Dokumen - Tips Makalah Crude Oilproses Pengolahan Migas Produk Minyak Bumi
Dokumen - Tips Makalah Crude Oilproses Pengolahan Migas Produk Minyak Bumi
PENDAHULUAN
renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi
merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari
minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Puluhan ribu jenis bahan petrokimia
tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
1.2. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
Pengertian minyak bumi
Pembentukan minyak bumi
Komposisi minyak bumi
Sifat kimia dan fisika minyak bumi
Karakteristik Minyak bumi
Komponen minyak bumi
Proses pengolahan minyak bumi
Produk minyak bumi
1.3.2.
Manfaat
BAB II
MINYAK BUMI
Minyak bumi yang biasanya disebut crude oil adalah merupakan campuran
yang komlek dari senyawa hidrokarbon, karena senyawa ini dominan oleh unsur
carbon ( C ) dan hydrogen ( H ) dan sebagai kecil unsur lain seperti : Oksigen ( O ),
Nitrogen ( N ), sulfur ( S ) dan beberapa metal antara lain : Fe, Na, Va yang
susunannya sebagai senyawa ikatan / impurities. Minyak mentah sebagaian besar
terdiri dari hidrokarbon yang dapat dibedakan sebagai berikut : Parafinik, Naphtenik,
Olefin dan Aromatik.
Susunan rantai carbon dan rumus bangun senyawa hidrokarbon akan
menentukan sifat fisika maupun sifat kimia dari gas bumi serta akan mempengaruhi
produk secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan makin berkembangnya teknologi
pembakaran serta industri industri lain dan perkembangan dilakukan atas dasar
penelitian penelitian di industri migas dari hulu sampai dengan hilir. Dengan
perkembangan perkembangan mesin automotif dan mesin industry lain yang makin
cepat yang memerlukan tuntutan kualitas maupun kuantitas dari bahan bakar maupun
pelumas yang dipergunakan , sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut dalam
proses pengolahannya juga akan berkembang. Dengan makin besarnya kebutuhan
tersebut sehingga dikembangkan bermacam macam proses pengolahan untuk
meningkatkan bahan bakar dari nilai rendah ke produk yang lebih tinggi.
Menurut Abraham, minyak bumi disebut juga bitumina atau petroleum adalah
merupakansuatu senyawa hidrokarbon yang larut dalam carbon disulfida ( CS 2),
sedangkan senyawa hidrokarbon yang tidak larut dalam carbon disulfide ( CS 2 )
disebut non bitumina misalnya batubara.
Ada dua teori yang mengutarakan terjadinya minyak bumi yaitu teori anorganik
dan teori organic.
1. Teori Anorganik
Teori ini menjelaskan bahwa minyak mentah berasal dari bahan bahan
mineral atau anorganik.
Karena tidak mengandung kebenaran, maka teori ini telah ditinggalkan.
2. Teori Organik
Teori ini menjelaskan bahwa minyak mentah berasal dari bahan bahan
organik seperti tumbuh tumbuhan dan binatang kecil yang disebut
plankton. Karena perubahan suhu , tekanan dan proses kimiawi maka
tumbuh tumbuhan dan plankton tersebut berubah bentuk menjadi bahan
minyak. Bahan minyak tersebut pada mulanya berupa titik titik yang
terdapat diantara celah celah dan saluran saluran batuan selanjutnya
terkumpul dalam daerah yang luas ( Reservoir )
2.3. Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi pada umumnya bercampur dengan air, garam, dan gas alam yang
membentuk tiga lapisan, yaitu:
1. Gas
2. Minyak
3. Air garam
Komposisi
minyak
bumi
Karbon : 83 87 %
Hydrogen
Nitrogen : 0,1 2 %
: 10 14 %
berdasarkan
banyaknya
unsure-unsur
yang
Sulfur
: 0,05 6 %
=
API + 131,5
Minyak Bumi
Ringan
Medium Ringan
Medium Berat
Berat
Sangat Berat
Specific Gravity
< 0,830
0,830 0,850
0,850 0,865
0,865 0,905
> 0,905
Rumus API :
141,5
AP
131,5
I
SG 60/60 F
b. Titik Tuang
Titik Tuang (Pour Point) adalah suhu terendah dimana minyak
masih bisa dituangkan atau suhu terendah dimana minyak bumi masih
bisa mengalir oleh beratnya sendiri.
