DASAR TEORI
2.1
SERVO MOTOR
Servo berasal dari bahasa latin untuk sesuatu yang bisa diperintah. Sebuah alat yang
Tipe induction ( menggunakan motor induksi, kuat dan kapasitas yang besar).
Baik tipe AC maupun DC Servo Motor harus dapat merespon secara akurat sinyal
perintah yang berpariasi untuk posisi dan kecepatan. (Baik AC maupun DC)
Untuk tanggung jawabnya, servo motor harus mempunyai kesanggupan untuk start up dengan
akselerasi (penambahan) yang besar atau berhenti dengan deklerasi (penurunan) yang besar.
Untuk mendapat akselerasi dan deklerasi yang besar:
Torsi yang dibangkitkan harus besar (kekuatan medan dinaikkan)
Kelembaman rotor (momen yang berpusat pada titik tengah ) harus kecil.
( kelembaman diturunkan dan dinaikkan responnya dalam tipe moving coil ).
4
2.1.2
Penjelasan Terminology
Penguatan medan : flux medan dubutuhkan untuk membangkitkan torsi.
DC motor ( sistem medan stator yang tetap ).
Motor sinkron ( medan rotor magnet tetap )
Armature
2.2
Spesifikasi AD71 :
Item
Jumlah I/O
Jumlah Axis
Interpolasi
Data
Kapasitas
Positioning Metode Input
BackUp Memori RAM
Metode
Positioning
Unit Positioning
Kecepatan Positioning
Akselerasi dan
Dekelarasi
Waktu Akselerasi dan
Dekelarasi
Kompensasi Backlash
Kompensasi Error
Zeroing
Fungsi Jog
Fungsi Inching
Fungsi M
Konsumsi Arus
Sumber daya eksternal
Dimensi
Berat
Spesifikasi
32
2
Interpolasi Linear (untuk 2 Axis)
400 poin tiap Axis
Input dari A6GPP atau Program
15 menit tanpa baterai (25C)
Baterai Lithium dapat mem-BackUp kegagalan
sumber tenaga selama 300 hari
Absolut atau Incremental (penambahan)
Pulsa = 1 16.252.928
mm = maksimal 162
inchi = maksimal 16200
sudut = maksimal 16200 derajat
10 200.000 (Pulsa/detik)
10 120.000 (mm/menit)
1 12.000 (inchi/menit)
1 12.000 (derajat/menit)
Akselerasi dan dekelarasi trapesium otomatis
64 sampai 4999 (mdetik)
0 65535 x perintah positioning
(0 255 pulsa jika dalam unit pulsa)
Dikalibrasi jika ada error pada bagian mekanik
Arah dan kecepatan Zeroing tergantung dari settingan
Dilakukan dengan sinyal start input
Pengoperasian menggunakan generator pulsa
Keluaran M Code
5 VDC, 1,5 Ampere
4,75 26,4 V maksimal 150 mA
350 x 37,5 x 121
0,63 Kg
Tabel 2.1 Spesifikasi Spesial Unit AD71
AD 71
Drive Unit
Pulsa Rantai
Forward
Speed Command
Deviation
Counter
Tu
lis
,
ba
ca,
dll
Program
Setting
Data
Servo Motor
Pulsa Rantai
Reverse
D/A
Converter
Servo
Amplifier
Interface
PG
Feedback Pulsa Rantai
Deviation Counter pada Drive Unit berfungsi untuk menyatukan masukan pulsa rantai dari
AD71 dan mengkonversikan (merubah) nilai hasilnya kedalam tegangan analog untuk
digunakan sebagai sinyal speed (kecepatan). Hal ini menyebabkan motor berputar dan
generator pulsa membangkitkan pulsa umpan balik dan memberikannya kepada Deviation
Counter. Umpan balik pulsa rantai ini dibangkitkan dengan pulsa rantai dari AD71. Jika pulsa
8
output AD71 dimatikan, nilai Deviation Counter akan berkurang dan kecepatannya pun
berkurang menyesuaikan dengan pulsa, sampai akhirnya nilai Deviation Counter adalah nol
dan motor akan berhenti.
Sebelum proses positioning dimulai, sistem harus dinolkan (Zeroing) terlebih dahulu. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengenali arah putaran motor dari titik awal sampai ke tujuan dan juga
untuk mengenali posisi awal (Home Position) atau alamat nol (alamat nol tidak multlak
tergantung setingan pada parameter Zeroing Addressnya) dari counter posisi AD71. Semua
proses posisi (Positioning) berikutnya menggunakan alamat memori mulai dari alamat nol
(Zero), dan penambahan alamat selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan alamat
mutlak/absolut (masing masing titik memiliki alamat tersendiri), atau alamat
penambahan/incremental (diberikan jarak dari alamat sebelumnya).
