Anda di halaman 1dari 39

Nyeri Neuropatik

Neuron dari sistem sensorik menempati


substansia grisea medulla spinalis.
Neuron ini tersusun dalam lapisan-lapisan
yang disebut lamina.
2
Lamina
- Lamina I, posterior marginal nucleus:
Stimulasi kutan dan viseral
- Lamina II/III, substansia gelatinosa:
Stimulasi suhu dan mekanik
- Lamina III/IV/V, nucleus proprius:
Stimulasi terhadap serabut saraf Aβ
- Lamina VI, nucleus dorsalis:
Stimulasi terhadap sendi (rangsang non
nyeri)
3
﹡ Serabut saraf yang menerima rangsang
nyeri adalah serabut Aδ dan C. Keduanya
mempersarafi lamina I dan II.
﹡ Rangsang nyeri kemudian ditransmisikan ke
lamina IV, V, dan VI
﹡ Axon menyebrang ke sisi kontralateral
dan naik ke otak melalui jaras nyeri di
medulla spinalis sisi anterior dan
lateral.

4
5
Traktus Spinothalamikus
﹡ Jalur asendens utama yang membawa
rangsang nyeri adalah traktus
spinotalamikus
﹡ Traktus ini memiliki komponen lateral
(neospinothalamikus; untuk nyeri
cepat dan lambat, suhu) dan anterior
(paleospinothalamikus; untuk
sentuhan)
﹡ Jaras ini mencapai batang otak, di mana
neuron nyeri cepat bersinaps di
nukleus ventroposterolateral
6 dan
Thalamus
Thalamus merupakan relay center untuk
neuron asendens.
﹡ Neothalamus (thalamus lateral) berperan
dalam lokalisasi dan diskriminasi nyeri.
Bagian ini terdiri dari nukleus VPL dan VPM.
Output neothalamus terutama ke korteks
somatosensorik.
﹡ Paleothalamus (thalamus medial)
berperan dalam memproses memori dan
komponen afektif dari rasa nyeri
7
Nyeri
Neuropatik

8
Definisi & Karakteristik
Definisi menurut IASP:
“Pain that arises as a direct
consequence of a lesion or
diseases affecting the
somatosensory system.”
Karakteristik
﹡ Dideskripsikan sebagai “shooting”, “electric shock-
like / burning”
﹡ Regio yang nyeri tidak selalu sama tempat lesinya
﹡ Hampir selalu kondisi kronik (cth neuralgia
postherpetik, nyeri post-stroke)
﹡ Memberikan respon yang buruk terhadap analgesik
yang konvensional 9
Klasifikasi
1. Letak lesi
a. Nyeri neuropati perifer (aferen perifer di SST,
ganglion radiks dorsalis, radiks dorsalis)
b. Nyeri neuropati sentral (MS, BO, talamus,
korteks)
2. Waktu
a. Nyeri neuropati akut (<3 bulan)
b. Nyeri neuropati kronik (>3 bulan atau masih
ditemukan setelah cedera jaringan sembuh)
i. Nyeri malignan
ii. Nyeri non-malignan
3. Intensitas
﹡ Ringan, sedang, berat
10
Etiologi
Etiologi:
﹡ Berbagai kondisi yang menyebabkan
inflamasi atau infeksi pada sistem
saraf (contohnya neuralgia post-herpetika,
poliradikulopati)
﹡ Kondisi yang tidak terkait infeksi (DM,
MS)
﹡ Neoplasia
﹡ Trauma (cedera medulla spinalis)

11
LETAK LESI PENYEBAB

Saraf tepi Trauma, pasca operatif, diabetes melitus, invasi


tumor, iradiasi, iskemia, penyakit kolagen,
alkohol, nutrisi, obat

Radiks dan ganglion HNP, arachnoiditis, avulsi, neuralgia pasca


dorsalis herpes, kompresi tumor

Medulla spinalis Mielitis, trauma, vaskular, pasca operatif,


siringomieli, sklerosis multipel, AVM, disrafisme,
defisiensi vitamin B12

Batang otak Sindrom Wallenberg, tumor, siringobulbi,


sklerosis multipel

Talamus Stroke, tumor

Korteks Stroke, AVM, trauma, tumor

12
NYERI NOSISEPTIK NYERI NEUROPATIK

Terlokalisir pada tempat cedera Nyeri di bagian distal dari lesi atau
disfungsi saraf

Sensasi sesuai stimulus, misalnya jika Sensasi tidak selalu sesuai stimulus,
terbakar akan terasa panas, jika rasa panas, berdenyut, ngilu, kaku
tertusuk pisau maka lesi seperti
ditikam, dll

Akut, mempunyai batas waktu. Nyeri Kronis, persisten setelah cedera


menghilang bila cedera sembuh menyembuh

Memiliki fungsi protektif Tidak memiliki fungsi protektif

13
Manifestasi Klinis
Tanda / Gejala Deskripsi

Gejala Spontan

Nyeri spontan Rasa terbakar yang persisten, “shock-like” yang intermiten,


atau nyeri yang perih

Disestesia Sensasi abnormal yang tidak enak (cth tertembak, pedih,


terbakar)

Parastesia Abnormal tetapi bukan sensasi yang tidak enak (cth


kesemutan)

Gejala provokasi-stimulus

Alodinia Rasa nyeri akibat dari stimulus non-nosiseptif (cth hangat,


tekanan, mengusap)

Hiperlagesia Peningkatan sensitivitas nyeri (cth colokan peniti, dingin,


panas)

