Anda di halaman 1dari 5

CLINICAL PRACTICE GUIDELINE: SIRKUMSISI

RS SEHAT SEJAHTERA

2014
CLINICAL PRACTICE GUIDELINE: SIRKUMSISI

1. LATAR BELAKANG
1.1 Sunat telah dilakukan sejak zaman prasejarah, diamati dari gambar-gambar di gua yang berasal dari
Zaman Batu dan makam Mesir purba. Alasan tindakan ini masih belum jelas pada masa itu tetapi teori-
teori memperkirakan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari ritual pengorbanan atau
persembahan, tanda penyerahan pada Yang Maha Kuasa, langkah menuju kedewasaan, tanda
kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah estetika atau seksualitas. Sunat pada laki-
laki diwajibkan pada agama Islam dan Yahudi. Praktik ini juga terdapat di kalangan mayoritas
penduduk Korea Selatan, Amerika, dan Filipina
1.2 Sunat pada bayi telah didiskusikan pada beberapa dekade terakhir. American Medical Association
atau Asoiasi Dokter Amerika menyatakan bahwa perhimpunan kesehatan di Amerika Serikat,
Australia, Kanada, serta negara-negara di Eropa sangat tidak merekomendasikan sunat pada bayi laki-
laki.
1.3 Menurut literatur AMA tahun 1999, orang tua di AS memilih untuk melakukan sunat pada anaknya
terutama disebabkan alasan sosial atau budaya dibandingkan karena alasan kesehatan. Akan tetapi,
survey tahun 2001 menunjukkan bahwa 23,5% orang tua melakukannya dengan alasan kesehatan.
1.4 Para pendukung integritas genital mengecam semua tindakan sunat pada bayi karena menurut
mereka itu adalah bentuk mutilasi genital pria yang dapat disamakan dengan sunat pada wanita yang
dilarang di AS
1.5 Beberapa ahli berargumen bahwa sunat bermanfaat bagi kesehatan, namun hal ini hanya berlaku jika
pasien terbukti secara klinis mengidap penyakit yang berhubungan dengan kelamin. Beberapa penyakit
yang kemungkinan besar memerlukan sunat untuk mempercepat penyembuhan seperti pendarahan dan
kanker penis, namun, kedua hal ini jarang terjadi. Penyakit fimosis juga bisa diatasi dengan sunat,
walaupun sekarang juga telah berkembang tekhnik yang lainnya.
Before Format heating After

sue.
2. PENGERTIAN
Sunat atau khitan atau sirkumsisi (circumcision) adalah tindakan memotong atau menghilangkan
sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis dapat juga dipotong
secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi. Kata sirkumsisi berasal dari
bahasa Latin circum berarti "memutar" dan caedere berarti "memotong".

3. IN DI K AS I
3. 1 Indikasi Sosial
Khitan dalam Islam tidak hanya dilakukan pada laki-laki, tetapi juga kepada wanita. Khitan bagi laki-
laki adalah memotong kulup (kulit) yang menutupi ujung zakar atau kepala penis, sedangkan bagi
wanita adalah memotong bagian kulit yang menonjol atau yang menutupi vaginanya saja.
3.2 Indikasi Medis
Secara medis manfaat dan koplikasi sirkumsisi masih menjadi perdebatan, sehingga terdapat
kubu pro dan kontra, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan rekomndasi dan
petunjuk tentang manfaat dan risiko sunat.

