Dzikir
Dzikir
Oleh
Sofia Rosdanila Andri
107034001656
Oleh
Sofia Rosdanila Andri
107034001656
Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
Jakarta, 02 Juni 2011
Sofia Rosdanila Andri
v
Pukul
Pembimbing
Ketua Sidang
Sekretaris
Tim Penguji
ii
Penguji I
Penguji II
Pembimbing,
iv
LEMBARAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis dedikasikan kepada Hadlratu Syaikh Abdul Malik alDien, guru sekaligus guru spiritualku, yang tidak pernah bosan dan lelah
membimbingku dalam proses penulisan skripsi dan menjembataniku zahir dan
batin menuju cinta Ilahi. Terima kasih banyak Ya Hadlrata Syaikh..
Bimbing kami selalu Ya Syaikh.
vii
KATA PENGANTAR
.
Puji Syukur kehadirat Allah Swt., Dzat yang memberikan hembusan
nafas kepada para hamba-Nya. Penulis panjatkan atas segala rahmat dan karuniaNya, Wahai Kekasihku, betapa ngeri akan kehilangan-Mu Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada sosok Rahmatan li al-lamn, cahaya
di atas cahaya, manusia paling sempurna, Nabi Muhammad saw., Rasul penutup
para Nabi, serta doa untuk keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga zaman
menutup mata.
Melalui upaya dan usaha yang melelahkan, akhirnya dengan limpahan
karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Berbagai kesulitan dan hambatan yang penulis rasakan dalam penyusunan skripsi
ini, alhamdulillah dapat teratasi berkat tuntunan serta bimbingan-Nya dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ungkapan rasa
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Zainun Kamal, M.A,. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta para pembantu Dekan.
2.
Bapak Dr. Bustamin, M. Si., selaku Ketua Jurusan Tafsir Hadis dan kepada
Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis.
viii
3.
Bapak Drs. Zahruddin AR, M. Si., selaku pembimbing penulis yang selalu
bersabar memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis berada di
bawah bimbingannya.
4.
Bapak Drs. Ahmad Rifqi Mukhtar, MA., Bapak Anwar Syarifuddin, MA.,
dan Ibu Dr. Sri Mulyati, MA., selaku penasehat akademik yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
5.
6.
Kepala dan staff karyawan Perpustakaan Umum dan Fakultas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Yayasan Haqqani Indonesia, Iman Jama, dan
Nasional.
7.
8.
9.
ix
10.
Umi Fazat Zakiya Malik, Adik Bunga dan Tera, istri dan anak-anak dari
Hadlratu Syaikh Abdul Malik, yang senantiasa memberikan dukungan moril
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
11.
Ust. Afud, yang telah mengokohkan dan menguatkan kaki penulis, yang
hadir untuk menutupi kelemahan-kelemahan, dan yang bisa menghapuskan
semua gelisah penulis sehingga bisa sampai pada akhir perjalanan
perkuliahan ini. Tanpanya, penulis hanya terperangkap dalam ruang hampa,
dan skripsi ini tidak akan terealisasi.
12.
Teruntuk kedua sahabat karib penulis, KImam dan Zahrul Athriah, yang
senantiasa bersama-sama kita menyusun penulisan skripsi ini sampai titik
darah penghabisan, susah senang, siang jadi malam, malam jadi siang, tanpa
support kalian sahabat, penulis akan rapuh.
13.
14.
yang membantu
x
16.
Semua pihak dan keluarga besar KH. Muhammad Idris Kaisan dan H. Mian
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak pernah
sedetikpun kabur di hati penulis untuk melupakan mereka, terima kasih atas
ketidakjenuhan membantu dan mendoakan penulis menyelesaikan skripsi
ini.
17.
Akhirnya, rasa syukur dan bakti yang tak pernah luput penulis haturkan
kepada kedua orang tua tercinta: Ayahanda H. Adnan Idris Kaisan, yang
sosoknya selalu menjadi inspirasi bagi penulis, dan Mamanda Hj. Mahfuza
Adnan yang tak pernah letih dan absen mulut dan hatinya mendoakan
penulis dan semua anak kecintaannya. Kasih sayang, nasehat, dukungan,
serta ridha keduanya merupakan akar fondasi bagi segala tekad penulis
dalam menjalani bahtera kehidupan dan menuntut ilmu sedalam-dalamnya.
Ayah, Mama, tidak ada kalian di sisi penulis, penulis akan runtuh. Semoga
Allah mengampuni segala dosa keduanya.
Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan. Harapan penulis,
Sofia RosdanilAndri
xi
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ii
PENGESAHAN PEMBIMBING
iii
PERSETUJUAN PENGUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
xii
TRANSLITERASI
xv
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
10
C.
Tinjauan Kepustakaan
11
D.
12
E.
Sistematika Penelitian
13
F.
Metodologi Penulisan
14
16
18
xii
16
1.
18
2.
21
24
25
29
A. Pengertian Dzikir
29
34
1.
34
2.
37
40
44
BAB IV PENAFSIRAN SYAIKH HISYM KABBN TERHADAP AYATAYAT AL-QURN TENTANG DZIKIR
A.
47
47
B.
51
C.
56
D.
64
E.
68
BAB V PENUTUP
73
xiii
A.
Kesimpulan
73
B.
Saran-Saran
75
DAFTAR PUSTAKA
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
78
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI
A.
Konsonan
Tidak dilambangkan
sy
ts
kh
dz
gh
B. Vokal
Vokal Tunggal
Vokal Panjang
Vokal Rangkap
= a
= i
= u
= ai
= au
xv
C. Lain-lain
-
Kata sandang " " ditransliterasikan dengan "al" diikuti dengan kata
penghubung "-", baik ketika bertemu dengan huruf qamariyah maupun
huruf syamsiyyah, kecuali dalam transliterasi ayat al-Quran.
Ihdinas-sirtal-mustaqm, bukan
Ihdin al-sirt al-mustaqm
Transliterasi kata " " dilakukan sesuai dengan bacaan aslinya dengan
mengabaikan pemisahan antar kata.
Contoh:
dibaca
kitbullh, bukan
kitb Allh
Nama-nama dan kata-kata yang telah ada versi populernya dalam tulisan
latin, secara umum dituliskan berdasarkan versi populernya, kecuali tidak
ada keseragamannya, seperti macam-macam bacaan dalam tajwid tetap
ditulis berdasarkan transliterasi, contoh mad, izhr, dan lainnya.
xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
kandungan, sedikit demi sedikit bisa terkikis. Akan tetapi kesadaran tersebut bisa
juga bertambah dan terus bertambah. Realitas tersebut menunjukkan sifat
kesadaran Ilhiah (keimanan) seseorang yang labil. Ia bisa berkurang (yanqus)
dan bisa pula bertambah (yazd). Agar keimanan seseorang bisa stabil dan terus
bertambah, maka diperlukan sebuah media untuk selalu mengingat-Nya. Itulah
yang disebut dengan dzikrullh. Karena dzikir merupakan salah satu proses
stabilisasi keimanan.
Allah mewajibkan kepada umat Islam untuk selalu mengingat-Nya
(dzikrullh). Ini bukan karena ambisi untuk diingat oleh makhluk-Nya sehingga
Allah memperingatkan seperti itu, tetapi ini semua karena kasih sayang Allah
kepada manusia. Betapapun
1
hamba-Nya. Seorang penyair berkata: Tuhan yang telah berkorban di dunia ini;
mulialah orang-orang yang selalu mengingat-Nya setiap saat.
Bersamaan dengan itu, terdapat juga ayat-ayat al-Qurn dan hadis serta
keterangan-keterangan para ulama yang tidak pernah berhenti memberikan
semangat untuk selalu berdzikir kepada Allah zza wa Jalla, maka tidak ada lagi
alasan bagi hamba-Nya. Banyak sekali nas-nas al-Qurn dan Sunnah Nabi
Muhammad saw. yang menghimbau agar manusia selalu berdzikir kepada Allah.
Misalnya firman Allah:
.
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbih lah kepada-Nya
diwaktu pagi dan petang. (Q. S Al-Ahzb [33]: 41-42)
Di dalam hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhri, Nabi mengatakan
orang yang berdzikir hidup, sedangkan yang tidak berdzikir laksana orang yang
telah mati.1
Perumpamaan orang yang ingat akan Tuhannya dengan orang yang tidak
ingat Tuhannya laksana orang yang hidup denga orang yang mati.
Ini semakin memperjelas bahwa segala ibadah yang dilakukan sebagai
hamba adalah untuk diri sendiri, sekaligus sebagai tanda cinta dan kasih sayang
Allah kepada seluruh makhluk-Nya.
Imam-Bukhri. Sahih al-Bukhri (Jordan: Bait al-Afkr al-Jaddah, 1998), kitab. AlDaawt, bab. Fadhl dzikirillh Azza wa Jalla, hadts no. 6407, h. 6412.
1
Dzikir sangat lekat dengan kehidupan umat Islam. Siang dan malam
dilantunkan, sendirian maupun bersamaan. Namun, seiring modernitas kehidupan,
dzikir menjadi ritual yang mati, terus dipraktekkan tanpa pemaknaan mendalam.
Memang sebagian orang lengah dan lalai dengan tuntunan al-Qurn; sebagian
umat juga tidak memahami apa yang dimaksud dzikir; sebagian memahami dzikir
dalam bentuk kalimat yang di ulang-ulang membacanya tanpa pemahaman atau
penghayatan.
Salah satu tema yang dibicarakan di dalam al-Qurn adalah masalah
dzikir. Syarat cukup jelas dan setiap orang mengetahui kewajiban ini.
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan
mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzb [33]: 41).
Bahkan, Nabi Muhammad saw., Beliau bersabda: Aku tergantung
sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya apabila ia menyebut-Ku
(berdzikir). Maka apabila ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku
menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan apabila ia mengingat-Ku di dalam suatu
kelompok maka Aku menyebutnya dalam kelompok yang lebih baik dibanding
mereka. Dan jika ia mendekatiku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya
sehasta...2
Imam al-Naww mengatakan di dalam Syarh Sahh Muslim-nya, Hadis
ini termasuk hadis-hadis tentang sifat Allah dan mustahil bahwa yang dimaksud
2
Abi al-Husain Muslm bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisabri. Sahih Muslm, (Beirut:
Dr al-Kitb al-Arbiy, 2004, kitab al-Dzikir wa al-Du, bab fadhl al-Dzikir wa al-Du wa alTaqarrub ilallh. Lihat juga, Imam al-Bukhri di dalam kitab at-Tauhd, bab. wa
yuhadzdzirukumullh nafsah, Sunan al-Tirmidzi, kitab. al-Daawt, bab. Fi Husn al-Dzn billh
Azza wa Jalla, Sunan Ibnu Mjah, kitab. Adab, bab. Fadhl al-mal, dan Musnad Ahmad bin
Hanbal, bab. Musnad Abi Hurairah radhiyallh anhu.
taufik-Ku,
dan
pertolongan-Ku.
Seandainya
ia
menambah
Atabik Ali dkk, Kamus Kontemporer al-Ashry (Yogyakarta: Multi Karya Grafika,
cet. Ke-5), h. 933.
Menceritakan5
2.
Al-Qurn6
3.
Shalat7
4.
Wahyu8
Arti dzikir adalah suatu cara atau media untuk menyebut atau mengingat
nama Allah, jadi semua bentuk aktivitas yang tujuannya mendekatkan diri kepada
Allah dinamakan dzikir seperti shalat9, tetapi lebih spesifik lagi, dzikir dibatasi
dengan kata mengingat Allah dengan lisan dan hati.
Ibnu Hajar al-sqaln10 menjelaskan, yang dimaksud dengan dzikir
adalah ucapan dan ungkapan yang di anjurkan untuk mengucapkannya banyak,
misalnya amal saleh yang kekal (al-Bqiyt al-Sliht), yaitu: subhnalh,
alhamdulillh, l ilha illallh, Allhu Akbar dan semua yang disampaikan
kepada mereka seperti hawqala (l hawl wa l quwwata ill billh); basmalah
(bismillh al-Rahmn al-Rahm); hasbalah (hasbunallh wa nima al-Wakl),
istighfr, dan sebagainya, maupun dzikir untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Dzikrullh juga berlaku bagi ketekunan dalam menjalankan perbuatan yang wajib
5
QS .Al-Anbiy [21]: 50
Q. S Thha [20]: 14
Ibnu Hjar al-Atsqalln. Fath al-Bri (Beirut: Dr al-Fikr, 14, 2005), vol. 11, h. 251.
10
dan terpuji, misalnya membaca al-Qurn, membaca hadis , mempelajari ilmuilmu Islam, dan shalat sunnah.11
Apabila penulis melihat fenomena yang ada saat ini, terlihat begitu
maraknya
aktifitas
berdzikir
di
berbagai
tempat
melalui
forum-forum
Endang Mintarja, rifin Ilhm; Tarekat, Dzikir, dan Muhammadiyah (Jakarta: Mizan
Publika, 2004), h. 80.
cara mensyiarkan salwat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. serta
mengenalkan pribadi Nabi Muhammad saw. sebagai suri tauladan manusia
sehingga dapat merebut hati manusia sebanyak 50.00014 orang untuk bersalwat
kepada Nabi Muhammad saw. setiap minggunya. Juga ada Majelis Rasulullah
yang dipimpin oleh al-Habib Munzir al-Muswa, hingga perkumpulan dzikir yang
sifatnya berbau mistik dan mengarah kepada tasawuf15 atau sufistik seperti
kegiatan berdzikir yang dilakukan oleh jamah atau pengikut tarekat16
Naqsyabandi Haqqn.
