PENDAHULUAN
1
Makalah ini disusun melalui studi kepustakaan dengan pengumpulan data dari
berbagai sumber.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Pengertian Sirkumsisi
Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian/seluruh prepusium penis dengan
tujuan tertentu (Arif Mansjoer, 2000: 409).
Metode ini telah berevolusidari metode sebelumnya, yaitu metode klasik. Pada
metode ini, semua prosedur telah mengacu kepada aturan atau standar medis,sehingga
meningkatkan keberhasilan sirkumsisi. Hal yang umumnya ada atau dilakukan saat
melaksanakan metode ini adalah:
Pembiusan lokal
Penggunaan pisau bedah yang lebih akurat
Tenaga medis yang professional
Teknologi benang jahit yang bisa menyatu dengan jaringan disekitarnya, sehingga
meniadakan keperluan untuk melepas benang jahit Dengan adanya kelengkapan
ini, kemungkinan terjadinya infeksi pasca operasi dapat diminimalkan sampai
tidak ada infeksi.
Metode inilah yang menggunakan murni laser selama proses sirkumsisi. Metode ini
adalah metode tercepat selain menggunakan metode klasik karena didukung oleh
tekhnologi medis yang telah maju. Berikut ini adalah urutan proses sirkumsisi pada
umumnya menggunakan laser :
4
Pasien diberikan anethesi lokal disekitar pangkal penis
Kulit yang akan dipotong kemudian diukur dan ditahan dengan menggunakan
klem sekali pakai
Laser kemudian disinarkan persis di klem tersebut
Langsung setelah pemotongan selesai, klem dibuka, dan hasil sirkuksisi diberi
obatanti-infeksi dan di perban
Tim dokter juga menyarankan untuk diberikan sedikit jahitan agar hasil
potongannya tidak terlalu terlihat setelah sembuh, dan juga untuk mencegah luka
berpindah posisi. Semua proses ini memakan waktu maksimal 15 menit jika tanpa
hambatan. Pemotongannya sendiri memerlukan waktu kurang dari 1 menit karena
laser yang digunakan. Metode ini bisanya disarankan dokter jika yang akan di
sirkumsisi masih berusia dibawah 12 tahun. Namun, pada dasarnya, usia berapa
saja diperbolehkan untuk menggunakan metode ini.
2.4 Indikasi
Menurut John Reynard et al, Oxford University Press 2006
1. Fimosis dimana preputium tidak dapat ditarik ke proximal karena lengket dengan
gland penis diakibatkan oleh smegma yang terkumpul diantaranya
2. Parafimosis dimana preputium yang telah ditarik ke proximal, tidak dapat
dikembalikan lagi ke distal. Akibatnya dapat terjadi udem pada kulit preputium yang
menjepit, kemudian terjadi iskemi pada glands penis akibat jepitan itu. Lama
5
kelamaan glands penis dapat nekrosis. Pada kasus parafimosis, tindakan sirkumsisi
harus segera dilakukan.
3. Balanitis recurrent
4. Kondiloma akuminata, merupakan suatu lesi pre kanker pada penis yang diakibatkan
oleh HPV (human papiloma virus). Karsinoma sel squamosa pada preputium penis,
namun dilaporkan terjadi rekurensi local pada 22-50% kasus
6
2.5 Kontraindikasi
Menurut Arif Mansjoer (2000: 409) kontraindikasi sirkumsisi adalah:
1. Absolute: hipospadia, epispadia
2. Relatif: gangguan pembekuan darah (misalnya hemofilia), infeksi local, infeksi
umum, dibetes melitus.
7
3. Klem arteri bengkok 1 buah
4. Pinset anatomis 1 buah
7. Kapas
8. Kassa steril
9. Plester
10. Kain penutup steril yang berlubang di tengahnya (duk)
8
13. Sarung tangan steril
15. Bengkok
16. Betadine
9
17. Kom kecil
18. Korentang
19. Lidokain
10
20. Sofratulle
21. Tromol
11
a) Status generalis: demam, tanda stres fisik, kelainan jantung dan paru
b) Status lokalis: hipospadia, epispadia, atau kelainan congenital lainnya.
c) Persiapan alat dan obat-obatan sirkumsisi.
d) Persiapan alat dan obat-obatan penunjang hidup bila terjadi syok anafilaksis.