Sistem dapat dinolkan dengan salah satu dari tiga cara, semuanya menggunakan zeroing
dog. Zeroing dog adalah switch atau penggerak yang memberikan setengah kondisi dari
penentuan home posisi. Kondisi kedua tergantung pada cara zeroing yang digunakan,
misalnya adalah sebagai berikut :
1. Sinyal zeroing phasa dari rotary encoder
2. penghenti mekanik dikutkan dengan timer penghenti
3. penghenti mekanik diikutkan dengan feedback sinyal torsi dari sinyal penggerak.
Data operasi untuk AD71 disimpan dalam buffer memory dan berisi paramater (yang
menentukan tetapan seperti feedrate maksimum), atau zeroing (menentukan proses zeroing),
data positioning (memuat alamat masing masing titik, kecepatan), dan data start
(menentukan posisi untuk start). Data positioning ditunjukan dengan nomor data positioning,
yang mana ini ditentukan oleh lokasinya dalam buffer memory. Ada dua cara untuk
mengontrol secara manual output pulsa rantai AD71, yaitu operasi jog dan inching. Selama
operasi jog, output pulsa rantai dibangun untuk sepanjang sinyal jog dari PC, sedangkan
untuk operasi inching ditentukan oleh nomor pulsa yang dikeluarkan setiap waktu selama
sinyal input generator pulsa diberikan (generator pulsa manual juga ditentukan oleh manual
pulser). Fungsi inching jika menggunakan manual extrernal generator pulsa harus sesuai
dengan ketentuan dalam pengawatan dan koneksi AD71 agar dapat dioperasikan dengan
benar.
G e n e ra to r P u ls a
(P G )
M e ja
R
S e r v o M o to r
P0
Speed Servo
TO CN1
2W
2K ohm
2W
2K ohm
SD * SG
OP FPA FPB MO LG
NP NG SG
TL SG
* LG
VDD VIN VDD OPC ZSP PF ALM RD SG
SG
TLA LG
PG
PP
P15R
SERVO ON
RESET
FF RUN START
RR RUN START
DI 1
DI 2
Pada mode Speed terdapat dua inputan yaitu dari digital input dan analog input, kedunya diset
pada setingan parameter servo Amplifier. Untuk mode speed tidak memerlukan special modul
akan tetapi hanya berupa sequnce program.
10
S
T
17
18
AG
AG
20
19
N15R
PA
RA
13
12
6
PB
25
37
25
36
37
SD
RB
9
18
SG SON
10
TL
11
SG
13
PC
12
26
24
37
PIN NO.
SIGNAL
CN1
48
PIN NO.
47
PF
SIGNAL
VDD
PC
9
10
15
14
3
SD
LG
SG
30
46
VDD
49
SG
RD
46
50
27
VDD
OP
CR
SG
14
PP
18
PG
17
NP
16
NG
TLA
15
PGO
CLEAR
PULSE F
PULSE R
CN1
30
Y60
35
PWR STOP
DOG
Y61
RDY
PWR
8B Y AXIS
6B X AXIS
20A 8A
17A 6A
7A
5A
5B
9A
POSITIONING
UNIT AD71
PG
RC
LG FG
MRJ-20A
SERVO AMPLIFIER
PO
GROUNDING
RO
CN2
PLS R
PC
MELSEC-A
SM
ALARM
Y62
Y67
Y66
Y63
Y62
SERVO ON
Y67
EXTERNAL
TORQUE LIMIT
PROPORSIONAL
CONTROL
RESET
Y66
Y63
Y64
FORWARD
STROKE END
Y65
REVERSE
STROKE END
Y64
Y65
11
TL SG * LG
VDD VIN VDD OPC ZSP PF ALM RD SG
PG
PP
P15R
SG
TLA LG
NP NG SG
SD * SG
OP FPA FPB MO LG
AD71 Nomenclature
12
2.4.
mm
Setting
Unit
range
0
1-100
1-12000
No.