Tarekat Naqsyabandi Haqqn saat ini dipimpin oleh Syaikh Muhammad
Nzim al-Haqqn dan Syaikh Hisym Kabbn sebagai muridnya. Sebagai
seorang Syaikh Sufi, Syaikh Hisym telah diberi wewenang dan diperbolehkan
untuk membimbing para pengikutnya menuju Cinta Ilhi dan menuju maqm
spiritual yang telah digariskan oleh Sang Pencipta. Latihan spiritual yang berat
yang telah ditempuhnya selama 40 tahun di bawah pengawasan Grandsyaikh dan
14
Khatm al-Khwajagan adalah rahasia dzikir yang dinisbahkan kepada Abdul Khliq
al-Ghujduwni, sebagai pemimpin dzikir pertama diantara para wali jalan ini. Nabi Muhammad
saw. memberitahu Ab Bakar al-Siddiq, yang kemudian memberitahu semua wali bahwa Abdul
Khliq adalah pemimpin al-Ghujduwni adalah pemimpin dari Khatm al-Khawajagan. Setiap
orang diberi kehormatan untuk menerima cahaya dan rahasia dari Khwjaga Abdul Khliq alGhujduwani, dihadapan semua wali, Ab Bakar al-Siddiq, Nabi Muhammad saw., dan Allh
Swt. Dzikir ini hingga sekarang masih digunakan bagi para pengikut tarekat jalan ini, biasanya
dilakukan di disebut dengan zwiyah, yaitu tempat-tempat dzikir bagi tarekat jalan ini. Syaikh
Muhammad Hisham Kabbn. Classical Islam and the Naqsabandi Sufi Tradition (United States
of America: Islamic Supreme Council of America, 1995), h. 79-80. Lihat juga, Mawlana Syaikh
Hisyam Kabbn ar-Rabbn. Silsilah Rantai Emas 1, (T. Pn: Rabbani Sufi Institute of Indonesia, t.
t), h. 19-20.
10
judul dalam karya ilmiah ini tentang Penafsiran Syaikh Hisym Kabbn
Terhadap Ayat-Ayat al-Qurn Tentang Dzikir dalam Karyanya, Encyclopedia of
Islamic Doctrine, Remembrance of Allah and Praising the Prophet.
B.
masalah
yang
hendak
ditulis
dan
agar
permasalahan
tidak
melebar
Pembatasan Masalah
Penulis akan membatasi masalah ini hanya pada ayat-ayat al-Qurn
tentang dzikir; Dzikir Kewajiban Terbesar dan Perintah Allah yang Kekal (surat
al-Ahzb [33]:41, Perkumpulan Dzikir (surat al-Anbiy [21]: 20), Penyebutan
asm al-Husn (Allhu, Allhu, Allhu HAQQ) (surat al-Arf [7]: 180), Gerakan
dalam Dzikir (surat al-Zumar [39]: 23), dan Bulir Tasbih dalam Dzikir (surat alDzriyt [51]: 55) perspektif Syaikh Hisym Kabbn di dalam karyanya, yaitu
Encyclopedia of Islamic Doctrine Remembrance of Allah and Praising the
Prophet. Penulis memilih ayat-ayat di atas di dalam karyanya karena penulis
melihat bahwa pandangannya yang unik dan menarik terhadap ayat-ayat tersebut
untuk dikaji lebih mendalam.
2.
Perumusan Masalah
Selanjutnya, permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian
11
Bagaimanakah penafsiran Syaikh Hisym Kabbn terhadap ayat-ayat alQurn tentang dzikir di dalam karyanya Encyclopedia of Islamic Doctrine
Remembrance of Allah and Praising the Prophet?
C.
Tinjauan Kepustakaan
Begitu banyak permasalahan dan persoalan mengenai dzikir yang
dituangkan oleh para penulis lewat karya-karyanya. Penulis telah menelusuri dan
meninjau ulang karya-karya mereka tentang dzikir. Jika penulis melihat skripsiskripsi yang ada, telah banyak pembahasan dan penelitian para penulis yang
membahas perihal dzikir. Diantaranya: Konsep Dzikir dalam al-Qurn (Kajian
Tafsir al-Als),19 di dalamnya dijelaskan bagaimana penafsiran ayat-ayat dzikir
menurut pandangan Imam al-Alsi, Ayat-Ayat Dikir menurut Muhammad rifin
Ilhm20, penelitian ini membahas tentang ayat-ayat dzikir yang dilakukan oleh
para jamah dzikir yang dipimpin oleh Muhammad rifin
Ilhm, serta
21
Ahmad Ependi. Konsep Dzikir Menurut Dr. Quraish Shihab dalam Tafsr alMisbah. (Skripsi Fakultas Dakwah dan Kounikasi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2008).
12
D.
22
Taufik Rachmat. Dzikir Berjamah (Tinjauan Hukum Islam Terhadap Parktik Dzikir
yang Dilakukan oleh Muhammad rifin Ilhm). (Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Negeri Jakarta, 2007).
13
2.
3.
4.
E.
Sistematika Penulisan
Bab pertama pendahuluan, bab ini menguraikan latar belakang masalah,
14
F.
Metodologi Penulisan
Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi
ayat-ayat al-Qurn
15
23
Ierawan Soehartono. Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2004), cet. Ke-6, h. 69.
BAB II
BIOGRAFI SYAIKH MUHAMMAD HISYM KABBN
A.
Riwayat Hidup
Nama lengkap Syaikh Muhammad Hisym Kabbn adalah Syaikh
Hisym bin Muhammad bin al-Hajj Slim Muhammad Kabbn al-Husaini alNaqsyabandi al-Haqqn al-Syfi al-Lubnni.26 Ia lahir di Beirut, Lebanon27,
pada 28 Januari 1945 (13 Safar 1364 H). Nama ibunya adalah al-Hajjah Yusr
'Utsmn al-`Alayli al-Hasaniyy. Sejak kanak-kanak ia sudah diasuh oleh Mursyid
Tarekat Naqsyabandi liyyah, Syaikh Abdullh Fiz al-Dghestni,28 dan ia
diangkat menjadi khalifahnya.
Adil, putri dari gurunya, Syaikh Muhammad Nzim Adil al-Haqqn.29 Mereka
26
Lebanon adalah sebuah Negara di Afrika Barat, di pantai Timur Laut Mediterania.
Hal ini berbatasan dengan Suriah di Utara, Timur, dan Israel Selatan. Lebanon berlokasi di
persimpangan Basin Mediterania dan pedalaman Arab yang telah didikte oleh sejarah adalah
Negara yang kaya, dan membentuk identitas budaya, keragaman, dan etnik. Lihat, Wikipedia
Bahasa Indonesia, Lebanon, artikel ini di akses pada tanggal 15 Mei 2011 dari
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:HJSMjb6F3U8J:id.wikipedia.org/wiki/Le
banon+lebanon&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.google.co.id
28
Syaikh Abdullh Fiz al-Dghestni lahir pada tanggal 13 Desember 1941 di wilayah
Kaukasia, Daghestan (bagian dari kekaisaran Rusia) pada tahun 1891. Ia adalah Syaikh dari
Tarekat Naqsyabandi. Ayah dan kakaknya adalah dokter bedah pada Angkatan Darat Kekaisaran
Rusia. Syaikh Abdullh dibesarkan dan dilatih oleh pamannya dari pihak ibunya, Syaikh
Syarafuddn al-Daghestni (1875-1936). Ia menunjukkan kecerdasan spiritual pada usia yang
muda dan banyak menarik perhatian masyarakat lokal. Lihat, Syaikh Muhammad Hisym
Kabbn. Classical Islam and the Naqsbandi Sufi Orde, (United States of America: Islamic
Supreme Council of America, t. t), h. 391.
Syaikh Nzim mamiliki nama lengkap Muhammad Nzim al-Hqqn. Ia lahir di
Larnaca, Cyprus, Turki, pada tanggal 23 April 1922 (26 Syabn 1340 H). Ia merupakan
pemimpin dari Tarekat Naqsyabandi Haqqani. Ia memiliki garis keturunan sufi dan mistik pada
abad ke-11, yaitu Syaikh Abdul Qdir al-Jailni dan abad ke-13, yaitu Jalluddin Rumi. Sejak
masih muda, Syaikh Nazim telah menunjukkan kecendrungannya terhadap spiritualitas. Ayahnya
mengirimnya ke sekolah untuk mempelajari pengetahuan sekuler pada siang hari, dan belajar
agama Islam di perpustakaan lokal pada malam hari, dimana ia mempelajari dasar-dasar hukum
Islam, yurisprudensi, penafsiran al-Quran dan ilmu hadis . Lihat, Syaikh Muhammad Hisym
29
16
17
memiliki empat anak, tiga anak laki-laki dan seorang gadis, serta beberapa cucu
yang semuanya menetap di Fenton, Michigan, Amerika Serikat.30
Syaikh Hisym Kabbn menamatkan kesarjanaannya dalam bidang
kimia di American University College of Beirut, dan kemudian pergi ke Louvain,
Belgia, untuk melanjutkan studi medisnya. ia menerima gelar di bidang hukum
Islam (syarat) dari Damaskus.31
Syaikh Hisym Kabbn adalah salah satu ulama dunia yang paling
terkenal dari sejarah Islam dan ilmu spiritual tasawuf. Sebagai wakil pemimpin
Sufi Naqsyabandi Haqqn, ia juga berfungsi sebagai panduan dan guru untuk
sekitar 2 juta umat Islam di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat, Inggris,
dan Asia Tenggara. Ia telah mendapatkan lisensi untuk mengajar siswa panduan
dan nasihat dalam spiritualitas Islam dari guru dan khalifahnya, Syaikh
Muhammad Nzim Adil al-Haqqn yang terkenal memiliki wewenang atas
sekolah Hanf hukum Islam di Timur Tengah. Dan selama lebih dari 50 tahun
Syaikh Hisym Kabbn telah menjadi muridnya di Amerika Serikat.
Atas perintah gurunya Syaikh Muhammad Nzim Adil al-Haqqn alQubrusi, Syaikh Hisym Kabbn ke Amerika Serikat pada tahun 1991 dan
mendirikan yayasan bagi Tarekat Naqsyabandi Haqqn di sana.32 Sejak saat itu,
ia telah membuka 23 Pusat Sufi di Kanada dan Amerika Serikat. Ia telah mengajar
di sejumlah universitas di Amerika, seperti: The University of Chicago, Columbia
Kabbn. Classical Islam and the Naqsbandi Sufi Order, (United States of America: Islamic
Supreme Council of America, t. t), h. 535.
30
Syaikh Muhammad Hisym Kabbn. Classical Islam and the Naqsbandi Sufi Order.
31
The Naqshbandi Sufi Way dan History and Guide Book of the Saints of the Golden
Chain. Silsilah Rantai Emas Naqsbandi Haqqani, (Jakarta: Rabbani Sufi Institute of Indonesia,
t.t).
32
h. 535.
Syaikh Muhammad Hisym Kabbn. Classical Islam and the Naqsbandi Sufi Order,
18
University, Howard, Berkeley, McGill, Concordia, dan Dawson College,
demikian pula dengan sejumlah pusat keagamaan dan spiritual di seluruh Amerika
Utara, Eropa, Timur Jauh dan Timur Tengah.
Beberapa posisi yang saat ini ia miliki di Amerika Serikat, antara lain:
ketua Islamic Supreme Council of America (ISCA),33 ketua Naqsyabandi Haqqn
Sufi Order of America, ketua al-Sunnah Foundation of America,34 pendiri Dewan
Sufi Muslim Inggris dan Pusat Spiritualitas dan Kemajuan Budaya Inggris. Ia juga
menjadi penasehat dalam Unity One, yaitu sebuah organisasi yang ditujukan untuk
perdamaian antar gang di Amerika, penasehat dalam Human Rights Council,
penasehat dalam American Islamic Association of Mental Health Providers, dan
penasehat dalam Office of Religious Persecution, US Department of State.
B.
33
Islamic Supreme Council of America (ISCA) adalah organisasi keagamaan nonpemerintah yang didedikasikan untuk mendidik Muslm dan non-Muslm, dan mengembangkan
warga Negara yang baik melalui pengajaran keunggulan moral. ISCA bertujuan untuk menjadi
sumber daya yang baik bagi individu Muslm dan organisasi-organisasi di Amerika untuk
mendapatkan nasehat hukum dari para ulama dan lembaga keagamaan di seluruh dunia tentang
isu-isu yang timbul sebagai tradisi Islam yang bersentuhan dengan budaya Amerika. Organisasi ini
bermaksud untuk bekerja sama dengan individu non-Muslm dan organisasi untuk menyajikan
Islam sebagai agama moderasi, toleransi perdamaian, dan keadilan. ISCA akan menekankan
warisan Islam. Kristen, dan Yahudi dalam upaya mendorong untuk saling menghormati antara
semua budaya dan agama. Lihat, Islamic Supreme Council of America, About us, artikel di
akses pada tanggal 15 Mei 2011 dari
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:ZShmjLu2Kz4J:www.islamicsupremecou
ncil.org/home/aboutus.html+islamic+supreme+council+of+america&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.goo
gle.co.id
34
19
Tarekat Naqsyabandi adalah sebuah tarekat besar yang didirikan oleh
Muhammad Bahuddin al-Uwaisi al-Bukhri al-Naqsyabandi (717-719/13171389 H) di Bukhra.35 Tarekat Naqsyabandiyyah mempunyai kedudukan yang
istimewa karena berasal dari Sayyidin Ab Bakar al-Siddiq. Tarekat ini
mengajarkan tentang adab dan dzikir, tawassul dalam tarekat, adab suluk36,
tentang maqm.37 Sebagai metode pengingatan dan konsentrasi, pengasingan diri
merupakan metode yang khas dalam tarekat ini, yang tersebar di kota Kaukasus
dan Asia tengah. Satu di antara upacara tarekat Naqsyabandi dinamakan Khatm
al-Khawajagan (Penutup seluruh Guru Sufi) dan selalu dibaca setiap selesai
mengerjakan shalat wajib. Prinsip metode spiritual tarekat Naqsyabandi adalah
dzikir dalam hati (bil khafy). Nama-nama Tuhan tidak diucapkan melalui lisan
tetapi melalui kesadaran yang menembus ke dalam hati, di mana simbol-simbol
keghaiban masuk ke dalam pribadi seseorang, hal ini berbeda dengan kesadaran
hati secara fisik. Ia merupakan pemusatan secara spiritual dimana panggilan
terhadap Tuhan lebih cenderung pada kesadaran eksistensial daripada pengingatan
secara mental.38
35
Suluk atau perjalanan adalah perjalanan menuju Tuhan. Perjalanan spiritual menuju
sang sumber. Suluk merupakan metode perjalanan melalui seorang guru spiritual. Sesorang yang
menempuh jalan ini disebut salik. Seorang murid kadang-kadang disebut salik, manakala ia sedang
melakukan suluk, yakni suatu ikhtiar menempuh jalan tertentu yang beragam bentuknya dalam
rangka untuk mancapai tujuan tarekat. Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Suluk dalam
Kamus Ilmu Tasawuf (T. tp: Amzah., 2005, h. 211.