4. M ANF AAT
4. 1 Infeksi saluran kemih. Manfaat yang paling penting adalah penurunan risiko infeksi saluran kemih pada
masa bayi. Studi awal melaporkan bahwa bayi laki-laki disunat adalah 10-20 kali lebih mungkin untuk
mendapatkan infeksi saluran kemih dari masih bayi disunat, walaupun studi terbaru menemukan manfaat
kurang , mereka masih melaporkan bahwa bayi laki-laki disunat adalah 3-9 kali lebih besar neresiko
terjadi infeksi saluran kemih. Sekitar 7-18 dari setiap 1.000 bayi laki-laki tidak disunat akan beresiko
terjadi infeksi saluran kemih selama tahun pertama kehidupan dibandingkan dengan 1-2 dari setiap
1.000 bayi laki-laki disunat.
4. 2 Kanker penis. Di AS, pria yang tidak disunat adalah sekitar tiga kali lebih mungkin mengalami
kanker penis dibandingkan pria yang disunat. Tetapi American Cancer Society tidak sependapat dan
mengemukkan bahwa hal itu kurang penting daripada yang diduga. Namun hal itu terjadi karena
angka kejadian kanker penis di Amerika sangat jarang, kanker penis terjadi setiap tahun kurang

Hal. 2 dari 5
CLINICAL PRACTICE GUIDELINE: SIRKUMSISI
dari 10 dari setiap satu juta orang biasanya di usia tua. Kebersihan yang baik juga muncul untuk
mengurangi risiko kanker penis.
4. 3 Gangguan penis. Phimosis adalah ketidakmampuan untuk menarik kembali kulup, biasanya
karena peradangan atau infeksi atau karena itu konfigurasi alami bahwa penis: banyak pria yang sangat
senang tidak pernah menarik kembali kulit khatan mereka. Kondisi ini biasanya ringan, tetapi dapat
menghasilkan ereksi menyakitkan dan gejala lainnya. Karena khitan menghilangkan kulup, mencegah
phimosis. Tapi kebersihan yang baik juga pelindung, dan ketika gangguan tersebut segera diobati
biasanya membaik dengan cepat, beberapa pria, meskipun, membutuhkan sunat sebagai orang dewasa
untuk mengoreksi kasus yang luar biasa parah dari phimosis.
4. 4 PRosthitis. Sunat juga mencegah pRosthitis, radang kulup, Dan tampaknya mengurangi risiko
balanitis, radang kelenjar. Namun, kondisi ini umumnya ringan merespon dengan baik terhada pengobatan
sederhana.
4. 5 Penyakit menular seksual (PMS). Studi baru menunjukkan bahwa sunat mengurangi risiko pria
terinfeksi oleh HIV, virus penyebab AIDS. Sebaliknya, sebuah studi menunjukkan bahkan dapat
meningkatkan risiko dari PMS yang paling umum, klamidia.
4. 6 Beberapa komplikasi yang tidak terbukti dapat terjadi pada tindakan sirkumsisi
4. 6. 1 Rasa sakit. Bertentangan dengan beberapa kepercayaan budaya, sunat bayi adalah
menyakitkan. Namun, pemberian obat pereda nyeri yang tersedia saat ini cukup efektif untuk
mengatasinya
4. 6. 2 Trauma. Tidak ada bukti untuk mendukung kekhawatiran tentang kerusakan psikologis yang
abadi dari "trauma" sunat. Namun ketika pria mengeluh pahit tentang telah disunat, keprihatinan
merekadiberhentikan, mereka disuruh untuk "mendapatkan lebih dari itu", "mendapatkan kehidupan"
dll
4. 6. 3 Disfungsi seksual. Tidak ada bukti yang dapat diandalkan untuk mendukung klaim bahwa
sunat bayi meningkatkan risiko masalah seksual di usia dewasa atau yang merusak kepuasan
seksual pada pasangan. Hal ini menjadi perdebatan yang tajam di antara para dokter. Para
ilmuwan telah mengetahui bahwa sel kulup dapat dibudidayakan di laboratorium, di mana
mereka tumbuh menjadi pengganti kulit. Beberapa produk telah dikembangkan dan digunakan dalam
mengobati kerusakan pada urethra, tabung yang membawa air seni atau air mani melalui penis.
Karena jaringan yang lentur dan tidak tumbuh rambut, itu juga telah digunakan untuk luka bakar,
ulkus kaki diabetik dan ulkus kaki kronis

5. USIA KHIT AN Y ANG DISAR ANK AN


Pada umumnya, masyarakat mengkhitankan anaknya pada usia antara 8-12 tahun. Namun,
dengan perkembangan tehnik dan obat-obatan, saat ini sirkumsisi sudah dapat dilakukan pada bayi
yang baru lahir.

