Anda di halaman 1dari 19

Satuan Acara Pembelajaran

Mata kuliah

: Pendidikan Dalam Keperawatan (PDK)

Topik atau materi

: Cara Melakukan Perekaman EKG

Sasaran

: Mahasiswa

Waktu

: 15.00-16.40 ( 1x100menit)

Tempat

: Laboratorium

1. Standart kompekompentensi
Mampu melakukan perekaman EKG dengan benar
2. Kompentensi dasar
Setelah di berikan praktek keperawatan dasar, mahasaiswa mampu :
a. Mampu menjelaskan apa pengertian EKG
b. Mampu menyebutkan fungsi EKG
c. Mampu menjelaskan gelombang-gelombang yang ada di EKG
d. Mampu menilai aksis
e. Dapat melakukan perekaman EKG yang benar
f. Mampu membaca EKG secara lengkap
3. Pokok bahasan : EKG
4. Sub pokok bahasan :
a. Pengertian dari EKG
b. Fungsi EKG
c. Gelombang dan aksis pada EKG
d. Cara merekam EKG
e. Cara menginterpretasi EKG
5. Waktu :1 x 100menit
6. Bahan /alat yg diperlukan :
a. LCD
b. Laptop
7. Model Pembelajaran : Praktek di Laboratorium
8. LANDASAN TEORI:
9. Langkah pokok:
a. Menciptakan suasana kelas yang nyaman
b. Menyediakan fasilitas yang cukup
c. Mengajukan masalah
d. Membuat keputusan nilai personal
e. Memberikan penjelasan tentang EKG
f. Menetapkan tindak lanjut
10. Metode :
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Redemonstrasi
d. Tanya jawab
11. Persiapan:
a. Mencari materi tentang EKG

b. Menyiapkan Power point/ video


c. Menyiapkan alat peraga (leaflet)
12. Kegiatan pendidikan kesehatan
Proses
Pendahuluan

Tindakan
Kegiatan pembelajaran

a. Memberi salam

Tindakan
Kegiatan peserta
Memperhatikan

,memperkenalkan diri dengan

dan menjawab

baik

salam

Waktu
15 menit

Memperhatikan
serta merespon
terhadap

b. Menjelaskan materi secara

pembelajar

umum pada mahasiswa

c. Menyampaikan tujuan

Memperhatikan

pembelajaran
Penyajian

a.

Memberikan penjelasan tentang

Memperhatikan

EKG
o Pengertian EKG
o Fungsi EKG
o Gelombang dan aksis pada
EKG
o Cara merekam EKG
o Cara menginterpretasi EKG

b. Memberi kesempatan pada


mahasisiwa untuk bertanya

c. Menjawab pertanyaan
mahasiswa dengan tepat dan
mudah di mengerti

Memberi
pertanyaan yang

70menit

belum dapat di
mengerti
mahasisiwa

d. Memberikan penjelasan
o Cara menilai gelombang
pada EKG
o Cara melakukan perekaman

Memperhatikan

EKG yang benar


o Cara menilai hasil rekaman
EKG
o Cara
menginterpretasi/menyimpul
kan hasil EKG

e. Memberikan kesempatan pada


mahasiswa untuk menayakan
yg belum di mengerti
Memberi

f. Memberikan jawaban dengan


tepat dan dapat di mengerti

pertanyaan yang
belum dapat di
mengerti

Penutup

a. Memberi kesimpulan tentang

Memperhatikan
Memperhatikan

EKG dan perekamannya

b. Mengajukan pertanyaan pada

Merenspon

masiswa tentang materi yang

pertanyaan yang

sedang di lakukan

di berikan dosen

c. Menutup pertemuan dan


memberi salam penutup

Memperhatikan

15 menit

dan menjawab
salam
13. Materi
A. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah
elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.
Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan
dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung,gram, sebuah akar Yunani yang
berarti "menulis". Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh
aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung
yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan
oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam
menggunakan perangkat elektrokardiograf. Analisis sejumlah gelombang dan vektor
normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.

Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung


EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai

ada infark otot jantungakut


EKG membantu menemukan gangguan elektrolit

(mis. hiperkalemia dan hipokalemia)


EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang

berkas kanan dan kiri)


EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres

jantung
EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung
(mis. emboli paru atauhipotermia)
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung.

Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu


kontraktilitas.
B. Anatomi dan Sistem Konduksi
Jantung memiliki 4 ruang yang berfungsi untuk memompakan darah, terdiri dari
atrium kanan dan kiri, ventrikel kanan dan kiri. Semua ruang jantung tersebut dapat
berhubungan secara fungsional satu sama lain karena adanya sistem jaringan yang
menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sistem tersebut terdiri dari
nodus Sinoatrial (SA), nodus Atrioventrikuler (AV), berkas his dan serabut-serabut
purkinje.

1. Nodus SA (SAN)
Terletak pada batas antara vena kava superior dan atrium kanan. Sering disebut
elektrikal pacemaker, yang memiliki sifat automatisitas yang tertinggi dalam
sistem konduksi, mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60-100 x/menit.
2. Nodus AV (AVN)
Terletak di bagian bawah atrium kanan antara sinus koronarius dan daun katup
tricuspid bagian septal. AVN berfungsi untuk menerima impuls dari SAN. Sel-sel
dalam AVN dapat mengeluarkan impuls 40-60 x/menit.
3. Berkas His
Sebuah berkas pendek yang merupakan kelanjutan bagian bawah AVN yang
menembus annulus fibrosus (jaringan pemisah miokard atrium dan miokard
ventrikel) dan selanjutnya berjalan ke septum ventrikel (bagian membran) lalu
kemudian bercabang menjadi dua bagian, yaitu :
a. Cabang berkas kanan (Right Bundle Branch)
b. Cabang berkas kiri (Left Bundle Branch).
4. Serabut Purkinje
Bagian terakhir dari sistem konduksi jantung yang merupakan anyaman halus dan
sangat berhubungan erat dengan sel-sel otot jantung. Serabut purkinje
mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40 x/menit.

C. Elektrofisiologi Sel Otot Jantung


Sel-sel otot jantung mempunyai susunan ion yang berbeda antara ruang dalam
sel (intraseluler) dan ruang luar sel (ekstraseluler). Ada 3 ion yang memiliki peranan
penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu : Natrium (Na), Kalium (K) dan Kalsium
(Ca). Dari ion-ion ini yang terpenting adalah Na dan K. Kadar K intraseluler
30 kali lebih tinggi dalam ruang ekstraseluler daripada dalam ruang intraseluler.

Membran sel otot jantung lebih permiabel untuk ion negatif daripada terhadap ion
Na. Dalam keadaan istirahat, karena perbedaan kadar ion, potensial membran
bagian dalam dan luar tidak sama. Membran sel otot jantung pada saat istirahat berada
pada keadaan polarisasi, dengan bagian luar berpotensial lebih positif dibandingkan
bagian dalam. Selisih potensial ini disebut potensial membran, dalam keadaan
istirahat berkisar -90 mV. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permiable
membran berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel yang menyebabkan potensial
membran berubah dari -90 mV menjadi +20 mV (potensial membran diukur
intraseluler terhadap ekstra seluler). Perubahan potensial membran karena stimulus
disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi selesai, maka potensial membran
kembali mencapai keadaan semula disebut proses repolarisasi. Semua proses tersebut
disebut Aksi Potensial.
Aksi potensial dibagi dalam 5 fase, yaitu :
Fase 0 : Dinamakan fase depolarisasi yang menggambarkan arus masuk Natrium
ekstraseluler ke dalam intraseluler yang berlangsung dengan cepat. Terjadi perubahan
muatan dalam sel menjadi positif dan diluar menjadi negatif.
Fase 1 : Merupakan fase permulaan proses

repolarisasi yang mengembalikan

potensial dalam sel dari +20 mV menjadi 0 mV. Terjadi akibat penutupan saluran
Natrium.
Fase 2 : Kalsium masuk kedalam sel miokard dengan lajut relatif lebih lambat dan
menyebabkan keadaan stabil yang agak lama sesuai masa istirahat (refrakter) absolut
miokardium. Dalam fase ini terjadi gerak masuk dari ion Ca untuk mengimbangi
gerak keluar dari ion K.
Fase 3 : Fase ini merupakan fase pengembalian potensial intrasel ke potensial
istirahat, akibat pengeluaran Kalium dari dalam sel keluar sel, sehingga mengurangi
muatan positif di dalam sel.
Fase 4 : Disebut sebagai fase istirahat, dimana sel miokard kembali bermuatan positif
di luar sel dan negatif di dalam sel hal ini disebut POLARISASI.