37
Secara etimologi, maqm berarti kedudukan, posisi, tingkatan (station) dan tahapan
dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. Maqm yang arti dasarnya tempat berdiridalam
terminologi sufistik berarti tempat atau martabat seorang hamba di hadapan Allah Swt. pada saat
ia berdiri menghadap kepada-Nya. Sedangkan secara terminologi, maqam adalah suatu tahap yang
harus ditempuh oleh seorang sufi untuk sampai kepada Allah Swt. Totok Jumantoro, dan Samsul
Munir Amin, Maqam dalam Kamus Ilmu Tasawuf (T. tp: Amzah., 2005, h. 136.
38
20
Tarekat ini merupakan sebuah sekolah pemikiran dan praktek yang berdiri
orang-orang yang mengikuti mereka. Cara ini terdiri dari ibadah terus menerus
dalam setiap tindakan, baik eksternal dan internal dengan disiplin yang lengkap
dan sempurna sesuai dengan sunnah Nabi. Tarekat didirikan dalam rangka
mempertahankan tingkat tertinggi dan dengan tegas meninggalkan inovasi dan
interpretasi bebas dalam kebiasaan-kebiasaan umum dan prilaku pribadi, juga
menjaga kesadaran akan kehadiran Tuhan yang Maha Kuasa menuju peniadaan
diri sendiri dan pengalaman yang sempurna dari kehadiran Illahi. Tarekat ini
adalah refleksi lengkap derajat tertinggi atau kesempurnaan dan menguduskan diri
melalui perjuangan yang paling sulit, yaitu perjuangan melawan diri dan
pergulatan melawan ego. Ia dimulai dimana yang lainnya berakhir, dalam daya
tarik cinta Ilh yang sempurna, yang diberikan kepada sahabat pertama dari Nabi
Muhammad saw., yakni Sayyidin Ab Bakar al-Siddiq.39
Sayyed Hossein Nasr, ed., Ensiklopedi Tematis Spiritual Islam: Manifestasi, vol. 2 (Bandung:
Mizan., 2003), h. 219. Lihat juga, Abdul Munim al-Hafni, Naqsyabandiyyah, dalam
Ensiklopedia Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab, Partai, dan Gerakan Islam (Jakarta: Grafindo
Khazanah Ilmu., 2006), h. 933.
39
21
Naqsyabandi berarti lukisan40 The Naqsy adalah ukiran sempurna
nama Allah di jantung murid. Mata rantai Naqsyabandi telah berubah dari abad ke
abad. Berawal dari masa Sayyidin Ab Bakar al-Siddiq ke masa Bayzid alBistmi yang disebut Naqsyabandi Siddiqiyy, dari masa Bayazid ke masa Abdul
Khliq al-Ghujduwni disebut Naqsyabandi Tayfriyy, dari masa Abdul Khliq
al-Ghujdawni ke masa Shah Naqsyband disebut Naqsyabandi Khwajaganiyy,
kemudian dari waktu Shah Naqsyband ke masa Ubaidullh al-Ahrr dan Ahmad
Farqi dinamakan Naqsyabandiyyah.41
Dilanjutkan pada masa Ahmd al-Farqi dengan masa Syaikh Khlid al-
Baghddi yang dinamakan Naqsybandi Mujaddidiyy, sejak masa Khlid alBaghddi sampai saat Syaikh Ismil Sirwni disebut Naqsyabandi Khalidiyy.
Dan pada masa Isma'il Sirwni sampai saat Abdullh Fiz al-Daghestni, disebut
Naqsyabandi Daghestaniyy,42 dan sekarang ini dimasa Syaikh Nzim Adil alHaqqn dikenal dengan nama Naqsyabandi Haqqn.43
2. Silsilah Mata Rantai Emas Naqsyabandi
Dipandang sebagai salah satu madzhab paling terkemuka dalam
spiritualitas Islam, tarekat Sufi Naqsyabandi memiliki sejarah yang panjang yang
bila ditelusuri akan sampai kepada masa-masa awal Islam. Dipimpin oleh para
40
Naqhsbandi Sufi Way, The Titles of Naqhshbandi Golden Chain, artikel diakses
pada 11 Februari 2011 dari http://www.naqsbandi.org/about/titlesof.htm.
43
Naqhsbandi Sufi Way, The Titles of Naqshbandi Golden Chain, artikel diakses
dari http://www.naqsbandi.org/about/titlesof.htm.
22
Syaikh dari yang merupakan para pewaris pengetahuan spiritual Nabi
Muhammad saw. dan para awliy. Para Syaikh Naqsyabandi dikenal dengan
Rantai Emas (The Golden Chains) karena hubungan mereka dengan manusia
tertinggi dan paling Sempurna, yaitu Muhammad saw. Mata rantai berakhir pada
satu titik. Grandsyaikh Maulana Syaikh Nzim Adil al-Haqqn adalah Mata
Rantai Emas terakhir. Pada halaman berikut akan penulis sebutkan silsilah dari
Mata Rantai Emas Grandsyaikh Tarekat Naqsyabandi.
23
Muhammad bin Abdullh
saw.
Ab Bakar al-Siddq
Salmn al-Frisi
Jafar al-Sdiq
Alauddin al-Attr
Tayfr Ab Yazid
al-Bistmi
Ab al-Hasan alKharqni
Ab Ali al-Farmdi
Ab Yaqb Ysuf
al-Hamadni
Ab al-Abbs al-Khidr
rif al-Riwakri
li al-Ramitani
Muhammad Bahuddin
Shah Naqsband
Alauddin al-Attr
Yaqb al-Kharkhi
Ubaidillah al-Ahrr
Muhammad Khwaja
al-Amkanki
Darwis Muhammad
Muhammad al-Zhid
Muhammad al-Bqi
Billh
Muhammad Masm
Syamsuddin Habbullh
Nr Muhammad alBadawni
Muhammad Syaifuddn
Khald al-Baghddi
Ismal al-Sirwani
Jamluddin al-Ghumqi
al-Husaini
Ab Ahmad al-Sughri
Ab Muhammad alMadni
Syarafuddin alDaghestni
al-Haqqn
24
C.
Pearls and Coral Secret of the Sufi Way. (Islamic Supreme Council of
America: 2005).
2.
3.
4.
5.
6.
7.
44
25
8.
9.
10.
11.
The Naqsyabandi Sufi Way History and Guidebook of the Saints of the
Golden Chain. (Kazi Publications: 1995).
12.
Jilid 1: Beliefs
Jilid 5: Self Purifications and the State of Excellent (Tazkiyt alNafs/Tasawuf, Ihsn)
D.
26
Buku yang diterbitkan oleh al-Sunna Foundation dibawah pengawasan Syaikh
Hisym Kabbn sendiri ini yang berjumlah 7 jilid, dan setiap jilidnya memiliki
tema yang sangat menarik bagi pemaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembacanya.
Karya Syaikh Hisym Kabbn ini memiliki kebajikan yang amat besar
dengan memulai kembali ajaran-ajaran Islam tradisional dengan jalan keluar
kompromi dengan modernisme atau disebut reformisme. Berakar pada interpretasi
tradisional dari syarat dan sekolah teologi Islam serta urutan Naqsyabandiyah
yang telah membawa penghalang interpretasi ortodoks ketat sufisme selama
berabad-abad, volume ini mencerminkan pandangan dari otoritas terbesar dalam
doktrin syarat dalam sejarah Islam. Ia membawa pengetahuan yang luas, yang
hanya dapat dikuasai dalam suasana tradisional. Untuk menanggung setiap
diskusi, ia membawa keluar dirinya dari sifat Tuhan untuk mengimbangi suatu
kondisi. Setiap volume dikhususkan untuk satu set keyakinan tertentu mulai
dengan akidah atau yang disebut dengan tauhd.45
Volume selanjutnya mencakup unsur-unsur praksis Islam yang terkenal
dan juga orang-orang yang telah hampir terlupakan pada masa kini. Suatu
pekerjaan juga sangat berkaitan dengan keyakinan Islam penting seperti "syafat"
(Tawassul) yang diserang oleh mereka yang disebut sebagai reformis. Dalam
setiap diskusi, Syaikh Hisym Kabbn mendampingkan pandangan Islam
tradisional yang diuraikan oleh tokoh-tokoh seperti Imam Syf', Imam Ab
Hanfah, Imam al-Ghazl dan Imam Ab
45
27
memahami ajaran-ajaran dasar yang sebagian kembali ke Ibnu Taimiyyah.46
Kemudian dilanjutkan dengan volume-volume selanjutnya yang juga tidak kalah
menarik untuk dijadikan sebuah penelitian bagi para ilmuan.
Penulis mencoba menguraikan apa-apa yang tersimpan di dalam salah
satu karya Syaikh Hisym Kabbn ini pada volume kedua yang berjudul
Remembrance of Allah and Praising the Prophet. Buku ini membentangkan
dalil-dalil dan hujjah-hujjah seputar masalah dzikir dan salwat yang dimana hal
ini
juga
ditentang
keras
oleh
beberapa
kelompok
Muslm
dengan
28
menyenangkan dan hal-hal berharga yang terpilih), dan perumpaan Allah terhadap
kalimat tauhd juga menjadi pembahasan pertama dalam buku ini.
Membaca syair pujian kepada Nabi Muhammad saw. melengkapi
pembahasan buku ini dalam bab dua. Di dalamnya dijelaskan tentang pujian
terhadap naat di kalangan para Sahabat Nabi Muhammad saw., kemudian
dilengkapi dengan biografi dan kisah Hasan bin Tsabit, seorang penyair Nabi
Muhammad saw. disertai syair Kab bin Zuhair dan syair pujiannya Abdul Hamd
terhadap Nabi Muhammad saw..
Dalam bab 3 karya Syaikh Hisym Kabbn berisikan tentang syair
pujian al-Busiri (Qasdah al-Burdah) kepada Nabi Muhammad saw., yang
didalamnya dijabarkan perihal kemuliaan qasdah al-Burdah karya Imam alBusiri disertai dengan pelajaran dari karyanya, penolakan kaum salafi terhadap
wasilah kepada Nabi Muhammad saw. dan al-Burdah yang juga disertai dengan
bantahan mereka terhadap pujian terhadap Nabi Muhammad saw., dan penolakan
mereka terhadap gelar Nabi Muhammad saw. sebagai sumber-sumber cahaya
nabi-nabi yang lain. Dalam bab 3 ini juga diberikan perincian penjelasan tentang
nama Cahaya (nr), penolakan kaum salafi terhadap keunggulan pengetahuan
dan kebaikan Nabi Muhammad saw., kaum salafi yang membatasi ampunan
Allah, dan pendirian Abdul Wahb terhadap qasdah al-Burdah.
Syaikh Hisym Kabbn pun memberikan ulasan mengenai orang tua
Nabi Muhammad saw. berada di dalam surga di dalam bab empat, dan keutamaan
keluarga Nabi Muhammad saw. dan kemuliaan para Sahabat dalam bab lima.
BAB III
GAMBARAN UMUM DZIKIR
A.
Pengertian Dzikir
Dzikir sangat lekat dengan kehidupan umat Islam. Siang dan malam
47
29
30
baik (al-Sit), al-Kitb yang isinya menjelaskan agama (al-Dn), Shalat dan doa
serta pujian (al-Tsana) atasnya.49
Dalam Kamus Istilah Tasawuf, dzikir secara etimologi berarti mengingat,
memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti.50
Dzikir itu bahasa umumnya sama dengan ingat yang berarti dapat dilakukan di
mana saja dan dalam semua keadaan. Ia dapat diucapkan oleh hati (dzikir khafy),
dan dapat diucapkan oleh (dzikir lisan), dapat diucapkan oleh anggota badan
lainnya (dengan prilaku dan akhlak mahmdah).
Sedangkan pengertian dzikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang atau doa dan
puji-pujian berlagu.51 Dzikir di dalam syarat Islam mempunyai makna yang
banyak, antara lain: semata-mata pengungkapan tentang dzat Allah (menyebut),
tentang sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, atau hukum-hukum-Nya; atau
dengan membaca kitab-Nya, memohon dan berdoa kepada-Nya, , memuliakanNya, mengesakan-Nya, memuji-Nya, bersyukur pada-Nya, dan mengagungkanNya.52
Kata dzikir sebenarnya mulai digunakan oleh pengguna bahasa Arab
dalam antonim lupa. Sebagian pakar yang mengatakan bahwa kata itu pada
mulanya berarti mengucapkan dengan lidah/menyebut sesuatu. Makna ini
kemudian berkembang menjadi mengingat sesuatu seringkali mengantar lidah
49
Ibn Manzhur, Lisn al-Arab (Beirut: Dr al-Sdir, 1990), jilid IV, h. 308-333. Lihat
juga, Louis Maluf, Al-Munjid fi al-Lughah wa Ilm (Beirut: Kattulikiyah, t. t), h. 236.
50
Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Dzikir dalam Kamus Ilmu Tasawuf (T.
tp: Amzah., 2005, h. 34.
