22 - 190Praktis-Diagnosis Nyeri Neuropatik Dalam Praktik Sehari-Hari
22 - 190Praktis-Diagnosis Nyeri Neuropatik Dalam Praktik Sehari-Hari
PENDAHULUAN
Nyeri neuropatik didefinisikan sebagai
nyeri yang timbul akibat cedera/ lesi yang
mengenai sistem somatosensorik.1 Prevalensi nyeri neuropatik cukup tinggi; penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa
37% pasien nyeri punggung bawah memiliki
komponen nyeri neuropatik.3 Nyeri neuropati perifer dijumpai pada 16% pasien
diabetes.4 Nyeri neuropatik dihubungkan
dengan kejadian depresi, kecemasan, dan
gangguan tidur yang lebih tinggi.5
Penatalaksanaan nyeri neuropatik sering tidak
optimal. Hal ini terkait dengan tidak adekuatnya diagnosis nyeri neuropatik dalam praktek
klinik sehari-hari.2 Selain itu tatalaksana nyeri
neuropatik berbeda dari nyeri nosiseptif. Pilihan analgetika pun sangat berbeda. Obat
anti inflamasi non steroid dan opioid merupakan pilihan utama dalam tatalaksana nyeri nosiseptif, namun hanya memiliki sedikit
manfaat pada nyeri neuropatik.7 Pada nyeri
neuropatik, cedera jaringan dapat saja telah
lama berlalu.6 Diagnosis yang tidak tepat
akan menyebabkan terapi yang tidak optimal. Kajian ini bertujuan membahas secara
mendalam aspek diagnosis nyeri neuropatik.
Hasil kajian diharapkan akan membantu para
praktisi medis memberikan penatalaksanaan
nyeri neuropatik yang lebih baik.
METODE
Penulis melakukan pelacakan pustaka secara sistematis di database Pubmed (www.
pubmed.com). Kata kunci yang dimasukkan adalah: diagnosis-pain-neuropathic-assessment- tools. Kajian mendalam dilakukan
dengan melihat komponen esesmen nyeri
neuropatik yang dapat diperoleh makalah
lengkapnya. Hasil kajian disimpulkan dalam
bentuk tabulasi.
PEMBAHASAN
Klasifikasi nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik dapat berasal dari lesi di
semua jaringan somatosensorik, mulai dari
142
CDK-190 OK.indd 142
ujung saraf bebas di nosiseptor sampai dengan neuron kortikal di otak. Nyeri neuropatik dapat diklasifikasikan berdasarkan
lokasi (sentral dan perifer), etiologi, gejala,
dan mekanisme. Nyeri neuropatik perifer
dijumpai pada nyeri pasca herpes dan nyeri
neuropati diabetika. Nyeri neuropatik sentral ditemui pada nyeri pasca cedera medulla spinalis dan nyeri sentral pasca-stroke.1,6
Tabel 1. Klasifikasi nyeri neuropatik
Klasifikasi
Keterangan
Lokasi
Etiologi
Trauma
Iskemi
Inflamasi
Neurotoksik
Paraneoplastik
Metabolik
Defisiensi
Gejala dan
tanda
Kualitas nyeri
Gejala positif dan gejala negatif
Mekanisme
Discharge ektopik
Hilangnya inhibisi
Sensitisasi perifer
Sensitisasi sentral
Hipestesia sering dijumpai pada nyeri neuropatik diabetika. Hiperalgesia dan allodinia
sering dijumpai pada nyeri pasca herpes.
Paraestesia dan disestesia sering dijumpai
pada nyeri pasca-stroke.9
Perangkat penilaian
Penilaian pasien yang diduga menderita
nyeri neuropatik ditujukan untuk hal-hal
berikut: (1) menentukan apakah benar suatu
nyeri neuropatik, (2) memastikan lokasi lesi
saraf, (3) menentukan kausa, (4) menentukan dampak nyeri pada status fungsional,
dan (5) menentukan dampak nyeri pada
kondisi depresi, kecemasan, dan gangguan
tidur.10 Tabel 3 memperlihatkan perangkat
penilaian untuk nyeri neuropatik yang paling umum digunakan.
