Anda di halaman 1dari 4

OROFACIAL PAIN - IPM

Membuat pasien datang ke klinik drg

Pemeriksaan Klinis Drg


Karies Gigi
Restorasi Lepas
Abses DentoAlveolar Akut

Pain of Dental Origin (95%)


Jika penyebab “dental” (-) secara klinis dan Rontgen

Pemeriksaan mendetil terhadap “pain”


Durasi,Lokasi
Derajat Sakit
F/yang m’trigger / meringankan
Pain of Non DentalCauses (5%)

Organic origin Non Organic Origin


(Neurologis dan Vaskuler) (Function dan psychogenic)

Pain  sensasi tidak menyenangkan dan pengalaman emosi yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan.
Dibagi menjadi 2 : nociceptik : tissue injury, inflammation (contoh : pulpitis)
: neuropatik : disfungsi didtem saraf pusat / perifer saat tidak ad inflamasi /
kerusakan jaringan (contoh : post herpetic neuralgia)

Kondisi orofasial pain :


- Myofacial pain
- TMJ pain
- Odontologic pain
- atypical facial pain (AFP)*
- burning mouth syndrome*
- trigeminal neuralgia*
- post herpetic neuralgia*

AFP (Atypical Facial Pain)


- merupakan neurophatic pain condition
- ketidaknyamanan / nyeri kronis >6 bulan di orofacial
- wanita > pria, usia pertengahan
- rasa terbakar dan sakit terjadi intermiten atau sepanjang hari
- lokasi tidak dapat ditentukan
- menyebar dan berpindah tempat atau sisi
- rasa sakit tidak diketahui penyebabnya
- IO : berhubungan dengan gigi post ekstraksi, berhubungan dengan riwayat depresi /
anxiety
- Terapi : non farmakologis  control 2x setahun ; farmakologis  tricyclic
antidepresan, clonazepam, gabapentin

Trigeminal Neuralgia
- ditandai nyeri parah unilateral seperti tersetrum / electric shock lika pain / nyeri seperti
tertusuk / lancinating berulang dan menyebar pada bagian saraf trigeminal
- underlying etiologi yang paling sering : tekanan vaskular dari ganglia trigeminal, dapat
distimulasi oleh sentuhan di daerah trigger dan oleh gerakan spesifik seperti tersenyum
/ mengunyah.
- sakit tajam dan berulang hanya pada saraf neuralgia
- Prevalensi : usia 50 – 70 tahun, meningkat seiringnya bertambahnya usia, wanita > pria.
- Dapat menjadi multiple sklerosis (pada wanita dan usia muda)
- Etiopatogenesis : superior cerebral artery & multiple sclerosis / brain tumor 
dimyelination in trigeminal nerve root zone  trigeminal neuralgia
- Gambaran klinis : nyeri paroksimal (cepat) beberapa detik – 2 menit (pagi hari, jarang
pada malam, intermiten, unilateral, menyebar, sangat sakit, tajam permukaan, seperti
tertikam / terbakar, dipicu dengan aktivitas sehari-hari seperti makan, bicara, cuci
muka, cukur / gosok gigi
- Diagnostic test : MRI untuk menyngkirkan kondisi neoplasma / penyakit sistemuk
seperti multiple sclerosis
Penatalaksanaan :
- Carbamezapine, gabapentin, baclofen  anti depresan
- Beberapa kasus dapat konsul ke bedah saraf  peripheral nerve surgery (cryosurgery,
radiofruequency, thermocoagulation, injection of glycerol or alcohol)
- Perlu follow up untuk memperhatikan respon terapi medis
- Dosis dapat diturunkan setelah respon stabil minimal 3 bulan
Etiologi lain (dari senior) : tumor otak / ada gangguan di arteri cerebri

Burning mouth syndrome (BMS)