Sifat ini penting untuk transportasi minyak bumi karena
berkaitan dengan sifat bisa tidaknya untuk dipompa/dialirkan
(pumpability). Dengan mengetahui titik tuang dapat diketahui pada
suhu berapa minyak bumi tersebut masih dapat dipompa, kalau tidak,
bisa dihitung berapa jumlah uap air (steam) yang dibutuhkan sebagai
pemanas untuk menjaga agar minyak tersebut dapat dipompa.
c. Viskositas
Viskositas adalah daya hambatan yang dilakukan oleh cairan
untuk mengalir pada suhu tertentu. Yaitu berupa bilangan yang
Mudah mengalir
adalah
alat
pengukur
viskositas
kinematik
(kinematic
2
3
4
Nama Alat
Kinematic Viscometer
Satuan
Detik
g/cm det
Saybolt
lb/jam ft
SSU (Saybolt Universal)
Redwood
R II (Redwood II)
Engler
E (detik atau derajat Engler)
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin tinggi API atau
Fire Point
Suhu
terendah
dimana
minyak
bumi
apabila
Autoignition
Point
e. Warna
Minyak Bumi juga memperlihatkan berbagai macam warna
yang sangat berbeda-beda. Minyak Bumi tidak selalu berwarna hitam,
adakalanya malah tidak berwarna sama sekali.
Pada umumnya warna itu berhubungan dengan berat jenisnya.
Kalau berat jenisnya tinggi, warna menjadi hijau kehitam-hitaman atau
hitam pekat, sedangkan kalau berat jenis rendah warna cokelat
kehitam-hitaman. Warna ini disebabkan karena berbagai pengotoran,
misalnya oksidasi senyawa hidrokarbon, karena senyawa hidrokarbon
sendiri tidak memperlihatkan warna tertentu.
f. Fluoresensi
Minyak Bumi mempunyai suatu sifat Fluoresensi, yaitu jika
terkena sinar ultra-violet akan memperlihatkan warna yang lain dari
warna biasa. Warna Fluoresensi minyak bumi ialah kuning sampai
kuning keemas-emasan dan kelihatan sangat hidup.
g. Indeks Refraksi
Minyak Bumi memperlihatkan berbagai macam indeks fraksi
dari 1,3 sampai 1,4. Perbedaan indeks refraksi tergantung dari API
nya atau berat jenis. Makin tinggi berat jenis atau makin rendah API
nya akan semakin tinggi pula indeks refraksinya, sedangkan makin
rendah berat jenis atau makin tinggi API nya akan semakin rendah
indeks refraksinya. Hal ini terutama diperlihatkan oleh seri parafin.
Misalnya, dekan mempunyai indeks refraksi 1,41 sedangkan pentan
1,35. Jadi, makin kecil atau makin sedikit jumlah atomnya makin
h. Bau
Minyak Bumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak,
yang biasanya disebabkan karena pengaruh molekul aromat. Minyak
Bumi yang berbau tidak sedap biasanya terutama disebabkan karena
mengandung senyawa nitrogen (N) ataupun belerang (S). Adanya H 2S
juga memberikan bau yang tidak sedap. Golongan parafin dan naften
biasanya memberikan bau yang sedap.
Senyawa Aromat
Bau harum.
