I. Defenisi
Ventilasi mekanis adalah alat pernapasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dengan jangka waktu yang lama
II. Tujuan
1. Memberikan kekuatan mekanis paru untuk mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 yang
fisiologis
2. Mengambil alih (manipulasi) tekanan jalan napas dan pola pernapasan untuk memperbaiki
pertukaran O2 dan CO2 secara efisien dan oksigenasi yang kuat
3. Mengurangi kerja otot jantung dengan jalan mengurangi kerja paru
III. Indikasi
1. Gangguan ventilasi
- Disfungsi otot-otot pernapasan, kelelahan otot napas
- Kelainan dinding thorax
- Penyakit neuromuskuler yang menyebabkan kelumpuhan otot napas
- Kekuatan ventilasi yang menurun atau tidal volume rendah
- Peningkatan resistensi atau obstruksi jalan napas
2. Gangguan Oksigenasi
- Hipoksemia yang sukar diatasi, misalnya : edema paru atau penyakit paru yang lain
- Kerja napas yang berlebihan (frek. Nafas lebih dari 35 x / menit)
3. Lain-lain
- Keadaan yang memerlukan sedasi dan pelumpuh otot
- Untuk menurunkan konsumsi oksigen otot jantung dan sistemik
- Untuk stabilisasi hemodinamik pasca operasi besar
- Untuk mengontrol tekanan supracranial
- Untuk mencegah otelektasis
- Keadaan lain yang menyebabkan Pa O2 < 60 dan Pa CO2 > 60
IV. Jenis Respirator
1. Respirator Time Cycled
Pernapasan yang diberikan diatur oleh waktu. Jumlah udara yang dipompakan mesin akan
berhenti sesudah waktu yang ditentukan, sehingga akan terjadi proses ekspirasi
2. Respirator Pressure Cycled
Inspirasi berhenti sesudah tekanan yang ditentukan tercapai, udara yang diberikan akan
dihentikan sehingga timbul ekspirasi. Besarnya tidal volume yang tercapai tergantung komplians
paru
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat :
- penderita dengan tahanan jalan napas dapat timbul ekspirasi premature. Kebocoran dapat
membuat inspirasi berkepanjangan tanpa menghasilkan tidal volume yang diinginkan
- Karena besarnya tidak volume tergantung dari komplian paru, maka pengembangan paru harus
diperhatikan dengan teliti dan besarnya tidak volume yang dihasilkan ventilator harus selalu
dilihat monitor ventilator
- Perlu pemantauan ketat keadaan umum penderita karena berpotensi terjadinya low tidal
volume.
3. Ventilator Volume Cycled
Inspirasi berhenti setelah volme gas yang ditentukan tercapai. Ventilator tipe ini yang banyak
dipakai di ICU saat ini. Volume yang diberikan hampir selalu konstan walaupun terjadi
perubahan komplians paru. Dengan demikian ventilator tipe ini lebih berpotensi terjadi
kerusakan struktur paru seperti barotrauma atau volutrauma
dan tidal volume yang dikehendaki sedang ventilator akan menyesuaikan saat yang tepat untuk
memompa udara sehingga dapat sinkron dengan napas spontan pasien.
Mode ini baik digunakan untuk penyapihan sebab dengan penurunan secara bertahap jumlah
pernapasan yang diberikan oleh mesin akan merangsang penderita secara perlahan akan
memperbanyak usaha napas spontannya sehingga ketergantungan ventilator dapat dikurangi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat :
- Harus diobservasi keadaan umum pasien saat penyapihan sebab frekwensi dan tidal volume
rendah yang diberikan akan menyebabkan kerja napas dan frekwensi pernapasan bertambah
sehingga dapat menimbulkan kelelahan.
- Frekwensi dan tidal volume yang dicapai secara spontan oleh penderita harus selalu dipantau
monitor ventilator agar mode dan kebutuhannya selalu disesuaikan.
- Modus ini dapat dikombinasikan dengan mode lain seperti Pressure support ventilation.
4. Pressure Control Ventilation (PCV)
PCV dibatasi oleh tekanan inspirasi tertinggi yang ditentukan sehingga ventilasi semenit akan
dapat berubah sesuai perubahan komplians paru atau tekanan jalan napas. Dapat terjadi volume
tidal yang diberikan rendah. Bisa digunakan untuk penderita dengan Acute Lung injury
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat:
- Observasi ketat keadaan umum pasien terutama pengembangan paru sebab bisa terjadi
hipo/hiperventilasi bila terjadi perubahan komplians paru.
