Pendidikan Dalam Masyarakat Modern
Pendidikan Dalam Masyarakat Modern
A.
Hampir semua kegiatan belajar yang sadar dari manusia mengandung tiga proses yaitu
mendengarkan, memperhatikan dan melakukan. Setiap kebudayaan-kebudayaan tertentu
memberikan penekanan yang berlainan terhadap satu atau terhadap yang lain dari ketiga
proses ini dan memberikan tekanan yang begitu besar pada salah satu ketiga proses ini dalam
mempelajari hal-hal tertentu.sebagai contoh pendidikan dibarat masa kini,anak-anak disana
lebih banyak membaca daripada memperhatikan dan mendengar meskipun kita ketahui
keseimbangan bergeser sedikit karena pemakaian media dan banyaknya pendidikan yang
terdiri dari belajar melalui bekerja.
Semua kebudayaan menggunakan upah dan hukuman untuk mendorong belajar dan
membetulkan perilaku yang salah. Upah itu bermacam mulai dari memuji dan menghargai
sampai pada pemberian hadiah,hukuman mulai dari tidak membenarkan dan menawarkan
sampai pada pengurungan dan pemukulan.
B.
seluruh
anggota
masyarakat
sedangkan
masyarakat
modern
industri
keluarga luas,atau kelompok kekerabatan yang terdiri dari generasi yang diikat bersama
melalui garis laki-laki
Dalam masyarakat modern meyakini akan kemajuan dan bersifat terbuka,ia berpendapat
bahwa kondisi kemanusiaan,fisik dan spritual dapat diperbaiki sedangkan pada masyarkat
sederhana semuanya itu tidak bisa dirobah,manusia dan lingkungannya membentuk satu
kesatuan yang tidak bisa dibagi.
Masyarakat sederhana dalam memenuhi kebutuhannya relatif tetap dan dikenal semua
sedangkan masyarakat modern mesti harus terus menerus menciptakan kebutuhan-kebutuhan
baru untuk mengerakkan roda ekonomi.
C.
Secara umum Dalam kebudayaan masyarakat sederhana agenda pendidikan formalnya adalah
termasuk kelurga,kerabat dan upacara inisiasi.
Beberapa faktor sehingga munculnya sekolah
Perkembangan agama yamg melembaga
Pertumbuhan dari dalam maupun luar
Pembagian kerja
Konflik dalam masyarakat
Perbedaan yang sangat besar antara pendidikan dalam masyarakat sederhana dan masyarakat
modern adalah pergeseran dari kebutuhan individu untuk mempelajari sesuatu yang disetujui
oleh setiap orang yang mereka setujui untuk mereka ketahui ke arah apa yang dikatakan
Margaret Mead kemauan beberapa indivdu unutk mengajarkan sesuatu yang tidak sepakati
bahwa siapapun mempunyai keinginan untuk tahu.
Anak anak dalam masyarakat modern terhadap pendidikan mempunyai sebab sebab
berlawanan,ketidak mampuannya menghubungkan informasi yang diperolehnya disekolah
dengan apa yang mesti dia ketahui supaya bekerja produktif dan menikmatinya dalam
kehidupannya. Sementara anak-anak masyarakat sederhana selalu dalam hubungan yang
intim dengan visi orang dewasa terhadap keterampilan yang sedang dipelajarinya,sebaliknya
anak-anak masyarakat modern pada umumnya terpisah secara fisik dan psikologi dari
pekerjaan-pekerjaan yang akan menggunakan pengetahuanya.
Perbandingan Pendidikan Masyarakat Modern dan sederhana
Dalam masyarakat sederhana guru-guru mempraktekkan apa yang mereka ajarkan sedangkan
dalam masyarakat modern guru guru tidak bisa sekalian menjadi eksekutif karena tidak
mempunyai lagi yang di ajarkan.
D.
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
C. MASYARAKAT MODERN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengakibatkan munculnya perubahan dalam
masyarakat. Semakin maju perkembangan dalam masyarakat maka semakin banyak pula
keperluan yang harus dipenuhi.
Masyarakat modern dalam lingkungan kebudayan ditandai dengan perkembangan kemajuan
ilmu dan teknologi untuk menghadapi keadaan sekitarnya. Menurut R. Tilaar (1979 : 17), ada
beberapa indicator masyarakat modern dan disimpulkan oleh penulis (kelompok) sebagai
berikut :
1. Saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungan dengan tujuan menciptakan
perubahan secara timbal balik
2. Usaha untuk mengeksplorasi lingkungan dalam rangka untuk mengatasi tantangantantangan yang ditimbulkan dari lingkungan itu sendiri.
3. Dorongan rasa ingin tahu dan ingin mengatasi tantangan-tantangan menyebabkan manusia
ingin mengusasi lingkungan
4. Berpikir lebih objektif dan rasional
5. Selalu berusaha untuk memahami semua gejala yang dihadapi dan bagaimana
mengorganisasikannya sehingga kehidupannya lebih baik
Dalam masyarakat modern segala sesuatu diusahakan atau dikerjakan dengan sungguhsungguh serta rasional sehingga menyebabkan selalu timbul pertanyaan dalam masyarakat
apakah kegunaan sesuatu bagi usaha menguasai lingkungan sekitarnya. Akibat dari
kehidupan tersebut, maka akan timbul sikap dalam masyarakat modern, diantaranya :
1. Terlalu percaya dengan peralatan dan teknik yang berjalan secara mekanis sebagai satu
hasil pemikiran manusia (Ilmu pengetahuan). Dalam hal ini masyarakat tergolong dalam
paham positivisme
2. Berbuat dan bertindak sesuai dengan rencana yang terperinci sehingga tidak jarang
manusia dikendalikan oleh rencana yang disusunnya.
3. Timbol rasa kehilangan orientasi dan jati diri yang dapat melemahkan kehidupan bathin
dan keagamaan.
Tanpa disadari masyarakat modern semakin tergantung pada alat dan teknologi yang
diciptakan untuk menguasai dunia sekitarnya. Tidak jarang mereka kehilangan identitas
karena sudah dikuasai oleh mekanisme yang mereka ciptakan sehingga mereka hidup tanpa
jiwa dan tanpa kekuasaan.
Dalam masyarakat modern (komplek penduduk rapat) kompleksitas dan kerapatan
pendudukak yang tinggi membuat mereka kurang sensitive terhadap emosional
mereka apalagi masalah keagamaan mereka. Mereka cenderung ragu-ragu dalam memilih
kepercayaan (Imran Manan : 1989 : 53).
Yang paling fundamental dalam masyarakat modern adalah kepercayaan akan kemajuan ilmu
pengetahuan. Bagi mereka, masa depan bersifat terbuka. Mereka percaya bahwa kondisi
kemanusiaan, fisik, spiritual dapat diperbaiki dengan penggunaan sain dan teknologi.
Beberapa akibat dari kehidupan masyarakat modern adalah mereka terasing secara kehidupan
social yang disebabkan oleh pertumbuhan urbanisme yang mendorong mobilitas dan
melemahkan ikatan-ikatan kekeluargaan.
D. MASYARAKAT SEDERHANA (TRADISIONAL)
Sikap berpikir subjektif yang menyatukan dirinya dalam memahami gejala yang timbul
merupakan salah satu ciri masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang sederhana.
Masyarakat sederhana (tradisional) masih bersikap untuk berpikir secara massif (pola pikir
yang tidak objektif dan rasional) untuk menganalisis, menilai dan menghubungkan suatu
gejala dengan gejala yang lain.
Manusia yang hidup tradisional (sederhana) biasanya masih ditandai dengan sikap berpikir
analogis dengan mengadakan generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta kurang
mengenal waktu secara fisik.
Masyarakat sederhana menurut Robert Redfield dalam Imran Manan (1983 : 52)
mengistilahkannya denganFolk Sociaty yaitu masyarakat yang kecil, homogen, sangat
terintegrasi, terasing, solidaritas kelompok yang tinggi, pembagian kerja yang sederhana,
sebagian anggota masyarakat memiliki pengetahuan dan perhatian yang sama dan biasa
dengan pemikiran, sikap-sikap dan aktivitas dari seluruh anggota masyarakat.
Komuniktas masyarakat sederhana menimbang segala-galanya dengan prinsip-prinsip yang
telah baku, mereka cendrung untuk berubah sangat lambat.
