Anda di halaman 1dari 23

Sirkums

isi
Sirkumsisi = tindakan pembuangan preputium yang berlebihan

● Salah satu tindakan operasi yang paling sering dilakukan di seluruh dunia
● Sangat berhubungan dengan praktik keagamaan pada beberapa agama
tertentu
● Sirkumsisi juga dipraktikkan untuk alasan-alasan non agama → untuk
menandakan seorang anak laki-laki sudah beranjak dewasa
○ Alasan lainnya: sosial, hygiene, pencegahan penyakit
● Menurut survei, prevalensi sirkumsisi lebih tinggi pada masyarakat
dengan status sosioekonomi yang lebih baik
Prevalensi
Melalui data dari tabel
berikut dan asumsi bahwa
seluruh umat Islam dan
Yahudi telah disirkumsisi,
maka disimpulkan bahwa
sekitar 30% dari seluruh
laki-laki di dunia berusia
15 tahun ke atas telah
disirkumsisi.

WHO, UNAIDS. Male circumcision: Global trends and determinants of prevalence, safety, and acceptability. 2007.
WHO, UNAIDS. Male circumcision: Global trends and determinants of prevalence, safety, and acceptability. 2007.
Preputium
● Bagian anatomis yang menutupi glans penis
● Merupakan jaringan mukokutan yang memiliki persarafan
somatosensorik dan autonom → persarafannya berbeda dengan glans
penis (dipersarafi oleh serabut saraf bebas, sifatnya protopatik)
● Bagian dalam mukosa preputium dianggap merupakan bagian dari
jaringan erogen penis
● Disfungsi seksual (tidak mampu ejakulasi, kurangnya ketertarikan seksual,
ejakulasi prematur, nyeri saat berhubungan seksual) prevalensinya sedikit
lebih tinggi pada laki-laki yang tidak disirkumsisi
● Efek samping sirkumsisi terhadap aktivitas seksual bervariasi

Holcomb, George W, Murphy JP, Ostlie DJ. Ashcraft's pediatric surgery. 6th edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.
Indikasi medis
● Ketidakmampuan meretraksi preputium pada bayi baru lahir disebabkan
oleh keratinisasi yang tidak sempurna → tidak patologis
● Indikasi sirkumsisi:
○ Phimosis: ketidakmampuan meretraksi preputium; orifisium preputium
berwarna putih dengan scar, paling sering dialami tepat sebelum pubertas.
○ Paraphimosis: preputium bisa diretraksi hingga di belakang korona, namun
tidak dapat dibawa kembali menutupi glans penis.
○ Balanitis xerotica obliterans: sklerosis distal preputium dengan perubahan
warna menjadi keputihan atau pembentukan plak yang dapat melibatkan
preputium, glans penis, atau meatus urethra
○ Infeksi rekuren dengan scarring preputium (balanitis, posthitis)

Holcomb, George W, Murphy JP, Ostlie DJ. Ashcraft's pediatric surgery. 6th edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.
McGregor TB, Pike JG, Leonard MP. Pathologic and Physiologic Phimosis: Approach to Phimotic Foreskin. Can Fam Physician. 2007;53:445-8.
Tintinalli JE, Stapczynski JS, Ma OJ, Yealy DM, Meckler GD, Cline DM. Tintinalli’s Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 8th edition. Philadelphia: McGraw-Hill.
Snodgrass W, Blanquel JS, Bush NC. Recurrence after management of meatal balanitis xerotica obliterans. Journal of Pediatric Urology. 2016.
Keuntungan
● Memudahkan untuk menjaga hygiene
● Mengurangi risiko UTI
● Mencegah balanitis dan posthitis
● Mencegah pembentukan scar pada preputium yang dapat menyebabkan
phimosis atau paraphimosis
● Mengurangi risiko STD, terutama chancroid dan sifilis
● Mengurangi risiko infeksi HIV
● Mengurangi risiko kanker penis
● Mengurangi risiko kanker serviks bagi pasangan seksualnya