5. Pressure Support Ventilation (PSV)
PSV merupakan tekanan positif yang diberikan oleh ventilator untuk membantu inspirasi dengan
tujuan mengatasi tambahan kerja napas yang diakibatkan oleh proses dalam paru, pipa ETT,
sirkuit ventilator atau hambatan lain yang ada dalam mesin. Dengan PSV pasien dapat mengatur
frekwensi, lama inspirasi aliran dan volume tidal. Dengan SIMV,PSV membantu inspirasi
spontan tanpa mempengaruhi ventilasi mesin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat:
- Observasi keadaan umum pasien dan selalu memonitor besar tidal volume dan frekwensi napas
yang dihasilkan oleh pasien monitor ventilator. Bila perlu besarnya pressure dapat ditambah atau
dikurangi.
6. Continuus Positive Air Way Pressure (CIPAP)
mode ini penderita napas spontan tetapi diberikan tekanan positif awal yang lebih tinggi dari
udara. Meskipun cara ini memberikan tekanan jalan napas sebetulnya bukan merupakan bantuan
ventilasi mekanik, tetapi bisa bermanfaat dalam pengobatan penyakit tertentu.
7. Positive End Expiratory Pressure (PEEP)
Suatu cara memanipulasi pernapasan untuk memperbaiki oksigenasi dengan memberikan
tekanan positif akhir ekspirasi sehingga paru tetap mengembang meskipun saat ekspirasi.
Pertimbangan untuk memberikan PEEP yaitu untuk memperbaiki oksigenisasi untuk mencapai
PaO2 yang tinggi atau untuk mencegah kolaps paru selama ekspirasi, memperbesar kapasitas
residu fungsional paru dan volume paru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat:
- PEEP yang tinggi dapat menyebabkan hipotensi karena venous return yang turun
- Perlu memantau hemodinamik, perfusi perifer terutama produksi urine.
cairan antiseptik
DASAR-DASAR VENTILASI MEKANIK
I. Ventilasi Mekanik
Alat bantu napas yang bisa bertekanan negatif maupun positif yang dapat mempertahankan
Ventilasi dan pemberian oksigen secara Mekanis dan dalam waktu yang lama.
Ventilasi mekanik dapat dipergunakan di ICU, PICU, NICU dan Unit Perawatan intensive
lainnya.
II. Langkah-Langkah Pemasangan Ventilator
1. Intubasi endotracheal
- Gagal ventilasi
- Gagal Oksigenasi
- Obstruksi jalan nafas (efek obat anestesi post operasi,retensi sputum, penerunan kesadaran)
2. Pemasangan ventilator.
III. Mode ventilasi mekanik bayi dan anak kecil :
Mode ventilasi mekanik anak yang lebih disukai adalah Pressure-Controled, time cycle
Ventilation (PCV) dibandingkan Volume Constant Ventilation (VCV). Keuntungan dari mode ini
adalah flow berjalan secara terus menerus dengan konstan, meskipun dalam fase ekspirasi,
sehingga memungkinkan napas spontan pasien.
berat badan diatas 10 kg, dapat digunakan volume constan, time cycle, pressure-limited, Diatas
usia dua tahun maka pengelolaan umum hampir menyamai orang dewasa.
volume constant. Time-controled ventilator, maka VT ( Volume Tidal ) di set langsung,
sedangkan pressure-limited, time-cycle, constant flow ventilator, Tidal Volume yang diterima
pasien tergantung dari compliance dan resistance dari pasien dan juga dari parameter ventilasi
seperti inspirasi time (Ti),
Flow (V), P.Insp dan PEEP
IV. Control Mandatory Ventilation (CMV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin ke pasien yang dibatasi oleh volume control
(VC) atau Pressure control (PC)
> Parameter VCV > Parameter PCV
a. TV a. RR
b. RR b. T insp
c. FiO2 c. P insp
d. T insp. d. PEEP
e. Flow e. FiO2
f. P E E P
V Synchronous Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV)
Mode ini menekankan mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas waktu-waktu
tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV Rate
ditiadakan
> Parameter
a. TV
b. SIMV Rate
c. Inspirasi Time
d. Pressure Support
e. FiO2
f. P E E P
VI. Continous Positive Airway Pressure (CPAP)
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 35 cmH2O ),
pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi dengan SIMV.