E. PENDIDIKAN DALAM MAYARAKAT SEDERHANA DAN MODERN
Sangat berbeda dengan masyarakat modern, anak-anak masyarakat sederhana turut serta
secara aktif dalam kehidupan masyarakat. Dari umur muda mereka diharapka mempunyai
Semakin besar pengetahuan dan kompleks keterampilan yang akan dipelajari maka semakin
lama waktu diperlukan untuk kelangsungan kehidupan bermasyarakat.
Tugas pendidikan dalam masyarakat adalah membangkitkan rasa ingin tahu intelektual, yaitu
perhatian terhadap pengetahuan yang terpisah dari aplikasi praktisnya. Hal ini sangatlah tidah
mudah, karena diperlukan sikap, disiplin dan intelektual yang tidak bersifat pragmatis, instant
dan serba cepat.
Dengan adanya perbandingan pendidikan dalam masyarakat ini dieperolah perbandingan
yang lebih seimbang kritis mengenai sisstem pendidikan kita. Jelas, bahwa dalam pendidikan
tidak bias memindahkan praktek-praktek yang komplek kedalam kebudayaan yang lebih
komplek dan besar dan mengharapkan akan hasil. Sebaliknya sukses masyarakat sederhana
dalam mengurus aspek-aspek tertentu dalam mendorong pendidikannya, akan mendorong
kita untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan kita seperti masalah mengintegrasikan
anak-anak kedalam komunitas kedalam lingkungannya dan membangkitkan minat, motivasi
serta perhatian siswa selama masa pendidikan merupakan permasalahan-permasalahan yang
perlu dicarai solusinya dengan prespektif dan optimisme yang lebih besar.
Refernsi :
Azra, Azyumardi, (2002), Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan
Demokratisasi), Buku Kompas, Jakarta
Manan, Imran (1989), Anthropologi Pendidikan (Suatu pengantar), Departemen P & K, PPLPTK, Jakarta.
_____, (1989), Dasar-dasar Sosial Budaya Pendidikan, Departemen P & K, PP-LPTK,
Jakarta.
Tillar. R, (1979), Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Pendidikan &
Kebudayaan, Jakarta
http://ptik.stainbukittinggi.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=56:pendidikan-dalam-masyarakat-modern-dansederhana&catid=37:ka-prodi&Itemid=49
PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT MODERN DAN SEDERHANA
Diposkan oleh faisaledutech di 07:05
Kebudayaan jauh lebih luas dari pengetahuan individu, sehingga tak seorangpun
dapat mengetahui lebih dari sebagian kecil dari padanya, namun kebudayaan demikian
goyahnya sehingga kebudayaan tersebut hampir dapat dirobah seluruhnya dalam beberapa
generasi. Jika karena beberapa alasan, seperti penaklukan oleh kekuasaan asing, orang muda
gagal menerima warisan budayanya, maka budaya dari orang tuanya akan punah.
A.
SEDERHANA
Sebelum memperbandingan sistem pendidikan masyarakat modern dan masyarakat
sederhana, terlebih dahulu akan diperbandingkan masyarakatnya sendiri. Konsep klasik
tentang masyarakat sederhana adalah pandangan Robert Redfield tentang folk society
sebagai suatu bentuk ideal yang kira-kira mendekati berbagai bentuk masyarakat non urban
(termasuk orang eksimo dan petani Mexico). Masyarakat yang demikian adalah kecil,
terasing, tidak atau setengah melek huruf, homogen, sangat terintegrasi, bersifat konsensus,
dengan solidaritas kelompok yang tinggi dan pembagian keja yang sederhana. Banyak dari
perilakunya bersifat kekeluargaan, tradisional, dan relatif statis. Anggota-anggotanya
cenderung bersifat inward looking.
Bagib philosof zaman pencerahan, masyarakat sederhana merupakan cermin orang dalam
keadaan alamiah sebelum terbentuknya pemerintahan tipe awal dari institusi-institusi masa
kini. Apa yang menjadi pegangan antropolog sekarang? Pertama semakin beragam
masyarakat yang dipelajari semakin kita temui elemen yang sama dari semua masyarakat,
yang memungkinkan kita untuk membuat plot dan barangkali mengawasi jalannya
perkembangan sosial budaya di masa depan. Berikutnya, karena lebih sederhana dan lebih
terintegrasi dari masyarakat modern, lebih mudah memahami secara keseluruhan; pengkajian
tentang mereka membentuk prolog yang cocok untuk mepertimbangkan kebudayaan yang
lebih kompleks. Masyarakat modern sangat homogen; sebagian besar anggota-anggotanya
memiliki pengetahuan dan perhatian yang sama dan biasa dengan pemikiran, sikap-sikap, dan
aktifitas dari seluruh anggota masyarakat.
Dalam masyarakat industry modern kompleks, terspesialisasi, dan rapat penduduknya
demikian banyak informasi telah terkumpul sehingga banyak orang tidak tahu lagi adanya
pengetahuan, umpamanya, neurophysiology, atau cybernetics. Dalam kata-kata Jule Henry,
ketika pengetahuan berkembang dalam suatu masyarakat, ketidaktahuan cenderung untuk
mobilitas dan spesialisasi dan melemahkan ikatan-ikatan kekeluargaan, rata-rata orang benarbenar berhubungan hanya dengan sebagian kecil dari kelompok-kelompok yang ada dalam
masyarakatnya dan dia memiliki sebagian saja pengertian dari hanya beberapa aktifitas
kebudayaannya. Fakta ini memunculkan suatu tanggung jawab besar sistem pendidikan
modern yaitu, memperkenalkan kepada generasi muda, betapa seingkatnya, lapangan luas
kebudayaan yang biasanya tidak akan [ernah mereka hadapi sebagai pengalaman pertama.
Bila hampir semua anggota komunitas masyarakat sederhana menghayati asumsi-asumsi
dasar yang sama, sedangkan sebaliknya dalam masyrakat maju orang cepat beedar dalam isuisu yang besar tanpa menghancurkan kesatuan seluruh kebudayaan. Umpamanya, perang
saudara di amerika, mungkin telah memecah masyarakata amerika tetapi perang tersebut
tidak memecah kebudayaan amerika. Sementara sebuah masyarakat sederhana memenuhi
kebutuhab yang relatif tetap dan dikenal semua masyarakat industry modern mesti terus
menggerakkan roda eknomi. Karena ekonomi biasanya membaharui produk-produk lama dan
membuat prodeuk-produk baru lebih cepat dari permintaan konsumen, ekonomi tersebut
menciptakan sistem iklan untuk menjaga supaya permintaan meningkat sesuai dengan
produksi. Pengrajin masyarakat sederhana sebaliknya menghasilkan barang-barang yang
dibutuhkan bilka barang tersebut diperlukan. Karena permintaan terhadap barangnya relatif
mantap, dia tidak perlu mengiklankan atau juga tidak perlu para penjual. Demikianlah
masyarakat sederhana stabil sebab kebutuhan anggota-anggotanya relatif terbatas, tetapi
masyarakat modern resah dan dinamis, karena diasumsikan bahwa kebutuhan anggotaanggotanya tidak terbatas.
Masyarakat-masyarakat Barat modern secara teoritis tidak meletakkan batas terhadap
pemilikan/harta yang mungkin ditumpuk orang karena itu kita punya permintaan yang hentihentinya terhadap kekayaan, sebaliknya umumnya masyarakat sederhana mebatasi jumlah
harta yang boleh dikumpulkan oleh seseorang, dan masyarakat menggunakan berbagai cara
untuk membebaskan dirinya dari surplus yang secara budaya tidak disetujui,seperti
pertukaran secara ritual, membagikan kepada saudara, membakarnya waktu upacara
kematian, dan menggunakannya untuk membayar upacara. Kerja merusak lebih dalam ke
dalam kehidupan masyarakat sederhana dibandingkan dengan dalam kehidupan pekerja
modern. Karena suatu masyarakat sederhana menimbang segala-galanya dengan prinsipprinsip yang telah baku, mereka cenderung untuk berubah sangat lambat. Karena itu beberapa
perubahan dalam tradisi dalam langkah tarian atau gaya hiasan yang bagi seorang Barat
hamir-hampir tidak terlihat, mungkin terlihat revolusioner oleh orang-orang masyarakar
sederhana. Perobahan tiba-tiba dan hebat, sebagai akibat bencana atau intervensi
Barat,mungkin akan menggoncangkan kebudayaan secara keseluruhan.
C.
