2. Kelarutan semu/total
Bahan-bahan obat sebagian besar berupa senyawa organik yang bersifat asam lemah atau
basa lemah dengan demikian faktor pH sangat mempengaruhi kelarutannya. Untuk obatobat yang bersifat asam lemah , pada pH yang absolut rendah zat tersebut praktis tidak
mengalami ionisasi. Kelarutan obat dalam bentuk ini sering disebut kelarutan intrinsik. Jika
pH dinaikkan maka kelarutannya pun akan meningkat karena selain terbentuk larutan jenuh
obat dalam bentuk molekul yang terionkan juga terlarut obat dalam bentuk lain
Skema keseimbangan Ionisasi
HAaq
H+aq
+
A- aq
(S-S0)
HA
Persamaan Henderson-Hasselbalch
pH = pKa + log
Dalam keadaan jenuh persamaan tersebut berubah
menjadi
pH = pKa + log
pKa
log
= pH -
Timbangan
Kertas timbang
Flakon 100ml
Gelas piala
Labu takar 10ml, 25ml, 50ml
Pipet volume 1ml, 2ml, 5ml, 10ml
Pipet tetes
Pro pipet
Tabung reaksi
Kertas saring
Sendok sungu
Corong kaca
Shaking thermostatic waterbath
Spektrofotometr UV
Asam benzoat
Larutan dapar phosphat pH 3,2
Larutan dapar phosphat pH 5,2
Larutan dapar phosphat pH 6,2
CARA KERJA
Timbang 100 mg asam benzoat
Masukkan ke dalam flakon
Tambahkan dapar phosphat dengan pH 3,2 5,2
6,2 sebanyak 10 ml
Masukkan dalam shaking thermostatic
waterbath pada suhu 300 c selama 45 menit
Saring dengan kertas saring
Encerkan sebanyak 500 kali
Ukur absorbansinya dengan spektrofotometer
dengan panjang gelambang 230 nm
DATA PERCOBAAN
Wakt
u
30
Menit
60
Menit
pH
Pengencer
an
Absorbansi
Persamaan Kurva
Baku
3,2
500 kali
0,578
5,2
500 kali
0,345
y = 0,6320x+ 0,0027
6,2
500 kali
0,665
y = 0,5881x + 0,02158
3,2
500 kali
0,642
y = 0,8256x +0,0133
5,2
500 kali
0,495
y = 0,6320x+ 0,0027
6,2
500 kali
0,717
y = 0,5881x+0,02158
y = 0,8256 x + 0,133
CARA PERHITUNGAN
Masukkan nilai absorbansi dalam persamaan kurva
baku
Y=bx+a
Ditemukan kadar sampel
SECARA TEORI
pH
Dapar
S (M)
3,2
9x 10
5,2
0,9
-2
So (M)
8,19x 10
Si (M)
-2
8,19 x 10
8,1 x 10
-3
0,8181
-3
6,2
8,2719
8,19x 10
-3
8,19
BERDASARKAN PERCOBAAN
Waktu
30
Menit
pH
Dapar
Pengencer
an
S (M)
So (M)
3,2
500x
22,04 x 10
0,02004
2 x 10
-3
-3
5,2
6,2
3,2
60
Si (M)
500x
500x
500x
22,5 x 10
44 x 10
-3
-3
31,1 x 10
-3
2,046 x
10 -3
2,04 x 10
4,356x 10
4,36 x 10
-4
-2
0,002834
2,755 x
10 -3
-2
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini obat yang digunakan sebagai sampel adalah asam
dan pH
Pengenceran bertujuan untuk memperoleh absorbansi yang
memenuhi range 0,2-0,8
Larutan
yang
telah
diencerkan
di
absorbansi
dengan
spektrofotometer UV
Tidak semua zat yang terlarut dapat di baca absorbansinya pada
spektrofotometer. Syarat untuk dibaca antara lain: mempunyai
gugus kromofor dan auksokrom
KESIMPULAN
Kelarutan bahan obat yang bersigat asam lemah/basa
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Depkes
RI: Jakarta
Arsyad,M.Natsir.2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan
Istilah.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Martin,Alferd.1990.Farmasi Fisik Edisi III. UI Press:
Jakarta