Korupsi Dari Sudut Pandang Sila Ke-5 Pancasila
Korupsi Dari Sudut Pandang Sila Ke-5 Pancasila
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
M. Erwin Althaf
M. Kemal Bengawan
Muthia Chisna Irzamy
Siti Nur Triutami
Vidia Ningrum S
Wafa Nizhom M
Zaky Zakaria A.
Adi Wisnu W.
M. Oki Ramanda S
Rifqi Danang S.
Satyaning Widyarini
Inna Fairuz Qolbi
Aan Setyono
15/381121/PT/06973
15/381122/PT/06974
15/381123/PT/06975
15/381124/PT/06976
15/381125/PT/06977
15/381126/PT/06978
15/381127/PT/06979
15/38/PT/06980
15/38.PT/06981
15/38/PT/06982
15/38/PT/06983
15/38/PT/06984
15/38/PT/06985
DAFTAR ISI
Abstrak......................................................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
Pendahuluan............................................................................................................... 1
a. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
b. Rumusan Masalah...................................................................................................6
Pembahasan............................................................................................................... 7
a. Permasalahan di tubuh DPR................................................................................... 7
b. Kinerja KPK dalam pemberantasan Korupsi.......................................................... 8
c. Pengaruh Masalah Korupsi Terhadap
Pancasila.....................................................11
d. Pengaruh Pancasila Terhadap
Korupsi....................................................................14
Penutup......................................................................................................................18
a. Kesimpulan dan Saran...........................................................................................18
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat serta hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MASALAH KORUPSI
DARI SUDUT PANDANG SILA KEADILAN SOSIAL PANCASILA.
Selanjutnya tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Septi selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penulisan makalah
ini, ucapan terima kasih terlebih lagi khususnya kepada seluruh teman-teman kelompok
lima.Makalah ini merupakan tugas mata kuliah PENDIDIKAN PANCASIA program studi Ilmu
dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Kami dari kelompok lima menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangankekurangan dalam penulisan makalah ini maka dari itu kami dari kelompok lima memohon
maaf yang sebesar-besarnya, maka dari itu pula kami mengharapkan saran serta kritik
konstruktif dari pihak manapun untuk kami kedepannya.
Kelompok 5
Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia telah menjadikan
Oleh karena Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa
Indonesia dan dengan masih banyaknya orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan
tindakan menyimpang. Oleh karena itu, orang-orang yang memegang pemangku jabatan
harus dibekali dengan ilmu dan nilai-nilai yang baik agar terhindar dari tindakan
menyimpang. Sebagai bangsa Indonesia, nilai-nilai yang baik tersebut berasal dari 5 sila
Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi panutan setiap
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebenarnya adalah bangsa Indonesia yang tidak
hanya memahami nilai-nilai dari Pancasila, namun dapat mengimplementasikannya ke
dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila haruslah dipegang teguh oleh setiap
bangsa Indonesia. Benar adanya bahwa korupsi terjadi karena pemahaman kita mengenai
Pancasila masih kurang. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila-sila dari Pancasila.
Namun dalam memaknainya masih kurang sehingga masih banyak pelanggaranpelanggaran dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di negeri ini.Banyaknya
masyarakat biasa maupun tokoh-tokoh masyarakat Indonesia yang korupsi, memperlihatkan
bahwa nilai-nilai dari Pancasila tidak tertanam dengan baik di dalam diri bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila yang merupakan jati diri dari bangsa Indonesia seperti seakan harus
tunduk kepada ego dan nafsu godaan dunia para pejabat yang menjebak rakyat bangsa
Indonesia ke dalam perangkap besi. Dahulu bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain
begitu lamanya, sekarang bangsa Indonesia dijajah oleh krupsi yang dilakukan oleh bangsa
sendiri di dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah kami berikut beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas :
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SILA KE- 5 PANCASILA
Setiap sila dalam pancasila memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai
satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila
dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena itu,
Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat
dari Pancasila akan menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, pada hakikatnya merupakan suatu nilai. Nilai
Pancasila bersumber dari penjabaran norma-norma dalam masyarakat. Segala sesuatu
prilaku masyarakat berakar pada Pancasila.
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada
hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut
adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai kemanusiaan yang dail dan beradab, nilai
Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
2.2 MAKNA SILA KE-5 PANCASILA
MAKNA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Sila ke-5 berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki Lambang
Padi dan kapas. Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek
moyang bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Karena digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan
dan kelebihan, sedangkan Prinsip keadilan yaitu berisi keharusan/tuntutan untuk
bersesuaian dengan hakikat adil. Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.
Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal
yang sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak
sama. Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara
terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan
dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi
serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasrkan atas hak dan kewajiban.
2.
3.