Senyawa Belerang
Bau asam.
i. Nilai Kalori
Nilai Kalori Minyak Bumi adalah jumlah panas yang
ditimbulkan oleh 1 gr minyak bumi, yaitu dengan meningkatkan
temperatur 1 gr air dari 3,5C sampai 4,5C, dan satuannya adalah
kalori atau Btu atau MJ (Mega Joule). Ternyata ada juga hubungan
antara berat jenis dengan nilai kalori. Misalnya berat jenis minyak
bumi antara 0,75 atau gravitas API 70,6 sampai 57,2 memberikan nilai
kalori antara 11700 sampai 11750 kal/gr. Pada umumnya minyak bumi
mempunyai nilai kalori 10000 sampai 10800 dan hal ini boleh kita
bandingkan dengan kalori batubara yang berada diantara 5650 sampai
8200 kal/gr.
j. Kadar Sulfur
Minyak Bumi
Kadar Sulfur Tinggi
Kadar Sulfur Sedang
Kadar Sulfur Rendah
Kadar Sulfur
> 2,0
0,1 2,0
< 0,1
k. Kadar Garam
Kadar garam minyak mentah dinyatakan dengan banyaknya
garam dapur NaCl) yang terkandung didalamnya. Garam ini bisa
menimbulkan persoalan korosi berat pada proses dikilang. Bila
kandungan garam suatu minyak melebihi dari 10 lb NaCl/1000 bbl
maka diperlukan proses penghilangan garam (Desalting Process)
sebelum minyak tersebut diproses lebih lanjut dikilang. Proses
penghilangan garam biasanya dilaksanakan pada peralatan Desalter
yang
prinsip
kerjanya
berdasarkan
atas
Elektrolisis
dengan
m. Kadar Nitrogen
Nitrogen biasanya tidak dikehendaki didalam minyak mentah,
karena senyawa nitrogen bisa meracuni beberapa jenis catalyst.
Biasanya kalau kadar nitrogen lebih dari 0,25% akan diperlukan
proses untuk penghilangannya.
n. Sifat Distilasi
Distilasi adalah pemisahan secara fisika berdasarkan perbedaan
titik didih masing-masing fraksi yang terkandung didalam Crude Oil
tersebut. Sifat distilasi dari minyak mentah sangat penting bagi
perencanaan proses dikilang distilasi. Berdasarkan tekanannya,
distilasi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Distilasi Atmospherik merupakan distilasi pada tekanan 1 atm.
2. Distilasi Vacuum merupakan distilasi pada tekanan dibawah 1
atm.
3. Distilasi Bertekanan merupakan distilasi pada tekanan 2 atm.
2. Sifat Kimia Minyak Bumi
Susunan komposisi Kimia Minyak Bumi berdasarkan Hasil
Analisa Elementer pada umumnya adalah sebagai berikut :
Jenis Atom
Karbon (C)
Hidogen (H)
Sulfur (S)
Nitrogen (N)
Oksigen (O)
Metal (Fe, V, Ni dll)
% Berat
83 87 %
11 14 %
0,1 2 % atau lebih
0,01 0,3 %
0,1 1 %
0,03 %
CH3CH2CH2(CH2)nCH2CH2CHCH3 :
CH3
Senyawa parafin memiliki 4 atom karbon (C) atau kurang
berupa gas pada suhu kamar dan tekanan atm. Metana dan etana
meruapakan gas alam, sedangkan propana, butana dan isobutan
merupakan komponen utama LPG. Senyawa parafin dengan atom
karbon (C) 5 sampai 15 pada suhu kamar dan tekanan atm terdapat
pada fraksi naptha, premium, kerosine dan solar. Sedangkan atom
karbon (C) diatas 15 pada suhu kamar dan tekanan atm berbentuk
kristal terdapat pada residu.
2. Golongan Napthenik
Napthen adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang mempunyai satu
cincin atau lebih. Senyawa napthen juga disebut hidrokarbon alisiklik.
Mempunyai rumus molekul :
CnH2n
Contoh :
R
Alkil siklopentana
Alkil sikloheksana
3. Golongan Aromatik
Aromatik adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu inti
benzena atau lebih. Mempunyai rumus molekul :
CnHn
Contoh :
Benzena
Napthalena
Phenanthrena
1.