4
5
6
7
8
unit
x10-1
1-12000
1-12000
m/pls
x10-1
m/pls
x10-1
m/pls
x10-1
m/pls
10
11
12
1-100
1-12000
1-12000
1-12000
unit
x10-5
In/pls
x1
In/min
x1
In/min
x1
In/min
x10-5
Inchi
Sudut
Setting
range
2
range
3
x10-5
1-100
1-12000
1-12000
1-12000
/pls
x1
/min
x1
/min
x1
1-20000
1-20000
1-20000
/min
x10-5
0-65535
0-255
derajat
mm
0-162000
inchi
0-162000 derajat
0-162000
mm
0-162000
inchi
0-162000 derajat
100000 x10-1 m
Pulsa
Setting
unit
0-162000
(per 1m)
Travel per manual
range
1
09 Error compensation
Inchi
Setting
016252928
016252928
deceleration time
Positioning
complete signal
x101
pls/dtk
x101
pls/dtk
x101
pls/dtk
pls
20000
2000
0
0
x101
pls/dtk
x101
pls/dtk
x101
pls/dtk
pls
pls
pls
pls
pls
1-100
pls
pls
64 4999 mdtk
1000
mdtk
0 20000 mdtk
300
mdtk
unit
Nilai default
Setting
unit
range
3
-
x10-5
Inchi
1-100000
derajat
output time
13
14
15
16
Pulse output
mode
Direction setting
Positioning
method
M code On/Off
Timing
1 : AFTER Mode
Keterangan :
1. Unit
13
dapat kita atur secara bebas pada X dan Y axis (X axis = mm, Y
axis = degree).
2. Travel per pulsa
Jog limit value berada dalam range yang ditampilkan dalam tabel
diatas dan tidak harus melebihi speed limit value.
6. Penggantian backslash
14
9. Error compensation
AD71 mungkin menyesuaikan untuk kesalahan mekanik dalam sistem.
Fasilitas ini menyediakan penggantian error parameter dan terdapat
(contoh)
1) Atur compensation error ke 0
15
(dalam mm).
5) Atur E sebagai ganti parameter error (dalam unit 10-1 m).
6) Jika menggunakan inchi sesuaikan jarak yaitu 100 inchi, dan untuk
derajat.
Hasil perhitungan error compensation AD71 seperti dibawah ini:
s
Ec
E x n
mx
Dimana,
B = actual blackslash
E = seperti yang diatas.
Menentukan
pulsa inching.
- AD71 menghitung nomor pada masukan Manual perintah pulsa inching dan
mengirim nomor secara tepat pada keluaran pulsa (kecepatannya tetap 20000
pls/sec)
-
PULSA F
A
Type
PULSA R
PULSA R
- PLS + SIGN
Forward and reverse feed pulse.
Travel direction is controlled by direction sign
(SIGN).
Feed Pulse
PULSE
PULSE
SIGN
25 ms
Direction Sign
SIGN
+ direction
travel
- direction
travel
B
Type
Pilih arah untuk penembahan nilai yang muncul. (set 0 ketika menggunakan
output pulsa forward, set 1 ketika menggunakan pulsa reverse).
15. Mode Positioning
-
Zero point
Untuk menngerakan
A ke B, perjalan
ditentukan dari A
banyak pulsa.
Travel
Zero point
Address 50
Address 100
Untuk bergerak ke
B, perjalan
ditentukan dari zero
point
Untuk menggunakan keduanya Incremental dan cara Absolute dalam axis yang
sama (x axis) diset 2. pada bagian ini adalah cara mengendalikan setiap bagian
individu pada positioning data.
M code digunakan atau tidak digunakan harus diteliti dengan spesifikasi yang
sama dimana digunakan dalam rangkaian positioning. Ketika data M code
tidak menggunakan spesifikasi A6GPP test mode dalam bergerak data M code
dalam memory buffer diclearkan dan kode M ON signal tidak keluar.
Kode M On signal output tersedia dalam dua macam waktu .WITH dan
AFTER.
Cara WITH
18
AFTER mode
M code On signal diberikan setelah gerakan positioning
selesai. Dalam cara inin jika gerakan dihentikan sebelum
signal M code On lengkap tidak diberikan.
Lihat melsec A AD71 positioning module hal 3-15 s/d 3-16 untuk keterangan gambar timing
M Code WITH dan AFTER.
2.5.
ZEROING PROSES
Ini menentukan nilai Home Posisi atau Zero Point untuk AD71, lihat tabel dibawah
Keterangan :
1) Zeroing Direction
a.
2) Zeroing Methods
a.
Metode Zeroing :
-
3) Zeroing Address
a.
Alamat ini diset sebagai alamat Home Position saat Zeroing sedang
dijalankan.
19
b.