Keadilan Komulatif
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya
secara timbal balik. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban
masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini
merupakan asan pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan
yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau
bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus
diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara
yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh
warganya dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilainilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama
bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam
suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip
kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup
bersama (keadilan bersama).
2.2.2
ternyata
dalam
kenyataannya
sila
ke-5
masih
memiliki
banyak
kekurangan.
Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 68 tahun merdeka
masih belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara
Negara Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai
dengan saat ini. Ini ditandai dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia
(menurut data Bank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 % dari
bangsa Indonesia ini menandakan masih besarnya kesenjangan sosial di indonesia.
Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak mengalami
perubahan, strata tersebut antara lain:
Strata Sosial Utama : Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan ekonomi
KKN yang akut dari masa orde baru sampai dengan saat ini
Strata Sosial Ketiga : Para pekerja professional
Strata Sosial Keempat : Tetap tidak berajak dari masa penjajahan Belanda dulu yang
menikmati paling sedikit kesejahteraan dialam kemerdekaan ini adalah: petani, buruh,
pekerja rendahan, nelayan, akibat daya dukung kehidupan makin menurun di pedesaan
dan terpaksa melarikan diri ke kota tanpa modal pendidikan dan keahlian apa-apa.
2.2.3
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata. Untuk contoh konkrit
berdasarkan pasal-pasal yang terkait dengan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pasal 33 UUD 1945, tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa
bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti seharusnya rakyat
Indonesia dapat menggunakan air secara gratis dan merata tapi ternyata sudah rakyat
harus bayar dan tidak merata terbukti banyak terjadi kekeringan dan kekurangan air
didaerah-daerah terpencil contoh NTB. Mereka harus membuat sumber air sendiri
hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu perusahaan air minum. Kemudian
kelangkaan minyak dan bahan bakar (bensin) padahal Indonesia kaya akan segala
macam kekayaan alam. Tetapi realitanya bangsa Indonesia harus antri dan membayar
mahal untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
b) Pada Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik.
Biaya sekolah setiap tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata
kadang malah salah orang, dan pendidikan pun mengenal kata diskriminasi karena
penduduk kota saja yang dapat merasakan pendidikan dengan baik sedangkan daerah
daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh manusia apalagi teknologi tidak dapat,
merasakan pendidikan itu dengan baik.
2.2.3
orang lain
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum
Suka bekerja keras
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
2.5
Menghabiskan atau memakan uang atau harta Negara atau kelompok untuk
kepentingan pribadi
kembali spirit Pancasila dalam memecahkan persoalan bangsa ini yang begitu komplek.
Sehingga Pancasila bukan sekedar lima poin yang harus dihapal atau bahkan sebagai
pemanis mulut yang tidak memberikan pengaruh apa-apa. Pancasila lahir bukan tanpa
adanya pertarungan pemikiran dan kepentingan dari berbagai kelompok saat itu. Namun ia
bisa lahir dengan semangat persatuan dalam perbedaan demi terwujudnya bangsa ini
secara sempurna. Dalam kaitan ini generasi muda sekarang tidak boleh melupakan sejarah
seperti yang diamanatkan Faunding Father, Soekarno. Sebab hanya dipundak kita bangsa
ini harus tetap ada sebagai wujud tanggungjawab kita pada para pejuang kemerdekaan
bangsa ini. Untuk itulah Pancasila dilahirkan sebagai landasan pembangunan bangsa
kedpan yang bisa terbebas dari kejahatan korupsi. Korupsi misalnya, tidak hanya melawan
prinsip ketuhanan dan kemanusiaan, tapi juga membuat ketimpangan sosial. Aksi kekerasan
teror atas nama keyakinan tertentu, jelas tak hanya bertentangan ajaran luhur ketuhanan,
tapi juga merusak nilai kemanusiaan, persatuan dan demokrasi.Maka sebab itu
pemberantasan korupsi yang menjadi penyakit kronis bangsa ini harus dilandasi dengan
Pancasila.
Sila ke lima jelas memberikan spirit yang sangat konstruktif, artinya meski kita muak
dengan para tersangka kasus korupsi bukan berarti kita harus bercaci maki tanpa
memperdulikan atika-etika kemanusiaan. Sebab bagai manapun yang terlibat kasus korupsi
punya hak untuk diberikan keadilan dalam hukum. Namun begitu bukan berarti para
koruptor tidak semata-mata diberi keringanan dengan ponis hukum yang tidak adil. Oleh
karena korupsi merupakan kejahatan paling keji di negeri ini sehingga harus diberikan vonis
yang berat dengan harapan dapat memberikan efek jera.
E Pengaruh Pancasila terhadap penanggulangan korupsi
Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern.
Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada
semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk
membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga
masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. Komitmen yang
kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan
bentuk Republik Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang
memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, kelompok belajar, masyarakat, pemerintahan,
dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan
diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula
ditanamkan
kesadaran
bela
negara,
penghargaan
terhadap
hak
azasi
manusia,
UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN
Strategi Preventif
Strategi Preventif diarahkan untuk mencegah terjadinya korupsi dengancara
menghilangkan atau meminimalkan faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya
korupsi. Konvensi PBB Anti Korupsi, Uneted NationsConvention Against Corruption
(UNCAC), menyepakati langkah-langkahuntuk mencegah terjadinya korupsi.
Masing-masing negara setuju untuk: ...mengembangkan dan menjalankan
kebijaksanaan anti-korupsi terkoordinasi dengan mempromosikan partisipasi
masyarakat danmenunjukkan prinsip-prinsip supremasi hukum, manajemen urusan
publik dan properti publik dengan baik, integritas, transparan, dan akuntable,
...saling bekerjasama untuk mengembangkan langkah-langkah yang efektif untuk
pemberantasan korupsi.
Public Education
Public Education atau pendidikan anti korupsi untuk rakyat perludigalakkan
untuk membangun mental anti-korupsi. Pendidikan anti-korupsi ini bisa dilakukan
melalui berbagai pendekatan, seperti pendekatan agama, budaya, sosioal,
ekonomi, etika, dsb.Adapun sasaran pendidikan anti-korupsi secara garis besar
bisadikelompokkan menjadi dua:
a
Pendidikan
anti
korupsi
bagi
aparatur
pemerintah
dan
calon
aparatur pemerintah.
b
Public education anti korupsi bagi masyarakat luas melalui lembagalembaga keagamaan, dan tokoh-tokoh masyarakat. Semua itu dilakukan
untuk meningkatkan moral anti korupsi. Publik perlu mendapat sosialisasi
konsep-konsep seperti kantor publik dan pelayanan publik berikut dengan
konsekuensi-konsekuensi tentang biaya-biaya sosial, ekonomi, politik,
moral, dan agama yang diakibatkan korupsi.
Strategi Punishment
Strategi
Punishment
adalah
tindakan
memberi
hukuman
terhadap
tugas
dan
kewenangannya
bebas
dari
kekuasaan
Koordinasi
dengan
instansi
yang
berwenang
melakukan
yang
berwenang
melakukan
Supervisi
terhadap
instansi
Melakukan
penyelidikan,
penyidikan
dan
penuntutan
terhadap
Melakukan
tindakan-tindakan
pencegahan
tindak
pidana
korupsi,
Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tanggung jawab yang tinggi.
Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.
Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi
dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.
Pembungkaman Fakta
Sejumlah kasus korupsi seperti penyuapan oknum DPR Komisi XI dalam kasus pemilihan
Deputi Gubernur BI, korupsi pengadaan sapi dan mesin jahit oleh mantan Menteri Sosial
periode 2004-2009, keterlibatan Polisi dan Jaksa dalam pencucian uang (money laundry)
dan penggelapan pajak, adalah contoh fakta hukum tahun-tahun sebelumnya yang baru
terungkap saat ini. Kasus penggelapan pajak misalnya, baru terungkap setelah Susno
Duadji (mantan Kabag Reskrim Mabes Polri) melaporkan skandal tersebut kepada Satgas
Pemberantas Mafia Hukum. Demikian juga kasus-kasus lain yang boleh jadi mengendap
atau diendapkan karena belum tersentuh hukum. Jika kita analogikan, korupsi di Indonesia
akan terungkap sampai ke akar-akarnya, bila ada oknum-oknum birokrasi (inner cycle) yang
berani memberikan kesaksian dan pengakuan dosa seperti yang dilakukan Susno Duadji.
Jika tidak, berbagai skandal korupsi akan terus mengalami pembungkaman, selama
penegakan hukum masih tebang-pilih.