Senyawa Sulfur
Crude Oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan
sulfur yang lebih tinggi pula. Keberadaan sulfur dalam Minyak Bumi
sering
menimbulkan
akibat,
misalnya
dalam
Gasoline
dapat
pembakaran
gasoline)
dan
air. Terdapatnya
Merkaptan
Senyawa
nitrogen
dalam
bensin
akan
mempercepat
3. Senyawa Oksigen
Kandungan total oksigen adalah kurang dari 0,2 % dan menaik
dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik
apabila produk itu lama berhubungan dengan udara.
Oksigen terutama terdapat sebagai asam organik yang
terdistribusi dalam semua fraksi, dengan konsentrasi tertinggi pada
fraksi minyak fase gas. Asam organik terutama terdapat sebagai asam
naftenat dan sebagian kecil sebagai asam alifatik. Asam Naftenat
mempunyai sifat sedikit korosif dan berbau tidak enak. Pada umunya
senyawa oksigen yang ada didalam minyak bumi tidak meimbulkan
masalah yang serius.
4. Konstituen Metalik
Adanya konstituen metalik dalam Crude Oil memerlukan
perhatian khusus dalam industri Minyak Bumi, walaupun berada
dalam jumlah yang sangat kecil.
Logam-logam seperti Besi, Tembaga dan Nikel pada proses
katalitik craking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab menurunkan
produk gasoline menghasilkan banyak gas dan pembentukan coke.
Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas
turbine,
adanya
konstituen
logam
terutama
vanadium
dapat
mengandung
konstituen
metalik
berupa
garam-garam
anorganik yang terlarut, yaitu dari garam-garam klorida dan sulfat dari
K, Na, Mg dan Ca. Logam-logam ini dipisahkan dalam unit Desalter.
Logam-logam yang lain berada dalam bentuk senyawa Organo
Metalik yang terlarut dalam Minyak Bumi sebagai senyawa komplek
dari metalik soap atau berbentuk koloidal tersuspensi. Didalam
spesifikasi) dalam memenuhi mutunya dan ini sebagai besar terdapat ditentukan oleh
campuran hidrokarbon yang terdapat didalamnya.
Sebagai contoh dari pengaruh dari jenis hidrokarbon itu dapat dilihat dalam tabel .
Tabel .
Karakteristik Umum Minyak Bumi
Karakteristik
Minyak bumi parafinik
Specifik Gravity 60/600 F
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
tinggi
Rendah
Untuk jenis minyak bumi Naphtanik pada umumnya mempunyai sifat di antara jenis
Parafanik dan Aromatik.
BAB III
PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI
jenis
peralatan
proses
dan
fasilitas
pendukungnya.
Selain
itu,
1.
2.
3.
Treating Proses
4.
Blending Proses
Decomposisi Molekul :
1. Thermal Cracking
Minyak Bumi bila dipanaskan pada suhu dan tekanan yang cukup tinggi
akan mengalimi perubahan struktur kimianya. Pada umumnya senyawa
hidrokarbon jika dipanaskan akan mengalami perengkahan (Cracking ).
Didalam
panjang akan pecah menjadi dua atau lebih rantai rantai molekul
hidrokarbon yang lebih pendek. Maka dari itu proses cracking yang
hanya dilakukan dengan panas disebut thermal cracking
2. Hidro Craking
Hidrocracking merupakan unit perengkahan hidrokarbon berantai
panjang (HVGO) menjadi hidrokarbon berantai pendek dengan
menggunakan gas hidrogen dan katalis. Hidrocracking adalah suatu
proses thermal (350 C, 660 F) hidrogenasi disertai dengan kraking.
Proses ini dilakukan pada tekanan tinggi (100 2000 Psi) dan dihasilkan
produk yang berubah sifat dan mutu dari sebelumnya. Hidrocracking
merupakan suatu proses gabungan antara katalitik kraking dan
hidrogenasi. Reaksi katalis dengan menggunakan katalis Silika-alumina
(zeolit) dan reaksi hidrogenasi dengan Platina, Tungsten Oksida atau
Nikel. Jadi, proses hidrokraking menggunakan dua katalis yang masingmasing katalis berbeda fungsinya disebut Katalis Fungsi Ganda (DualFunction Catalyst).