>Parameter :
a. PEEP
b. FiO2
1. Respirasi Rate ( RR )
a. Jumlah napas yang diberikan ke pasien setiap menit
b. Diset diatas dan dibawah nilai normal
c. 30 40 x/menit (bayi), 20 25 x/menit (anak kecil),dan 10 14 x/menit (dewasa)
2. Tidal Volume ( TV )
a. Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator setiap siklus napas Diset 6 8 ml/Kg.BB
b. ARDS, gunakan volume lebih kecil 4 6 ml/Kg.BB untuk meminimalkan tekanan berlebihan
didalam alveoli
3. Inspirasi : Ekspirasi Ratio ( I:E Ratio )
a. 1:2 / 1:1, merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
b. Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama / lebih lama dibanding ekspirasi untuk
meningkatkan PaO2
4. Inspirasi Pressure ( IP )
a. Mengatur/ membatasi jumlah pressure/volume cycled ventilator.
b. Pressure berlebih, dapat menyebabkan Barotrauma. sedangkan
c. Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
d. Jika inspirasi pressure/valume tercapai maka ventilator menghentikan hantarannya dan alarm
berbunyi.
e. Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi, batuk, retensi sputum, ETT tergigit, fighting atau
kingking.
f. Tidak melebihi 35 cm H2O.
5. FiO2 ( Fraksi Oksigen )
a. Konsentrasi (%) oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
b. Konsentrasi 21 100 %
c. Awal 100 % tidak boleh terlalu lama
d. Dapat diweaning bertahap
e. Setting 100 % bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian ventilasi, berikan
oksigen 100 % selama 15 menit.
6. Flow rate (f)
INTERVENSI
A. Suctioning
Suctioning atau penghisapan lendir merupakan prosedur yang rutin dilakukan untuk
membebaskan jalan nafas. Frekuensi yang terlalu sering dapat mengakibatkan produksi lendir
menjadi bertambah atau resiko infeksi menjadi tinggi. Tindakan ini dilakukan jika memang
dianggap perlu sekali karena pertimbangan jalan nafas yang buruk atau jika saturasi oksigen
monitor mengalami penurunan atau jika lendir mengakibatkan penumpukan CO2 dalam darah
yang ditunjukkan dengan AGD. Untuk menghindari hipoksemia saat tindakan, dapat diberikan
FiO2 dengan konsentrasi tinggi (100%) dalam 3-5 siklus pernafasan atau sampai nilai saturasi
oksigen diatas 95%. Untuk menghindari atelektasis akibat penghisapan lendir, perawat harus
menggunakan teknik yang tepat misalnya diameter suction tidak kurang dari 0,5 diameter ETT.
Menarik ujung suction 1-2 cm dari karina (setelah ada rangsangan batuk) dan tekanan suction
tidak melebihi 100 cmH2O. untuk menghindari infeksi nosokomial kanula suction digunakan
tipe system tertutup atau prosedur 1 kali pakai buang kanula suction tipe terbuka. Aspirasi tidak
melebihi 10 detik dan berikan FiO2 konsentrasi tinggi selama 5-6 siklus nafas untuk
menghindari hipoksemia paska penghisapan lendir. pasien ARDS, resiko kolaps tidak saja akibat
suctioning namun lepasnya tubing saat akan melakukan tindakan suctioning mengakibatkan
PEEP yang sudah diset menjadi nol dan seketika itu paru-paru menjadi kolaps.
B. Hemodinamik
Pemilihan PEEP dan TV yang terlalu tinggi pasien hipotensi akan mengakibatkan penekanan
berlebih oleh kedua paru terhadap ventrikel sehingga akan menurunkan isi sekuncup (stroke
volume) dan penurunan terhadap curah jantung.
C. Pembatasan Anggota Gerak
pasien-pasien yang terpasang ventilator jangka panjang, disorientasi atau keadaan yang tidak
kooperatif sering dijumpai. Ekstubasi yang dilakukan oleh pasien sendiri bukan suatu hal yang
tidak mungkin terjadi. Pemasangan restrain kedua tangan diperlukan pasien-pasien seperti ini
karena resiko ekstubasi dengan keadaan balon ETT masih mengembang sangat beresiko terhadap
rupture trakhea.
D. Komunikasi
Komunikasi pasien dilakukan dengan membuat catatan-catatan yang sederhana dan pasien
dipantau terhadap kemungkinan pemakaian energi yang terlalu berlebih sehingga berdampak
peningkatan komsumsi
oksigen (VO2) dan hemodinamik yang merugikan. Penyampaian komunikasi dilakukan pasien
dengan menulis sendiri dan perawat membantu membimbing tentang apa yang ingin
disampaikan pasien.
E. Perubahan Posisi Tidur
Merubah posisi tidur miring ke kiri-kanan, terlentang dan atau tengkurap (jika tidak terdapat
kontra indikasi) secara periodik setiap 2 jam selain memiliki keuntungan terhadap penurunan
resiko dekubitus juga akan membantu memperbaiki komplain paru dan sirkulasi kapiler
pulmonal terhadap efek gravitasi (west zone) terutama posisi semi rekumben.