Set-lah alamat Zeroing sama dengan nilai dari settingan Upper atau
Lower Stroke Limit pada parameter.
4) Zeroing Speed
Menentukan kecepatan dari Zeroing.
5) Creep Speed
a.
Deceleration
Creep
Speed
7922
7913
7923
7914
7924
7915
7925
7916
7926
7917
7927
Torque Limit
7918
7929
Zeroing Information
7918
7929
Zero Address
Zeroing Speed
B4
B15
7931
B0
Zeroing Area
20
2.6.
POSITIONING DATA
Data positioning digunakan dalam AD71 untuk melaksanakan perintah Positioning.
Data dari Positioning disimpan dalam Buffer Memory AD71. Data Positioning diperiksa
ketika positioning dimulai.
No
Item
Positioning
Setting Data
Information
mm
Setting
2
Positioning
Speed
Positioning
Address
Unit
inchi
Setting
Unit
sudut
Setting
Unit
Range
1x1
pulsa
Setting
Range
1-
x101
pls/dtk
Pls
Range
1
x101
Range
1-
12000
0
mm/min
x10-1
12000
0
in/min
x10-5
12000
0
/min
x10-5
20000
0
162 x
162 x
inchi
162 x
derajat
162
10
Dwell Time
x1
10
10
0 sampai 499 (x101 mdtk)
Unit
52928
Keterangan :
1) Positioning Information
a.
b.
Positioning dicapai berurutan dengan satu kali perintah dan dengan arah yang
berbeda setelah mencapai Dwell Time.
- 11 : Positioning Continued With Speed Change
Positioning dicapai berurutan dengan satu kali perintah dan dengan arah yang
sama atupun dengan arah yang berbeda.
- 10 : No Setting, Tidak ada settingan
c. Positioning Method (Metode Positioning)
Pengesetan untuk metode Positioning, dapat secara Absolute ataupun secara
Incremental. Cara pengesetan :
- 0 : Absolute
- 1 : Incremental
d. Positioning Direction (Arah positioning)
Pada metode Positioning Incremental, arah dari Posirioning harus ditentukan.
Cara penentuan arah :
- 0 : Forward Direction (alamat bertambah)
- 1 : Reverse Direction (alamat berkurang)
Sedangkan untuk metode Positioning Absolute, arah dari Positioning diabaikan.
2) Positioning Speed
a. Digunakan untuk mengeset kecepatan dari Positioning yang akan dijalankan,
3) Positioning Address
a. Alamat dari Positioning diset sesuai dengan metode Positioning (Absolute atau
Incremental).
4) Dwell Time
a. Dwell Time adalah waktu jeda setelah Positioning selesai dilaksanakan sampai
sinyal Busy dari AD71 padam.
Catatan :
Untuk positioning berkelanjutan, pola 11 sebaiknya tidak digunakan lebih dari 9 kali
terus menerus. Jika nomor besar dari pola 11 yang berurutan telah digunakan, ini harus
diturunkan dengan menempatkan data pola 01 setiap 9 dari pola 11. (perumpamaan pola 11
= 9 kali, pola 01 = 1 kali, pola 11 = 9 kali, pola 00 = 1 kali).
Selalu set pola 00 pada blok terakhir.
Jika pola 11 sedang menyambung, arah dari gerakan dan cara positioning sebaiknya
diubah kembali, yaitu hanya setelah pola 01 dan 00 (yang harus dirubah). Jika kecepatan
22
diubah setelah decelaration telah dimulai, maka kecepatan baru diabaikan, dan jiak kode M
telah diset dengan mode WITH, sinyal Kode M ON tidak diberikan .
selama positioning menggunakan poal 11, data waktu tinggal dan kode M akan diabaikan.
Penyisipan positioning tidak dapat ditentuakan jika pola 11 sedang digunakan.
2.7.
START DATA
Digunakan untuk positioning yang mempunyai gerak berkelanjutan. Start data
memiliki 20 point untuk setiap Axis. Start data No. Harus ditulis dari sequence program
(ladder) untuk menjalankan positioning data. Start Axis digunakan untuk pemilihan axis yang
akan dipakai. Ada 4 pilihan yaitu:
0
1
2
3
: interpolasi
: X Axis
: Y Axis
: X dan Y Axis (tanpa interpolasi)
Alamat X Axis
0
1
2
3
4
39
Alamat Y Axis
300
301
302
303
304
339
Register CPU
D0
D1
D2
D3
D4
D39
Keterangan
Start data No.1
Start data No.2
Start Axis
Start data No.3
Start Axis
Data Pointer
Pada tabel diatas adalah salah satu contoh data untuk tiga start data. Start data dipakai
untuk mengawali positioning data yang akan dimulai. Sedangkan Pointer dipakai untuk
memilih bayak Start Data yang akan dijalankan.