2
Politisasi Korupsi
Hal lain yang turut melanggengkan kekorupan di Indonesia adalah, politisasi berbagai kasus
korupsi. Gejala ini terbentuk, karena lemahnya daya jangkau hukum terhadap berbagai
kasus korupsi yang melibatkan oknum pejabat publik. Baik di kalangan legislatif, eksekutif
dan yudikatif. Akhirnya, suatu tindakan korupsi hanya terungkap, bila ada riak-riak politik
sakit hati atau politik balas dendam. Buktinya, berbagai kasus korupsi yang melibatkan
oknum pejabat-pejabat, terpendam selama ini. Dan baru teruangkap setelah terjadi fluktuasi
gesekan politik terkait berbagai persoalan di tanah air. Fakta ini menandakan, otoritas
hukum di Indonesia masih tersubordinasi oleh grafitasi politik yang sedemikian kuatnya dan
dasyhat. Padahal, sejatinya hukum dan politik adalah dua wilayah dengan otoritas yang
berbeda. Persoalan hukum, sejatinya tidak dibawa ke zona politik, karena hanya akan
memperkabur substansi juridisnya, termasuk perkara pidana korupsi. Karena politik adalah
wilayah pseudo yang memingkinkan tensi kepentingannya sangat tinggi. Sementara, hukum
adalah wilayah normatif positifistik yang imanen dan bebas dari unsur-unsur kepentingan
politik dan kekuasaan (independen)
3
Kemiskinan Karakter
Apa yang kurang dari gaji seorang Jaksa sebesar 3-4 juta, belum ditambah tunjangan,
seorang PNS seperti Gayus Tambunan dan Bahasyim dengan gaji 12 juta per bulan, atau
anggota DPR dengan gaji total sekitar 70 juta. Tapi masih menilap uang rakyat dan
menerima suap di sana-sini. Fakta ini menandakan, ada ketidakberesan moral para
aparatus negeri ini. Korupsi merupakan gejala kemiskinan karakter. Sebab, dengan gaji
yang lumayan besar, tidak memberikan kepuasan bagi oknum-oknum pejabat yang doyan
korup. Gejala kemiskinan karakter ini, telah terinstitusionalisasikan dalam budaya birokrasi
pemerintahan.
BABIII
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran Dari pembahasan dari rumusan masalah yang sudah ada maka dari
uraian di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :
Upaya peberantasan korupsi tetap harus menjadi nomor wajib sebab korupsi
merupakan akar dari segala masalah yang menyebabkan nama baik negeri ini terus
terpuruk di dunia Internasional.
Pancasila sesungguhnya merupakan sumber nilai anti korupsi. Persoalannya arah
idiologi kita sekarang seperti di persimpangan jalan. Nilai-nilai lain yang kita anut menjadikan
tindak korupsi merebak kemana-mana. Korupsi itu terjadi ketika ada pertemuan saat dan
kesempatan. Akan tetapi, karena nilai-nilai kearifan local semakin ditinggalkan, yang ada
nilai-nilai kapitalis, sehingga terdoronglah seseorang untuk bertindak korupsi. Saatnya
pancasila kembali direvitalisasi sebagai dasar filsafat Negara dan menjadi Prinsip prima
bersama-sama norma agama. Sebagai prinsipa prima, maka nilai-nilai pancasila dan normanorma agama merupakan dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia berbuat baik.
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi
tercantum di dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang
ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Nilai nilai keadilan atau nilai yang tertuang
dalam sila ke-5 mempunyai Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama antara lain keadilan distributif, keadilan legal, keadilan komulatif. Selain
itu pancasila mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan kelebihan tersebut
terletak pada tujuan utama sila ke-5, sedangkan kelemahannya terletak pada pelaksanaan
yang belum maksimal.
Indonesia adalah Negara yang memiliki dasar Negara yaitu pancasila, suatu lima
dasar landasan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia sejak dulu. Akan tetapi tak
banyak dari kita yang mengamalkan pancasila dengan baik, masih banyak masyarakat
Indonesia yang mencampakkan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila, salah
satunya adalah korupsi. Korupsi adalah perbuatan yang menyimpang dari nilai-nilai
pancasila yang di sebabkan oleh lemahnya keimanan seseorang yang menyimpang dari sila
pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, serta tidak memiliki rasa kemanusiaan yang adil dan
beradap, tidak terciptanya persatuan Indonesia, tidak terselenggara dengan baik kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
menyimpang dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga seakan-akan
korupsi adalah sebagai tren di kalangan pejabat yang seharusnya melindungi rakyat
Indonesia, yang seharusnya bertugas menjadi wakil rakyat
kesenangan dunia yang membawa kehancuran bangsa itu sendiri. Maka dari itu untuk
menyelamatkan bangsa Indonesia kita perlu untuk berbenah diri, mempelajari sesuatu yang
menjadi dasar suatu Negara yaitu pancasila, tidak hanya menghafalnya akan tetapi
mengamalkan seluruh sila yang terkandung didalamnya, meningkatkan moral bangsa yang
berjiwa pancasila serta memperkokoh iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Permasalahan
dasar korupsi di Indonesia adalah pembungkaman fakta, politisasi korupsi dan kemiskinan
karakter
DAFTAR PUSTAKA
Korupsi
Di
Indonesia
dan
Pemberantasan
Korupsi
Di
Indonesia.
https://www.academia.edu/3097181/STRATEGI_PEMBERANTASAN_KORUPSI_DI_IN
DONESIA. Diakses pada Hari Rabu tanggal 18 November 2015 pukul 7.09.
Rastika. Icha . 2012 . Inilah Lima Tren Pemberantasan Korupsi Masa Depan.
http://nasional.kompas.com. Diakses pada hari Rabu tanggal 18 November 2015 pukul
7.04.