Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRESENTASI KELOMPOK 5

TG 4169 - MEKANIKA KERAK BUMI

Disusun oleh:
Nanda Wening F.

(12313024)

Bella Marcelina

(12313040)

Farras Muhamad

(12313050)

David Pinehas

(12313060)

Kuto Hillary

(12313076)

Ngurah Ade Kalyana

(12313080)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


2015

STRAIN
Strain merupakan perbandingan antara pertambahan panjang suatu
benda terhadap panjang mula-mula. Strain juga dapat dikatakan sebagai tingkat
deformasi (memanjang, memendek, membesar, mengecil)

l
l

Apabila nilai suatu strain positif maka benda tersebut dikatakan


mengalami regangan dan saat nilai strain negatif maka benda tersebut
mengalami pemampatan

Strain itu termasuk dalam tensor dua derajat dan strain bisa
diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu strain normal dengan notasi e ij, dimana
i=j dan strain geser(shear strain) dengan notasi e ij dimana ij.
Strain geser merupakan perubahan sudut dalam radial. Suatu strain geser
akan bernilai positif pada saat sudut di kuadran I atau kuadran III pada sistem
koordinat sumbu saling mengecil, sedangkan selain itu akan bertanda negatif.

TRANSFORMASI STRAIN
Suatu strain juga dapat ditransformasi dari suatu set sumbu koordinat ke
set sumbu koordinat lainnya. Dengan transformasi ini, kita bisa mencari suatu
set sumbu koordinat pada suatu titik yang akan memberikan nilai strain utama.
Strain utama ini adalah titik dengan nilai strain maksimal yang menunjukkan di
titik tersebut ada patahan/sesar. Strain utama adalah strain yang nilai strain
normalnya tidak nol tetapi strain gesernya bernilai nol.

TUGAS 1
Diberikan suatu data displacement.dat

Pada data tersebut kita bisa melihat ada 5 baris yang bisa kita definisikan
sebagai:
Baris 1 adalah longitude
Baris 2 adalah latitude
Baris 3 adalah displacement sumbu x
Baris 4 adalah displacement sumbu y
Baris 5 adalah displacement sumbu z
Dari data tersebut, kita akan membuat matriksnya dengan menggunakan
reshape pada matlab dan kita buat matriks dengan ukuran 55x41. Kenapa
55x41? Karena kita melihat banyaknya data yang sering keluar, dan didapat 55
dan 41 data. Kemudian buat variabel baru yang akan direshape.

Kemudian kita melakukan perhitungan nilai strain pada matlab lalu akan
muncul masing-masing nilai strainnya. Kemudian pada matlab kita buat plotnya
sehingga didapatkan gambar seperti ini:

Hasil plot strain tampak atas:

Hasil plot strain tampang samping:

Analisa hasil perhitungan strain


Dari hasil plotingan strain, terlihat bahwa daerah Sumatera didominasi
oleh strain yang bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa pada daerah
Sumatera, cenderung terjadi pemendekan atau kontraksi. Pemendekan ini
terlihat hampir pada seluruh titik di Sumatera pada sumbu x dan sumbu y
Terlihat pula pada beberapa titik di Sumatera terdapat strain yang bernilai
positif (dalam hasil plot berwarna kuning-orange-merah). Hal ini menandakan
bahwa pada daerah Sumatera, juga terdapat pemanjangan. Pemanjangan ini
terlihat pada beberapa titik di Sumatera pada sumbu x maupun pada sumbu y

TUGAS 2

Kita dibuat untuk merotasi strain di Sumatera. Seperti yang diketahui,


sesar Sumatera sebenarnya tidak tepat sempurna berada di sumbu NS,
melainkan seperti yang diketahui, sesar Sumatera memiliki sudut penunjaman
yang cenderung miring terhadap sumbu NS.Rotasi disini dilakukan agar didapat
bentuk sesar Sumatera yang lebih aktual dengan kondisi sesungguhnya. Saat
suatu titik dirotasi, maka kita akan mendapatkan suatu sudut yang menandakan
kemiringan dar sesar relatif terhadap sumbu utara
Pada script matlab digunakan beberapa variabel baru, seperti exx_rot,
eyy_rot, dan exy_rot yang menyatakan nilai exx, eyy, dan exy baru, setelah
mengalami rotasi sebesar 40 derajat. Alasan menggunakan sudut 40 derajat
adalah karena Sebenarnya, seperti yang diminta, tugas ini pertama-tama
menuntut kita untuk menentukan nilai dari teta tersebut. Dari gambar peta
Sumatera yang ditampilkan diawal slide, kita ketahui bahwa sudut teta dari
pulau Sumatera tidak akan lebih dari 45 derajat. Dari sini, kemudian kita
memasukkan beberapa nilai teta yang mungkin, seperti 15 derajat, 25 derajat,
dsb. Kemudian, saat teta 40 derajat, terlihat perbedaan pembacaan strain
maksimum. Hal ini juga sesuai dengan beberapa literatur yang menyampaikan
bahwa pulau Sumatera memiliki nilai tet sekitar 40 derajat.
Hasil plot setelah dirotasi:

Dari perbandingan hasil plot strain setelah dan sebelum dilakukan rotasi, terlihat
bahwa terdapat perbedaan nilai strain yang mencolok pada nilai strain exx.
Sebelum dilakukan rotasi, nilai strain exx pada longitude 100-105 cenderung
sangat tipis, hanya biru muda bahkan ada yang hijau ( nilai strain nol ). Hal ini
berbeda jauh ketika rotasi telah dilakukan. Nilai strain exx pada range longitude
yang sama, menunjukkan nilai yang sangat biru ( menandakan terjadinya
pemendekan pada daerah tersebut )
Setelah merotasi strain pad sesar sumatera Tugas berikutnya, kita diminta
untuk melakukan plot mengenai bentuk dari sesar Sumatera.Setelah dilakukan
rotasi nilai strain, maka kita tentukan tiga titik yang diinginkan, sebagai titik
acuan untuk menentukan struktur dari sesar Sumatera.
Tiga titik yang digunakan adalah

Aceh, pada koordinat (50,5) atau (92.5, 13) dalam long dan lat

Sumatera Utara, pada koordinat (43,6) atau (93, 10) dalam long dan
lat

Padang, pada koordinat (38,8) atau (94, 6) dalam long dan lat
Terlihat disini bahwa nilai shear strain Exy ataupun Eyx juga bervariasi,

namun sangat menonjol nilai strain positifnya. Efek strain shear yang positif ini
muncul akibat adanya rotasi pada kerak, dimana terdapat pergerakan tegak
lurus pada palung Sunda
Analisa hasil plot Aceh-Sumut-Padang
Dari plotingan tersebut, kita dapat menentukan sudut dari sesar pada
masing-masing titik acuan tersebut. Sudut yang diambil adalah sudut yang
menghasilkan nilai maksimum mutlak. Hal ini berarti tanda positif atau negatif
diabaikan, karena tanda ini hanya berkaitan dengan arah saja. Diambil nilai
strain maksimum dikarekan pada strain maksimum, merupakan nilai dimana
terjadi patahan ( berhubungan dengan sesar )
Analisa hasil plot Aceh-Sumut-Padang
Didapatkan bahwa pada daerah Aceh, didapatkan nilai strain maksimum
berkisar 170, pada sudut yaitu 30 derajat. Didapatkan bahwa pada daerah
Sumatera Utara didapatkan nilai strain maksimum berkisar 98, pada sudut yaitu

45 derajat. Didapatkan bahwa pada daerah Padang, didapatkan nilai strain


maksimum berkisar 48, pada sudut yaitu 40 derajat. Dari ketiga sudut yang
didapat berdasarkan ketiga titik acuan, maka dapat kita tentukan bentuk dari
sesar Sumatera
Berikut merupakan Bentuk dari Sesar Sumatera berdasarkan titik acuan
yang dipakai (Sebelah kiri) dan bentuk dari sesar sumatera yang sebenarnya

Dari perbandingan, maka didapatkan bahwa hasil penentuan dengan tiga titik
acuan yang dipakai memiliki kedekatan terhadap sesar Sumatera pada aslinya.
Seperti yang diketahui, tatanan tektonik Sumatera didominasi oleh pergerakan
ke utara dari tepian aktif lempeng samudera Hindia dan lempeng benua
Australia terhadap lempengan Sunda, dengan kecepatan sekitar 6-7 cm/tahun.
Interaksi keduanya akan menyebabkan terjadinya pemendekan kerak benua.
Akan terjadi penunjaman terhadap satu sama lain, dengan sudut yang miring.
Hal ini muncul akibat terbentuknya zona locking ketika interaksi keduanya belum
melewati batas elastitas. Ketika tekanan yang dihasilkan telah melebihi batas
elastis suatu material, maka akan terjadi deformasi. Deformasi pada zona
subduksi inilah yang membuat nilai stress menurun dan membuat terjadinya
pemendekan akibat adanya material yang terhancurkan. Kemudian untuk bagian
selatan Sumatera, kemudian didapatkan bahwa terdapat nilai strain yang positif
Nilai yang positif tersebut berkaitan dengan adanya proses divergensi.

Kesimpulan
Didapatkan bahwa 3 titik yang dipakai menghasilkan nilai exx dan eyy
negatif. Hal ini mengindikasikan pada daerah Sumatera terjadi pemendekan.
Kemudian, saat ditinjau dari nilai exy, semua gradien yang didapat bernilai
negatif, yang mengindikasikan adanya suatu stress naik, sebagai implikasi dari
pemendekan

Anda mungkin juga menyukai