3. Catalytic Cracking
Katalytic Cracking adalah peruraian senyawa hidrokarbon oleh panas
dengan bantuan katalis. Proses katalytic cracking merupakan proses
untuk membuat gasoline yang kaya akan parafin cabang, siklo parafin
dan aromatik yang bertujuan untuk meningkatkan mutu gasoline.
4. Visbreaking
Visbreaking adalah operasi perengkahan ringan dimana recude crude
( Apakah dari destilasi atmosferik atau vacuum ) dikonversimelalui
thermal crecking menjadi middle distillate dan heavy fuel oil yang
stabil.
5. Coaking
Operasi coking menggunakan prinsip prinsip dasar yang sama seperti
visbreaking yaitu reduce crude dikonversikan secara sempurna menjadi
komponen komponen ringna dan berat
-
Sintesa Molekul
1. Polymerasi
Polimerisasi adalah proses dimana suatu substansi dengan berat molekul
rendah diubah menjadi satu molekul dengan berat molekul yang lebih
besar. Dengan kata lain, polimerisasi itu merupakan penggabungan dari
satu molekul dengan molekul yang sama, membentuk satu molekul
besar. Polimerisasi umunya terjadi dari penggabungan Olefin Alifatik.
Dari monomer menjadi polimer.
2. Alkylasi
Alkilasi pada industri minyak bumi menunjukkan suatu proses untuk
mendapatkan
angka
oktan
komponen
bahan
bakar
dengan
2.
Menaikkan angka oktan, yaitu dengan mengubah nparafin menjadi isoparafin. Yaitu dengan cara, menjadikan titik
didih n-parafin dalam trayek didih gasoline
b.
distilate
ringan
dipakai
lebih
encer,
untuk
Edeleanu Proses
Menghilangkan senyawa aromatik, hidrokarbon tidak jenuh
pada naptha, kerosine dengan solvent SO2.
b.
c.
Gas
Light Naphta
Heavy Naphta
Kerosine
Solar
Long Residu
Prinsip pada Proses distilasi atmosferik dapat dilihat pada diagram alir
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Boilling Range oc
45 80
90 150
160 240
250 270
% Volume
0,02
2,50
7
16
21
11
12
Sisanya
280 350
> 350
3.6.A.1.
yang
disusun
sedemikian
rupa
sehingga
proses
3.6.A.2.
Variabel Operasi
Pengaruh
tekanan
operasi
yang
terlalu
tinggi
dapat
mengakibatkan naiknya titik didih dengan kata lain penguapan akan menjadi
lebih sulit.
Sepertinya
halnya
pada
destilasi
atmosferik,
maka
pemisahan
Evaporation
Yaitu memanaskan cairan hingga menjadi uap
b.
Condensor
Proses pengembunan uap menjadi cair kembali
Pada proses alir destilasi vaccum dapat dijelaskan sebagai berikut :
butuhkan berkurang. Jika jumlah stage teoritis konstan, rasio refluks yang
diperlukan untuk proses separasi yang sama dapat dikurangi. Jika kedua
variabel di atas konstan maka kemurnian produk yang dihasilkan akan
meningkat.
b. Distilasi pada temperatur rendah dilakukan ketika mengolah produk yang
sensitive terhadap variabel temperature. Temperatur bagian bawah yang
rendah menghasilkan beberapa reaksi yang tidak diinginkan seperti
dekomposisi produk, polimerisasi, dan penghilangan warna.
c. Pemisahan dapat dilakukan terhadap kompnen dengan tekanan uap yang
sangat rendah atau komponen dengan ikatan yang dapat terputus pada
titik didihnya.
d. Reboiler dengan temperature yang rendah yang menggunakan sumber
energy dengan harga yang lebih murah seperti steam dengan tekanan
rendah atau air panas.