WHO, UNAIDS. Male circumcision: Global trends and determinants of prevalence, safety, and acceptability. 2007.
WHO, UNAIDS. Manual for male circumcision under local anaesthesia. 2009.
WHO, UNAIDS. Male circumcision: Global trends and determinants of
prevalence, safety, and acceptability.2007.
Risiko
Angka kejadian komplikasi akibat sirkumsisi berkisar antara 0.2%-2%. Namun,
pada dewasa, komplikasinya 2-4%.
● Nyeri
● Perdarahan, hematoma
● Infeksi, iritasi
● Peningkatan sensitivitas glans penis selama beberapa bulan pertama
setelah tindakan
● Inflamasi pada meatus urethra
● Efek samping anestesi

WHO, UNAIDS. Male circumcision: Global trends and determinants of prevalence, safety, and acceptability. 2007.
WHO, UNAIDS. Manual for male circumcision under local anaesthesia. 2009.
Sirkumsisi pada bayi baru lahir
Pro Kontra
● Mencegah UTI ● Masalah etika
● Mencegah STD ● Sirkumsisi sebagai “therapeutic
● Mencegah kanker penis dan state”
prostat

● AAP (1999) mengakui keuntungan medis sirkumsisi pada bayi baru lahir,
namun tidak merekomendasikan sirkumsisi neonatus rutin
● Pada tahun 2012, AAP mengakui bahwa keuntungan medisnya melebihi
risiko dari tindakan, dan merekomendasikan akses terhadap prosedur
tersebut, tapi juga tidak merekomendasikan sirkumsisi neonatus rutin.
Holcomb, George W, Murphy JP, Ostlie DJ. Ashcraft's pediatric surgery. 6th edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.
SURGICAL TECHNIQUE
1. Newborn Circumcision

● Pada newborn, seringkali menggunakan perangkat (shield, Mogen


clamp, Gomco clamp, Plastibell).
● Inspeksi penis → ada/ tidak kontraindikasi sirkumsisi.
● Kontraindikasi sirkumsisi:

short/small phallus Dorsal penile cutaneous hump


Hypospadia Penile curvature or torsion
Chordee tanpa hypospadia Penoscrotal fusion
Hooded prepuce Large inguinal hernia or hydrocele that engulf the penis

Holcomb, George W, Murphy JP, Ostlie DJ. Ashcraft's pediatric surgery. 6th edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.
Mogen
clamp

Gomco
clamp
SURGICAL TECHNIQUE
1. Newborn Circumcision
● Sirkumsisi tanpa analgesia → respon terhadap nyeri yang lebih kuat pada
vaksinasi.
● Nyeri sirkumsisi diperingan dengan: acetaminophen, krim lidokain-
prokain topical, blok saraf lokal. → paling efektif: subcutaneous ring block
dengan lidokain 1% tanpa epinefrin.
● Antisepsis penting! → infeksi!

Holcomb, George W, Murphy JP, Ostlie DJ. Ashcraft's pediatric surgery. 6th edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.
Gomco technique
Gomco
technique
Gomco
technique
SURGICAL TECHNIQUE
2. Revision Circumcision

redundant Asimetri kulit preputium Sikatrik


preputial skin residual residual

bridge antara tidak memenuhi harapan post operative


preputium-glans secara kosmetik phimosis

Holcomb, George W, Murphy JP, Ostlie DJ. Ashcraft's pediatric surgery. 6th edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.
SURGICAL
TECHNIQUE
3. Freehand Circumcision

Holcomb, George W, Murphy JP, Ostlie DJ. Ashcraft's pediatric surgery. 6th edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.
KOMPLIKASI
● Sirkumsisi → tingkat komplikasi yang rendah (2–10%).
● Paling sering: Pendarahan dan infeksi, umumnya ringan.
● Adhesi antara remnant preputium dan glans → umum terjadi, sembuh
seiring waktu.
● Serius: necrotizing fasciitis, sepsis, gangren Fournier, dan meningitis.
● Lainnya: skin bridges,inclusion cysts, hipospadia atau epispadia
iatrogenik, amputasi sebagian glans, dan hilangnya penis terjadi ketika
menggunakan electrocautery dengan perangkat logam. Eksisi preputium
yang terlalu sedikit atau berlebihan yang menyebabkan postoperative
phimosis atau concealed penis.

Holcomb, George W, Murphy JP, Ostlie DJ. Ashcraft's pediatric surgery. 6th edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.

Anda mungkin juga menyukai