51
31
menyebutnya. Begitu juga, menyebut dengan lidah dapat mengantar hati untuk
lebih mengingat lebih banyak lagi apa yang disebut-sebut itu.53
Kata menyebut sangat dikait-kaitkan dengan sesuatu, maka apa yang
disebut itu adalah namanya. Pada sisi lain, bila nama sesuatu terucapkan, maka
pemilik nama yang diingat itu disebut sifat, perbuatan, peristiwa yang berkaitan
dengannya. Sedangkan mengingat
sebagaimana lupa pun merupakan nikmat yang tidak kurang besarnya. Dari sini
kata dzikir dapat mencakup penyebutan nama Allah atau ingatan menyangkut
sifat-sifat atau perbuatan-perbuatan Allah, surga atau neraka-Nya, rahmat atau
siksa-Nya, perintah atau larangan-Nya, dan juga wahyu-wahyu-Nya, bahkan
segala yang dikaitkan dengan-Nya.54
Mengingat adalah suatu nikmat yang sangat besar, sebagaimana lupa pun
merupakan nikmat yang tidak kurang besarnya. Ini tergantung dari objek yang
diingat. Sungguh besar nikmat lupa bila yang dilupakan adalah kesalahan orang
lain, atau kesedihan atau luputnya nikmat. Dan sungguh besar pula keistimewaan.
Al-Farr dan Ibnu Qutaibah memberikan pengertian mengenai dzikrullh,
menurut keduanya dzikrullh adalah tasbih dan tahll lebih besar dan menjauhkan
dari kejahatan dan kemungkaran dan jika seorang hamba mengingat Allah, maka
Allah memberikan pahala untuknya, disebutkan di dalam hadis quds,
53
Quraish Shihab, Wawasan al-Quran Tentang Dzikir dan Doa, (Jakarta: Lentera Hati,
2008), h. 9.
54
32
Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingatmu. (QS. Al-Baqarah
[2]: 152).
Quraish Shihab, Wawasan al-Quran Tentang Dzikir dan Doa (Jakarta: Lentera Hati,
2008), h. 9.
56
Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Dzikir dalam Kamus Ilmu Tasawuf (T.
tp: Amzah., 2005, h. 34-35.
57
33
Swt. yang dilakukan dengan membaca kalimat tauhid (tahll ) L Ilha Illallh
atau lafal al-Jallah Allah atau nama-nama yang tersebut di dalam asm alHusn. Kata ingat di sini dapat diartikan dengan hadirnya Allah dalam hati atau
menghadirkan Allah dalam hati, sehingga keberadaan Allah itu disadari sebenarbenarnya oleh orang yang berdzikir dan mempengaruhi segala perbuatannya.
Bagi kalangan sufi, dzikir merupakan metode spiritual dalam pendekatan
diri kepada Allah, penyebutan nama-nama Allah atau beberapa formula kalimat
suci, di bawah bimbingan guru tarekat memiliki rangkaian (silsilah) yang otentik.
Guru spiritual, atau al-Syaikh58 menyampaikan baiat.59 Kata dzikir sering
digunakan secara khusus untuk setiap upacara di mana para sufi membentuk
lingkaran dalam sebuah pertemuan sufi (majelis), di mana dzikir yang benar
hanyalah sebuah elemen, untuk menuju kepada Pusat yang Satu.
Menurut Sara Sviri, dzikir merupakan praktik sekali sekaligus keadaan
esoterik. Sebagai keadaan esoterik dzikir mengandung paradoks, karena sekalipun
dzikir berarti ingat, tetapi pengalaman puncak yang dituju praktik dzikir adalah
58
Syaikh adalah guru spiritual. Syaikh merupakan pembimbing otentik dan satu-satunya
yang dituju oleh sang pencari kebenaran dalam pencariannya. Dengan berpaling kepada guru
spiritual, sang pencari pun berpaling kepada Allah Swt. Yang Maha Kuasa. Pengertian secara
khusu adalah gelar bagi pimpinan spiritual, guru, pimpinan tarekat, yang dalam bahsa Arabnya
mursyid (penunjuk). Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Syaikh dalam Kamus Ilmu
Tasawuf (T. tp: Amzah., 2005, h. 215.
59
Baiat adalah suatu janji. Peresmian atau pengakuan terhadap seorang penguasa
diselenggarakan melalui suatu janji baiat, yakni sumpah kesetiaan dan ketundukan. Hal ini
dilakukan oleh para pejabat, ulama dan tokoh-tokoh politik lainnya. Dalam sufisme, ia juga
merupakan suatu janji terhadap Tuhan yang dibuat oleh anggota baru dengan oleh sang guru sufi.
Lihat, Cryil Glasse, Baiat dalam Ensiklopedi Islam Ringkas (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada., 1999), h. 55.
34
segenap perhatian tercurah untuk menyebut nama Allah, segalanya hilang dari
orbit persepsi dan imajinasi.60
Hal di atas sama dengan pengertian dzikir yang dijelaskan oleh guru
penulis,
Syaikh
bdul
Mlik
al-Dien,
selaku
mursyid
dari
Tarekat
B.
metodenya.
Jika
dilihat
dari
bentuk
dzikir,
sebagian
ulama
Dzikir Khafy
Dzikir khafy atau dzikir diam. Ini adalah visi cahaya keindahan kesatuan.
Dzikir diam yang lembut, nikmat dan sangat manis. Dinamakan juga dengan
60
Sudirman Tebba. Meditasi Sufistik, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2004), h. 77. Lihat
juga, Abi al-Qsim Abdul Karm bin Hawzin al-Qusyairi. Rislah al-Qusyairiyyah (Beirut: Dr
Kutub al-Ilmiyyah, 2001), h. 257.
Wawancara Pribadi dengan Syaikh Abdul Mlik al-Dien, via chating jaringan sosial
Facebook, pada tanggal 18 Februari 2011.
61
35
dzikir tidak bersuara, hanya hati yang mengucapkan lafaz ismu dzat Allah. Pada
awalnya mulut berdzikir diikuti hati, kemudian lidah berdzikir sendiri sampai
lancar, akal pikiran diikuti rasa kenikmatan, sehingga cahaya Ilhi masuk ke
dalam hati, ingatan semata-mata hanya kepada Allah, dan akhirnya seakan-akan
seluruh badan dipenuhi oleh dzikir. Dzikir khafy
Tarekat Naqsyabandi, dengan alasan dzikir khafy terelatak di dalam hati, tidak
mudah diganggu oleh kesibukan-kesibukan, dan juga mengingat perasaan hati
dalam kehidupan sangat menentukan.62
Telah disebutkan di dalam Maknat al-Dzikr baina al-Ibdt karya
Utsmn Sad al-Syarqwi, orang-orang arif di jalan Allah mengatakan
tentang dzikir khafy , bahwa dzikir khafy lebih utama...63
Firman Allah:
Sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut. (QS. Al-Arf [7]: 205).
Sabda Nabi Muhammad saw.:
Allah berfirman, Aku sesuai dengan keyakinan hamba-Ku tentang Aku,
dan Aku bersamanya apabila dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku
62
Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Dzikir dalam Kamus Ilmu Tasawuf (T.
tp: Amzah., 2005, h. 42-43.
63
Utsman Sad al-Syarqwi. Maknat al-Dzikr baina al-Ibdt (Kairo: al-Hait alMisriyyah li al-Kitb, 1993), h. 55.
36
di dalam hatinya, maka Aku akan mengingatnya dalam hati. Jika dia
mengingat-Ku di hadapan para makhluk, maka Aku akan mengingatnya
di hadapan para makhluk yang lebih baik dari mereka.64\
Diriwayatkan pula oleh Saad bin Mlik, bahwa Nabi Muhammad saw.
bersabda:
Sebaik-baik dzikir adalah yang tersembunyi (khafy), dan sebaik-baik
rezeki itu adalah yang mencukupi.65
Karena dengan dengan dzikir bil khafy
keikhlasan, lebih jauh dari sifat riya, lebih banyak mengandung faedah, lebih
sempurnanya tingkatan, lebih dekatnya derajat, lebih murninya kesucian, dan
lebih berlimpahnya marifah.66
Hati adalah tempat iman, sumber-sumber cahaya dan penuh dengan
rahasia. Dalam aplikasinya, dzikir ini mempertimbangkan tarikan nafas, dengan
selalu menyebut L Ilha Illallh dengan diam, yang berbicara hanya hatinya,
hal ini dikenal dengan Ds al-Anfs (dzikir berupa menjaga pernafasan). Sebab,
keluar masuknya pernafasan yang dibarengi dengan kesadaran tentang kehadiran
Allah merupakan pertanda bahwa kalbu itu hidup serta berkomunikasi langsung
64
Sahih Muslm, (Beirut: Dr al-Kitb al-Arabiy, 2004, kitab. al-Dzikr wa al-Du, bab.
fadhl al-Dzikr wa al-Du wa al-Taqarrub ilallh. Lihat juga, Imam al-Bukhri di dalam kitab atTauhd, bab. wa yuhadzdzirukumullh nafsah, Sunan al-Tirmdzi, kitab. al-Daawt bab. Fi Husn
al-Dzn billah Azza wa Jalla, Sunan Ibnu Majah, kitab. Adb, bab. Fadhl al-Amal, dan Musnad
Ahmad bin Hanbal, bab. Musnad Abi Hurairah radhiyallh anhu.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari hadis Saad bin Abi Waqqs. Lihat, Ab
Abdullh Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hill bin Asd al-Syaibn. Musnad Ahmad bin
Hanbal, bab Musnad Abi Ishq Saad bin Waqqs, (Beirut: Dr al-Hadits, 1995), juz. 4, hadis no.
1559, h. 260.
65
66
Utsman Sad al-Syarqwi. Maknat al-Dzikr baina al-Ibdt, (Kairo: al-Hait alMisriyyah li al-Kitb, 1993), h. 55.
37
dengan Allah Sebaliknya, seorang yang lupa mengingat Allah pertanda bahwa
kalbunya mati, karena tidak ada komunikasi dengan Yang Maha Hidup.
Dalam al-Qurn disebutkan, Yang Maha Hidup itu digambarkan sebagai
cahaya langit dan bumi. Ketika tidaka ada hubungan denga sumber cahaya itu,
kalbu pun tidak mendapatkan pancaran cahaya, sehingga gelap dan mati. Untuk
mencapai dzikir ini diperlukan latihan yang teratur dan disiplin; namun, menurut
para ahli tasawuf cara termudah untuk mengefektifkan dzikir khafy
ini adalah
dengan cara berguru kepada seorang mursyid67 atau pembimbing yang sudah
mencapai marifah68 kepada Allah. Dzikir ini dipraktekkan untuk menghilangkan
sifat munafik dan menjaga agar terhindar dari bisikan jahat.
2.
67
Kata mursyid berarti orang yang menunjukkan jalan yang benar. Kata mursid berasal
dari bahasa Arab, arsyada yang berarti memeberi petunjuk. Kata mursid ditemukan di dalam alQuran, misalnya dalam QS. Al-Kahfi [18]:17:
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allh Swt..., maka dialah yang mendapat
petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang
pemimpin yang dapat member petunjuk kepadanya).
Peranan mursyid atau syaikh terhadap murid sangat penting. Menurut Ab Hafs Syihb
al-Din al-Suhrwardi (539-632 H/1140-1234 M), tokoh Tarekat Suhrawardiyah dalam bukunya
Awrif al-Marif, bahwa syaikh adalah khlifah Nabi Muhammad saw., karena ia mewakili Nabi
Muhammad saw. menyeru manusia kepada Allh Swt. Karena itu, kedudukan manusia di
kalangan kaum sufi sangat tinggi dan luhur. Posisi yang mulia ini diperoleh para sufi, karena
mereka menanmkan rasa cinta dan pengabdian kepada-Nya. Mursyid atau Syaikh membimbing
muridnya mensucikan hati. Hati yang suci akan terpancar cahaya ketuhanan (nur Ilhi ) dan
mendapatkan marifah yang menyebabkan ia mendapatkan keuntungan. Lihat, Tim Penulis UIN
Syarif Hidayatullah, Mursyid, dalam Ensiklopedi Tasawuf, jilid. III, T-Z (Bandung: Angkasa,
2008), h. 896.
68
38
Dzikir jahr (keras) adalah mengingat Allah dengan bersuara. Sang dzakir
(orang yang berdzikir) hanyalah seorang dzakir parsial manakala dzikirnya
dilakukan dengan bersuara. Dzikir jahr dinamakan juga dzikir lisan. Untuk
menjadi seorang dzakir menyeluruh, setiap anggota tubuh, setiap sel, harus
tenggelam dan mengingatnya.
Sementara, sebagian kalangan mengatakan bahwa dzikir dengan suara
keras lebih utama. Nabi Muhammad saw. memuji orang yang awwh (secara
harfiah, orang yang mengucapkan ah, ah!), yakni bersuara keras dalam dzikirnya,
bahkan ketika orang lain melarangnya. Imam Ahmd meriwayatkan dari Uqbah
bin Amir:
:
Nabi Muhammad saw. bercerita tentang seorang pria bernama Dzu alBijadain, innahu awwh (orang yang sering mengatakan ah). Ini karena
dia adalah orang yang banyak berdzikir dengan membaca al-Qurn, dan
dia meninggikan suaranya ketika berdoa.69
Hadis-hadis
yang
berbicara
tentang
permasalahan
ini
dapat
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Uqbah bin Amir. Lihat, Ab Abdullh Ahmad
bin Muhammad bin Hanbal bin Hill bin Asd al-Syaibni. Musnad Ahmad bin Hanbal, bab
Hadits Uqbah bin Amir al-Juhniy, (Beirut: Dr al-Hadits, 1995), juz. 4, h. 159.
39
berdzikir dengan suara jelas. Dalam Hakekat Tasawuf karya Syaikh Abdul Qdir
Isa dikatakan, Berdzikir dengan suara keras di dalam masjid tidak dilarang,70
agar kita tidak termasuk ke dalam firman Allah,
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah di dalam masjid-masjid?. (QS. AlBaqarah: [2] 114).