D. Sandapan EKG
Untuk membuat rekaman EKG pada tubuh diletakkan electroda-elektroda
yang dapat meneruskan potensial listrik dari tubuh ke sebuah alat pencatat potensial
yang disebut elektrokardiograf. Pada rekaman EKG yang konvensional dipakai 10
buah electroda, yaitu 4 elektroda ekstremitas dan 6 buah electroda prekordial.
Electroda-elektroda ektremitas masing-masing diletakkan pada : lengan kanan (RA),
lengan kiri (LA), tungkai kanan (RF) dan tungkai kiri (LF).
Electroda tungkai kanan (RF) selalu dihubungkan dengan bumi untuk menjamin
potensial nol yang stabil.
Sandapan Standar Ekstremitas
Dari electroda-elektroda ekstremitas didapatkan 3 sandapan dengan rekaman potensial
bipolar, yaitu :
I
: Potensial LA (bermuatan positif) Potensial RA (bermuatan negatif)
II
: Potensial RA (bermuatan negatif) Potensial LF (bermuatan positif)
III
: Potensial LF (bermuatan positif) Potensial Lki (bermuatan negatif)
Untuk mendapatkan sandapan unipolar, gabungan dari sandapan I, II, dan III disebut
Terminal sentral dan dianggap berpontensial nol. Bila potensial dari suatu elektroda
dibandingkan dengan terminal sentral, maka didapatkan potensial mutlak elektroda
tersebut dan sandapan yang diperoleh disebut sandapan unipolar.

Sandapan-sandapan berikut ini semuanya adalah sandapan unipolar, yaitu :

1. Sandapan prekordial
Sesuai dengan nama-nama elektrodanya, sadapan prekordial disebut : V1, V2, V3,
V4, V5, V6.
Elektroda-elektroda prekordial diberi nama-nama V1 sampai V6, dengan
lokalisasi sebagai berikut :
V1 : garis parasternal kanan, pada interkostal IV
V2 : garis parasternal kiri, pada interkostal IV
V3 : titik tengah antar V2 dan V4
V4 : garis kalvikula tengah, pada interkostal V
V5 : garis aksila depan, sama tinggi dengan V4
V6 : garis aksila tengah, sama tinggi dengan V4

2. Sandapan Ekstremitas Unipolar


Sandapan ini menunjukkan potensial mutlak dari masing-masing ekstremitas,
yaitu :
a. aVR : Potensial RA
b. aVL : Potensial LA
c. aVF : Potensial LF

E. Kurva/ Gambaran Siklus Jantung pada EKG


Kurva EKG menggambarkan potensial/ proses listrik yang terjadi di atrium dan
ventrikel sebagai akibat aktivitas jantung. Rekaman EKG merupakan aktivitas listrik

yang timbul pada waktu otot-otot jantung berkontraksi. Sedangkan potensial aksi pada
system konduksi jantung tidak dapat diukur karena terlalu kecil.
Potensial listrik terdiri dari :

1. Gelombang P :

pada umumnya berukuran kecil dan merupakan depolarisasi

atrium kanan dan kiri. Gelombang P normal adalah : tinggi < 0,3 mvolt , lebar <
0,12 detik , selalu positif di L II, selalu negatif di aVR.

2. Gelombang QRS : merupakan kelompok gelombang hasil depolarisasi ventrikel


kanan dan kiri. Gelombang QRS yang normal adalah : lebar 0.06 0.12 detik,
tinggi tergantung lead. Gelombang QRS terdiri dari :
a. Gelombang Q : defleksi negative pertama pada gelombang QRS, dengan
gambaran gelombang Q normal, lebar kurang dari 0.04 detik dan tinggi/
dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R. Gelombang Q yang abnormal disebut Q
patologis.

b. Gelombang R : defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Gel R


umumnya positif di lead I,II,V5 dan V6. Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya
kecil atau tidak ada.
c. Gelombang S : defleksi negatif sesudah gelombang R. Di lead aVR dan V1
gelombang S terlihat dalam dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin
menghilang.