Berbeda dengan anak modern, anak-anak masyarakat sederhana turut serta secara aktif dalam
kehidupan masyarakat. Dari umur muda sekali dia diharapkan mempunyai tanggung jawab
sesuai dengan kekuatannya dan pengalamannya, terutama dengan menolong keluarganya
untuk memperoleh penghidupan. Anak laki-laki berburu dan menggiring binatang-binatang
kecil dan anak-anak perempuan menolong di lading atau mengasuh adik-adik. Karena
masyarakat sederhana mempunyai pengetahuan yang kurang terspesialisasi dan sedikit
keterampilan yang akan diajarkan, dank arena cara hidup dikerjakan di muka semua orang
tidak ada keperluan untuk menciptakan institusi yang terpisah bagi pendidikan seperti di
sekola. Sebagai gantinya anak-anak memperoleh warisan budaya dengan mengamati dan
meniru orang dewasa dalam berbagai kegiatan upacara-upacara berburu, festival pertanian
dan panen. Konsep tentang realita orang modern, menerimanya kurang dalam konsepnya
tentang realita orang modern menerimanya kurang dari pengalaman langsung dan lebih
banyak menerima dari pengalaman kebudayaannya dibandingkan dengan orang-orang di
masyarakat.
Dalam kebudayaan masyarakat sederhana agen pendidikan formal termasuk keluarga, kerabat
dan upacara inistasi. Sekolah muncul relatif terlambat dalam sejarah sebuah kebudayaan, dan
dalam beberapa kebudayaan tidak sama sekali. Berbagai kondisi yang meminta supaya
sekolah muncul adalah :
1.
2.
Pertumbuhan dari dalam atau penaklukan dari luar, yang memerlukan persiapan
Pembagian kerja yang menuntut pendidikan dalam teknik khusus dan dalam
masyarakat industri, kebutuhan akan melek huruf sebagai prasyarat keterampilan vokasional;
4.
kepercayaan dan yang akhirnya menjurus kepada penggunaan pendidikan untuk menguatkan
penerimaan warisan budaya.
Transmisi budaya tidak pernah diserahkan kepada sekolah semata. Satu perbedaan yang
sangat besar antara pendidikan dalam masyarakat sederhana dan masyarakat modern adalah
pergeseran dari kebutuhan seorang individu untuk mempelajari sesuatu yang disetujui oleh
setiap orang yang mereka setujui untuk mereka ketahui kearah apa yang dikatakan Margaret
Mead kemauan beberapa individu untuk mengajarkan sesuatu yang tidak disepakati bahwa
untuk dijauhkan dari kehidupan industry dan pengetahuan dan perdagangan dalam
masyarakatnya.
Guru-guru dalam masyarakat sederhana mempraktekkan apa yang mereka ajarkan; pemburu
mengajarkan memanah dan melempar peluru, petani mengajarkan bertani, an seterusnya.
Dalam masyarakat modern, seorang guru ekonomi sekolah lanjutan tidak bisa sekalian
menjadi eksekutif sebuah perusahaan atau agen iklan. Karena tidak mempunyai yang lain lagi
yang akan diajarkan, selain dari yang dipraktekkan sehari-hari guru-guru dalam masyarakat
sederhana mengawinkan mengajarkan dengan mengerjakan. Tambahan lagi, guru-guru dalam
masyarakat sederhana sangat terikat tidak hanya kepada murid-muridnya, yang mungkin
anggota kerabatnya, tetapi juga kepada hasil dari apa yang diajarkannya. Jika ia gagal
mengkomunikasikan keterampilannya secara efektif, dia akan merasakan langsung akibatnya
dengan sengera. Jika seorang anak tidak diajarkan secara tepat bagaimana berburu, gurunya
mungkin akan kelapara. Guru di Barat tidak terlibat secaa langsung dengan sukses atau gagal
muridnya, kurang merasakan insentif hidup atau mati untuk mengajar efektif. Dalam
masyarakat sederhana mengajarkan dan belajar menjadi lebih muda sebab objek pengajaran
selalu dapat diperoleh, apakah itu namanya tombak, bajak, atau topeng upacara. Walaupun
begitu disejumlah masyarakat sederhana ada juga sejumlah pengetahuan khusu yang mesti
diajarkan dengan jelas, karena pengetahuan ini dipercayai menjamin kelangsungan dan
kesuburan masyarakat. Guru-guru amerika pada pihak lain, musti menjelaskan hal-hal yang
sangat jauh terpisah dalam ruang dan waktu bagi dia dan murid-muridnya seperti hamlet,
pemecahan nuklir, dan perdagangan budak. Jika dia mengajarkan pengetahuan tentang
sejarah kuno, dia mesti mencoba menjelaskan relevansinya dengan kehidupan modern.
Makin besar jumlah pengetahuan dan makin kompleks keterampilan yang diperlukan untuk
kehidupan kebudayaan maka akan lama pendidikan berlangsung. Masyarakat modern
mengajarkan anak-anak mereka lebih banyak pengetahuan dari pada masyarakat sederhana,
menggunakan lebih banyak dalam pengajaran formal, meskipun waktunya makin kurang bagi
masing-masing mata pelajaran yang diajarkan. Dengan demikian banyak yang akan diajarkan
dari pada yang diajarkan dalam masyarakat sederhana, anak-anak dalam masyarakat modern
berada dibawah tekanan lebih besar dari orang tua dan guru-guru untuk menguasai pelajaran
yang ditentukan bagi orang seumurnya dalam waktu yang telah ditentukan. Peraturan
resminya adalah bahwa masing-masing anak amerika harus mempelajari mata pelajaran baru
hanya hanya bila ia telah siap untuk itu; walaupun begitu, ia terus didorong kearah standar
yang ditentukan oleh temperamen dan bakatnya sendiri. Gejala yang biasa tentang rintangan
mental mungkin adalah hasil dari terlalu beratnya beban dibandingkan dengan kemampuan
anak. Suatu alasan mengapa kita mempelajari metode pendidikan masyarakat sederhana ialah
untuk memperoleh metode pendidikan masytarakat sederhana ialah memperoleh pandangan
yang lebih seimbang dan kritis mengenai sistem pendidikan kita. Jelas kita tidak bisa
memindahkan praktek-praktek mereka ke dalam kebudayaan yang lebih kompleks dan besar
dan mengharapkan berhasil, karena hal tersebut berarti kita memindahkannyadari konteks
dimana ia berlaku, mengurus aspek-aspek tertentu dari kehidupan pendidikannya harus
mendorong kita untuk mengatasi masalah-masalah kita sendiri dengan perspektif dan
optimisme yang lebih besar.
http://ichaledutech.blogspot.com/2011/10/pendidikan-dalam-masyarakat-modern-dan.html
Masyarakat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri
berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah
suatu
jaringan
hubungan-hubungan
antar entitas-entitas.
Masyarakat
adalah
sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai
sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian.
Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral
nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut
masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri
sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan
kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan
yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society
berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa
setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan
bersama
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :
#
PETER
L.
BERGER
Definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas
sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas
bagian-bagian
yang
membentuk
suatu
kesatuan.
MARX
GILLIn
&
GILLIN
Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan
persatuan
yang
HAROLD
diikat
oleh
J.
kesamaan.
LASKI
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai
terkabulnya
keinginan-keinginan
mereka
ROBERT
bersama
MACIVER
of
ordered
SELO
relations)
SOEMARDJAN
#
Masyarakat
HORTON
adalah
suatu
&
organisasi
manusai
HUNT
yang
saling
berhubungan
MANSUR
FAKIH
Masyarakat adalah sesuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan
masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan (equilibrium) dan
harmoni
http://carapedia.com/pengertian_definisi_masyarakat_menurut_para_ahli_info488.html
A.Pengertian
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan
tetap
dan
mempunyai
kepentingan
yang
sama.Seperti;
sekolah,
kultur,yaitu
masyarakat
yang
terjadi
karena
kapantingn
kedunian
ataukepercayaan.
Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua type masyarakat:
1)Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum
mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
2).Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala
Untuk lebih jelas modernisasi adalah peroses perubahan masyarakat dan kebudayaan dalam
seluruh aspeknya, dari sitem tradisional menuju ke sistem yang modern.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain :
perkembangan ilmu
perkembangan teknologi
perkembangan industri
perkembangan ekonomi
social change saat ini adalah gejala sosial yang dijumpai diseluruh dunia da tidak terbatas
pada negara-negara berkembag saja, social change adalah perubahan sosial dalam pergaulan
hidup manusia dan akibat-akibatnya terhadap pergaula hidup manusia itu sendiri. Perubahan
tersebut telah menjadi fakta kehidupan manusia sejak dahulu kala, serta merupakan reaksi
atas ransangan dari luar, perubahan tersebut dapat menimbulkan efek yang positif dan
negatif.