Pada dzikir Jahr disuarakan dengan tekanan keras, dimaksudakan agar
suara dzikir yang kuat dapat mencapai rongga batin mereka yang dzikir, sehingga
memancarlah nr dzikir dalam jiwanya. Gerakan dzikir di ulang-ulang dengan
irama yang makin lama semakin cepat, di bawah pimpinan seorang Syaikh atau
imam. Penganut tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah, diajarkan dzikir naf isbat,
kalimat dzikir yang tidak mengakui semua Tuhan-Tuhan dan menetapkan
pengakuan kepada Tuhan Allah yang satu tunggal. Dzikir ini diucapkan dalm
bentuk jahr.71
Dzikir jahr memiliki nilai atau berpengaruh pada kesucian jiwa, bila
dilakukan dengan memenuhi beberapa syarat, yaitu (a) dzikir diajarkan melalui
proses talqin72 dari seorang mursyid, (b) dilakukan dalam keadaan suci, (c)
70
Syaikh Abdul Qdir Isa. Hakekat Tasawuf (Jakarta: Qisthi Press, 2005), hal. 104.
71
Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Dzikir Jahr dalam Kamus Ilmu Tasawuf
(T. tp: Amzah., 2005, h. 40-41.
72
Kata talqin menurut bahasa berasal dari fiil mdhi (kata kerja masa lalu) laqina yang
berarti telah mencerdaskan, telah memberikan pemahaman, atau telah menjadikannya masuk akal.
Selain itu, laqqana-yulaqqinu-talqin juga berarti membimbing atau menasihati seperti
membimbing seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat agar ia menyimak dengan baik
kemudian dapat menirukannya dengan benar. Di dalam tasawuf dan tarekat, talqin adalah
mengambil pelajaran dari seorang guru guna mengokohkan kalimat al-Taqwa, yakni kalimat L
Ilaha Illallh., tiada Tuhan selain Allah di dalam kalbu.
.. dan Allah mengokohkan kalimat takwa ke dalam kalbu orang-orang beriman.
(QS. Al-Fath [48]: 26).
40
petunjuk Nabi Muhammad saw. yang disampaikan oleh seorang mursyid kepada
muridnya.73
Dalam versi Ensiklopedi Tasawuf pun dijabarkan, yang disusun oleh Tim
Penulis UIN Syarif Hidayatullah, dzikir dapat berpengaruh terhadap kesucian jiwa
jika dilakukan dengan (a) diniatkan untuk diri dan beribadah kepada dengan
tujuan mencari kerelaan, cinta, marifah kepada-Nya, (b) sebaiknya dilakukan
dalam keadaan memiliki wudhu, (c) dilakukan di tempat dan suasana yang
menunjang kekhusyukan, (d) berusaha memahami makna yang terkandung dalam
lafal dzikir itu dengan sebaik-baiknya, (e) berusaha menghayati makna ucapan
dzikir itu dan meresapkannya ke dalam hati, (f) mengosongkan hati dan ingatan
dari segala sesuatu selain Allah, (g) berusaha mewujudkan pesan-pesan moral
yang terkandung dalam ucapan dzikir itu dalam sikap hidup kita, dan (h)
menjadikan dzikir sebagai aktifitas harian.74
C.
yang lurus. Perbuatan mengikuti jalan yang lurus. Perbuatan mengikuti jalan
yang lurus ini hanya dapat dilakukan dengan cara mematuhi dan memelihara
Menurut Syaikh Abdul Qdir al-Jailni, talqin dzikir dalam tasawuf dan tarekat, hanya
akan relatif dengan syarat mengambilnya dari seorang guru yang kalbunya telah takwa secara
sempurna, yakni terpelihara dari lupa atau lalai dari mengingat Allah Swt., serta suci atau bersih
dari dari segala sesuatu selain Allh . Lihat, Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah, Talqin, dalam
Ensiklopedi Tasawuf, jilid. III, T-Z (Bandung: Angkasa, 2008), h. 1254.
73
Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Dzikir Jahr dalam Kamus Ilmu Tasawuf
(T. tp: Amzah., 2005, h. 40
74
Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah, Dzikir, dalam Ensiklopedi Tasawuf, jilid. III,
T-Z (Bandung: Angkasa, 2008), h. 1507.
41
syarat agama. Oleh karena itu, setiap orang hendaknya sadar dan senantiasa
mengingat Allah (dzikrullh),
maupun batin. Bagi mereka yang memandang hakikat (yaitu Allah), dzikrullh
adalah wajib hukumnya atau tidak boleh ditinggalkan. Mengapa harus
meninggalkannya, padahal ia adalah sumber ketenangan hati dan jiwa?
Dzikir merupakan amalan ringan yang memiliki banyak keutamaan. Selain
itu, membiasakan dzikir dalam setiap gerak langkah kehidupan, dapat membawa
perubahan yang sangat besar bagi siapa saja yang menjalankannya.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata: tidak diragukan bahwa hati dapat
berkarat seperti halnya besi dan perak. Dan alat pembersih hati adalah dzikir.
Dzikir dapat membersihkannya, sehingga dia menjadi seperti cermin yang bersih.
Apabila seseorang meninggalkan dzikir maka hatinya akan berkarat. Dan apabila
dia berdzikir, maka hatinya akan bersih. Berkaratnya hati disebabkan oleh dua
perkara, yakni lalai dan dosa. Dan yang dapat membersihkannya juga dua perkara,
yakni istighfr dan dzikir. Barang siapa lalai dalam kebanyakan waktunya, maka
karat di hatinya akan menumpuk sesuai dengan tingkat kelalaiannya. Apabila hati
berkarat, maka segala sesuatu tidak tidak tergambar di dalamnya sesuai dengan
faktanya. Dia akan melihat kebatilan dalam bentuk kebenaran, dan melihat
kebenaran dalam bentuk kebatilan. Sebab, ketika karat hati itu bertumpuk, hati
menjadi gelap, sehingga bentuk-bentuk kebenaran tidak tergambar sebagaimana
adanya75
Apabila karat hati bertumpuk, maka hati menjadi hitam dan pandangannya
menjadi rusak, sehingga dia tidak dapat menerima kebenaran dan tidak dapat
75
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Al-Wbil wa al-Sayyib wa Rfi al-Kalim al-Thayyib (T. tp:
Dr Ilm al-Fawid, t.t), h. 92.
42
mengingkari kebatilan. Inilah siksaan hati yang paling berat. Sumber dari semua
itu adalah kelalaian dan mengikiuti hawa nafsu. Keduanya menghilangkan cahaya
hati dan membutakannya,76 Allah berfirman:
Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti nafsunya dan keadaannya
melewati batas. (QS. Al-Kahfi [18]: 28).
Menurut Imam Ab Qsim al-Qusyairi, Dzikir adalah lembaran
kekuasaan, cahaya penghubung, pencapaian kehendak, tanda awal perjalanan
yang benar dan bukti akhir perjalanan menuju Allah Tidak ada sesuatu setelah
dzikir. Semua perangai yang terpuji merujuk kepada dzikir dan bersumber
darinya... Dia juga berkata, Dzikir adalah unsur penting dalam perjalanan
menuju al-Haqq. Bahkan, dia adalah pemimpin
Seseorang tidak akan sampai kepada Allah kecuali dia tekun dalam berdzikir....77
Sedangkan Ibnu Athaillah di dalam karyanya Mifth al-Fallh wa Misbh
al-Arwh mengatakan: Dzikir adalah membebaskan diri dari sikap lalai dan
lupa dengan menghadirkan hati secara terus menerus bersama Allah. Sebagian
kalangan mengatakan bahwa dzikir adalah menyebut secara berulang-ulang
dengan hati dan lisan nama Allah, salah satu sifat-Nya, salah satu hukum-Nya,
atau lainnya, yang dengannya seseorang dapat mendekatkan diri kepada
Allah...78
76
78
Ibnu Athillah al-Sakandari. Mifth al-Fallh wa Misbh al-Arwh (Beirut: Dr alKutub al-Ilmiyyah, t. t), h. 5.
43
Tidak ada satu kaum pun berdzikir kepada Allah melainkan para
malaikat akan mengitari mereka, rahmat akan melingkupi mereka,
kedamaian akan turun kepada mereka dan Allah akan menyebut-nyebut
mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.79
Dzikir kepada Allah akan melahirkan kecintaan dan loyalitas (alMahabbah) sebagai ruh Islam, ujung tombak agama. Karenannya, dapat diraih
kebahagiaan dan keselamatan yang hakiki. Allah telah menjadikan sesuatu ada
sebab-sebabnya. Dia menjadikan sebab al-Mahabbah dengan melanggengkan
dzikir. Barang siapa ingin meraih cinta Allah, hendaknya senantiasa mengingatNya. Karena ia adalah sebuah pelajaran dan pengingat. Sebagaimana ia adalah
pintu dari berbagai ilmu.
Dzikir pun akan melahirkan sifat al-Murqabah (perasaan selalu di awasi
oleh Allah Swt.) sehingga akan memasukkannya ke pintu Ihsn. Maka, ia akan
beribadah kepada Allah seakan ia melihat-Nya. Orang-orang yang lalai tidak akan
sampai kepada derajat Ihsn. Sebagaimana orang hanya duduk-duduk tidak akan
sampai ke rumahnya. Orang yang berdzikir akan menjadikan seseorang semakin
dekat dengan Allah. Semakin banyak seseorang berdzikir , semakin dekat pula
79
Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin al-Dhahak al-Tirmidzi. Sunan al-Tirmidzi
(Beirut: Dr al-Fikr, 2004), bab. M Ja fi qaum yajlisn fayadzkurunllh Azza wa Jalla, juz. 4,
h. 232.
44
jaraknya dengan Allah. Sebaliknya, semakin lalai seseorang dari mengingat Allah,
maka semakin jauh ia dari Allah.
Bagi siapa saja yang berdzikir, Allah pun akan menjadikannya selalu
diingat di sisi-Nya. Sebagaimana yang telah difirmankan-Nya dalam surat alBaqarah ayat 152,
Dan ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat-Mu. (QS. AlBaqarah [2]:152)
Berdzikirlah mengingat Allah di setiap gerak dan gerik, setiap berdiri dan
duduk, setiap berjalan dan berbaring, karena perbuatan itu menambah taqarrub
atau kedekatan kepada Allah. Bukankah setiap disebut nama Allah, Allah berada
bersamanya?
Firman Allah lagi:
Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk, maupun
dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka! (Ali Imrn [3]: 191).
D.
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2000), jilid I., h. 117.
45
shalat, berarti kita sedang menuju ke pintu Allah. Shalat diibaratkan sebagai suatu
perjalanan rohani, karena semua gerak-gerik di dalam shalat dikontrol oleh niat
yang dilafalkan ketika memulai shalat.
Allah berfirman:
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.
(QS. Thaha [20]:14)
Allah menempatkan dzikir-Nya di atas shalat, yakni bahwa shalat menjadi
alat dan ingatan akan tujuan,81
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih
besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Ankabt [29]: 45)
Jelas sekali firman Allah menerangkan kepada kita bahwa tujuan dari pada
Shalat adalah agar kita ingat akan Allah. Sehingga apabila seseorang mengerjakan
Shalat tetapi ingatannya tidak tertuju kepada Allah maka mereka tidak dikatakan
orang yang mendirikan shalat, hanya sekedar memenuhi kewajiban untuk
mengerjakan saja. Orang yang mendirikan shalat adalah orang yang bisa ingat
akan Allah tatkala ia mengerjakannya maupun setelah selesai mengerjakannya.
Dan kemudian ingatnya ia akan Allah membias pada dirinya dari buka mata
sampai tutup mata.
81
Syaikh Muhammad Hisym Kabbn. Remembrance of Allah and Praising the Prophet,
vol. 2 (United States of America: al-Sunna Foundation of America), 1998, h. 3.
46
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat mu, ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya
Shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman. (QS. Al-Nis [4]: 103).
BAB IV
DZIKIR DALAM PANDANGAN SYAIKH MUHAMMAD HISYM
KABBN
Berbicara mengenai dzikir, Syaikh Hisym Kabbn banyak sekali
memberikan pandangan-pandangannya. Begitu banyak pandangan-pandangannya
yang dapat dikaji. Ia mengatakan, bahwa dzikir bisa dilakukan dengan lidah,
sesuai dengan kalimat yang diajarkan Nabi Muhammad saw., atau dengan
rumusan lain; mengingat Allah di dalam hati, atau dengan lidah dan hati
sekaligus. Dzikir terkadang berarti ingatan batin dan penyebutan lahir,82 seperti di
dalam firman-Nya,
Ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingatmu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah [2]:
152).
Selanjutnya, dari kesekian
ditawarkan oleh Syaikh Hisym Kabbn, yang termuat di dalam karyanya, dalam
tulisan ini akan dicoba untuk mengkaji sebagian saja, yaitu:
A.
Dzikir Kewajiban Terbesar dan Perintah Allah yang Kekal (QS. AlAhzb [33]: 41)
Ajaran Islam paling dasar dan paling penting tersirat dalam ajaran
syahdah atau pengakuan keimanan, L ilha illallh, yang berarti tidak ada
Tuhan selain Allah atau tidak ada objek yang layak dan pantas disembah
kecuali Allah. Dan ini tak lain dan tak bukan adalah terus menerus mengingat
82
Syaikh Muhammad Hisym Kabbn. Remembrance of Allah and Praising the Prophet,
vol. 2 (United Stated of America: al-Sunna Foundation of America), 1998, h. 8.
47
48
Allah. Segenap bentuk ibadah lainnya menekankan pentingnya mengingat Allah
ini. Ruh doa ialah mengingat. Meretas keterikatan dengan dunia dan menjauhi
sensualitas dilakukan dengan memperoleh waktu luang guna menyibukkan diri
dengan mengingat Allah saja. Tujuan dari perintah dan larangan Allah adalah juga
dzikir atau mengingat Allah. Sebagai hasil dari dzikir, hati pun kosong dari
cinta pada segala sesuatu serta terputus dari semua.
Syarat cukup jelas dan setiap orang mengetahui kewajiban ini,
sebagaimana diajarkan di dalam firman-Nya,
Hai orang-orang yang beriman, banyak-banyaklah mengingat Allah.