2.8.
Khususnya pada trainer ini, ada beberapa hal yang harus disiapkan yaitu:
1.
Prepare Hardware
Dalam ladder yang akan dibuat, ada beberapa eksternal relay yang harus di ON kan
antara lain adalah:
a. Y6D untuk menyalakan Servo Amplifier
b. Y62 sebagai signal Servo ON
23
c.
d.
e.
f.
g.
2. ERROR AREA
Bagian ini diperlukan untuk membaca error yang terdeteksi dan mereset error tersebut.
24
K201 adalah alamat error reset yang terdapat pada buffer memory AD71, K45 adalah alamat
untuk membaca error yang terdeteksi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibuku User manual
AD71 pada bab Programing.
3. PARAMETER DATA AREA
Ladder ini dibuat untuk menyiapkan alamat buffer AD71 untuk di Read atau Write.
Semua parameter yang diperlukan harus disiapkan dalam ladder ini.
Ladder ini menggunakan sebuah register agar data data yang dimasukan ( Write ) bisa
dirubah sesuai dengan setingan yang diinginkan.
25
Perintah TO diatas adalah perintah untuk proses write (menulis) ke alamat buffer memory
AD71 dari CPU. Dimana data data yang dituliskan secara tidak langsung, jadi melalui
sebuah register. Ladder data seperti dibawah ini.
26
Data data pada register bisa dirubah-rubah sesuai dengan tabel parameter data.
4.
adalah membuat Ladder Start Command. Perintah ini adalah untuk memulai menjalankan
servo motor. Sedangkan Zeroing Command adalah untuk memerintahkan servo motor
melakukan proses Zeroing.
27
5. JOG COMMAND
Perintah ini dipakai untuk menjalankan servo motor tanpa harus write command,
biasanya perintah ini digunakan untuk menjalankan servo secara pelan (Joging) dimana
Address akan berkurang dan bertambah saat forwad atau reverse jog dijalankan.
28
2.9.
Selain settingan pada Program PLC, pada Servo Amplifier pun perlu diseting. Untuk
setiap mode memerlukan setingan yang berbeda.
2.9.1. Set parameter untuk Positioning Servo (default)
Clas
s
Pr.
Abb.
0
1
*MTY
*STY
Initial
Name
Motor Type
Servo Loop
(1) Positioning/speed servo
(2) Regeneratif resistor option
(3) Auto tuning
29
Value
####
0000
Unit
Range
0-7359h
User parameter
Special parameter
CMX
CDV
4
5
6
INP
PGN
-
*OPS
8
9
FFC
-
10
PST
11
12
13
14
15
16
17
18
19
ZSP
VCN
VIC
VDC
TLL
FST
MOO
IPO
20
*DMD
Command
pulse
multiplication
(pembilang) electronic gear
Command pulse multiplication (penyebut)
electronic gear
In-position range
Position loop gain
spare
Option funtion
(1) Commandpulse input format
(2) Command pulse input signal logic
(3) Speed propotional command valid
Feed forward gain
Spare
Position command
acceleration/deceleration time constant
Zero speed
Speed loop gain
Speed integral compensation
Speed propotional control gain
Torque limit value
Feed forward command filter
Analog monitor offset
Spare
Input/output selection
Monitor selection
(1) Status display when power is turned
ON
(2) Encoder output devision rate
(3) Analog monitor output selection
1-9999
1-9999
100
25
0
pulsa
Rad/s
0000
0-9999
5-150
0-111Fh
0
0
10ms(1ms)
5
100
25
98
100
0
0
0
042
10r/min
ms
%
%
mV
0-100
0-999
(-99~0)
1-500
70-999
1-999
0-100
0-100
0-7
-20~100
0-1Afh
000
0-DFBh
Keterangan : #### : nilai inisial mengikuti setingan pabrik, setiap nilai akan berbeda tergantung jenis
amplifier
* : parameter ini akan berlaku ketika power di ON/OFF setelah seting
User parameter
Class
Initial
Pr.
Abb.
