LP Jantung Koroner
LP Jantung Koroner
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN ISCHEMIC HEART DISEASE (IHD)
DI RUANG UNIT PENYAKIT JANTUNG (UPJ) RSDK SEMARANG
DISUSUN OLEH:
BAETA ADIPURNA
1.1.10482
TINJAUAN TEORI
ISCHEMIC HEART DISEASE (IHD)
A. Pengertian.
Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan
yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan
darah ke otot jantung. Karena sumbatan ini, terjadi ketidakseimbangan antara masukan dan
kebutuhan oksigen otot jantung yang dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah yang
terkena sehingga fungsinya terganggu.
B. Manifestasi klinik
Angina pectoris merupakan manifestasi klinik yang sering dijumpai. Manifestasi
klinik yang lain adalah Angina stabil, Angina Prinzmetal, Angina tak Stabil, Infark
Miokard, Silent Myocardial Ischemic (SMI), Gagal jantung, Disritmia cordis.
C. Pathofisiologi
1. Perubahan awal
terjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis
2. Perubahan intermediate
Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner epikardium. Hal ini
menyebabkan peningkatan sirkulasi darah sebanyak 2-3 kali lipat akibat olahraga tidak
dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut Iskemia dan manifestasinya dapat berupa Angina
atau nyeri pada dada akibat kerja jantung yang meningkat
3. Perubahan akhir
Terjadi ruptur pada cap atau bagian superficial dari plak sehingga akan terjadi suatu
situasi yang tidak stabil dan bebagai macam manifestasi klinik seperti Angina at rest
atau Infark Miokard. Dengan terpaparnya isi plak dengan darah, akan memicu
serangkaian proses platetel agregasi yang pada akhirnya akan menambah obstruksi dari
lumen pembuluh darah tersebut
4. Iskemia miokard
Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi diastolik, lalu
kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan impuls listrik (gelombang
ST-T) dan akhirnya timbullah keadaan Infark Miokard.
o
1.
Alkohol
Konsumsi yang berlebih dapat menimbulkan kerusakan hati, meningkatkan tekanan
darah, meningkatkan insiden kanker mulut dan kanker esophagus, dan lain sebagainya.
2.
Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus sudah sejak lama dikenal sebagai faktor resiko independen yang
dapat menyebabkan berbagai macam kelainan kardiovaskular. Sebuah teori
mengatakan bahwa salah satu dari tipe Diabetes dihubungkan dengan kelainan intrinsik
primer dimana sel-sel akan berumur pendek sehingga terjadi peningkatan pergantian
sel. Selain itu disfungsi trombosit pada diabetes juga menyumbang peran yang
berarti.
3.
Obat-obatan
Beberapa obat dapat menyebabkan hipertensi, seperti golongan Mineralokortikoid,
NSAIDs, Amfetamin, Antidepresan trisiklik, dan lain lain.
4.
5.
Hiperlipoproteinemia
Semakin banyak lipoprotein yang beredar dalam darah, akan semakin besar
kemungkinan bagi mereka untuk memasuki dinding arteri. Bila dalam jumlah besar
maka akan melampaui kemampuan sel otot polos untuk memetabolismenya sehingga
lemak akan terakumulasi pada dinding arteri.
6.
Hipertensi
Hipertensi
merupakan
faktor
resiko
yang
paling
penting
dalam
penyakit
Obesitas
Obesitas dapat menyebabkan aterosklerosis, hipertensi, hiperlipidemia dan Diabetes
tipe 2, dan berbagai kondisi lainnya.
8.
9.
Merokok
Efek rokok pada sistem kardiovaskular :
o
Nikotin mempunyai efek langsung terhadap arteri koronaria dan platelet darah.
E. Pemeriksaan penunjang
1. EKG (Elektrokardiografi)
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang konveks dan
diikuti gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari
0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih dari ).
2. Laboratorium
serangan.
F. Komplikasi
1. Gagal Ginjal Kongestif
Merupakan kongestif sirkulatif akibat disfungsi miokardium. Infark miokardium
mengganggu fungsi miokardium karena menyebabkan pengurangan kontraktilitas,
gerakan dinding yang abnormal, dan menambah daya kembang ruang jantung. Dengan
berkuragnya kemampuan ventrikel kiri untuk mengosongkan ruang, volume kuncup
berkurang, sehingga tekanan ventrikel kiri meningkat. Akibatnya tekanan vena
pulmonalis meningkat dan dapat menyebabkan transudasi, hingga udem paru sampai
terjadi gagal jantung kiri. Gagal jantung kiri dapat berkembang menjadi gagal jantung
kanan.
2. Syok Kardiogenik
Diakibatkan karena disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang
massif. Timbul lingkaran setan hemodinamik progresif hebat yang irreversible, yaitu:
sehingga terjadi defek septum ventrikel. Akibatnya curah jantung sangat berkurang
disertai peningkatan kerja ventrikel kanan dan kongesti.
5. Rupture jantung
Rupture dinding ventrikel jantung yang bebas dapat terjadi pada awal perjalanan infark
selama fase pembuangan jaringan nekrotik sebelum pembentukan parut.
6. Tromboembolisme
Nekrosis endotel ventrikel akan membuat permukaan endotel menjadi kasar yang
merupakan factor predisposisi pembentukan thrombus. Pecahan thrombus terlepas dan
dapat terjadi embolisme sistemik.
7. Perikarditis
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung kontak dengan
pericardium menjadi besar sehingga merangsang permukaan pericardium dan
menimbulkan raeksi peradangan. Kadang terjadi efusi pericardial.
8. Sindrom Dressler
Sindrom pasca infark miokardium ini merupakan respon peradangan jinak yang
disertai nyeri pada pleura pericardial. Diperkirakan sindrom ini merupakan reaksi
hipersensitivitas terhadap miokardium yang mengalami nekrosis.
9. Aritmia
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologis sel-sel miokardium. Perubahan ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktifitas
listrik sel.
G. Diagnosa dan Intervensi keperawatan
1. Nyeri b/d ketidakseimbanmgan suplai O2 dengan tuntutan kebutuhan miokard.
Tujuan: pasien akan mengungkapkan nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
Intervensi:
2. Cardiac out put menurun b/d faktor-faktor elektrik (disritmia), penurunan kontraksi
miokard, kelainan struktur (disfungsi muskulus papilaris dan ruptur septum ventrikel)
Tujuan: pasien akan mendemonstrasikan keadaan jantung yang stabil atau baik setelah
dilakukan tindakan keperawatan.
Intervensi:
Pasang IV line
Pertahankan bed rest dengan kepala elevasi 30o selama 24-48 jam pertama
Monitor dan catat EKG secara continue untuk mengkaji rate, ritme, dan setipa
perubahan per 2 atau 4 jam.
4. Intoleransi aktivitas b/d insufisiensi O2 untuk aktivitas hidup sekunder akibat iskemia
jantung
Tujuan: pasien akan mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat
diukur/ maju denga frekuensi jantung dan TD dalam batas normal setelah
dilakukan tndakan keperawatan.
Intervensi:
Batasi pengunjung
DAFTAR PUSTAKA