Tabel 3. Perangkat penilaian nyeri neuropatik11
LANS DN4 NPQ Pain ID
Detect Pain
Gejala
Tertusuk, kesemutan
Kejutan listrik
Panas terbakar
Baal
Nyeri dibangkitkan dengan sentuhan ringan
Nyeri dibangkitkan dengan dingin
Pemeriksaan fisik
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Definisi
Paraestesia
Disestesia
Hipestesia
Hiperestesia
Hipoalgesia
Hiperalgesia
Allodinia
Nyeri muncul pada rangsang sensorik yang seharusnya tidak menimbulkan nyeri
03/02/2012 13:53:49
praktis
Tabel 3 memperlihatkan 5 perangkat esesmen nyeri neuropatik yang umum dikerjakan dalam praktik sehari-hari. Dua
penilaian di antaranya (LANS dan DN4)
memasukkan komponen pemeriksaan fisik.
Perangkat penilaian ID pain tampaknya
merupakan perangkat penilaian yang paling sederhana dan dapat diterapkan dalam
praktik sehari-hari.11
Konfirmasi diagnosis dan diagnosis
penunjang
Nyeri yang muncul pada distribusi saraf
(misalnya: radikular atau dermatomal) dan
nyeri yang terjadi pascakerusakan saraf (misalnya: hemiparaestesia pasca stroke, atau
lesi allodinia pasca-herpes) harus dicurigai
sebagai nyeri neuropatik. Beberapa kasus
(misalnya: herpetic neuralgia) tidak memer-
dilakukan berkala pada setiap kunjungan pasien untuk menilai perkembangan terapi dan
memantau hasil pengobatan.12
SIMPULAN
Nyeri neuropatik merupakan kondisi yang
sering tidak terdiagnosis dan tidak tertangani dengan adekuat. Penatalaksanaan
yang tepat dimulai dengan penilaian yang
baik. Nyeri neuropatik harus selalu dicurigai
pada kondisi berikut : (1) sifat nyeri terbakar/ tersengat listrik/ panas/ baal, (2) pada
pemeriksaan fisik ditemukan gangguan somato sensorik berupa hipestesia, hiperalgesia atau allodinia, (3) distribusi nyeri mengikuti distribusi saraf, misalnya: radikular atau
dermatomal, dan (4) ada riwayat lesi pada
sistem somatosensorik (misalnya: herpes
atau stroke).
Daftar pustaka
1. Treede RD, Jensen TS, Campbell JN, Cruccu G et al. Redifinition of neuropathic pain and a grading system for clinical use: consensus statement on clinical and research
diagnostic criteria. Neurology 2008;70:1630-5
2. Torrence N, Smith BH, Bennet MI, Lee AJ. The epidemiology of chronic pain predominantly neuropathic origin,: result from a general population survey. J Pain
2006;7:281-9
3. Bouhassira D, Lanteri Minet M, Attal N, Laurents B et al. Prevalence of chronic pain with neuropathic characteristic in the general population. Pain 2008:136:380-7
4. Davies M, Brophy S, Williams R, Taylor A. The prevalence, severity, and impact of painful diabetic peripheral neuropathy in type 2 Diabetes. Diabetes Care 2006:29:1518-22
5. Berger A, Dukes E, Oster G. Clinical characteristics and economic cost of painful neuropathic disorder. J Pain 2004;3: 143-91
6. Attal N, Cruucu G, Haanpaa M et al. EFNS Task Force, EFNS guideline on pharmacological treatment of neuropathic pain, Eur J Neurol 2006;13:1153-69
7. Dworkin RH, O Connor AB, Backonja M, et al. Pharmacologic management of neuropathic pain: evidence based recommendations. Pain 2007:132:237-51
8. Cruucu G, Anand P, Attal N et al. EFNS guidelines on neuropathic pain assessment, Eur J Neurol 2004;11:153-62
9. Haanpaa M, Treede RD. Diagnosis and classification of neuropathic pain, Pain: Clinical Updates 2010;18(7)
10. Hansson P, Haanpaa M. Diagnostic workup of neuropathic pain: computing using questionnaire or examining the patients? Eur J Pain 2007;11:367-9
11. Bennett MI, Attal N, Backonja MM. Using screening tools to identify neuropathic pain, Pain, 2007; 127: 199-203
12. Woolf CJ, Mannion RJ. Neuropathic pain: aetiology, symptoms, mechanism, and management, Lancet, 1999;353: 1959-64
143
03/02/2012 13:53:55