- Rasa sakit terbakar pada mukosa mulut / lidah. Tidak ada lesi dan hasil lab normal
- Prevalensi : amerika sedikit (0.7% - 4.6%), wanita > pria 7:1, usia 38– 78 tahun
- disertai xerostomia dan dysgeusia (perubahan rasa pahit, logam, atau keduanya)
- symptoms berhubungan dengan menopause, mood naik turun, gangguan tidur
- nyeri digambarkan seperti terbakar, jaringan terasa beda, bengkak, kesemutan, gatal 
menetap dan ganggu aktifitas sehari-hari
- nyeri hampir selalu spontan  gejala dapat diperberat dengan makanan pedas dan asam
- pada beberapa pasien  Makan dan minum dapat mengurangi gejala BMS. Bersifat
terus menerus, mulai pada saat pagi hari dan semakin parah menjelang malam
Kriteria diagnosis :
- sakit di RM hadir setiap hari dan persisten
- kemungkinan penyakit lokal & sistemik telah disingkirkan, mukosa mulut normal 
jika semua hal di atas negatif dapat didiagnosis BMS
Penatalaksanaan : clonazepam, gabapentin, dan tricylic antidepresan

Post herpetic neuralgia (PHN)


- nyeri yang tetep ada > 1 bulan, rata-rata 3 bulan setelah munculnya herpes zooster.
- Faktor resiko : usia lanjut, nyeri akut yang lebih sakit, severity of rush, riwayat prodome
- PHN : kerusakan saraf yang disebabkan oleh herpes zooster  area dermatom kulit 
mengirm sinyal elektrik yang abnormal ke otak  menyampaikan sakit yang luar biasa
 tetep ada dalam bulan atau tahun.
- Faktor kunci : the neural plasity underlying neuropathic pain  munculnya ekspresi
gen pada sensasi neuron dorsal root ganglial
- Gejala : nyeri, sakit sepanjang hari, rasa sakit berbulan-bulan / tahunan, allodynia
Penatalaksanaan :
- Kontrol nyeri  hal penting untuk perawatan  kenyamanan pasien
- Kemungkinan terapi : antiviral(famciclovir)  diberikan saat serangan herpes zooster
dalam waktu singkat dan membantu dalam mencegah komlikasi seperti PHN  tidak
berefek saat serangan PHN telah ada,
- topikal analgesik: gallium maltolater cream / ointment  skin patches lidocaine 
diaplikasikan pada kulit selama 4-12 jam
- sistemik : non-opaiks  paracetamol / NSAIDS ; opaiks  codein, tramadol,
morphine, fentanyl
- antikonvulsan : mengatasi spasme otot + efek sedasi pada neuralgia  modulasi nyeri
di pusat efek
- phenytoin (dilantin) : meringankan PHN
- Modifikasi terapi antidepresan  affect serotonin dan norpinerphrine yang berperan
pada interpretasi nyeri.Dosis untuk PHN lebih kecil daripada untuk depresi  tricylic
antidepressants (amitriptyline)  untuk nyeri dalam  tidak hilangkan nyeri namun
mempermudah toleransi nyeri.
Carbamazepine  untuk nyeri tajam dan menusuk
- Gabapentin dan lamotrigine  lebih baru dan ditoleransi lebih baik  membantu rasa
terbakar dan nyeri
- Kortikosteroid  umum diberikan tapi buktinya terbatas dan tidak bermanfaat.

Terapi non farko :


- Akupuntur
- Moxibustion (pengobatan china yang menggunakan moxa yang dibuat dari mugwort
kering yang dibakar)
- teknik relaksasi  latihan pernafasan, visualisasi, dan gangguan
- terapi hangat,
- transcutsneous electrical nerve stimulation (TENS)  mempengaruhi stimulasi ujung
saraf peripheral dengan menghantarkan energi listrik melalui permukaan kulit
- spinal cord stimulation  stimulasi posterior spinal cord  activating mekansime
inhibitor nyeri di supra spinal dan spinal

Anda mungkin juga menyukai