3. Interval PR : Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan


gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 0,20 detik ini merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui
berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler.

4. Segmen ST : Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan


gelombang T. Segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial
dapat berpariasi dari 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis
isoelektris disebut ST elevasi dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST
depresi.

5. Gelombang T : Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya


gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di aVR.
6. Gelombang U : Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum
diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi
Interventrikuler.

F. Aksis Pada EKG


Normalnya aksis jantung mengarah dari arah tangan kanan ke arah kaki kiri kira-kira
30-60 derajat (lihat Gb 24) karena otot ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan otot
jantung lainya. Adapun normal axis jantung antara -30 derajat s/d +110 derajat
dibawah usia 40 thn, -30 derajat s/d +90 derajat diatas 40 thn.

Kertas EKG

Apabila aksis jantung antara-30 s/d -90 derajat dinamakan left axis deviation
(LAD), apabila +110 derajat s/d +180 derajat dinamakan Right axis deviation (RAD),
apabila aksis jantung antara +180 derajat s/d +270 derajat atau -90 derajat s/d -180
derajat dinamakan extrem axis.

Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas berjalan dengan kecepatan baku
25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai dengan potensial 1 mV.
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang merupakan garis horizontal dan vertikal
dengan jarak 1mm (kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5mm
disebut (kotak besar).
Garis horizontal : menunjukan waktu, dimana 1mm = 0,04 dtk, sedangkan 5mm
= 0,20 dtk.
Garis vertical : menggambarkan voltage, dimana 1mm = 0,1 mv , sedangkan
setiap 5 mm =0,5 mV.

G. Cara Merekam EKG


1. Fungsi EKG
Hal-hal yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah
- Denyut dan irama jantung
- Posisi jantung di dalam rongga dada
- Penebalan otot jantung (hipertrofi)
- Kerusakan bagian jantung.
- Gangguan aliran darah di dalam jantung
- Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung
2. Rerekaman EKG 12 lead
a. Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda
Lead I : Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan
kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri
bermuatan (+)
Lead II : Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri
(LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri
bermuatan (+)
Lead III : Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri
(LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan
(+)
b. Lead unipolar : Merekam beda potensial lebih dari 2 elektode
Dibagi 2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial
Lead unipolar ekstremitas.
Lead aVR : Merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan
tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)
Lead aVL : Merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan
kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)

Lead aVF : Merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan
kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)
Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead
ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6

3.

V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah


V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
Cara melakukan perekeman EKG
a. Mempersiapkan alat
1) Mesin EKG, yang dilengkapi dengan kabel:
a) satu kabel listrik
b) satu kabel untuk pasien (terdiri dari 10 kabel yang diberi tanda/warna)
2) Plat elektrode, yaitu:
a) elektrode extremitas diikatkan dengan alat pengikat khusus
b) elektrode dada dengan balon penghisap/paddle
3) Jelly/Swab alcohol
4) Kertas EKG
5) Kertas tissue
6) Piala ginjal
b. Memberitahu pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
c. Menutup gorden
d. Menghubungkan mesin EKG dengan listrik .
e. Mencuci tangan
f. Mengatur posisi, tidur telentang dengan 1 bantal.
g. Membuka pakaian pasien pada bagian dada, pergelangan tangan dan kaki serta
melepas jam tangan dan gelang magnet.
h. Mengoleskan jelly pada pergelangan tangan dan kaki (dapat juga dengan
alkohol/air)
i. Menempelkan elektrode
1) Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan
kiri searah dengan telapak tangan
2) Elektrode pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam

Menghubungkan kabel-kabel:
(RA) lengan kanan
(LA)

lengan kiri

(LF)

tungkai kiri

(RF)

tungkai kanan

Memasang elektrode pada daerah dada:


1) V1 (sela iga ke 4 garis sternal kanan)
2) V2 (sela iga ke 4 garis sternal kiri)
3) V3(terletak di antara V2 dan V4)
4) V4(sela iga ke 5 pada garis tengah klavikula kiri)
5) V5(garis aksila depan sejajar V4)
6) V6(garis aksila tengah sejajar V4)

j. Menghidupkan mesin dengan menekan tanda Power


k. Menekan tombol PAT (untuk memasukkan data pasien, seperti : alat EKG
MAC 500 dan MAC 1200)
l. Memastikan gambar di layar terlihat jelas, kemudian tekan tombol Print.
m. Selesai rekaman, matikan tombol OFF
n. Mencabut kabel dari aliran listrik
o. Melepas elektrode dan membersihkan sisa jelly dengan tissue
p. Merapikan pasien .
q. Membersihkan alat/mesin EKG dan mengembalikan ke tempatnya
r. Mencuci tangan
s. Menulis identitas pasien dan perawat yang melakukan tindakan di hasil
rekaman EKG
t. Memasukkan hasil rekaman pada Rekam Medis pasien
u. Mencatat pada catatan perawat tentang tindakan yang dilakukan
v. Melaporkan hasil EKG pada dokter jaga bangsal/dokter yang merawat.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:
a. Alat selalu dalam posisi STOP/OFF bila tidak digunakan
b. Hindari gangguan listrik dari gangguan mekanik seperti jam tangan, gerakan
tremor, dll.
c. Dalam merekam EKG perawat harus menghadap pasien

d. Apabila ditemukan gambaran EKG (komplek QRS tinggi) dan ingin diperkecil

tekan tombol program sampai dengan terlihat tulisan/kalimat manual


(standar manual ada pada angka 10), kemudian tekan tombol yang ada angka
5 10 20 (untuk memperbesar), baru direkam.
e. Pada pasien dengan diagnosis infark inferior, dibuat juga rekaman precardial
lead:
V4 R

pada sela iga ke 5 garis tengah klavikula kanan

V3 R

antara V1 dan V4 R

V7 garis aksilaris posterior sejajar V4


V8 garis skapula kiri sejajar V4
V9 garis para vetebra kiri sejajar V4.
H. Cara Membaca EKG :
1. Cara Menilai EKG
Langkah-langkah
a. Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak
b. Tentukan irama jantung ( Rhytm)
c. Tentukan frekwensi (Heart rate)
d. Tentukan sumbu jantung (Axis)
e. Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium/ventrikel)
f. Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)
g. Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan
keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang
terpasang pacu jantung)
2. Menentukan Frekuensi
Cara menentukan frekuensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu :
a. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R R
b. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6
detik kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik kalikan 5
Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai
berikut :
a. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
b. Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)
c. Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
d. Tentukan interval PR normal atau tidak
e. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak

3. Kriteria irama sinus (SR) adalah sebagai berikut :


a. Irama teratur
b. Frekuensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit
c. Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan

gelombang T
d. Interval PR normal (0.12-0.20 detik)
e. Gelombang QRS ormal (0.06-0.12 detik)
f. Semua gelombang sama

Irama EKG yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas disebut disritmia.
14. Evaluasi
Jenis tes : tes esay
a.
b.
c.
d.
e.

Jelaskan pengertian EKG?


Sebutkan tempat-tempat penempatan elektroda EKG?
Jelaskan prinsip dasar perekaman EKG?
Sebutkan urutan-urutan dalam menginterpretasi EKG?
Sebutkan kriteria irama sinus?

DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto, D.2009. Respirologi (Respiratory Medicine).Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
RoKhaeni Heni, dkk. 2007. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Bidang
Pendidkan & Pelatihan Pusat Keshatan Jantung dan Pembuluh Dara Nasional Harapan
Kita.
Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.
Surahman, Pengaruh Cardiopulmonar Bypass Terhadap Jumlah Leukosit Pada Operasi
Coronary Artery Bypass Graft, Jurnal Kedokteran, Mei 2010, Universita Diponegoro
W. Sudoyo ARu, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV. Jakarta :
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
Wahyu S Indra. 2012. www. Jantungoke.blogspot.com. diakses tgl 22 Desember 2013
Mutaqin. A. 2008. Buku Saku Belajar Ekg. Jogjakarta : Intan Cendikia

Anda mungkin juga menyukai