Kalua berbicara social change maka yang terpikirkan adalah social change abad ke 20 ini,
yaitu akibat kelanjutan perubahan kemajuan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pengunaannya oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pengunaanya telah mengakibatkan
serta pengaruhnya terhadap sosial politik, eknomi, tetapi juga pada fsikis san susila terhadap
masyarakat. Inti dari social change adalah demi kemajuan anggota-anggota masyarakat yang
bersangkutan dan realisasi perubahan-perubahan tersebut memerlukan penyesuaian dan
penguasaan angota dalam pergaulan hidup, terhadap keadaan yang baru itu.
Proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang dikehendaki dandirencanakan, biasanya
dinamakan modernisasi. Proses ini pada intinya berarti meningkatkan kemampuan dari
masyarkat yang bersangkutan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup :
kenutuhan akan sandang
keselamatan terhadap harta benda dan jiwa
kesempatan yang wajar untuk dihargai
mendapat kasih sayang dari sesamanya
kesempatan untuk dapat mengembangkan kemampuan atau potens
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/
Definisi masyarakat modern dapat diartikan sebagai masyarakat yang sebagian besar
warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban
dunia masa kini. Masyarakat modern relative bebas dari kekuasaan adat istiadat lama, karena
mengalami
perubahan
dalam
perkembangan
zaman
dewasa
ini.
Ciri-ciri
masyarakat
modern:
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
tingkat
dan
pendidikan
formal,
pada
kejujuran.
umumnya
tinggi
dan
merata.
6. hukum yang berlaku pada pokoknya adalah hukum tertulis yang sangat kompleks.
7. ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan
uang
dan
alat-alat
pembayaran
lain.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2134661-masyarakatmodern/#ixzz2AZgNLMnF
A. Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi
nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya
masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun
tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak
memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.
B. Ciri-ciri Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.
2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling
memepengaruhi
3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan
ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
Khotbah
agung-nya
(metanarasi)
ini
mengutamakan
perlunya new
sensibility bagi masyarakat yang terjebak dalam gejala dehumanisasi budaya modern.
Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan
nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi.
Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi, yang menyebabkan
penampilan mutu yang amat rendah.
E. Kebudayaan Modern
Proses akulturasi di Negara-negara berkembang tampaknya beralir secara simpang siur,
dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologiideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: the things of humanity all
humanity enjoys. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur
kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif.
Akan tetapi pada refleksi dan dalam usaha merumuskannya kerap kali timbul reaksi, karena
kategori berpikir belum mendamaikan diri dengan suasana baru atau penataran asing. Taraftaraf akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih dapat diperbedakan,
kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai pluralitas, taraf, tingkat dan
aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat mempengaruhi masyarakat Indonesia, lapis
demi lapis, makin lama makin luas lagi dalam (Bakker; 1984).
Apakah kebudayaan Barat modern semua buruk dan akan mengerogoti Kebudayaan Nasional
yang telah ada? Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi yang jelas tentang
Kebudayaan Barat Modern. Menurut para ahli kebudayaan modern dibedakan menjadi tiga
macam yaitu:
a. Kebudayaan Teknologi Modern
Pertama kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan
Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan anak Kebudayaan Barat.
Akan tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan wujud
Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin
banyak masukan non-Barat, misalnya dari Jepang.
Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan
simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan
kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan
teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan
teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan,
segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. Hampir semua produk
kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan teknologi modern dalam pembuatannya.
Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral.
Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau keagamaan.
Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam
Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal dapat dan mau
memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing.
Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental.
b. Kebudayaan Modern Tiruan
Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau saya sebut sebagai
Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan
yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi
sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan
lapangan terbang internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky
Fried Chicken (KFC).
Di lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi, ia bergerak
dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop dengan tawaran hal-hal yang kelihatan
mentereng dan modern, meskipun sebenarnya tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin
pesawat terbang; semuanya artifisial, semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan
batin.
Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang bersentuhan dengan hasil-hasil
teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak
menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan semakin
kosong karena kita semakin membiarkan diri dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita, pilihan
pakaian, rasa kagum dan penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki
diri sendiri. Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan, blasteran.
Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang ketagihan membeli,
bukan karena ia membutuhkan, atau ingin menikmati apa yang dibeli, melainkan demi
membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini, bahkan membuat kita kehilangan
kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita
ingin memiliki sesuatu, akan tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya. Orang
makan di KFC bukan karena ayam di situ lebih enak rasanya, melainkan karena fast food
dianggap gayanya manusia yang trendy, dan trendy adalah modern.
c. Kebudayaan-Kebudayaan Barat
Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat Modern.
Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan hatinya, bukan
pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan Barat, seperti ia
mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum mencaploknya. Italia, Perancis,
spayol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika Serikat masih mempertahankan kebudayaan
khas mereka masing-masing. Meskipun di mana-mana orang minum Coca Cola, kebudayaan
itu belum menjadi Kebudayaan Coca Cola.
Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu, dengan demikian
belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan mengerti bagaimana orang Barat
menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera estetik dan cita rasanya, apakah
keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya, apakah paham tanggung jawabnya (Suseno;
1992).
F. Tantangan Kebudayaan Masyarakat Modern
1. Kebudayaan Modern Tiruan
Tantangan yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah Kebudayaan Modern Tiruan. Dia
mengancam justru karena tidak sejati, tidak substansial. Yang ditawarkan adalah semu.
Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia plastik, manusia tanpa kepribadian, manusia
terasing, manusia kosong, manusia latah.
Kebudayaan Blasteran Modern bagaikan drakula: ia mentereng, mempunyai daya tarik luar
biasa, ia lama kelamaan meyedot pandangan asli kita tentang nilai, tentang dasar harga diri,
tentang status. Ia menawarkan kemewahan-kemewahan yang dulu bahkan tidak dapat kita
impikan. Ia menjanjikan kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau berhenti berpikir
sendiri, berhenti membuat kita kehilangan penilaian kita sendiri. Akhirnya kita kehabisan
darah , kehabisan identitas. Kebudayaan modern tiruan membuat kita lepas dari kebudayaan
tradisional kita sendiri, sekaligus juga tidak menyentuh kebudayaan teknologis modern
sungguhan (Suseno;1992)
2. Bagaimana Memberi Makan, Sandang, dan Rumah
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa, budaya adalah perjuangan manusia dalam mengatasi
masalah alam dan zaman. Permasalahan yang paling mendasar bagi manusia adalah masalah
makan, pakaian dan perumahan. Ketika orang kekurangan gizi bagaimana ia akan mendapat
orang yang cerdas. Ketika kebutuhan pokok saja tidak terpenuhi bagaimana orang akan
berpikir maju dan menciptakan teknologi yang hebat. Jangankan untuk itu, permasalahan
pemenuhan kebutuhan kita sangat mempengaruhi pola hubungan di antara manusia. Orang
rela mencuri bahkan membunuh agar ia bisa makan sesuap nasi. Sehingga, kelalaian dalam
hal ini bukan hanya berdampak pada kemiskinan, kelaparan, kematian, akan tetapi akan
berpengaruh dalam tatanan budaya-sosial masyarakat.
3. Masalah Pendidikan yang Tepat
Pendidikan masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian serius jika bangsa ini ingin
dipandang dalam percaturan dunia. Ada fenomena yang menarik terkait dengan hal ini, yaitu
mengenai kolaborasi kebudayaan dengan pendidikan, dalam artian bagaimana sistem
pendidikan yang ada mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya. Dimana ada suatu
kebudayaan yang menjadi spirit dari sistem pendidikan yang kita terapkan.
4. Mengejar Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Problem ini beranjak ketika kita sampai saat ini masih menjadi konsumen atas produk-produk
teknologi dari negara luar. Situasi keilmiahan kita belum berkembang dengan baik dan belum
didukung oleh iklim yang kondusif bagi para ilmuan untuk melakukan penelitian dan
penciptaan produk-produk, teknologi baru. Jika kita tetap mengandalkan impor produk dari
luar negeri, maka kita akan terus terbelakang. Oleh karena itu, hal ini tantangan bagi kita
untuk mengejar ketertinggalan iptek dari negara-negara maju.