Dilihat pada Gambar dibawah dapat dijelas secara singkat sebagai berikut :
yang
disusun
sedemikian
rupa
sehingga
proses
10. Instumentasi
Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan didalam
proses pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman
BAB IV
PRODUK HASIL PENGOLAHAN MINYAK BUMI
LPG
Elpiji, dari pelafalan singkatan bahasa Inggris; LPG (liquified petroleum
gas, harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari
berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung
hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana
(C5H12).
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam
bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal
expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara
penuh, hanya sekitar 80 - 85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi,
tekanan dan temperatur, tetapi biasanya sekitar 250 : 1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 C (68 F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 C (131 F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji
campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji
tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor:
25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
Komponen pembuatannya adalah :
menyengat.
Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki
atau silinder.
Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak
menempati daerah yang rendah.
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup
banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin
kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
Salah satu risiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada
tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan
kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit
dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina
menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah
itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan
elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji
akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.
2.
Motor Gasoline atau lebih dikenal dengan sebutan bensin atu premium
adalah produksi minyak bumi yang terdiri dari campuran kompleks senyawa
hidrokarbon yang mempunyai trayek titik didih antara 40-200C dan
dipergunakan sebagai bahan bakar motor-motor yang menggunakan busi.
Mogas adalah pencampuran (blending) dari fraksi-fraksi naftha dan reformate.
Dalam pemakaian komersial mogas, terdapat beberapa jenis sesuai
kebutuhan pasar yang tergantung dari jenis engine baik untuk kendaraan
bermotor maupun untuk pesawat terbang jenis turbo prop dan iklim daerah
pemasaran.
Komponen pembuatan Mogas adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Light Naptha
6. Alkilate
Heavy Naptha
Platformat
HOMC (High Octan Mogas Component)
Tetra Etiled (TEL)
Mogas yang di kenal di indonesia antara lain : premium 88, bensin super
96, premix, bensin super TT dan avigas, pertamax.
Sifat sifat Motor Gasoline :
1. Sifat anti ketukan (Anti Knocking)
Kualitas bensin ditunjukan oleh sifat anti ketuk dari bahan bakar
bensin yang di tunjukkan oleh Oktan Number dari bahan bakar bensin
tersebut. Bila bahan bakar memenuhi kebutuhan angka oktan dari
motor bensin tersebut , maka tidak ada lagi ketukan pada mesin
(ngelitik).
Biasa
angka
oktan
tergantung
pada
komposisi
3. Engine Deposit
Deposit yang terbentuk dalam ruang pembakaran dipengaruhi oleh
angka oktan gasoline, sehingga tendensi pembentukan deposit
merupakan faktor yang paling penting. Penambahan aditif deposit
modify agent diperlukan untuk mengubah deposit menjadi kurang
merusak.
4. Sifat Anti Karat
Bensin bersifat tidak korosis terhadap bahan konstruksi mesin dan
peralatannya diuji dengan Corrosion Copper Strip Test pada 122 F
selama 3 jam dengan hasil maksimum 1, tidak mengandung air dan
kadar belerangnya harus sekecil mungkin maksimum 0,20% berat,
doctor test negative serta apabilapun positif sebagai alternative
diperiksa kandungan mercaptan sulfurnya maksimum 0,002% berat.
5. Sifat Kestabilan
Bensin harus memiliki sifat kestabilan yang tinggi, tidak mengandung
olefin yang potensial dapat mengandung gum selama panyimpanan,
yang dapat menimbulkan deposit pada ruang bakar dan menyumbat
carburator serta saluran bahan bakar. Untuk itu maka persyaratan
3.
antara 150-270C. Digunakan untuk bahan bakar pesawat bermesin turbin jet.