14
Patofisiologi
﹡ Aktivitas saraf ektopik
Adanya nyeri tanpa stimulus eksternal
akibat pembentukan impuls ektopik di jalur
nosiseptif.
﹡ Sensitisasi sentral

15
16
Anamnesis
1. Skrining nyeri → ID
Pain Screening
Questionnaire untuk
membedakan nyeri
nosiseptik atau
neuropatik
Skor total minimal :
-1
Skor total maksimal :
5 Skor >2 →
kemungkinan nyeri
neuropatik
17
Anamnesis

2. Anamnesis nyeri
a. Riwayat klinik
■ Awitan
■ Perjalanan penyakit
■ Penyakit dasar
■ Riwayat pengobatan

18
Anamnesis
b. Sifat keluhan
■ Terbakar, ditusuk, disayat, hentakan, kesetrum
■ Kesemutan, hilang rasa, kurang rasa
■ Disestesia
■ Hiperalgesia
■ Alodinia
■ Hiperpatia
■ Nyeri fantom
■ Keluhan vasomotor/sudomotor/atrofi jaringan
subkutan)
■ Sindrom kausalgia: terbakar, gejala otonom (dingin,
begkak/edema setempat,
19 hperhidrosis)
Anamnesis

c. Kualitas nyeri
d. Lokasi keluhan
e. Distribusi dan penjalaran nyeri
f. Faktor yang meringankan/memperberat
nyeri
g. Anamnesis psikologis/”pain triad”
(kecemasan,
depresi, gangguan tidur)
20
Anamnesis

3. Intensitas nyeri
a. Visual Analog Scale (VAS)
b. Numeric Pain Scale
c. Pediatric Pain Scale (Wong-Baker
Face Grimace Scale)
d. McGill Pain Questionnaire

21
0 = tidak ada
nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-7 = nyeri sedang
8-10= nyeri berat

Dapat dipakai pada


anak-anak usia 6-7
tahun

22
23
24
25
26
Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Fisik Umum


2. Pemeriksaan Fisik Neurologis
a. Kesadaran
b. Saraf-saraf kranial
c. Motorik
d. Sensorik
e. Otonom
f. Fungsi luhur

27
28
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan elektrofisiologis
a. Motorik: latensi Nerve Conduction Velocity
(NCV), F-wave, EMG, Magnetic Evoked Potensial
(MEP)
b. Sensorik: Sensory Nerve Action Potensial
(SNAP), Sensory Conduction Velocity (SCV), H-
reflex, Somato Sensory Evoked Potensial (SSEP),
Laser-Evoked Potensials (LEPs), Positron Emission
Tomography (PET), Small Fibers Nerve Conduction
Velocity (pemeriksaan small fiber)
29
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan elektrofisiologis
c. Quantitative Sensory Testing
Merupakan pengukuran psikofisiologis dari persepsi
pada rangsangan eksternal yang intensitasnya
terkontrol/diatur
Dapat dipakai untuk menilai rasa raba dari serabut
saraf A𝛃 yang cukup bermanfaat untuk diagnosa dini
dari neuropati diabetik

30
Pemeriksaan Penunjang

2. Neuroimaging: foto polos, USG, CT Scan, MRI,


fMRI,
myelography
3. Laboratorium (atas indikasi)
a. Darah: rutin, kimia darah, toksin, imunologi,
genetik, PCR
b. Urin rutin
c. Pemeriksaan CSF

31
Tatalaksana

Rekomenda Obat
si

Lini pertama ● SNRI (duloxetine, venlafaxine)


● Antidepresan trisiklik
● Gabapenting, pregabalin

Lini kedua ● Patch capsaicin 8%


● Patch lidokain
● tramadol

Lini ketiga Opioid yang kuat

32
Tatalaksana
Antidepresan
﹡ Trisiklik dan SNRI.
﹡ Amitriptilin (25-150 mg/hari) merupakan trisiklik
yang dapat digunakan.
﹡ 7 dari 9 studi dikatakan duloxetine (20-120 mg)
dapat digunakan.
Antiepileptik
﹡ Pregabalin, gabapentin
﹡ Antiepileptik lainnya memiliki efikasi yang minimal
﹡ topiramate , karabamazepin, dan oxkarbazepine
memiliki tingkat keamanan yang rendah
33
Tatalaksana
Tramadol, Tapentadol, dan Opioid
﹡ Tramadol lebih poten dibandingkan dengan
tapentadol

Topikal
﹡ Data mengenai kemanjuran patch lidokain 5%
masih sedikit dan tergolong mahal
﹡ Untuk post-herpetic dan neuropati HIV, patch
konsentrasi tinggi capsaicin (8%) memberikan
efek yang baik.
34
Tatalaksana
Oromukosal kanabinoid
﹡ Dapat digunakan untuk multiple sclerosis,
tetapi tidak memberikan peranan penting
untuk nyeri neuropatik.

Trigeminal neuralgia
﹡ Carbamazepine dan oxcarbazepine
adalah lini pertama untuk menangani
nyerinya

35
Contoh kondisi penyebab nyeri neuropatik yang
sering ditemukan

Diabetik neuropati Ingetin esther mau


Post-herpetic neuralgia nambahin dari
jurnal
Trigeminal neuralgia Neuropathic
Neuralgia post-operasi pain, an updated
Neuropati post-trauma grading system
for research and
Lesi medula spinalis
clinical practice
Nyeri post-stroke yang banyak
gambarnya

36
37
38
THANKYOU!

39

Anda mungkin juga menyukai