5. Kondisi Alam Global
Beberapa waktu yang lalu di halaman depan harian Kompas tanggal 12 April 2007, ada berita
menarik mengenai keadaan bumi hari ini, Pemanasan Global, Jutaan Orang akan Teracam.
Pemanasan global akan memberi dampak negatif yang nyata bagi kehidupan ratusan juta
warga di dunia. Demikianlah antara lain isi laporan kedua PBB yang sudah dipublikasikan
tahun 2007. Laporan pertama berisikan bukti ilmiah perubahan iklim, sedangkan laporan
ketiga akan membeberkan tindakan untuk menanganinya.
Laporan para pakar yang tergabung dalam Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC)
dibeberkan dalam jumpa pers secara serentak di berbagai belahan dunia, Selasa (10/04/2007).
Laporan setebal 1.572 halaman itu ditulis dan dikaji 441 anggota IPCC.
Salah satu dampak pemanasan global adalah meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang
lima tahun mendatang. Hal itu akan mengakibatkan gunung es di Amerika Latin mencair.
Dampak lanjutannya adalah kegagalan panen, yang hingga tahun 2050 mengakibatkan 130
juta penduduk dunia, terutama di Asia, kelaparan. Pertanian gandum di Afrika juga akan
mengalami hal yang sama.
Laporan itu menggarisbawahi dampak pemanasan global berupa meningkatnya permukaan
laut, lenyapnya beberapa spesies dan bencana nasional yang makin meningkat. Disebutkan,
30% garis pantai di dunia akan lenyap pada 2080. Lapisan es di kutub mencair hingga terjadi
aliran air di kutub utara. Hal itu akan mengakibatkan terusan Panama terbenam.
Naiknya suhu memicu topan yang lebih dasyat hingga mempengaruhi wilayah pantai yang
selama ini aman dari gangguan badai. Banyak tempat yang kini kering makin kering,
sebaliknya berbagai tempat basah akan semakin basah. Kesenjangan distribusi air secara
alami ini akan berpotensi meningkatkan ketegangan dalam pemanfaaatan air untuk
kepentingan industri, pertanian dan penduduk.
Asia menjadi bagian dari bumi yang akan paling parah. Perubahan iklim yang tak terdeteksi
akan menjadi bencana lingkungan dan ekonomi, dan buntutnya adalah tragedi kemanusiaan.
Laporan itu mengingatkan, setiap kenaikan suhu udara 2 derajat celsius, antara lain akan
menurunkan produksi pertanian di Cina dan Bangladesh hingga 30 persen hingga 2050.
Kelangkaan air meningkat di India seiring dengan menurunya lapisan es di Pegunungan
Himalaya. Sekitar 100 juta warga pesisir di Asia pemukimannya tergenang karena
peningkatan permukaan laut setinggi antara 1 milimeter hingga 3 milimeter setiap tahun. Saat
ini, pemanasan global sudah terasa dengan terjadinya kematian dan punahnya spesies di
Afrika dan Asia
G. Dampak Negatif dari budaya Masyarakat Modern
1. Penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada
hubungannya dengan ilmu pengetahuan.
2. Timbulnya praktek-peraktek curang dalam dunia kerja seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme.
3. Sekularisasi adalah sebuah proses pemisahan institusi-institusi dan simbol-simbol politis
dari initusi-institusi dan simbol-simbol religius. Kebijakan-kebijakan Negara yang mengatur
sebuah masyarakat tidak lagi didasarkan pada norma-norma agama, melainkan pada asas-asas
non-religius, seperti: etika dan pragmatisme politik. Kelahiran Negara nasional dan Negara
konstitusional di zaman modern menandai proses ini. Konstitusi Negara modern tidak lagi
didasarkan pada doktrin-doktrin religius, seperti pada Negara-negara tradisional di Eropa
abad pertengahan, melainkan pada prosedur-prosedur birokratis rasional yang mengakui
kesamaan hak dan kebebasan setiap warganegara. Mengapa masyarakat modern menempuh
jalan sekularisasi? Karena (1) Otoritas politis tidak merasa cukup dengan wewenangnya atas
wilayah publik dan ingin juga memberikan regulasi dalam ruang privat seperti yang
dilakukan oleh otoritas religius; dan (2) pikiran kritis dicurigai sebagai unsur subversif yang
melemahkan kepatuhan kepada otoritas. Sekularisasi adalah upaya memberi batas-batas di
antara kedua bidang itu dengan memandang keduanya otonom, yakni yang satu tidak dapat
direduksi kepada yang lain. Dengan sekularisasi, urusan-urusan religius dianggap beroperasi
di dalam ruang privat, tercakup dalam kebebasan subjektif individu untuk menemukan jalan
hidupnya. Efek positif sekularisasi adalah toleransi agama, sebab doktrin-doktrin dan nilainilai
religius
tidak
lagi
dikalkulasi
di
dalam
politik.
Kita berbicara tentang sekularisme jika kita memusatkan perhatian kita pada efek negatif
sekularisasi. Sekularisasi dapat mendorong pada ekstrem atau ekses, yakni suatu sikap
berlebih-lebihan untuk menyingkirkan segala alasan, motif atau dimensi religius sebagai
omong kosong. Pandangan-pandangan seperti ateisme, materialisme dan saintisme
merupakan berbagai aspek dalam sekularisme. Sekularisme dalam arti ini bukanlah sebuah
proses sosial-epistemologis, melainkan sebuah ideologi dengan kesempitan berpikir yang
tidak dapat mentoleransi eksistensi agama di dalam masyarakat majemuk. Jika agama
menghasilkan fundamentalisme religius, proses sekularisasi juga dapat menghasilkan suatu
fundamentalisme
tertentu,
yakni
fundamentalisme
profane.
Itulah
sekularisme.
Jadi, di sini kita dapat mengatakan bahwa sekularisasi adalah proses yang wajar di dalam
modernisasi, karena pemisahan antara agama dan Negara memang diperlukan untuk
memungkinkan kebebasan dan keadilan dalam masyarakat majemuk, namun sekularisme
harus diwaspadai. Untuk masyarakat kita yang cenderung religius, sekularisme bukanlah
ancaman real; fundamentalisme agamalah yang merupakan ancaman real bagi kemajemukan.
Yang sebaliknya juga harus dikatakan: Sekularisme bukanlah solusi untuk masalah
kemajemukan, sebab sekularisme adalah bentuk intoleransi terhadap agama manaupun yang
merupakan anggota masyarakat majemuk. Yang dibutuhkan masyarakat kita adalah tingkat
sekularisasi tertentu (baik secara structural maupun kultural) agar dapat bersikap fair
terhadap kemajemukan orientasi nilai di dalam masyarakat kita. Kebijakan-kebijakan politis
yang berorientasi agama tertentu, misalnya, tidak dapat begitu saja dijadikan norma publik
untuk mengatur keseluruhan masyarakat, karena akan bersikap tidak fair terhadap kelompokkelompok lain bahkan dalam agama yang sama.
4. Liberalisme adalah ideologi modern, karena ia muncul bersamaan dengan modernisasi dan
segala pertentangan ideologis dalam masyarakat modern tak lain daripada pertentangan
dengan liberalisme, sehingga cerita tentang modernitas tak kurang daripada cerita tentang
liberalisme dan para lawannya. Dalam arti ini, liberalisme sangat sensitif terhadap
kolektivisme dan absolutisme kekuasaan. Ekonomi tidak dapat tumbuh jika terus diintervensi
Negara, maka liberalisme sejak awal mendukung ekonomi pasar bebas. Di dalam pasar orang
tidak bertransaksi dengan membeda-bedakan latar-belakang agama dan kebudayaan. Yang
penting transaksi itu fair. Dengan kata lain, di dalam transaksi orang melihat agama partner
transaksinya sebagai urusan privatnya yang tidak relevan untuk proses pertukaran dalam
pasar. Pola transaksi yang melihat agama sebagai persoalan privat yang tidak relevan untuk
proses pertukaran itu oleh liberalisme diaplikasikan di dalam hubungan yang lebih luas, yaitu
di dalam Negara modern. Liberalisme ekonomi mengandung bahaya tertentu, yaitu
intoleransi terhadap mereka yang dimarginalisasikan secara ekonomis oleh mekanisme pasar
bebas itu. Namun liberalisme yang berkaitan dengan pendirian intelektual dan sikap-sikap
politis justru membantu sebuah masyarakat untuk toleran terhadap kemajemukan. Jika
Negara berkonsentrasi pada the problem of justice dan tidak mengintervensi the problem of
good life yang adalah kewenangan kelompok-kelompok dalam masyarakat itu, Negara akan
menjadi milik bersama kelompok-kelompok sosial itu dan tidak bersikap diskriminatif.
