Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke
dalam media pelarut. Pelarutan suatu zat aktif sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat
sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke
dalam tubuh. Obat yang telah memenuhi persyaratan baik dari waktu hancur, keregasan,
keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek
terapi. Karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet atau kapsul.
. Laju disolusi atau kecepatan melarut obat-obat yang relatif tidak larut dalam air telah lama
menjadi masalah pada industri farmasi. Obat-obat tersebutumumnya mengalami proses disolusi yang
lambat demikian pula laju absorpsinya.Dalam hal ini partikel obat terlarut akan diabsorpsi pada laju
rendah atau bahkan tidak diabsorpsi seluruhnya. Dengan demikian absorpsi obat tersebut menjadi
tidak sempurna.
Sediaan tablet termasuk dalam persyaratan uji disolusi yaitu untuk mengetahui seberapa
banyak persentase zat aktif dalam obat yang terlarut dan terabsorbsi ke dalam peredaran darah untuk
memberikan efek terapi. Disolusi menggambarkan efek obat terhadap tubuh, jika disolusi memenuhi
syarat maka diharapkan obat akan memberikan khasiat pada tubuh.
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam
media pelarut. Pelarut suatu zat aktif sangat penting artinya bagi ketersediaan suatu obat sangat
tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam
tubuh. Sediaan obat yang harus diuji disolusinya adalah bentuk padat atau semi padat, seperti
kapsul, tablet atau salep.
Agar suatu obat diabsorbsi, mula-mula obat tersebut harus larutan dalam cairan pada tempat
absorbsi. Sebagai contoh, suatu obat yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet atau kapsul
tidak dapat diabsorbsi sampai partikel-partikel obat larut dalam cairan pada suatu tempat dalam
saluran lambung-usus. Dalam hal dimana kelarutan suatu obat tergantung dari apakah medium asam
atau medium basa, obat tersebut akan dilarutkan berturut-turut dalam lambung dan dalam usus halus.
Proses melarutnya suatu obat disebut disolusi.
Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan dalam saluran cerna, obat tersebut
mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Kalau tablet tersebut tidak dilapisi polimer,
matriks padat juga mengalami disintegrasi menjadi granul-granul, dan granul-granul ini mengalami
pemecahan menjadi partikel-partikel halus. Disintegrasi, deagregasi dan disolusi bisa berlangsung
secara serentak dengan melepasnya suatu obat dari bentuk dimana obat tersebut diberikan.
Kecepatan disolusi adalah suatu ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam
pelarut tertentu setiap satuan waktu.
Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau senyawa obat dari
sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. Laju disolusi suatu obat adalah kecepatan perubahan
dari bentuk padat menjadi terlarut dalam medianya setiap waktu tertentu
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam
media pelarut. Pelarut suatu zat aktif sangat penting artinya bagi ketersediaan suatu obat sangat
tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam
tubuh. Pelepasan zat aktif dari suatu produk obat sangat dipengaruhi oleh sifat fisikokimia zat aktif
dan bentuk sediaan. Ketersediaan zat aktif biasanaya ditetapkan oleh kecepatan pelepasan zat aktif
dari bentuk sediaannya. Pelepasan zat aktif dari bentuk sediaan biasanya ditenmtukan oleh
kecepatan melarutnya dalam media sekelilingnya
Kecepatan disolusi merupakan kecepatan zat aktif larut dari suatu bentuk sediaan utuh/
pecahan/ partikel yang berasal dari bentuk sediaan itu sendiri. Kecepatan disolusi zat aktif dari
keadaan polar atau dari sediaannya didefinisikan sebagai jumlah zat aktif yang terdisolusi per unit
waktu di bawah kondisi antar permukaan padat-cair, suhu dan kompisisi media yang
dibakukan.Kecepatan pelarutan memberikan informasi tentang profil proses pelarutan persatuan
waktu.
Prinsip kerja alat disolusi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (Dirjen POM, 1995) :
1. Alat terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan yang inert,
suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang yang berbentuk silinder dan
dipanaskan dengan tangas air pada suhu 370C.
2. Alat yang digunakan adalah dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk.
Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari
sumbu vertikel wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti.
UJI DISOLUSI PADA TABLET PARASETAMOL
DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL
Prinisip
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam
media pelarut. Pelarutan suatu zat aktif sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat
tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam
tubuh. Obat yang telah memenuhi persyaratan baik dari waktu hancur, keregasan, keseragaman
bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi. Karena
itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet atau kapsul.
Cara Kerja
A. Pembuatan larutan Buffer Fosfat pH 6,8 (FI III)
Untuk membuat 200,0 mL larutan Buffer Fosfat pH 6,8 dengan mencampurkan 50,0 mL larutan
Kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) 0,2 M dengan 22,4 mL larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,2
N, kemudian tandabataskan dengan aquades dan homogenkan
Perhitungan
𝐶𝑠𝑡 = ⋯ 𝑚𝑔 / 100 𝑚𝐿 = ⋯ 𝑝𝑝𝑚
𝐶𝑠𝑡 . 𝑉1
𝐶𝑠𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 =
𝑉2
𝐴𝑏𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐶𝑠𝑝 = 𝑥 𝐶𝑠𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
𝐴𝑏𝑠 𝐵𝑎𝑘𝑢
𝑉𝑠𝑝
𝐹𝑝 𝑥 𝑥 𝐶𝑠𝑝
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (%) = 1000 𝑥 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, kadar parasetamol dalam tablet diperoleh sebesar….. %