Disini bahan bakar dibakar dalam ruang bakar mesin yang terbentuk
seperti External Combustion engine, dimana bahan bakar dinyalakan dengan
ignition yang dihidupkan pada saat start saja, kemudian akan terbakar terus
menerus dalam ruang bakar turbin dimana bahan bakar di semprotkan kedalam
ruang bakar melewati burner yang di suplai dengan campuran udara dan bahan
bakar, udara juga di suplai lagi dari tempat lain sebagai udara sekunder dan
tersier.
Karena mesin jet ini bekerja pada temperatur kamar sampai sekiar 95F,
maka fraksi kerosine mrupakan bahan bakar yang paling sesuai untuk mesin jet
dengan spesifikasi yang lebih ketat.
Komponen pembuat avtur adalah :
1.
Fraksi kerosine dari unit hidrocracker.
2. Fraksi kerosine dari Crude Distillation Unit yang bersifat
senyawa parafinnya tinggi.
Sifat-sifat Avtur :
1.
Distilasi.
Sifat freezing point diukur dengan peralatn dan metode standard menurut
-47C
-40C
-50C
-58C
-46C
(kinematik Vicosity untuk cairan yang transparan mapun cairan yang gelap) diukur
pada -20C.
Untuk avtur, jet A-1, jet A dan JP -8 mm/detik atau centistokes.
Untuk JP-5 maksimum 8,5 mm/detik atau centistokes.
3.
Sifat pembakaran
Sifat pembakaran avtur dalam spesifikasi dinyatakan dengan :
Density
Untuk avtur, spesifikasi untuk density adalah pada 15C
minimum 0,75 dan maksimum 0,830 kg/L atau 775-830 kg/m. untuk
jet A,A -1 dan JP-8 batasan density adalah 15C minimum 0,775 dan
maksimum 0,840 kg/L atau 775-840 kg/m.untuk jet B dan JP4sebesar 751-802 kg/m. dan untuk JP-5 batsanya sebesar 788-845
kg/m.
5.
Nilai Kalori
Nilai kalori atau specific energy dapat diukur dengan cara
pengukuran memakai Bomb Calorimeter (ASTM D 4809) dapat juga
4.
Kerosine
Kerosine yang biasa kita sebut dengan minyak tanah adalah fraksi minyak
bumi yang lebih berat dari bensin serta merupakan campuran senyawa
kompleks hidrokarbon yang mempunyai trayek titik didih antara 120 - 380 C,
komponen-komponennya yaitu C11 C13.
Kerosine banyak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sebagai bahan
bakar bensin pertanian, sebagai solvent dan detergen, serta sebagai bahan
pemanas industri kecil, metal, glass makinh.
1. Karakteristik kerosine untuk minyak tanah atau bahan bakar rumah
tangga:
Solar
Solar merupakan campuran kompleks senyawa hidrokarbon yang
mempunyai trayek didih antara 300 370 C. komponen- komponenya
yaitu C14- C17. Solar merupakan bahan bakar minyak untuk mesin
pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) jenis piston yang
dinyalakan dengan system kompresi.
Komponen pembuat solar ialah :
LVGO
LGO
HGO
LCGO
Sifat-sifat solar :
1.
Cetan Number
Tolak ukur terhadap sifat ini adalah bilangan cetan, suatu solar
dinyatakan memiliki bilangan cetan S(0<S<100) jika unjuk kerja
minyak tersebut setara dengan unjuk kerja campuran S%-v n-Cetan (nheksadeksana/ nC16H34) dengan (100-S)%-v metal naftalena. N-
Cetan berunjuk kerja sangat baik dalam mesin disel, karena langsung
terbakar segera setelah disemprotkan ke silinder dengan nosel.
Sedangkan metal naftalena berunjuk kerja sangat buruk dalam mesin
diesel. Solar memiliki bilangan cetan minimum 50.
2.
Diesel Index
Angka Cetan
26
30
34
35
42
40
3.
49
45
56
50
64
55
72
60
Berat Jenis
Berat jenis, Density 15C atau Specific Grafity 60/60 F
(ASTM D 1298). Bahan bakar solar pada umumnya mempunyai berat
jenis 0,840-0,920.