Negara liberal berupaya bersikap netral terhadap agama-agama di dalamnya, dan ini justru
mendukung kebebasan individu. Di sini liberalisme dapat juga dilihat sebagai hasil dari
sekularisasi yang tidak secara mutlak perlu bermuara pada sekularisme. Artinya, suatu
Negara liberal tidak harus sekularistis, yakni ingin menyingkirkan agama di dalamnya.
Negara liberal juga bisa memiliki respek terhadap agama, namun regulasi-regulasinya tetap
sekular. Ia bersikap netral dari agama, namun memberi infrastruktur yang adil bagi agamaagama untuk berkembang, sebab para anggota agama-agama itu adalah juga warganegaranya.
5. Pluralisme adalah sebuah pandangan yang beroperasi di dalam kebudayaan dalam bentuk
sikap-sikap yang menerima kemajemukan orientasi-orientasi nilai di dalam masyarakat
modern. Dasar pluralisme adalah the fact of plurality, yakni suatu kenyataan bahwa jika
sebuah masyarakat mengalami modernisasi, masyarakat itu mengalami pluralisasi nilai di
dalam dirinya. Pluralitas tidak serta merta memunculkan pluralisme, karena tidak semua
orang setuju pluralitas. Kaum konservatif dan rmonatis, misalnya, akan meratapi pluralitas
sebagai sindrom disintegrasi sosial dan moral. Namun ada kelompok-kelompok yang
menerima pluralitas sebagai kenyataan hidup bersama dan mencoba hidup bersama secara
toleran. Kelompok-kelompok ini bisa berasal dari kalangan agama, cendikia, politikus atau
budayawan. Pandangan yang menerima pluralitas sebagai realitas hidup bersama dan
mencoba mengembangkan sarana-sarana moral dan intelektual untuk membuka ruang
kebebasan dan toleransi bagi aneka orientasi nilai etnis, religius ataupun poltis di dalam
mayarakat
modern
itu
kita
sebut
pluralisme.
Jika kita menilik ke belakang, ke dalam sejarah agama-agama itu, kita tidak dapat
memisahkan agama dari kebudayaan. Setiap agama tertanam dan tumbuh dalam konteks
kebudayaan dan juga sejarahnya, maka pluralitas juga menandai sejarah setiap agama. Tidak
ada hanya satu Kristen, satu Hindhu, satu Islam atau satu Budhisme, karena di tiap
kebudayaan berkembang cara-cara dan simbol-simbol spesifik dalam menghayati Tuhan.
Simbol-simbol itu bahkan dipinjam dari konteks kebudayaan tertentu, misalnya, Jawa,
Romawi, India atau Arab. Namun tak semua kelompok agama mau bersikap fair terhadap
fakta pluralitas di dalam agama-agama ini. Kelompok-kelompok macam ini di antara
mereka konservatif garis keras terobsesi pada sebuah fiksi bahwa agama mereka itu
homogen dan murni dari unsur-unsur kebudayaan. Fiksi itu sudah barang tentu berbahaya
sekali karena menjadi intoleran terhadap kemajemukan kebudayaan dan agama. Kelompokkelompok agama yang menerima fakta kemajemukan bahkan di dalam agama mereka sendiri
serta mencoba mengembangkan sebuah teologi pluralis sering dicurigai sebagai sesuatu yang
morongrong integritas iman, padahal mereka ini bisa saja justru mendorong cara-cara
beriman yang dewasa dan terbuka terhadap perubahan dan perbedaan di dalam masyarakat
modern.
http://shindohjourney.wordpress.com/seputar-kuliah/makalah-masyarakat-modern-dankebudayannya/
Masyarakat
1.
Tradisional
Pengertian
Masyarakat
Tradisional
mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya. Jadi, masyarakat
tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau
kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka
belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan
sosialnya. Kebudayaan masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan
alam dan sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar. Jadi, kebudayaan masyarakat
tradisional tidak mengalami perubahan mendasar. Karena peranan adat-istiadat sangat kuat
menguasai
kehidupan
mereka.
Masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang secara geografis terletak di pedalaman
yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau
masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja
sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam.
Istilah desa dapat merujuk pada arti yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandangnya.
Secara
umum
desa
memiliki
unsur,
yaitu
1) Daerah dan letak, yang diartikan sebagai tanah yang meliputi luas, lokasi dan batasbatasnya
yang
merupakan
lingkungan
geografis;
2) Penduduk; meliputi jumlah, struktur umur, struktur mata pencaharian yang sebagian besar
bertani,
serta
pertumbuhannya.
3) Tata kehidupan; meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan warga desa.
Ketiga unsur dari desa tersebut tidak lepas satu sama lain, melainkan merupakan satu
kesatuan
Secara sosiologis pengertian desa memberikan penekanan pada kesatuan masyarakat
pertanian dalam suatu masyarakat yang jelas menurut susunan pemerintahannya. Bila kita
amati secara fisik, desa diwarnai dengan kehijauan alamnya, kadang-kadang dilingkungi
gunung-gunung, lembah-lembah atau hutan, dan umumnya belum sepenuhnya digarap
manusia.
Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang tenteram, damai,
selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, desa dianggap
sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan
kota. Akan tetapi, sebaliknya, adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah
bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan
sebagainya. Kesan semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati kehidupan
desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka sebenarnya.
Namun demikian, perlu kita pahami bahwa tidak semua masyarakat desa dapat kita sebut
sebagai masyarakat tradisional, sebab ada desa yang sedang mengalami perubahan ke arah
kemajuan dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama. Jadi, masyarakat desa yang
dimaksud sebagai masyarakat tradisional dalam pembahasan ini adalah mereka yang berada
di pedalaman dan kurang mengalami perubahan atau pengaruh dari kehidupan kota.
2.
Ciri-Ciri
Masyarakat
Tradisional
Ciri yang paling pokok dalam kehidupan masyarakat tradisional adalah ketergantungan
mereka terhadap lingkungan alam sekitarnya. Faktor ketergantungan masyarakat tradisional
terhadap alam ditandai dengan proses penyesuaian terhadap lingkungan alam itu.
Jadi, masyarakat tradisional, hubungan terhadap lingkungan alam secara khusus dapat
dibedakan
dalam
dua
1)
Hubungan
langsung
2)
Kehidupan
dalam
hal,
yaitu
dengan
alam,
konteks
yang
:
dan
agraris.
Dengan demikian pola kehidupan m masyarakat tradisional tersebut ditentukan oleh 3 faktor,
yaitu
1)
:
Ketergantungan
terhadap
alam,
2) Derajat kemajuan teknis dalam hal penguasaan dan penggunaan alam, dan
3) Struktur sosial yang berkaitan dengan dua faktor ini, yaitu struktur sosial geografis serta
struktur
pemilikan
dan
B.
1.
penggunaan
Masyarakat
Pengertian
tanah.
Transisi
Masyarakat
Transisi
Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari suattu masyarakat ke
masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah
kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor
industri.
2.
Ciri-ciri
Ciri-Ciri
Masyarakat
masyarakat
transisi
Transisi
:
a. Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti pergeseran dari tenaga kerja
pertanian
ke
sektor
industri
rendah,
c.
d.
tetapi menjadi
sekrang mempunya
Mengalami
Masyarakat
e.
sudah
tingkat pendidikan
perubahan
mulai
Tingkat
terbuka
dengan
ke
arah
perubahan
dan
mobilitas
yang
meningkat.
kemajuan
kemajuan
masyarakat
jaman.
tinggi.
f. Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya jalan raya.
C.
Masyarakat
1.
Pengertian
Modern
Masyarakat
Modern
Apakah yang dimaksud dengan masyarakat modern ? masyarakat modern adalah masyarakat
yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan
dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adatistiadat lama. Karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini.
Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar
yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
mencapai kemajuan itu masyarakat modern berusaha agar mereka mempunyai pendidikan
yang cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang
dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.
Bagi negara-negara sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Pada umumnya masyarakat
modern
ini
disebut
juga
masyarakat
perkotaan
atau
masyarakat
kota.
