Serangan paroksismal
Spontan, tiba-tiba
Nyeri tajam
Superfisial, seperti ditusuk, tersetrum,
terbakar
Lokasi : wajah atau frontal (umumnya
unilateral), terbatas pada ≥ 1 cabang N.
Trigeminus
Lama : beberapa detik sampai < 2 menit,
berulang
Nyeri umumnya remisi dalam jangka waktu
bervariasi.
Intensitas : nyeri berat.
Presipitasi dapat dari trigger area (plika
nasolabialis / pipi) atau pada aktivitas harian
seperti bicara, membasuh muka, cukur
jenggot, gosok gigi. (triggerd factor).
Bentuk serangan masing-masing pasien sama.
Diantara serangan umumnya asimptomatis.
Umumnya tidak ada deficit neurologik.
Klasifikasi :
TN idiopatik
TN simptomatik (lesi primer menekan N. V :
tremor, sklerosis multipel)
Pemeriksaan penunjang :
MRI pada TN simptomatik, MRA
Diagnosis Banding :
Nyeri wajah atipikal
Terapi
Farmakologik :
Antikonvulsan : carbamazepin,
okskarbazepin, gabapentin, asam valproat,
baclofen.
Non farmakologik :
TENS
Bedah : bila terapi farmaka adekuat gagal
Terapi kausal ; pada TN simptomatik
Catatan : terapi simptomatik sama pada
neuralgia yang lain
Kriteria diagnostik :
Neuralgia pasca herpes adalah nyeri yang
dirasakan di tempat penyembuhan ruam,
lebih dari satu bulan setelah onset ruam
zoster.
Infeksi virus herpes zoster menimbulkan
komplikasi neurologis berupa nyeri
neuropatik pada dermatoma persarafan
tertentu.
Sedangkan herpes zoster sendiri penyakit
yang terjadi sebagai reaktivasi infeksi virus
varicela zoster (VVZ).
Herpes zoster akut 100% pasien mengalami nyeri,
10-70% mengalami neuralgia pasca herpes
50% pasien neuralgia pasca herpes akan
mengalami resolusi nyeri dalam 2 bulan, 70%
membaik dalam 1 th, bahkan bisa menetap
sampai beberapa tahun.
Nyeri pada area distribusi ruam setelah
menderita herpes zoster.
Timbul tanpa ataupun dengan interval bebas
nyeri (umumnya 1 bln).
Rasa nyeri seperti panas, kesetrum, menyentak,
timbul alodinia, hipestesi
Insiden herpes zoster bervariasi berdasar usia
dan status imunitas, kebanyakan usia di atas
70 th (70%).
Insiden meningkat pada pasien dengan
imunokompromise, pasien dengan keganasan
erutama leukimia dan limfoma
Pada area bekas ruam :
Anestesia dolorosa, dengan rangsang raba
terasa nyeri (alodinia)
PatolgiAnatomi:
Populasi serabut saraf bergeser, banyak
serabut saraf diameter kecil yang tidak
bermielin dan bermielin dan hilangnya
serabut saraf diameter besar.
Atrofi kornu dorsalis medula spinalis
Terapi neuralgia pasca herpes menurut subcommite
of the AAN (2004):
Tricyclic antidepresan (amitriptylin, nortriptylin,
desipramin, marpotrilin), Gabapentin, Pregabalin,
Opioid, Tropical lidocain patch level A (establish
as effective)
Cream aspirin level C (possible effective)
Methylprednisolon intrathecal level A (establish
as effective)
Akupuncture, benzidamine cream, indometacin,
lorazepam level B (probable effective)
Carbamazeoin, nicardipin, topical
piroksikamlevel U (data inadequate)
Medikamentosa :
Antidepresan tricyclic : amirtiptylin,
imipramin
Antikonvulsan : gabapentin, karbamazepin,
fenitoin, Na valproat
Lain-lain : meksiletin, klonidin
Topikal : krim kapsaisin, jeli lidokain, aspirin
dalam kloroform.
Non medikamentosa :
TENS
Ice-pack
Terapi behaviour
Pada nyeri Zoster akut :
Asetaminofen, NSAID, ketorolak, tramadol
Kombinasi amitriptylin dan flufenasin
Infiltrasi ruam : triamsinolon 0,2% dalam NaCl
0,9%
Pencegahan NPH:
Aciclovir 5 x 800 mg/hari (dimulai dalam 72
jam awitan ruam zoster) selama 7 – 10 hari.
Adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah,
dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler
atau keduanya.
Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah dan lipat
bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-
sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke
arah tungkai dan kaki
Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat
dirujuk ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal
dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah
(referred pain)
NPB mengenai > 70% populasi pada negara
berkembang
Angka kejadian 45% dg usia tersering 35 – 45 th
Laki-laki > perempuan
Pembagian untuk triage :
NPB dengan tanda bahaya (red flags) :
Neoplasma / karsinoma
Infeksi
Fraktur vertebra
Sindroma cauda equina
NPB dg kelainan neurologi berat
NPB dengan sindroma radikuler
NPB non spesifik
Non medikamentosa :
Edukasi:
Reassurance :
Kembali aktifitas normal dini dan bertahap
Mengenal dan menangani yellow flags
(fakt biopsikososial)
Heat-wrap therapy
Tindakan : injeksi epidural (steroid, lidokain,
opioid) pada sindroma radikuler
Medikamentosa :
Antidepresan, antikonvulsan
Non-medikamentosa :
Edukasi
Terapi perilaku
Intensive exercise therapy
Kriteria diagnosis :
Nyeri sedang sampai berat di daerah orbita
yang episodik disertai dengan paralisis salah
satu atau lebih dari N. III, N. IV, N. VI
(ophtalmoplegia) serta nyeri di daerah N. V₁
dan N. V ₂
Dapat sembuh spontan tetapi dapat relaps
kembali.
Dihubungkan dengan kelainan inflamasi
idiopatik.
Serangan dapat berlangsung beberapa minggu
atau bulan, kontinyu atau intermiten tanpa
faktor pemicu.
Nyeri unilateral episodik di daerah orbita dan
area N. V₁,₂ ± 8 minggu bila tanpa pengobatan
Penglihatan ganda, juling
Parese N.III, N.IV, N.VI
PA :
jaringan granuloma disekeliling a. Carotis
interna bagian intracavernosus
Lesi vaskuler : aneurisma
Lesi desak ruamg (SOL)/tumor di fisura
orbitalis superior, area parasellar, fossa
posterior
Migraen ophtalmoplegik
Iskemik mononeuropati diabetika kranial.
Medikamentosa :
Steroid : nyeri mereda dalam 72 jam
Non medikamentosa : -
Kriteria diagnosis :
Ditandai dengan rasa terbakar, ditusuk,
ditikam, kesetrum, disobek, diikat dan
alodinia
Bila disertai gejala negatif berupa baal,
kurang tangkas, sulit mengenal barang dalam
kantong, hilang keseimbangan, cedera tanpa
nyeri, borok
Diperkirakan > 50% penderita diabetes lama
menderita neuropati diabetik
Ulserasi kaki
Charcot joint
Deformitas claw toe
Test laseque, reverse laseque, test tinel, tes phalen
Tes saraf otonom
Laboratorium
Kadar GD:
Plasma vena
sewaktu : >200 mg/dl, GDP: >140 mg/dl, 2jam PP:
>200mg/dl
Darah kapiler
sewaktu : >200mg/dl, Puasa : >120 mg/dl, 2jam PP :
>200mg/dl
HbA 1c
Neurofisiologi :
Indikasi terutama adanya gejala dan tanda
otonom murni atau hanya ada nyeri
Kausal: pengendalian optimal kadar GD, kadar HbA
1c dipertahankan 7%
Medikamentosa
NSAID : nyeri muskuloskeletal, neuroartropati
Antidepresan trisiklik : amitriptylin, imipramin
Antikonvulsan : karbamazepin, gabapentin
Antiaritmik : meksiletin
Topikal : krim kapsaisin
Blok saraf lokal
Non medikamentosa:
Edukasi : perawatan kaki tliti
Splint
TENS
Kriteriadiagnosis
Merupakan neuropati jepitan yaitu jebakan
nervus medianus di dalam terowongan karpal
pada pergelangan tangan.
Berupa kesemuten, rasa terbakar, baal di jari
tangan I,II,III dan setengah bagian lateral jari
IV terutama malam atau dini hari akibat
jebakan N. Medianus di dalam terowongan
karpal.
Pada keadaan berat rasa nyeri dapat
menjalar ke lengan atas dan atrofi otot
tenar.
Test
provokasi : test tinel, phalen, test
wormser, tes pressure, flick sign, luthy sign
(+)
Laboratorium :
Atas indikasi (sesuai penyakit yg mendasari):
LED, GD, RF, as.urat
Neurofisiologi:
Studi konduksi saraf (NCV)
Konservatif:
Pemasangan bidaitangan bisa istirahat
sefisiologis mungkin, sepanjang waktu atau
malam saja
Pemberian NSAID
Pemberian kortikosteroid (oral/imjeksi intra
lesi)
Pemberian neurotropik piridoksin 100 –
300mg/hr selama 3 bulan. Pemberian
riboflavin, bl defisiensi zat tsb.
Fisioterapi pemanasan lokal,
pemijatanperbaiki vaskularisasi
Occupational/work managementmengganti
pekerjaan/modifikasi alat.