(QS. Al-Ahzb [33]:41)
Dalam ayat ini, kaum beriman diperintahkan untuk berdzikir dan
menyucikan Allah dari segala kekurangan. Yakni, ingatlah, renungkanlah, serta
sebut-sebutlah kebesaran dan nama Allah dengan dzikir yang banyak. Syaikh
Hisym Kabbn memberikan penjelasan atas ayat ini,
Remembrance of Allah (dhikr), is the most excellent act of Allahs servants, and
is stressed over a hundred times in the Holy Quran. It is the most praiseworthy
practice to earn Allahs pleasure, the most effective weapon to overcome the
enemy, and the deed most deserving of reward. It is the flag of Islam, the polished
heart, the essence of the science of faith, the immunization against hypocrisy, the
foremost worship, and the key of all success.
Dzikir adalah amal para hamba Allah yang paling utama. Dzikir merupakan amal
yang paling utama untuk mendapatkan keridhaan Allah, senjata yang paling
ampuh untuk mengalahkan musuh dan perbuatan paling layak untuk memperoleh
pahala. Dzikir adalah bendera Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung
dari sifat munafik, ibadah yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan.83
Hal ini baginya, selaras dengan dengan firman-Nya,
83
Syaikh Muhammad Hisym Kabbn. Remembrance of Allah and Praising the Prophet,
vol. 2 (United States of America: al-Sunna Foundation of America), 1998, h. 2.
49
Orang yang mengingat Tuhan mereka sambil berdiri duduk, dan ketika
berbaring. (QS. Ali Imrn [3]: 91).
Allah berfirman:
.
.
Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan
malam merupakan tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
berpikir, (yaitu) yang mengingat Allah seraya berdiri, duduk dan
berbaring. (QS. Ali Imrn [3]: 190-191).
Imam al-Qusyairi, seorang ulama sufi, di dalam tafsirnya mengatakan
yang dimaksud dengan surat Al-Ahzb [33]: 41,
: -
.
Menurut Imam al-Qusyairi, ayat ini mengandung sebuah isyarat bahwa
cintailah Allah! Disebutkan di dalam sebuah hadis
Tafsir Isyri adalah latihan ruhani yang dilakukan seorang sufi bagi dirinya akan
isyarat-isyarat kudus yang terdapat di balik ungkapan-ungkapan al-Quran, dan akan tercurah pula
ke dalam hatinya, dari limpahan ghaib, pengetahuan subhni yang dibawa ayat-ayat. Setiap ayat
memiliki makna zhir dan makna batin. Yang zahir adalah apa yang segera mudah dipahami akal
pikiran sebelum yang lain, sedang yang batin adalah isyarat-isyarat tersembunyi dibalik itu yang
hanya Nampak bagi ahli sulk. Lihat, Mann Khalil al-Qattn. Studi Ilmu-Ilmu Qurn. (Bogor:
Pustaka Litera Antar Nusa, 2007.
50
kemudian dicetak dan menjadikan khazanah pengetahuan Islam semakin luas,
memberikan penjelasan mengenai ayat ini,
: ( )
( )
) ,
, (
.
Di dalam tafsirnya, ia memberikan penjelasan atas ayat ini.
Abdul Qdir al-Jailni. Tafsr al-Jailni (Istanbl: Markaz al-Jailni li al-Buhts alIlmiyyah, 2009), jilid. 4, h. 370.
51
perintah ini, sehingga hal ini menjadi sebuah amal ibadah yang paling mulia dan
merupakan kewajiban terbesar yang mesti dijalani oleh para hamba-Nya untuk
mencapai satu titik temu dimana manusia mendapatkan keridhaan dan cinta
Tuhannya.
Bisa dilihat, meskipun kesemua ulama diatas memiliki pandangan dengan
corak isyri, akan tetapi terasa ada perbedaan, khususnya Syaikh Abdul Qdir alJailni, bahwa penafsirannya terhadap ayat ini begitu memperlihatkan cita rasa
yang tinggi atas nuansa sufistik yang dibawa olehnya.
Tak ada aktivitas yang akan menenteramkan hati dan melembutkan jiwa
selain senantiasa ingat dan berdzikir kepada Allah. Tak ada aktivitas yang
melegakan jiwa dan menyejukkan nurani selain dzikir kepada Allah. Karena itulah
Allah menyeru kepada hamba-Nya agar senantiasa berdzikir pada-Nya.
B.
dzikir
adalah
orang-orang
yang
berkumpul
untuk
Mereka (malaikat) selalu bertasbih malam dan siang tiada hentihentinya.. (QS. Al-Anbiy [21]: 20).
52
Allah berfirman, Aku sesuai dengan keyakinan hamba-Ku tentang Aku,
dan Aku bersamanya apabila dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku di
dalam hatinya, maka Aku akan mengingatnya dalam hati. Jika dia
86
Syaikh Muhammad Hisym Kabbn. Remembrance of Allah and Praising the Prophet,
vol. 2 (United States of America: al-Sunna Foundation of America), 1998, h. 12-13.
87
Syaikh Muhammad Hisym Kabbn. Remembrance of Allah and Praising the Prophet
(United States of America: al-Sunna Foundation of America) vol. 2, h. 13.
53
mengingat-Ku di hadapan para makhluk, maka Aku akan mengingatnya di
hadapan para makhluk yang lebih baik dari mereka.88
Tidaklah mengherankan jika perkumpulan semacam itu mendapatkan
pujian dan rahmat tertinggi dari Allah dan Nabi-Nya saw. Menurut Imam Muslm,
Nabi Muhammad saw. bersabda, bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat yang
menelusuri jalan-jalan untuk menemukan orang yang berdzikir (perkumpulan
dzikir). Ketika mereka menemukan sekelompok orang (qawm) yang sedang
berdzikir (para malaikat itu duduk bersama mereka), mereka saling berseru dan
membentuk barisan yang tingginya mencapai langit pertama.89
88
Muslm. Sahih Muslm, (Beirut: Dr al-Kitb al-Arabiy, 2004), kitab. al-Dzikr wa alDu, bab. fadhl al-Dzikr wa al-Dua wa al-Taqarrub ilallh.. Lihat juga, Imam al-Bukhri di
dalam kitab at-Tauhd, bab. wa yuhadzdzirukumullh nafsah, Sunan al-Tirmidzi, kitab. alDaawt bab. Fi Husn al-Dzn billh Azza wa Jalla, Sunan Ibnu Mjah, kitab. Adb, bab. Fadhl
al-Amal, dan Musnad Ahmad bin Hanbal, bab. Musnad Abi Hurairah radhiyallh anhu.
89
Sahih Muslm, (Kairo: Dr al-Hadits: 1998), kitab, al-Dzikr wa al-Taubah wa alIstighfr , bab, Fadhl Majlis al-Dzikr, juz. 9, h. 18.
Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi memiliki
beberapa malaikat yang terus berkeliling mencari majelis dzikir. Apabila mereka telah menemukan
majelis dzikir, mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap sesame mereka sehingga
memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah. Apabila majelis dzikir itu selesai,
mereka bubar, lalu naik ke langit.
Sabda Rasulullah saw. selanjutnya: Kemudian mereka ditanya oleh Azza wa Jalla yang
sebenarnya. Dia lebih tahu tentang mereka, Kalian dating darimana? Mereka menjawab, Kami
datang dari sisi hamba-hamba-Mu di bumi yang bertasbih kepada-Mu, bertahmid kepadamu, dan
memohon kepada-Mu. Allah bertanya, Apa yang mereka minta? para malaikat menjawab,
Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya, Apakah mereka pernah melihat surga-Ku? para
malaikat itu menjawab, Tidak, Ya Tuhan, Kata Allah, Betapa seandainya mereka pernah
melihat surga-Ku. Kata para malaikat, Mereka juga berlindung kepada-Mu. Allah bertanya,
Dari apa mereka berlindung kepada-Ku? Para malaikat menjawab, Dari neraka-Mu Ya Tuhan!
Allah bertanya, Apakah pernah melihat neraka-Ku?Para malaikat menjawab, Tidak. Kata
Allah, Betapa seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku! Kata para malaikat, Mereka juga
beristighfar kepada-Mu.
54
Syaikh Abdul Qdir al-Jailni menafsirkan dengan
mereka (para malaikat) yang menyucikan Allah di setiap waktu mereka dari apaapa yang tidak layak di sisi Allah.
, dan mereka (malaikat) tidak
menampakkan kelemahan dan kelelahan mereka dalam bertasbih, di bawah ini
penulis tampilkan penafsirannya,
( ) (
)
.
Sedangkan Imam al-Alsi, dalam menafsirkan ayat ini menggunakan sisi
nahwunya,
{ } { }
: ] { }
Kata , kalimat tersebut menempati hl dari dhamir { }
yang bisa menjadi atau isti'nf (permulaan kalimat/kalimat baru). Dan dibolehkan
menjadi hl dari dhamir { } seperti di dalam ayat sebelumnya, (QS.
Al-Anbiy [21]: 19. Dalam hal ini, al-Alsi juga menjelaskan mengenai makna
isyarat dari ayat ini,
Sabda Rasulullah saw. juga selanjutnya: Lalu Allah menjawab, Aku telah mengampuni mereka,
memberikan apa yang mereka minta, dan melindungi mereka dari neraka. Para malaikat berkata,
Ya Tuhan, tapi di dalam majelis mereka ada seorang hamba yang berdosa yang hanya kebetulan
lewat lalu duduk bersama mereka. Allah menjawab, Dia juga Aku ampuni, karena mereka
adalah orang-orang yang menyebabkan teman duduk mereka menjadi tidak celaka.
90
Abdul Qdir al-Jailni. Tafsr al-Jailni, (Istanbl: Markaz al-Jailni li al-Buhts alIlmiyyah, 2009), jilid. 3, h. 336.
91
Syihb al-Din Mahmud al-Alsi. Rh al-Mani fi Tafsr al-Qurn al-Adzim wa alSab al-Matsni (Beirut, Dr al-Fikr, 1978), juz. 17, h. 21-22.
92
Syihb al-Din Mahmud al-Alsi. Rh al-Mani fi Tafsr al-Qurn al-Adzim wa alSab al-Matsni.
55
yaitu (mereka) para malaikat selalu memuji dan mengagungkan Allah dalam
setiap waktu, tidak pernah sedetik pun mereka lalai dari bertasbih kepada-Nya.
Diantara sekian banyak malaikat, mereka ada yang ditugaskan untuk
menyampaikan risalah, bahkan pada saat menyampai kan risalah pun mereka
tidak pernah lupa atau meninggalkan tasbih kepada Allah
Masih di dalam ayat ini,
:
.
56
Hisym Kabbn menjadikan ayat ini sebagai dalil dan hujjah atas perkumpulanperkumpulan orang-orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah. Ia menjadikan
hal ini sebagai substansi dari ayat di atas. Dari ketiga komparasi ayat ini, semua
merujuk kepada malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah di dalam waktuwaktu mereka. Sedangkan Syaikh Hisym Kabbn menggambarkan, bertasbihnya
para malaikat bisa di kiaskan dengan orang-orang yang melakukan dzikir secara
bersamaan di dalam perkumpulan-perkumpulan dzikir dengan menggunakan suara
yang keras. Dan hal ini merupakan hal yang baik, sebab perkumpulan dzikir,
merupakan bentuk dzikir yang mulia seperti perkumpulan tertinggi para malaikat
yang selalu dekat dengan Allah.
C.
Atabik Ali dkk, Kamus Kontemporer al-Ashry, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika,
cet. Ke-5), h. 125.
95
305.
Quraish Shihab. Tafsr al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, Maret, 2002), volume. 5, h.
57
saja baik, tetapi yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya.96 Nama-nama
tersebut hanya dimiliki dan disandang oleh Allah, jumlahnya sebanyak sembilan
puluh sembilan, di mana dari setiap nama adalah gambaran tentang sifat-sifat
yang dimiliki Allah (sesuai dengan sifat-sifat Allah). Semua makhluk-Nya juga
dianjurkan berdoa kepada Allah dengan mempergunakan atau menyebut namanama Allah yang indah tersebut.
Imam Muslm meriwayatkan,
Nabi Muhammad saw. bersabda, Hari kiamat tak akan datang sebelum
Allah , Allah tak lagi diucapkan di atas bumi.97
Imam Muslm menempatkan hadis
Hilangnya Keimanan (iman) pada akhir zaman, meski dalam hadis itu tak
disebut-sebut tentang keimanan, ini menunjukkan bahwa ucapan Allah , Allah
menunjukkan keimanan, sedangkan orang yang tak mengucapkannya tidak
menunjukkan keimanan. Oleh sebab itu, orang yang menentang orang yang
mengucapkannya benar-benar lebih buruk daripada orang yang hanya kehilangan
iman dan tak mengucapkan Allah, Allah.
Disamping itu, Nabi Muhammad saw. berdoa kepada Allah dengan katakata berikut: (Aku menyahuti panggilan-Mu wahai Tuhan yang
Mahabenar),98 dan (Engkau Mahabenar).99
96
97
Imam Muslm meriwayatkan baik dalam Sahih-nya. Kitab Imn, bab Dzahb al-Imn
Akhir Zaman, Hilangnya Iman pada akhir zaman, (Kairo: Dr al-Hadits, 1997), h.
58
Kata Haqq merupakan satu diantara asma-asma Allah yang disebutkan di
dalam sembilan puluh sembilan asm al-Husn-Nya. Orang yang mengetahui
bahwa Allah , Allah adalah dzikir yang diamalkan oleh Nabi Muhammad saw.
juga tidak leluasa untuk keberatan dengan bentuk yang serupa dengan dzikir
tersebut, seperti Haqq. Seperti dalam firman-Nya,
Al-Nasi. Sunan Al-Nasai, kitab al-Mansik al-Hajj, bab. Kaifa al-Talbiya, (Kairo:
Dr al-Fikr, 1995), h. 125, no. 2743.
99
Ibnu Mjah. Sunan Ibnu Mjah, kitab. Mansik, bab. M Ja fi al-Du idz Qma alRajul min al-Lail (Kairo: Dr al-Hadits, 1998), h. 5.
100
59
180). Nama-nama ini tidak terbatas hanya berjumlah 99, seperti yang tegas
dinyatakan oleh Nawawi dalam ulasannya tentang hadis Nabi Muhammad saw.:
(
) () ()
,
102
Wawancara langsung dengan Syaikh Hisym Kabbn pada forum kuliah umum di
Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 14 Juni 2011.