Pengertian kota secara sosiologi terletak pada sifat dan ciri kehidupannya dan bukan
ditentukan oleh menetapnya sejumlah penduduk di suatu wilayah perkotaan. Dari pengertian
di atas, dapat diartikan bahwa tidak semua warga masyarakat kota dapat disebut masyarakat
modern, sebab banyak orang kota yang tidak mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah
ke kehidupan peradaban dunia masa kini, misalnya gelandangan atau orang yang tidak jelas
pekerjaan
dan
2.
Ciri-Ciri
tempat
tinggal.
Masyarakat
Modern
Alam tidak lagi hal yang amat vital dalam menunjang kehidupan mereka seperti yang dialami
masyarakat tradisional. Sebaliknya alam dikendalikan dengan kemampuan pengetahuan
mereka
dalam
menunjang
kehidupan
yang
lebih
baik.
Masyarakat kota yang hidupnya mengalami gejala modernisasi umumnya hidup dari sektor
industri, selain itu mereka juga hidup dari sektor perdagangan kepariwisataan, dan jasa
lainnya. Jadi, kota yang sebagian besar warganya terlibat dalam kegiatan itu disebut kota
industri. Sistem mata pencaharian sektor industri mempengaruhi segi-segi kehidupan sosial
masyarakat modern antara lain mempengaruhi pembentukan sistem pelapisan sosial,
organisasi sosial, pola-pola perilaku, nilai dan norma sosial, kekuasaan dan wewenang dan
segi-segi
kehidupan
lainnya
yang
D.
merupakan
ciri-ciri
masyarakat
Masyarakat
1.
Pengertian
modern.
Pedesaan
Masyarakat
Pedesaan
Masyarakat pedesaan ialah masyarakat yang mendiami suatu wilayah tertentu yang
ukurannya lebih kecil dari wilayah kota. Masyarakat desa adalah bentuk persekutuan abadi
antara manusia dan institusinya dalam wilayah setempat yaitu tempat mereka tinggal di
rumah-rumah pertanian yang tersebar dan di kampung yang biasanya menjadi pusat kegiatan
bersama.
Sering
disebut
2.
dengan
masyarakat
Ciri-Ciri
Desa
Warren
desa
Kelompok
Hubungan
adalah
primer
merupakan
antarwarga
bersfiat
Homogen
pedesaan.
Ciri-ciri
-
Masyarakat
Roucek
-
pertanian
lebih
dilihat
kelompok
akrab
dalam
dominan
dan
berbagi
Mobilitas
Keluarga
aspeknya
sosial
fungsinya
Proporsi
secara
ekonomis
anak
rendah
sebagai
unit
lebih
produksi
besar
Mayor
Polak
awet
Bersifat
Bersifat
koeltif
dalam
kekeluargaan
pembagian
dan
pengerjaan
tanah
Jumlah
Sebagian
penduduk
besar
penduduk
Dikuasai
dari
pertanian
alam
Homogen
Mobilitas
Hubungan
Talcott
kecil
rendah
intim
Parson
Afektifitas : Hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan kemesraan.
Wujudnya
-
berupa
Bersifat
kolektif
sikap
dalam
tolong
pembagian
menolong.
dan
pengerjaan
tanah.
Jumlah
Sebagian
besar
penduduk
penduduk
kecil
hidup
dari
pertanian
Dikuasai
alam
Homogen
Mobilitas
rendah
Hubungan
intim
Talcott
Parson
Afektifitas : hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan kemesraan.
Wujudnya
berupa
sikap
tolong
menolong
terhadap
orang
lain.
Orientasi kolektif : meningkatkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak (enggan)
berbeda
pendapat
Partikularisme : semua hal yang berhubungan dengan apa yang khusus untuk tempat atau
daerah
tertentu
saja,
perasaan
subjektif,
rasa
kebersamaan
Askripsi : berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha yang disengaja, tetapi lebih merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan
kebiasaan
atau
keharusan
Kekaburan (Diffusenses) : sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antarpribadi,
tanpa
ketegasan
yang
3.
Perkembangan
dinyatakan
secara
Tipologi
desa
1)
eksplisit
(tidak
to
the
point).
Perkembangan
mengikuti
Desa
pola
Desa
sebagai
berikut
Tradisional
(Pradesa)
Pada masyarakat suku terasing yang masih bergantung pada alam (cara bercocok tanam, cara
memasak makanan, cara pemeliharaan kesehatan) kondisi masyarakat relatif statis tradisional
masyarakat tergantung pada keterampilan dan kemampuan pemimpin (kepala suku).
2)
Desa
Swadaya
Sudah mampu mengolah alam untuk mencukup kebutuhan sendiri sudah mengenal sistem
iritasi
3)
sehingga
Desa
tidak
Swakarsa
tergantung
curah
(Desa
hujan.
peralihan)
Sudah menuju ke arah kemajuan benih-benih demokrasi sudah mulai tumbuh 9tidak lagi
tergantung pada pemimpin) mobilitas sosial sudah mulai ada baik vertikal maupun horizontal.
4)
Desa
Swasembada
Masyarakat sudah tergolong maju sudah mengenal mekanisasi dan teknologi ilmiah
partisipasi
masyarakat
dalam
E.
bidang
pembangunan
sudah
efektif.
Masyarakat
1.
Pengertian
Perkotaan
Masyarakat
Perkotaan
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi
nilai
budaya
2.
yang
terarah
Ciri
a.
Ciri
ke
kehidupan
Ciri
Pembagian
dalam
peradaban
Ciri
Kehidupan
kerja
masa
Masyarakat
Masyarakat
sudah
dunia
Kota
Kota
Sebagai
terspesialisasi
kini.
berikut
dengan
:
jelas
- Organisasi sosial lebih berdasar pada pekerjaan dan kelas sosial daripada kekeluargaan
- Lembaga pemerintahan lebih maju berdasar teritoritum daripada kekeluargaan t
-
Terdapat
Mempunyai
sarana
b.
sistem
perdagangan
komunikasi
dan
telekomunikasi
Berteknologi
Ciri-ciri
masyarakat
kota
dan
pertukaran
yang
yang
menurut
Talcott
lengkap
rasional.
Parson
antara
lain
- Netralitas efektif, memperhatikan sikap netral, mulai sikap acuh tak acuh sampai tidak
memperdulikan jika menurut pendapatnya tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan
pribadinya.
- Orientasi diri, menonjolkan kepentingan pribadi dan tidak segan-segan menentang jika
dirasa
-
tidak
Universalisme,
cocok
berpikir
atau
objektif,
diasakan
menerima
melanggar
segala
sesuatu
kepentingannya
secara
objektif
- Prestasi, suka mengejar prestasi, karena prestasi mendorong orang terus maju.
- Spesifitas, menujukkan sesuatu yang jelas dan tegas dalam hubungan antara pribadi,
maksudnya niat dinyatakan secara langsung (to the point).
http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/masyarakat-tradisional-masyarakat.html
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang dewasa terhadap pihak lain
yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (M.I. Soelaiman,1985). Artinya bahwa
pendidikan merupakan suatu cara dimana lebih menekankan terhadap keterkaitannya antara
peserta didik dan pendidik. Peserta didik dianalogikan sebagai orang yang belum dewasa,
sedangkan pendidik sendiri dianalogikan sebagai orang yang lebih dewasa. Dengan demikian
pendidikan tidak akan berdiri tanpa adanya dua aspek tersebut.
Sejalan dengan perkembangan pengetahuan manusia, pengertian pendidikan dapat diuraikan
dalam tiga bagian, yaitu: pengertian pendidikan berdasarkan ruang lingkup, pengertian
pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah, dan pengertian pendidikan berdasarkan
pendekatan sistem.
1.
Pengertian pendidikan berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
pengertian mahaluas, luas terbatas, dan secara sempit.
a.
Mahaluas
Dalam ruang lingkup maha luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
b.
Luas terbatas
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan keluarga, masyarakat dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan
luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan dating ( Redja
Mudyahardjo, 2001:11).
c.
Secara sempit
Pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah artinya berdasarkan pada kajian setiap
karakteristik keilmuan dari setiap disiplin ilmu yang dipersembahkan terhadap pendidikan.
Dalam ruang lingkup ini, pengertian pendidikan itu sendiri dapat dilihat dari berbagai aspek
disiplin ilmu yang lain, diantaranya: psikologi, sosiologi, antropologi, politik dan ekonomi.
3.
Pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan sistem dikatakan bahwa proses pendidikan itu
sama dengan sebuah sistem. Sistem yang mengatur keseluruhan dalam pendidikan, dimana
dalam sistem tersebut diperlukan input yang dapat diproses sehingga mengahsilkan output
yang baik. Proses disini adalah pendidikan yang dilakukan di suatu lembaga baik formal,
informal maupun nonformal.