6. M ET ODE-M ET ODE
Khitan atau sunat bisa dilakukan menggunakan berbagai metode yang berbeda. Banyaknya
metode ini disebabkan oleh kemampuan ahli sunat yang terlibat pada masa itu. Metode yang akan
dijelaskan disini mencakup 7 metode yang umum
6.1 Teknik Anestesi
Umumnya anestesi dapat dilakukan secara :
6.1.1 Anestesi Infiltrasi ( dilakukan di poli/ kamar tindakan)
6.1.2 Anestesi umum ( dilakukan di kamar operasi )

6.2 Tehnik — Tehnik Sirkumsisi :


6.2.1 Klasik atau Dorsumsisi
6.2.1.1 Metode ini sebenarnya sudah lama ditinggalkan, namun prakteknya masih dapat dilihat di
sekitar pedesaan. Alat yang umumnya digunakan dalam metode ini adalah bambu yang telah
ditajamkan, skalpel atau pisau bedah, dan silet. Peralatan yang akan dipakai ini sebelumnya
disterilkan dengan alkohol tepat sebelum penggunaan.

Hal. 3 dari 5
CLINICAL PRACTICE GUIDELINE: SIRKUMSISI
6.2.1.2 Tata cara yang umunya dilakukan oleh para ahli sunat dengan metode ini adalah:
6.2.1.2.1 Membersihkan peralatan yang akan dipakai
6.2.1.2.2 Mengukur atau memperkirakan panjang kulit yang akan dipotong, relatif terhadap
ukuran penis
6.2.1.2.3 Menarik bagian depan dari kulit dan meregangkannya dengan semacam penjepit
6.2.1.2.4 Memotong kulit yang sudah diregangkan dengan sekali iris
6.2.1.2.5 Mengaplikasikan obat anti-infeksi atau betadine
6.2.1.2.6 Bekas luka yang ditinggalkan dari metode ini tidak dijahit dan langsung dibalut (secara
agak longgar tergantung kenyamanan) dengan kain kassa. Dengan cara sekali iris,
metode ini memang menjadi metode tercepat dari semua metode yang ada.

6.2.1.3 Namun, metode ini memberikan dampak yang sangat luas. Dampak tersebut adalah:
6.2.1.3.1 Terpotongnya pembuluh darah yang berperan mengalirkan darah ke sebagian
kepala penis
6.2.1.3.2 Terpotongnya susunan syaraf yang diduga memengaruhi kenikmatan saat
hubungan seksual
6.2.1.3.3 Pendarahan yang hebat jika pasien mengalami hemofilia yang belum terdeteksi
6.2.1.3.4 Lecet yang disebabkan karena masih adanya perlengketan kulit dengan kepala
penis saat pemotongan
6.2.1.3.5 Rasa sakit yang amat sangat bisa menyebabkan pasien bergerak dan
menyebabkan alur pemotongan tidak rata
6.2.1.3.6 Metode ini kemudian disempurnakan seiring dengan perkembangan medis di dunia
internasional menggunakan obat bius lokal dan sedikit jahitan untuk memperbagus

hasil yang didapat dan mengurangi rasa sakit, yang umumnya membuat pasien
menjadi trauma.