4.
5.
6.
Stabilitas
Stabilitas solar harus selalu di awasi, antara lain dapat
ditentukan dengan cara pengukuran sifat keasaman. Keasaman dapat
menimbulkan korosi pada mesin. Acid Number seharusnya serendah
mungkin spesifikasi berlaku di Indonesia Total Acid Number Max.
(0,6 mg KOH/g).
7.
Sifat Distilasi
Sifat distilasi memberikan gambaran kecepatan penguapan
(volatility) suatu bahan bakar minyak. Dalam spesifikasi bahan bakar
solar karakteristik ini didefinisikan sebagai destilasi Recovery at
300C yang penentuannya menurut Metode ASTM D 86.
Spesifikasi Solar :
2.
Fuel Oil
Fuel oil adalah bahan bakar minyak bumi untuk memanaskan feed di furnace
guna keperluan proses di unit refinery.
Komponen pembuat Fuel Oil adalah :
1.
Berat Jenis
Berat jenis, Density 15C atau Specific Grafity 60/60 F
maksimum 0,990 (ASTM D 1298).
2.
3.
Angka netralisasi
Karena Fuel Oil yang dipanaskan atau digunakan tidak boleh
bersifat korosif terhadap logam dalam system transportasi atau pipa
saluran dan tanki = timbunan maka angka netralisai ditetapkan dengan
memeriksa Strong Acid Number dalam mg KOH/gr maksimum NIL.
4.
Flash Point
Karena pemakaian Fuel Oil kadang-kadang harus dipanaskan
baik dalam penimbunan dan pemakian maka suhu pemanasan harus
dibatasi dan ditetapkan 5-10 C dibawah flash pointnya untuk
keperluan pengamanan terhadap bahaya api. Flash Point ditentukan
dengan ASTM D 93 cara Pensky Martens Closed Up, Indonesia
Minimumnya 150F.
5.
6.
Kadar belerang
Sulfur content dapat ditentukan dengan ASTM D 1551/1552
persyaratan max 3,5% wt.
7.
8.
Residu Karbon
Residu karbon dari Fuel Oil dapat ditentukan dengan cara
menetapkan jumlah karbon yang tersisa setelah pembakaran fuel oil
serta pirolisa menurut metode :
Product (RCR).
Spesifikasi RCR, CCR dan MCR untuk Fuel Oil diharapkan sekecil
mungkin. Spesifikasi di Indonesia menetapkan CCR maksimum 14%
berat.
9.
Kandungan Asphalt
Menetapkan kandungan asphalt secara total yang ada dalam
Fuel Oil dapat dilakukan dengan metode ASTM D 3279 atau IP 173.
Sifat
Specific Gravity at 60/60F
Vicosty Rewood 1/100F
400
ses
Pour Point
Max
ASTM
0,990
D.298
1250
D.445(1)
80
D.97
18000
Metode Test
D.240
3.5
D.1551/1552
0.75
D.95
0.15
D.473
Nil
D.93
Btu/lb
Sulphur Content
wt
Watre Content
vol
Sediment
wt
Neutralizatin Value :
150
D.189
mg/KOH/gr
Flash Pont PM CC
Lain
IP.70
Spesifikasi 2
Batasan
Sifat
Min
Max
Metode Test
ASTM
Lain
400
ses
Pour Point
0,990
D.298
1500
D.445(1)
90
D.97
18000
D.240
3.5
D.1551/1552
0.75
D.95
0.15
D.473
Btu/lb
Sulphur Content
wt
Watre Content
vol
Sediment
wt
nil
Neutralizatin Value :
150
D.93
mg/KOH/gr
Flash Pont PM CC
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
D.189
IP.70
Crude Oil
Hidrokarbon
(HC)
plus
senyawaan
organik:sulfur,oksigen,nitrogen,dan
5.2. Saran
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna melengkapi
dan memperbaiki makalah ini.