Menurut Redja Mudyahardjo, pendidikan adalah keseluruhan yang terintegrasi dari setiap
aspek pendidikan, mulai dari input yang diproses atau ditransformasikan oleh komponenkomponen pendidikan yang berhubungan satu sama lain yang sesuai dengan fungsinya
masing-masing berjalan seiring seirama dalam mencapai tujuan pendidikan (output
pendidikan ), yaitu manusia terdidik yang mempunyai kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor.
B. Lembaga Penyelenggara Pendidikan
1.
Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dimana semua
peraturan dan semua aspek di tentukan oleh aturan berupa UU yang mengaturnya. Sekolah
diharapkan bisa menjadi sentral dalam pendidikan terhadap peserta didiknya, namun sekolah
juga berharap orang tua bisa membantu dalam pendidikan kepada anaknya agar bisa lebih
terkontrol dengan baik.
Banyak jenis sekolah yang ada pada saat ini, baik yang bersifat negeri sampai kepada sekolah
yang masih dibawah naungan suatu yayasan atau swasta. Dalam perkembangannya,
munculah sekolah-sekolah yang bersifat kejuruan.
2.
Langgar
Langgar merupakan sebuah lembaga pendidikan yang sangat sederhana. Pendidikan yang
dilaksanakan biasanya berupa pendidikan agama islam. Khusus di daerah perkampungan
banyak ditemukan langgar-langgar selain sebagai lembaga penyelenggara pendidikan,
digunakan juga sebagai sarana ibadah. Pembelajarannya pun masih tingkat dasarnya saja,
seperti: belajar membaca al-quran, rukun islam, dll.
Namun untuk di kota-kota besar tidak ditemukan lembaga sejenis ini. Karena sudah adanya
lembaga yang lebih besar yaitu pondok pesantren
3.
Pondok Pesantren
Pondok Pesantren merupakan pendidikan lanjutan setelah pendidikan yang
dilaksanakan di langgar. Sistem pendidikan semacam ini sudah berlangsung dari sejak zaman
Hindu/Budha termasuk di India. Pengajaran yang dilakukan di pesantren tidak beda jauh
dengan yang dilaksanakan di Langgar, namun yang membedakannya adalah tingkatan dalam
materi yang disampaikannya.
Baik di pesantren maupun di langgar untuk zaman dahulu tidak diajarkan
pengetahuan umum, namun berbeda dengan saat ini banyak pesantren yang mengajarkan pula
pengetahuan umum. Sebagai contoh kita ketahui bersama seperti pesantren Gontor di
Ponorogo, dan masih banyak pesantren-pesantren yang sama seperti yang dimaksud.
Adapun ciri-ciri pesantren adalah berpusat pada agama, guru tidak digaji, merupakan suatu
lingkungan khusus dimana guru dan murid tinggal bersama-sama. (Pendidikan, 2011)
C. Fungsi dan Peranan Pendidikandalam Masyarakat
Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai
peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial. Pemerintah bersama orang tua telah
menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan
sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa
nilai-nilai luhur yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan bisa memupuk rasa takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik,
ekonomi, dan sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-macam
pendapat. Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif
mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: (1) Fungsi sosialisasi, (2) Fungsi kontrol sosial, (3)
Fungsi pelestarian budaya Masyarakat, (4) Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja,
(5) Fungsi seleksi dan alokasi, (6) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial, (7) Fungsi
reproduksi budaya, (8) Fungsi difusi kultural, (9) Fungsi peningkatan sosial, dan (10) Fungsi
modifikasi sosial.
Jeane H. Ballantine (1983) menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam masyarakat itu
sebagai berikut: (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi seleksi, latihan dan alokasi, (3) fungsi
inovasi danperubahan sosial, (4) fungsi pengembangan pribadi dan sosial.
Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam
masyarakat itu sebagai berikut: (1) memindahkan nilai-nilai budaya, (2) nilai-nilai
pengajaran, (3) peningkatan mobilitas sosial, (4) fungsi stratifikasi, (5) latihan jabatan, (6)
mengembangkan dan memantapkan hubungan hubungan sosial (7) membentuk semangat
kebangsaan, (8) pengasuh bayi.
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling melengkapi antara
pendapat yang satu dengan pendapat yang lain.
1)
Fungsi Sosialisasi.
Dengan adanya pendidikan diharapkan proses sosialisasi dalam masyarakat bisa berjalan
dengan baik. Sehingga proses sosialisasi bisa berjalan dengan wajar dan mulus. Oleh karena,
orang tua dan keluarga berharap sekolah dapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut
dengan baik. Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang sebagai model dan
dianggap dapat mengemban amanat orang tua (keluarga dan masyarakat) agar anak-anakmemahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya.
Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya mengalihkan nilai-nilai budaya
masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai yang menjadi way of life masyarakat dan
bangsanya. Untuk memenuhi fungsi dan tugasnya tersebut sekolah menetapkan program dan
kurikulum pendidikan, beserta metode dan tekniknya secara pedagogis, agar proses transmisi
nilai-nilai tersebut berjalan lancar dan mulus.
2) Fungsi kontrol sosial
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan tradisional masyarakat
harus juga berfungsi sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk melakukan kontrol sosial.
Melalui pendidikan semacam ini individu bisa mengambil nilai-nilai sosial dan melakukan
interaksi dalam kehidupannya sehari-hari.
Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk mempertahankan dan mengembangkan proses
sosialisasi serta kontrol sosial diharapkan bisa mendidik peserta didiknya lebih berkualitas.
Sehingga tatanan masyarakat bisa terjalin dengan baik. Selain itu, sekolah juga berfungsi
sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan pandangan hidup yang dianut oleh para siswa.
Sebagai contoh sekolah di Indonesia, sekolah harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang
dianut oleh bangsa dan negara Indonesia kepada anak-anak di sekolah.
3) Fungsi pelestarian budaya masyarakat.
Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik yang beraneka
ragam juga harus melestanikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak dipertahankan
seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan
sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya.
Sebagai contoh adalah adanya kurikulum pendidikan yang mengadakan pelajaran muatan
lokal. Khusus di daerah Jawa Barat untuk pelestarian budaya di setiap sekolah diwajibkan
adanya muatan lokal yaitu mata pelajaran bahasa Sunda serta kesenian setempat. Begitu juga
untuk daerah-daerah yang ada di Indonesia, dimaksudkan supaya siswa lebih cinta terhadap
daerahnya serta tanah air.
4) Fungsi seleksi, latihan dan pengembangan tenaga kerja
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka menyiapkan tenaga kerja
untuk suatu jabatan tertentu, untuk seleksi masuk suaru Perguruan Tinggi selalu diadakan
seleksi. Sebagai contoh untuk proses seleksi masuk sekolah tertentu harus mengikuti ujian
tertentu, harus menyerahkan nilai UN (ujian nasional) atau NEM. Dan setelah penyerahan
nilai itu maka dicari yang tinggi dari nilai tertentu sampai nilai yang terendah. Namun jika
nilai yang digunakan dalam proses seleksi ini maka bagi yang mendapat nilai rendah harus
menerima perlakuan untuk masuk di sekolah dengan kualitas yang baik. Demikian pula untuk
mendapatkan jabatan pada pekerjaan tertentu, mereka yang diharuskan mengikuti seleksi
dengan berbagai cara yang tujuannya untuk memperoleh tenaga kerja yang cakap dan
terampil sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya.
5) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial.
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta
didik yang analisis kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai
baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan pada abad modern telah berhasil menciptakan
generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah
menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan.
Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan
terhadap bantuan orang lain. Dengan demikian peserta didik selain sebagai memahami
perubahan dalam kehidupan sosial bisa juga sebagai agen perubahan itu sendiri.
6) Fungsi Sekolah dalam Masyarakat
Di awal telah disinggung mengenai adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal,
pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut juga sekolah.
Oleh karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan pendidikan. Sekolah
sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu sebagai partner masyarakat
dan sebagai penghasil tenaga kerja. Sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi
oleh corak pengalaman seseorang di dalam lingkungan masyarakat.(NN, fungsi dan peranan
pendidikan, 2010)
http://scout1993.blogspot.com/2012/04/makalah-peranan-pendidikan-dalam.html
Pendidikan Dalam Masyarakat Dalam Perspektif Alquran Dan Hadits