Anda di halaman 1dari 3

Nama : Khurun Imamatul Thoyibah

NIM : 1602460005
Semester : VII

KEHAMILAN EKTOPIK

A. Ontologi
Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang
ada, baik berupa realitas fisik maupun metafisik.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga
uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi
kehamilan ektopik, sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi dituba, jarang terjadi
implantasi pada ovarium,rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk uterus yang
rudimenter dan divertikel pada uterus.
Kehamilan ektopik terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik terganggu adalah
kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat
yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri (Mansjoer, 2005). Istilah
kehamilan ektopik terganggu lebih tepat dari pada istilah ekstrauterin yang sekarang
masih juga dipakai, oleh karen terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang
berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal (Prawirohardjo,
2005).

B. Epistimologi
Epistemologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang ilmu pengetahuan yaitu
berupa asal mula atau sumber pengetahuan, struktur, metode dan kevalidan
pengetahuan.
Kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Menurut Mochtar (2002), faktor-faktor yang memegang
peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut:
1. Faktor tuba, yaitu salpingitis, perlekatan tuba, kelainan konginetal tuba, pembedahan
sebelumnya, endometriosis, tumor yang mengubah bentuk tuba dan kehamilan
ektopik sebelumnya.
2. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasi.
3. Faktor ovarium, yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.
4. Penggunaan hormon eksogen.
5. Faktor lain, antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD

C. Aksiologi
Aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparatomi,
dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu:
kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya,
lokasi kehamilan ektopik terganggu, kondisi anatomic organ pelvic, kemampuan
teknik bedah mikro, dokter operator dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro
setempat.
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba, atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya
dilakukan salpingostomi. Apabila keadaan penderita buruk, misalnya dalam keadaan
syok, lebih baik dilakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektopik terganggu
di pars ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan
menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan. Kriteria khusus
yang diobati dengan cara ini adalah:
1. Kehamilan di pars ampullaris tubabelum pecah
2. Diameter kantong gestasi ≤ 4 cm;
3. Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml
4. Tanda vital baik dan stabil.
Pencegahan Kehamilan ektopik terganggu tidak dapat kita cegah, tetapi kita
dapat mengurangi faktor-faktor risiko tertentu. Misalnya, membatasi jumlah
pasangan seksual dan menggunakan kondom saat kita melakukan hubungan seks
untuk membantu mencegah penyakit menular seksual dan mengurangi risiko penyakit
radang panggul (Saifuddin, 2002).
Memakai kondom, diafragma atau cap serviks jika ingin melakukan
hubungan seks untuk menghindari gonore, klamidia, dan lain penyakit menular
seksual (PMS). Bedah sistem reproduksi, perut, atau perut bagian bawah dapat
menyebabkan jaringan parut, yang meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Penyakit
Radang Panggul (PID) dapat merusak saluran tuba, meningkatkan risiko kehamilan
ektopik. Salah satu penyebab utama PID adalah infeksi menular seksual (IMS),
seperti klamidia dan gonore. Kondom laki-laki adalah metode yang paling efektif
untuk mencegah IMS (Saifuddin, 2002).
Menggunakan praktek seks yang aman, seperti menggunakan kondom setiap
kali kita melakukan hubungan seks dapat menurunkan resiko kehamilan ektopik. Hal
ini karena seks aman akan membantu melindungi kita dari penyakit menular seksual
(PMS) yang dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PID). PID adalah
penyebab umum jaringan parut pada saluran tuba, yang dapat menyebabkan
kehamilan ektopik (Wibowo, 2007).
Kehamilan ektopik tidak terjadi pada tabung normal, jadi pencegahan ini
didasarkan pada menghindari penyebab tabung rusak. Ini termasuk menghindari
persetubuhan dan aktivitas yang predisposisi penyakit radang panggul dan diagnosis
dini dan pengobatan radang usus buntu (Wibowo, 2007).

Anda mungkin juga menyukai