60
() (
)
.
bahwa, Ketahuilah wahai orang-orang yang tinggi mulia dalam bertauhid, ,
Allah memiliki keesaan di dalam dzat-Nya,
nama-nama yang
indah yang di dalamnya terdapat susunan sifat-sifat yang tinggi, susunan yang
terdiri dari sisa-sisa kejadian baru dan kerusakannya, kesaksian, keghaiban, dan
kejadian alam awal, dan lainnya.
103
Abdul Qdir al-Jailni. Tafsr al-Jailni, (Istanbl: Markaz al-Jailni li al-Buhts alIlmiyyah, 2009), jilid. 2, h. 173.
61
memiliki otoritas dan kemampuan memandang suatu ayat dengan dimensi
batiniah.
Sejarah Tarekat Naqsyabandiyah memiliki dasar tersendiri dalam
menggunakan kalimat Allahu, Allahu, Allahu Haqq dalam melakukan ritual
dzikir. Dijelaskan di dalam Silsilah Rantai Emas Naqsyabandi Haqqn, disana
diceritakan dengan sangat jelas bahwa Naqsyabandi memiliki rahasia yang telah
diturunkan ke dalam hati para wali Naqsyabandi. Ini terjadi pada masa Ab
Bakar al-Siddiq disaat malam perjalanan hijrah ke Madinah bersama Nabi
Muhammad saw., dan Al bin Ab Thlib yang menggantikan Nabi Muhammad
saw. di ranjangnya. Di perjalanan mereka bersembuyi di Gua Tsur. Syaikh Nzim,
guru dari Syaikh Hisym Kabbn, yang juga Grandsyaikh ke-40 dari silsilah
Guru Rantai Emas Hisym berkata:104
Kemudian Allah meminta Nabi agar memeritahkan Ab Bakar al-Siddiq
memanggil semua Guru Rantai Emas yag menjadi pewaris Ab Bakar.
Para Grandsyaikh Rantai Emas dari masanya hingga masa Mahdi.
Seluruhya dipanggil dari dunia ruh. Kemudian ia diperintahkan
memanggil ke 7. 007 Wali Naqsyabandi. Dan Nabi memanggil ke 124.
000 nabi.
Melalui perintah Nabi Muhammad saw., Ab Bakar al-Siddiq
memerintahkan seluruh Grandsyaikh mengumpulkan semua pengikutnya
untuk hadir secara spiritual. Kemudian Ab
Bakar al-Siddiq
memerintahkan semua Syaikh menggandeng tangan pengikutnya untuk
menerima inisiasi (baiat). Ia menaruh tangannya di atas tangan mereka,
dan kemudian Allah meletakkan tangan-Nya. Kekuatan tangan Ab
Bakar al-Siddiq di atas mereka semua. Allah sendiri meletakkan talqn alDzikr ke lidah semua yang hadir. Perintah Allah selanjutnya kepada Nabi
ialah meminta Ab Bakar al-Siddiq agar memerintahkan semua Wali
yang hadir untuk mengulang apa yang mereka dengar dari suara kekuatan:
ALLAHU ALLAHU ALLAHU HAQQ
ALLAHU ALLAHU ALLAHU HAQQ
104
Syaikh Muhammad Hisam Kabbn. Classical Islam and the Naqsabandi Sufi
Tradition, (United States of America: Islamic Supreme Council of America, 1995), h. 79-80. Lihat
juga, Mawlana Syaikh Hisyam Kabbn ar-Rabbani. Silsilah Rantai Emas 1, (T. Pn: Rabbani Sufi
Institute of Indonesia, t. t), h. 19-20.
62
ALLAHU ALLAHU ALLAHU HAQQ
Semua yang hadir mengikuti Syaikh mereka dan para Syaikh mengkuti
apa yang mereka dengar dari ucapan Nabi. Kemudian Allah SWT.
mengajarkan rahasia dzikir, yang dikenal dengan Khatm al-Khwajagan,
kepada Abdul Khaliq al-Ghujduwani,105 yang memimpin dzikir pertama
diantara para wali jalan ini. Nabi Muhammad saw. memberitahu Ab
Bakar al-Siddiq, yang kemudian memberitahu semua wali bahwa Abdul
Khaliq adalah pemimpin al-Ghujduwni adalah pemimpin dari Khatm alKhawajagan. Setiap orang diberi kehormatan untuk menerima cahaya dan
rahasia dari Khwjaga Abdul Khaliq al-Ghujduwani, dihadapan semua
wali, Ab Bakar al-Siddiq, Nabi Muhammad saw., dan Allah
Penulis juga telah melakukan wawancara langsung dengan Syaikh Hisym
Kabbn, kata Haqq dengan ayat (QS. Al-Naba [78]: 39),
manusia menyatakan dengan sesadar-sadarnya bahwa Allah-lah yang Maha
Benar, dan manusia hanyalah hamba-hamba yang lemah yang selama ini berjalan
di jalan kebatilan.106
Tarekat-tarekat yang tersebar begitu banyak di seluruh dunia, memiliki
cara sendiri dan berbeda-beda dalam melakukan aktifitas dzikir, khususnya tarekat
Naqsyabandiyah Haqqn, seringkali menyebut-nyebut Asm al-Husn dalam
aktifitas dzikirnya, ini menjadi sangat penting, terlebih menyebut Allahu, Allahu,
Allahu Haqq, sebab fakta sejarah Naqsyabandiyah telah menyebutkan bahwa
asma ini memiliki dasar dan makna yang amat mendalam, yakni, bertemunya
105
Abdul Khliq al-Ghujduwni dilhirkan di Ghujdawan, sebuah kota dekat Bukhra
(sekarang Uzbekistan). Disanalah ia tinggal, hidup, dan dimakamkan. Ayahnya adalah Syaikh
Abdul Jaml, salah seorang ulama terkenal di zaman Byzantin, baik dalam pengetahuan eksternal
dan internal. Ibunya adalah seorang putri, anak dari raja Seljuk Anatolia.
Dia dikenal sebagai Syaikh dengan berbagai keajaiban yang bersinar bagai matahari, dan
seorang guru dengan tingkatan tertinggi di zamannya. Ia pemilik pengetahuan yang sempurna
dalam sufisme dan marifat. Ia dianggap sebagai sumber air terjun jalan sufi terhormat ini dan
sumber mata air Khwajagan. Lihat selengkapnya, Syaikh Muhammad Hisym Kabbn. Classical
Islam and the Naqsabandi Sufi Tradition (United States of America: Islamic Supreme Council of
America, 1995), h. 145.
106
Wawancara langsung dengan Syaikh Hisym Kabbn pada forum kuliah umum di
Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 14 Juni 2011.
63
seluruh mursyid tarekat dari jalur ini dengan Sayyidin Ab Bakar al-Siddiq yang
diperintahkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad saw. untuk melakukan baiat
seluruh mursyid dari Mata Rantai Emas.
Hal ini bisa terdengar hingga saat ini karena Syaikh Hisym Kabbn
mendapatkan bimbingan langsung dari gurunya, Syaikh Nzim Adil al-Haqqn
yang menurut sejarah telah di baiat oleh Sayyidin Ab Bakar al-Siddiq
menjadi mursyid tarekat Naqsyabandi Mata Rantai Emas ke-40. Masing-masing
Syaikh memiliki tugas yang sama, yaitu menyerukan dan mengajak manusia di
seluruh pelosok dunia, dimanapun berada, untuk selalu berada di dalam jalan
Allah.
Mengenai sejarah di atas, amat erat kaitannya dengan baiat. Baiat adalah
suatu janji atau membuat perjanjian. Baiat adalah pernyataan sanggup dan setia
murid di hadapan gurunya untuk mengamalkan dan mengerjakan segala kebajikan
yang diperintahkannya, serta tidak melakukan maksiat-maksiat yang dilarang
gurunya.107
Penulis tidak mengatakan bahwa terdapat kelemahan atau kekurangan di
dalam Tarekat Naqsyabandi Haqqn, akan tetapi penulis beranggapan bahwa
terdapat perbedaan tata cara baiat yang diberikan seorang guru kepada seorang
murid dalam jalan ini bahwasannya dalam sebuah Tarekat, seorang mursyid atau
guru tidak dengan mudah memberikan baiat terhadap murid. Hal ini disebabkan
karena bagi seorang guru, hidup bertarekat tidaklah mudah, dan seorang guru
memanggul amanah yang begitu besar terhadap tanggung jawabnya sebagai
107
Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Baiat dalam Kamus Ilmu Tasawuf (T.
tp: Amzah., 2005, h. 23.
64
seorang mursyid.108 Sedangkan, penulis melihat dalam Tarekat ini terlihat
seorang guru sangatlah mudah dalam memberikan baiat kepada murid atau
pengikutnya.
D.
Wawancara Pribadi dengan Syaikh Abdul Mlik al-Dien, mursyid Tarekat
Naqsyabandiyyah Husainiyyah, Madura, pada tanggal 26 Maret 2011.
108
109
65
oleh orang yang tertarik kepada dzikir dengan segenap hati sehingga kulit dan
hatinya menjadi lembut.110
Firman Allah,
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) alQurn yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian
menjadi tenang atau lembut kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah. (QS. Al-Zumar [39]: 23).
Menurut Syaikh Hisym Kabbn mengenai ayat ini,111
The softening of the heart consist in the sensivity and timidity that occur as
aresult of nearness and tajall [manifestation of one or more Divine Attributtes].
As for the softening of the skin this is the ecstasy and swaying from side which
result from intimacy and manifestation, or from fera and awe. No blame is
attached to some one who has reached this rank if he sways and chants, for in the
painful throes of love and passion he finds something which arouses the highest
yearning
The exhortation provided by fear and awe brings forth tears and forces one to
tremble and be humble. These are the states of the right teous believers (abrar)
when they hear the Speech and dhikr of Allah the Exalted. Their skins shiver
(39;23), and the soften with their hearts and incline to dhikr of Him, as they are
covered in serenity and dignity, so that they are neither frivolous, pretentious,
noisy, or ostentatious. Allah the Exalted has not described them as people whose
sense of reason has departed, who faint, dance, or jump about.
Kelembutan hati terdapat dalam kepekaan dan rasa malu sebagai akibat
kedekatan dan tajall112 (perwujudan salah satu atau lebih sifat-sifat Tuhan).
110
Syaikh Muhammad Hisym Kabbn. Remembrance of Allah Swt.. and Praising the
Prophet, vol. 2 (United States of America: al-Sunna Foundation of America), 1998, h. 30. Lihat,
Imam Habb al-Haddd, in The Key to Garden (p. 116).
111
66
Kelembutan kulit, inilah ekstase dan gerakan dari sisi yang diakibatkan oleh
kedekatan dan perwujudan atau karena rasa takut dan rasa takjub. Tak ada
kesalahan yang dapat ditimpakan kepada orang yang mencapai derajat ini jika dia
bergerak dan bersenandung, sebab dalam belenggu cinta dan kerinduan yang
menyakitkan dia menemukan sesuatu yang membangkitkan gelora kerinduannya.
Desakan rasa takut dan takjub menimbulkan air mata dan memaksa seseorang
gemetar dan menggigil. Inilah keadan kaum beriman yang saleh ketika mereka
, Syaikh Hisym
mendengar firman dan dzikir Allah yang Maha Suci
Kabbn kemudian menjelaskan, lalu hati mereka menjadi lembut dan condong
kepada dzikir Allah, yakni diliputi ketentraman dan kemuliaan, sehingga mereka
tidak kalut, bangga, galau, atau congkak, Allah yang Maha Tinggi tidak
menakdirkan mereka menjadi orang yang tak berperasaan, yang takut, menari atau
melompat.
Sedangkan al-Qusyairi menafsirkan ayat ini,
: :()
.
, Allah menurunkan al-Qurn dengan banyak sinonim atau persamaan
yang berulang-ulang di dalam kalimat dan ayat-ayatnya yang di dalamnya
mengandung hikmah dan tidak bosan berulang-ulang jika membacanya, hal ini
mengandung dua macam pujian: pertama, pujian kepada-Nya dengan menyebut
kekuasaan-Nya dan kebaikan-Nya, dan kedua, pujian kepada-Nya dengan
menyebut sifat-sifat surga dan neraka, janji dan ancaman.
. (
)
menyatakan diri. Konsep tajall bertitik tolak dari pandangan bahwa Allah Swt.. SWT. dalam
kesendirian-Nya (sebelum ada alam) ingin melihat diri-Nya di luar diri-Nya. Oleh karena itu
dijadikan-Nya ala mini. Maka dengan demikian alam ini meruapakan cermin bagi Allah Swt..
SWT.. Ketika Ia ingin melihat diri-Nya, Ia melihat pada alam. Di dalam versi lain diterangkan
bahwa Tuhan berkehendak untuk diketahui, maka Ia pun menampakkan diri-Nya dalam bentuk
tajall. Lihat, Cryil Glasse, Tajall dalam Ensiklopedi Islam Ringkas (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada., 1999), h. 405. Lihat juga, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Tajall dalam
Ensiklopedi Islam, jilid. 5, SYA-ZUN, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994).
113
5-6, h. 282.
Qusyairi. Tafsr al-Qusyairi, (T. pn: Al-Maktabah al-Taufiqiyyah, Maret, 1999), jilid.
67
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut
kepada Tuhannya jika mendengarkan ayat-ayat ancaman.
: . (
)
.
, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka
di waktu mengingat Allah jika mendengarkan ayat-ayat tentang janji. Menurut
Imam al-Qusyairi, dikatakan gemetar dan lembutnya bisa dengan takut dan
harapan, dengan mengikat dan mempersempit.
Memperhatikan
114
68
bagi yang tekun mendengar dan membacanya, apalagi jika kandungan pesannya
dimengerti dengan baik.