6.2.2 Kovensional atau umum


6.2.2.1 Metode ini telah berevolusi dari metode sebelumnya, yaitu metode klasik. Pada
metode ini, semua prosedur telah mengacu kepada aturan atau standar medis, sehingga
meningkatkan keberhasilan sirkumsisi.
6.2.2.2 Hal yang umumnya ada atau dilakukan saat melaksanakan metode ini adalah:
6.2.2.2.1 Pem bius an loc al
6.2.2.2.2 Penggunaan pisau bedah yang lebih akurat
6.2.2.2.3 Tenaga medis yang professional
6.2.2.2.4 Teknologi benang jahit yang bisa menyatu dengan jaringan disekitarnya, sehingga
meniadakan keperluan untuk melepas benang jahit
6.2.2.2.5 Dengan adanya kelengkapan ini, kemungkinan terjadinya infeksi pasca operasi dapat
diminimalkan sampai tidak ada infeksi.

6.2.3 Clamp atau Klamp


6.2.3.1 Metode ini memiliki banyak merek dagang terdaftar, namun, pada prinsipnya adalah kulit yang
akan dihilangkan dijepit kemudia dipotong saat itu juga. Secara sekilas, proses penjepitan
terlihat seperti metode lonceng, namun, sangat berbeda di tahap selanjutnya, yaitu pemotongan.
6.2.3.2 Pada metode ini, penjepitan hanya dilakukan sebentar saja selama operasi berlangsung
dan segera dilepas lalu penjepit kemudian langsung dibuang (sekali pakai) sehingga tidak
terjadi nekrosis.
6.2.3.3 Merek dagang yang umumnya dipromosikan adalah: Gomco. Ismail Clamp, Q-Tan, Sunathrone
Clamp, Ali's Clamp, Tara Clamp, Smart Clamp
6.2.3.4 Di Indonesia, 2 metode yang terkenal adalah Tara Clamp dan Smart Clamp.

6.2.4 Electrocautery
6.2.4.1 Metode ini menggunakan tekhnik yang berbeda sekali dengan metode yang lainnya, dimana
umumnya menggunakan pemotongan dengan pisau bedah atau alat lain, sementara metode
ini menggunakan panas yang tinggi tetapi dalam waktu yang sangat singkat.
6.2.4.2 Metode ini memiliki kelebihan dalam hal mengatur pendarahan, dimana umum terjadi pada anak
berumur dibawah 8 tahun, yang dimana memiliki pembuluh darah yang kecil dan halus.

7. KO M PLI K AS I
7.1 Infeksi, terutama jika tindakan antisepsis (tindakan membersihkan alat, benda lain, atau bagian
tubuh dengan larutan pembunuh kuman, seperti alkohol) dan sterilitas alat diabaikan. Infeksi ditandai
oleh luka basah tak kunjung kering, nanah, bengkak, atau nyeri.
7.2 Perdarahan, terutama terjadi jika dokter luput mengidentifikasi dan mengikat pembuluh darah yang
cukup besar. Jika perdarahan terus terjadi, biasanya dilakukan tindakan untuk mencari dan
mengikat sumber perdarahan.

Hal. 4 dari 5
CLINICAL PRACTICE GUIDELINE: SIRKUMSISI
7.3 Efek samping obat bius, berupa alergi setempat atau reaksi seluruh tubuh. 7.4. Kulit kulup terpotong
terlalu pendek atau terlalu panjang
7.4 Bekas luka muncul jaringan ikat, terutama pada orang yang berbakat keloid.

8 REFERENSI
8.1 The American Urological Association (2007) stated that neonatal circumcision has potential
medical benefits and advantages as well as disadvantages and risks
8.2 The American Medical Association supports the AAP's 1999 circumcision policy statement with
regard to non-therapeutic circumcision, which they define as the non-religious, non-ritualistic, not
medically necessary, elective circumcision of male newborns. They state that "policy statements
issued by professional societies representing Australian, Canadian, and American pediatricians do
not recommend routine circumcision of male newborns."
8.3 The American Academy of Family Physicians (2007) recognizes the controversy surrounding
circumcision and recommends that physicians "discuss the potential harms and benefits of
circumcision with all parents or legal guardians considering this procedure for their newborn son."

Hal. 5 dari 5

Anda mungkin juga menyukai