Operatif, bila:
Keluhan berat dan mengganggu penderita
Atrofi otot2 yang bersangkutan
Lamanya sakit, tanpa perbaikan
EMG menunjukan masa latensi > 7 mil/dt
STK akut dg gejala berat
Komplikasi operasi:
Penekanan berulang e.c edema dan jaringan
parut
Infeksi
Hematoma / perdarahan
Kekakuan sendi e.c perlengketan
Medikamentosa :
Suntikan lokal (steroid dan anestesi)
Analgetik adjuvan
Non medikamentosa :
Edukasi :
hindari terauma, gerakan berulang
pergelangan tangan
immobilisasi, splint
Laboratorium :
Darah rutin, LCS
Neurofisiologi :
Evoked potensial
Quantitative sensory testing
Radiologi :
Foto polos, CT scan, Myelo-CT, MRI, MRA
PENATALAKSANAAN :
Medikamentosa :
Antidepresan trisiklik : amitriptylin, imipramin,
nortriptylin
Antikonvulsan : carbamazepin, gabapentin,
klonazepam
Non medikamentosa :
Edukasi : hidup berdampingan dg nyeri
Terapi behaviour
TENS, stimulasi elektrik lain
Bedah
Kriteria diagnosis
NK unilateral, berdenyut, intensitas rendah
sampai berat, membaik setelah 2 – 72 jam,
terkadang disertai gejala GI
Wanita > pria, > 12th
Dapat disertai gejala prodromal dan penyerta
lainnya, spt gangguan visual, hemiparesis,
parestesi, gangguan bahasa yang dapat
terjadi secara akut yang menyerupai
serangan stroke.
MIGRAIN TANPA AURA
a. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan nyeri
kepala dengan manifestasi serangan
berlangsung 4 – 72 jam, yang mempunyai
sedikitnya 2 karakteristik berikut ;
Unilateral,
berdenyut,
intensitas sedang s/d berat,
bertambah dengan aktivitas fisik
b. Selama nyeri kepala disertai salah satu
berikut: nausea dan atau muntah, fotofobia
dan fonofobia
c. Serangan nyeri kepala tidak berkaitan dengan
kelainan lain
MIGRAIN DENGAN AURA:
a. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan nyeri kepala
berulang yang didahului gejala neurologi fokal yang
reversibel secara bertahap 5 – 20 menit dan
berlangsung kurang dari 60 menit
b. Terdapat sedikitnya satu aura berikut ini yang
reversibel seperti ; gangguan visual, gangguan
sensoris, gangguan bicara disfasia.
c. Paling sedikit dua dari karakteristik berikut:
- gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris
unilateral
- paling tidak timbul satu macam aura secara
gradual ≥ 5 menit dan ≤ 60 menit
d. Tidak berkaitan dg kelainan lain
Status migraenosus
1. Serangan migren dg intensitas berat
berlangsung ≥ 72 jam (tdk hilang dlm 72
jam)
2. Tidak berkaitan dengan gangguan lain
Laboratorium :
Darah rutin, elektrolit, GD, dll atas
indikasi
Radiologi : atas indikasi
Nyeri kepala pemyakit lain : TTH, gilut,
mata, HT, infeksi, toksik, gangg
metabolik/elektrolit, anemia, gagal ginjal,
gagal hati
SOL : SDH, neoplasma, dll
Temporal arteritis
Medication-related headache
Trigeminal neuralgia
Hindari faktor pencetus
Terapi abortif :
Non-spesifik : analgetik/NSAID, narkotik
analgetik, adjuvantive therapy
(mis.metoklorpamid)
Obat spesifik : triptans, DHE, obat
kombinasi (mis. Aspirin dg asetaminofen
dan kafein), gol. Ergotamin
Bila tak ada respon : opiat dan analgetik
yang mengandung butalbital
Status
migren
Non farmakologis:
a. Kontrol diet
b. Hindari faktor pencetus
c. Hindari analgetik, sedatif, ergotamin
d. Behaviour treatment
Terapi fisik
Kriteria diagnosis:
Salah satu jenis NK yg paling hebat, insiden
jarang
Gambaran klinis khas, periodesitas serta
gejala otonom yang membedakan dg bentuk
NK lain.
Predominan laki-laki 9:1, usia 20-40
Sekurang-kurangnya tdp 5 serangan NK hebat
atau sangat hebat sekali di orbita, supraorbita
dan /atau temporal yang unilateral, berlangsung
15 – 180 menit bila tdk diobati
Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari
sbb:
1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi
ipsilateral
2. Kongesti nasal dan atau rhinorhoea
ipsilateral
3. Oedema palpebra ipsilateral
4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
6. Perasaan gelisah atau agitasi
Frekuensi serangan ;
dari 1 kali setiap dua hari sampai 8 kali
per hari
Tidak berkaitan dg gangguan lain
Migren
Nyeri kepala klaster simptomatik :
meningioma paraselar, adenoma kelenjar
ptuitary, aneurisma arteri karotis, kanker
nasofaring
Neuralgia trigeminus
Temporal arteritis
Medikamentosa:
Serangan akut (terapi abortif):
1. Inhalasi O2 100% (masker) 7 lt/mnt selam 15 mnt
2. Dihydroergotamin (DHE) 0,5 – 1,5mg i.v
3. Sumatriptan inj.sc 6 mg. Dapat diulang setelah 24 jam
4. Zolmitriptan 5 – 10 mg per oral
5. Anestesi lokal : 1 ml lidokain intranasal 4%
6. Indometasin (rectal/supp)
7. Opioids
8. Ergotamin aerosol 0,36 – 1,08mg (1-3 inhalasi) efektif
80%
9. Gabapentin atau topiramat
10. Methoxyflurane (rapid acting analgetik) 10 – 15 tts
pada saputangan dan inhaleselama beberapa dtk