E.
yang bertasbih untuk menghitung tasbih nya; dan ini adalah kata generatif yang
tidak murni kata Arab. Tasbih
kemudahan dalam amalan berdzikir. Tasbih adalah alat yang boleh digunakan
oleh Muslm untuk menghitung wirid-wirid. Dan itu lebih utama daripada
menggunakan tangan, karena lebih aman bagi seseorang dari kesalahan hitungan
dan karena lebih membantu bagi hati dalam berdzikir.
Tasbih umumnya disusun dengan jumlah butir 99 buah atau 33 buah
setiap bagiannya. Apabila jumlah butirnya 99 buah, maka setiap hitungan
mencapai kelipatan 33 akan ada satu butir berbeda yang disebut sebagai pembatas
bagia tasbih . Karena umumnya tasbih dibuat sesuai riwayat yang paling umum
bahwa dzikir terdiri dari tiga ucapan mensucikan Allah: Subhnallah,
alhamdulillh, dan allhu Akbar, maka itulah butir-butir tasbih dibagi menjadi
tiga bagian. Artinya, saat berdzikir, setiap ucapan tersebut biasanya dilakukan
berulang sebanyak 33 kali seusai shalat.
Allah sangat menyukai ucapan tasbih , tahmd, tahll dan takbr yang
keluar dari bibir hamba-hamba-Nya. Tasbih adalah ekspresi pengkudusan yang
mengandung penafian semua kejelekan yang tidak mungkin ada pada Allah yang
tidak sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya.
69
Ada segelintir orang yang berpendapat bahwa kita umat Islam, ketika
menghitung bilangan dzikir itu tidak boleh menggunakan biji tasbih yang dalam
Bahasa Arabnya disebut dengan al-Subhah , dengan alasan karena hal itu
menyerupai orang-orang dari agama Budha.115
Saad bin Ab Waqqs meriwayatkan bahwa suatu ketika Nabi
Muhammad saw. melihat seorang perempuan tengah memegang batu-batu kerikil
yang digunakannya sebagai bulir tasbih untuk memuji Allah. Nabi Muhammad
saw. bersabda kepadanya, Izinkan aku mengatakan sesuatu kepadamu yang lebih
mudah atau lebh mulia dari hal itu. Maka beliau memerintahkannya untuk
mengucapkan:
Ali Mustaf Yakub, dkk. Zikir Berjamah Sunnah atau Bidah (Jakarta: Republika,
2003), h. 102.
116
70
utama. Seandainya perbuatan itu makruh, niscaya Nabi Muhammad saw.
menjelaskan hal itu kepadanya.
Hadis yang sahih dari Safiyyah binti Huyyay, istri Nabi Muhammad saw.,
:
: :
: :
Raslullh saw. masuk ke tempatku, sedangkan di depanku ada
4000 biji batu kerikil yang aku gunakan untuk bertasbih . Lalu Beliau
berkata, Apa ini wahai putri Huyyay? Aku menjawab, Aku bertasbih
dengannya. Beliau berkata, Sungguh aku telah bertasbih sejak aku
bersandar di kepalamu lebih banyak daripada ini. Aku pun berkata,
Ajarkan kepadaku, wahai Raslullh. Beliau menjawab, Ucapkanah:
Subhnallah Mahasuci Allah sebanyak sesuatu yang Dia ciptakan.117
Allah berfirman dalam al-Qurn kepada Nabi-Nya saw.,
Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-Dzriyat [51]: 55).
Syaikh Hisym Kabbn memberikan pandangan mengenai ayat ini bahwa,
Allah says in His Holy Prophet saw. Remind people, for reminding benefits
them. (51;55). Reminde has various forms, public and private. A public form of
reminder is the adhan. The masbaha, or sibha, tasbih or dhikr beads, has had,
since the earliest Companions, the function of private reminder. It is for that
reason that the tasbih was called by them mudhakkir or mudhakkira, or
reminder
Hkim. Mustadrk al Sahhain li al- Hkim (Beirut: Dr al-Fikr, 1999), bab. Kitb
al-Du wa al-Takbr wa al-Tahll wa al-Tasbh , jilid. 1, h. 732.
117
71
Allah berfirman dalam al-Qurn kepada Nabi-Nya saw. Berilah peringatan
kepada umat manusia, sebab peringatan bermanfaat bagi mereka. (QS. AlDzariyat, [51]: 55). Peringatan memiliki berbagai bentuk, yang bersifat umum
atau pribadi. Bentuk peringatan umum adalah dzn. Masbahah, sibhah, atau
bulir tasbih, sejak zaman para sahabat generasi paling awal, telah memiliki fungsi
peringatan pribadi. Karena alasan itulah tasbih disebut sebagai mudzakkir atau
mudzakkirah (pengingat) oleh mereka.118
Dalam ayat ini, Syaikh Abdul Qdir al-Jailni di dalam tafsirnya
menjelaskan,
( ) ( ) ( )
. ,
Dan tetaplah beri peringatan wahai para pencari kebenaran, ,
karena sesungguhnya peringatan itu dan nasihat,
, adalah bermanfaat
bagi orang-orang yang beriman. Telah sepakat dari kalangan kami, yakni orangorang yang menempuh jalan tasawuf atas keimanan, yang berwatak kepada fitrah
keyakinan dan petunjuk.
Terlihat begitu jelas perbedaan penafsiran antara Syaikh Hisym Kabbn
dan Syaikh Abdul Qdir al-Jailni terhadap ayat ini. Dalam ayat ini, Syaikh
Hisym Kabbn memberikan pandangan bahwa peringatan memiliki beberapa
bentuk, umum dan khusus. Secara khusus, peringatan yang dimaksud adalah
bulir-bulir tasbih yang digunakan untuk berdzikir agar si pelaku dzikir tidak
keliru dalam menghitung setiap dzikirnya. Sebab, bulir tasbih memiliki fungsi
pribadi dan telah ada sejak zaman sahabat sejak periode awal. Sedangkan, Syaikh
Abdul Qdir al-Jailni dengan corak ketasawufannya cenderung memberikan
118
Abdul Qdir al-Jailni. Tafsr al-Jailni (Istanbl: Markaz al-Jailni li al-Buhts alIlmiyyah, 2009), jilid. 5, h. 424.
72
pandangan terhadap ayat ini bahwa peringatan adalah diberikan oleh orangorang yang mencari kebenaran, yang bila di dalam kalangannya adalah orangorang yang menempuh perjalanan hidupnya secara zuhud.
Dari keduanya, terjadi perbedaan pandangan yang jelas. Akan tetapi
menurut penulis, substansi dari kedua pandangan ini adalah satu, yakni bagaimana
seseorang agar selalu bertasbih dan mengingat Tuhannya.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada bab terakhir ini mengenai pembahasan ayat-ayat al-Qurn tentang
dzikir dalam pandangan Syaikh Hisym Kabbn dapat disimpulkan bahwa dzikir
adalah suatu aktifitas untuk mengingat Allah dengan cara dzikir dengan lidah atau
lisan, yakni dengan memuji, mensucikan, memuliakan, mengagungkan, dan lain
sebagainya. Dzikir juga bisa dilakukan dengan hati, atau bisa dengan lisan
sekaligus dengan hatinya.
Pada surat al-Ahzb [33]: 41, Syaikh Hisym Kabbn mengatakan bahwa
dzikir merupakan perintah Allah yang kekal dan kewajiban terbesar bagi manusia.
Tidak ada objek yang patut disembah kecuali Allah segala bentuk ibadah kepadaNya merupakan substansi dan memiliki nilai dzikir atau mengingat-Nya.
Dzikir dapat dilakukan dengan hati maupun lisan. Dengan lisan, bisa
dilakukan di dalam perkumpulan dzikir secara berjamah dengan suara yang
keras, sebab Allah sangat menyukai orang yang hati dan lidahnya senantiasa
menyebut-menyebut
nama-Nya
di
dalam
perkumpulan
dzikir,
seperti
73
74
baik, dan barang siapa mampu menghafalkannya dijanjikan oleh Allah akan
masuk ke surga.
Gerakan dalam dzikir adalah boleh dalam syarat. Gerakan tubuh dalam
dzikir bukan suatu persyaratan, tapi hanya sebagai sarana untuk lebih
membuatnya terasa mengasyikkan dan menyerupai tindakan wajd,118 selama
diniatkan dengan benar. Menurutnya Syaikh Hisym Kabbn dalam surat QS.
al-Zumar [39]: 23). Kelembutan hati terdapat dalam kepekaan dan rasa malu
sebagai akibat kedekatan dan perwujudan salah satu atau lebih sifat-sifat Tuhan,
dan kelembutan kulit, adalah ekstase dan gerakan dari sisi yang diakibatkan
oleh kedekatan dan perwujudan atau karena rasa takut dan rasa takjub, sehingga
dari keduanya menimbulkan air mata dan memaksa seseorang gemetar dan
menggigil.
Dzikir dengan menggunakan bulir-bulir tasbih adalah disunnahkan.
Perkara itu lebih utama jika seseorang khawatir salah dalam menghitung.
Sehingga hatinya terfokus pada dzikir tanpa memcahkan kosentrasi pikirannya.
Allah Maha Tinggi lagi Maha Mengetahui. Syaikh Syaikh Hisym Kabbn
dalam surat QS. al-Dzariyat, [51]: 55, peringatan memiliki berbagai bentuk,
yang bersifat umum atau pribadi, tasbih sebagai bentuk khusus dari peringatan
118
Wajd istilah lainnya adalah ekstasi. Ekstase spiritual yang dating ke dalam hati secara
tidak terduga-duga. Atau keterpesonaan kepada Allah, intuisi ekstensial, identifikasi dengan
wujud, kegembiraan yang luar biasa. Sebuah istilah mistis yang menunjukkan kepada keadaan
ekstasi yang diperoleh karena kehadiran Tuhan. Wajd adalah rahmat yang diberikan kepada jiwa
karena dirangsang oleh latihan-latihan doa (dzikir) dan rahmat yang diberikan kepada ruh dalam
persekutuannya dengan jiwa. Kemabukan yang datang melalui energy spiritual yang dahsyat yang
turun kepada sang hamba. Wajd dapat menampakkan keindahan Allah mendominasi, dapat pula
menampakkan keperkasaan manakala keagungan Allah mendominasi. Wajd merupakan anugerah
Allah, tanpa anugerah wajd sang pecinta tidak dapat menanggung luapan cinta dan kerinduan yang
terdapat di dalam hatinya. Lihat, Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, Wajd dalam
Kamus Ilmu Tasawuf (T. tp: Amzah., 2005), h. 128. Lihat juga, Muhammad Hamd. Tanbh alFikr il Haqqt al-Dzikr (Suriah: Tauzi al-Maktabah al-Arabiyyah, 1994), h. 54.
75
telah ada sejak zaman sahabat generasi paling awal, maka dari itu tasbih disebut
sebagai mudzakkir atau mudzakkirah (pengingat) oleh mereka.
B.
Saran-Saran
Dari penelitian penulis tentang karya Syaikh Hisyam Kabbani ini, penulis
76
kesempurnaan hanyalah milik Allah, penelitian ini amatlah jauh dari kata
sempurna. Wallhu alam bi al-Shawb.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Primer
Kabbn, Muhammad Hisym. Classical Islam and the Naqsabandi Sufi
Tradition. United States of America: Islamic Supreme Council of
America, 1995.
Encyclopedia of Islamic Doctrine Beliefs
(Aqida), vol. 1, (Unites States of America: al-Sunna Foundation of
America), 1998.
Remembrance of Allh and Praising the
Prophet, vol. 2. Unites States of America: al-Sunna Foundation of
America. 1998.
The Prophet: Cemmomerations, Visitation,
and His Knowledge of the Unseen (Mawlid, Ziyara, Ilm al-Ghayb). Vol. 3.
Unites States of America: al-Sunna Foundation of America. 1998.
Intercession (Shafaa, Tawassul, Istighatha).
Vol. 4. Unites States of America: al-Sunna Foundation of America. 1998.
Self Purifications and the State of
Excellent Tazkiyt al-Nafs/Tasawuf, Ihsn). Vol. 5. Unites States of
America: al-Sunna Foundation of America. 1998.
Forgotten Aspect of Islamic Workship Part
One. vol. 6. Unites States of America: al-Sunna Foundation of America.
1998.
Forgotten Aspect of Islamic Workship Part
Two. vol. 7. Unites States of America: al-Sunna Foundation of America.
1998.
The Approach of Armageddon?. United
States of America: Islamic Supreme Council of America, 2003.
Silsilah Rantai Emas. T. Pn: Rabbani Sufi
Institute of Indonesia, t. t.
Sumber Sekunder
Abdullh bin Muhammad Saif al-Mazri, Ibrhim. Dzikrullh Durs fi alRaqiq wa al-Zuhd. Jordan: Bait al-Afkr al-Dauliyyah, 2005.
Abdul Bqi, Fud, M. Al-Mujam al-Mufahras li al-Fdz al-Qurn. Beirut: Dr
al-Fikr, 1981.
Abdul Lathif, Yanto. Ayat-Ayat Dzikir menurut Muhammad rifin Ilham..
Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Filasafat Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2003.
Ahmad. Musnad Ahmad bin Hanbal. Beirut: Dr al-Hadits, 1995.
77
78
79
80
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:iDWYHENmDToJ:
pwkpersis.wordpress.com/2008/04/28/makna-ddzikir-dalam-alquran/+dzikir+menurut+al-qur%27 an&cd=3&hl=id&ct= clnk&gl=id.
Naqhsbandi Sufi Way, The Titles of
diakses dari
http://www.naqsbandi.org/about/titlesof.htm.
Naqhsbandi Sufi Way, The Titles of
diakses dari
http://www.naqsbandi.org/about/titlesof.htm.
Al-Sunnah Foundation of America (ASFA). Wikipedia The Free Encyclopedia,
artikel ini di akses pada tanggal 25 Februari 2011 dari
http://en.wikipedia.org/wiki/As-Sunnah_Foundation_of_America
The Islamic Supreme Council of America, Publications of Syaikh Hisym
Kabbns books, artikel di akses dari
http://islamicsupremecouncil.org/home/about-us/34-saykh-muhammad-hisamKabbn.html
82
Lampiran 2
83
Lampiran 3
84
Lampiran 4