F. Humidifier
Humudifer atau pelembab udara inspirasi dari ventilator menuju pasien harus diisi air akuades
dengan ukuran yang sesuai dengan anjuran pabrik. Keuntungan lain dari humudifer adalah untuk
mematikan bakteri yang masuk ke dalam paru melalui tubing inspirasi. Kelebihan mengisi air
akan mengakibatkan naiknya air dari humudifer ke dalam paru. Dan jika air yang masuk paru
dalam jumlah berlebihan akan mengakibatkan pneumotoraks. beberapa merk ventilator, suhu
humudifer perlu dipantau juga keakuraratannya dengan meraba tubing inspirasi karena beberapa
masalah bisa terjadi seperti suhu yang tertera dihumudifer tidak sesuai dengan suhu yang
sebenarnya (bisa saja lebih panas dari nilai yang tertera) sehinga akan menyebabkan luka baker
disekitar jalur trakheo-bronkhial.
G. Water trapping
Water trapping adalah penampung air diantara dua pipa (tubing). Keuntungannya adalah untuk
mencegah masuknya air ke dalam paru-paru pasien. Water trapping yang penuh harus segerah
dibuang sebelum air naik ke bagian tubing dan masuk kedalam paru. Akumulasi air akuades
tubing inspirasi akan mengakibatkan hambatan udara inspirasi dari ventilator ke dalam paru
pasien sehingga akan mengakibatkan Tidal Volume (TV) menurun.
H. Mechanical Malfunction
Yakinkan alarm setting aktif, mesin ventilator bisa saja tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik,
olehnya itu siapkan resusitation bag disetiap pasien yang terventilator. Segera lepas ventilator
dari pasien dan lakukan manual resuscitation, kemudian cari penyebab kerusakan bila perlu ganti
ventilator
I. Observasi
Observasi yang dilakukan selama penggunaan ventilator adalah :
a. Penurunan tekanan darah
b. Penurunan central Venus Pressure
c. Penurunan Pulmonary Artery Pressure
d. Penurunan tingkat kesadaran
e. Penurunan urine output
f. Pulsasi peripheral melemah
g. Capilari refill lambat
h. Gelisah
i. Pasien tampak lemah
j. Nyeri dada.
Intervensi keperawatan secara umum pada klien dengan ventilasi mekanik:
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
8. Perubahan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk makan per oral, meningkatnya
kebutuhan nutrisi, kerusakan fungsi gastrointestinal.
9. Kelebihan volume cairan, resiko, berhubungan dengan hidrasi, mekanisme stimulasi RAA.
10.Resiko terjadi injury, perdarahan gastrointestinal berhubungan dengan positif pressure
ventilation, stress yang disebabkan keaclaan sakit kritis.
11.Disfungsi respon penyapihan ventilator berhubungan dengan inefektif bersihan jalan nafas,
gangguan pola tidur, nutrisi inadekuat, nyeri, faktor psikologis.
Masalah Kola boratif/ kompi ikasi potensial:
Melawan kerja ventilator.
Masalah-masalah ventilator, peningkatan dalam tekanan jalan nafas puncak, penurunan
tekanan, kehilangan volume.
Gangguan kardiovaskuler.
Barotrauma dan pneumothorax.
Infeksi paru.
Evaluasi
Menunjukkan pertukaran gas, kadar gas darah arteri, tekanan arteri pulmonal dan tanda-tanda
vital yang adekuat.
Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal.
Bebas dari ceders atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel darah putih
yang normal.
Berkomunikasi secara efektif melalui pecan tertulis dan gerak tubuh, atau slat komunikasi
lainnya.
Terbebas dari rasa takut.
Klien dapat diweaning dari ventilator dengan AGD yang adekuat, bebas dari dyspnea dan sesak
nafas, jalan nafas efektif.[--)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn (1999). Nursing Care Plans, Guidelines for Planning and Documenting Patient
Care. (3 1h ed). (Kariasa, dkk, Penerjemah). Philadelphia: F.A. Davis Company. (Sumber asli
diterbitkan 1993)
Smeltzer, Suzanne (2001). Brunner & Suddarths textbook of medical surgical nursing. (8th ed).
(Waluyo, dkk, Penerjemah). Philadelphia: Lippincott. (Sumber asli diterbitkan 1996)
Sole. Klein. Moseley (2005). Introduction to Critical Care Nursing. (4th ed). St. Louis: Elsevier
Saunders