3. Anestesi local
Digunakan anestesi local dengan menggunakan lidokain 2%
a) Lakukan anastesi blok pada n. dorsalis penis dengan memasukkan jarum pada
garis medial di bawah simpisis pubis sampai menembus fascia Buck (seperti
menembus kertas) suntikkan 1,5 ml, tarik jarum sedikit, tusukkan kembali
miring kanan/kiri menenbus fascia dan suntikkan masing-masing 0,5 ml;
lakukan aspirasi dahulu sebelum menyuntik untuk mengetahui apakah ujung
jarum berada dalam pembuluh darah atau tidak. Jika darah yang teraspirasi
maka pindahkan posisi ujung jarum, aspirasi kembali. Bila tidak ada yang
teraspirasi, masukanlah zat anastesi.
b) Lakukan anastesi infiltrasi di lapisan subkutis ventral penis 0,5-0,75 ml untuk
kedua sisi.
12
6. Pengguntingan dan penjahitan
a) Pasang klem pada prepusium di arah jam 6, 11, dan 1 dengan ujung klem
mencapai ± 1,5 cm dari sulkus korona penis. Tujuannya sebagai pemandu
tindakan dorsumsisi dan sarana hemostasis.
b) Lakukan dorsomsisi dengan menggunting kulit dorsum penis pada jam 12
menyusur dari distal ke proksimal sampai dengan 0,3-0,5 cm dari korona.
c) Pasang jahitan kendali dengan menjahit batas ujung dorsomsisi kulit agar
pemotongan kulit selanjutnya lebih mudah dan simetris.
d) Gunting secara melingkar (tindakan sirkumsisi) dimulai dari dorsal pada titik
jahitan jam 12 melingkari penis, sisakan mukosa sekitar 0,5 cm. Pada sisi
frenulum, pengguntingan membentuk huruf V di kiri dan kanan klem.
Pemotongan harus simetris, dan sama panjang antara kulit dan mukosa.
e) Atasi perdarahan yang timbul ada jepitan klem, kemudian lakukan penjahitan
hemostasis dengan benang cutgut.
f) Lakukan penjahitan aproksimasi kulit dengan mukosa jahit kiri dan kanan glans
biasanya masing-masing 2-3 simpul. Prinsipnya adalah mempertemukan pinggir
kulit dan pinggir mukosa.
g) Jahit mukosa distal frenulum (jam 6) dengan jahitan angka 8 atau 0.
h) Setelah penjahitan selesai, gunting mukosa frenulum di sebelah distal dari jahitan
sebelumnya, dan bersihkan dengan iodine 10% lalu beri salep kloramfenikol 2%
13
7. Pembalutan
a) Gunakan kassa yang telah diolesi salep antibiotik.
b) Jangan sampai penis terpuntir saat membalut.
8. Obat-obatan
a) Analgasik oral (antalgin atau parasetamol)
b) Antibiotik oral (ampisilin, amoksisilin, eritromisin)
c) Pemberian obat-obatan ini dapat dimulai 2-3 jam sebelum sirkumsisi
14
c) Bila ada infeksi, pemberian antibiotik diteruskan hingga hari ke 6-7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian/seluruh prepusium penis
dengan tujuan tertentu (Arif Mansjoer, 2000: 409).
15
Selain untuk pelaksanaan ibadah agama / ritual, juga untuk
alasan medis yang dimaksudkan untuk:
Menjaga hygiene penis dari smegma dan sisa-sisa urine.
Menjaga terjadinya infeksi pada glands atau preputium penis (balanoposthitis).
Mencegah terjadinya kanker penis.
Menurut Arif Mansjoer (2000: 409) indikasi sirkumsisi adalah:
Agama
Sosial
Medis:
Fimosis (prepusium tidak dapat ditarik ke belakang atau tidak dapat
membuka
Parafimosis (prepusium tidak dapat ditarik ke depan)
Kondiloma akuminata
Pencegahan terjadinya tumor (mencega penumpukan smegma yang diduga
kuat bersifat karsninogenik)
Menurut Arif Mansjoer (2000: 409) kontraindikasi sirkumsisi adalah:
Absolute: hipospadia, epispadia
Relatif: gangguan pembekuan darah (misalnya hemofilia), infeksi local, infeksi
umum, dibetes melitus.
16