Name
*MTY
*STY
SC1
100
r/min
SC2
1000
r/min
SC3
2000
r/min
5
6
STC
STB
20
20
10 ms
10 ms
Motor Type
Servo Loop
(4) Positioning/speed servo
(5) Regeneratif resistor option
(6) Auto tuning
30
Value
####
Unit
0000
Range
0-7359h
0-max
speed
0-max
speed
0-max
speed
0-5000
0-5000
Specisl parameter
*OPS
SCH
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
VCM
ZSP
PGN
VGN
VIC
VDC
TLL
VCO
MOO
IPO
20
*DMD
Option funtion
(4) Commandpulse input format
(5) Command pulse input signal logic
(6) Speed propotional command valid
S-character
acceleration/deceleration,
curvature point speed
Speed at 10V command
Zero speed
Position loop gain
Speed loop gain
Speed integral compensation
Speed propotional control gain
Torque limit value
VC offset
Analog monitor offset
Spare
Input/output selection
Monitor selection
(4) Status display when power is turned
ON
(5) Encoder output devision rate
(6) Analog monitor output selection
0000
0-111Fh
50
r/min
50-5000
Rated
5
25
100
25
98
100
0
0
0
04E
r/min
10r/min
rad/s
0-6000
1-500
5-150
70-999
1-999
0-100
0-100
-99~99
-20~100
ms
%
%
mV
mV
002
0-1Afh
0-DFBh
Keterangan : #### : nilai inisial mengikuti setingan pabrik, setiap nilai akan berbeda tergantung jenis
amplifier
* : parameter ini akan berlaku ketika power di ON/OFF setelah seting
BAB III
CARA PENGOPERASIAN
31
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cara pengoperasian trainer servo motor serta
beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menjalankan servo motor.
3.1 1st Prepare
Pertama, posisi servo motor tidak terhubung dengan roda gigi manapun.
Nyalakan PLC serta hardware laiannya
Turn ON servo Amplifier (X4D)
Cek parameter pada Ampli, statusnya pada positioning,(settingan Ampli ada pada
penjelasan sebelumnya).
Turn ON signal SON
Pastikan tidak ada error
Kondisi Reset dalam keadaan OFF
3.2
32
Down load terlebih dahulu ladder program untuk Speed (untuk mode Speed
sebetulnya tidak perlu sebuah ladder program, dikarenakan pada panel trainer ini relay
3.4
AD71. Ada 4 Unit yang bisa dipakai yaitu Pulsa, Inchi , Milimeter, Derajat.
3.1 Unit Pulsa
Untuk mengoperasikan dalam unit Pulsa, langkah-langkahnya sebagai berikut:
Siapkan ladder terlebih dahulu.
Pada parameter data isikan data-data sebagai berikut:
D120 diisi dengan nilai H93 atau 10010011b yang berarti pada parameter information
positioning menggunakan Unit Pulsa, dengan pengeluaran pulsa secara Forward,
metode positioning Incremental/Absolute. Lihat keterangan gambar 3.40 hal 3-46
parameter data.
Isi nilai pointer beserta start data.
Isi nilai pos.inf (positioning patern), speed command, dwell time dan address pada
33
parameter data.
Isi nilai pointer beserta start data.
Isi nilai pos.inf (positioning patern), speed command, dwell time dan address pada
parameter data.
Isi nilai pointer beserta start data.
Isi nilai pos.inf (positioning patern), speed command, dwell time dan address pada
parameter data.
Isi nilai pointer beserta start data
Isi nilai pos.inf (positioning patern), speed command, dwell time dan address pada
34
3.5
Siapkan ladder program untuk mengaktifkan relay relay yang terhubung ke Pin-pin
SC 3 (speed 3) Pr. 4
1
1
3.6
Kode Alarm
3.6.1
Special Module AD71 mempunyai fasilitas untuk pemeriksaan error. Ketika terjadi error,
maka kode error akan ditulis kedalam Buffer Memory alamat 45 (X Axis) dan alamat 345 (Y
Axis).
Ada banyak sekali kode error yang dapat dideteksi, tapi semuanya dibagi kedalam enam
bagian utama, antara lain :
35
Kode Error
1 sampai 46
50 sampai 52
60 sampai 64
70 sampai 79
80 sampai 81
90 sampai 96 dan 140
Klasifikasi Error
Data range error
AD71 Hold error
Buffer Memory write disable error
AD71 start and operation error
AD71 Busy stop error
Error lainnya
Jenis Data
Titik Pemeriksaan
Travel Per Pulse
Range Pemeriksaan
Normal
1 sampai 100
1 sampai 12.000 untuk mm,
inchi dan sudut.
1 sampai 20.000 untuk pulsa
1 sampai nilai Speed Limit
Value
0 sampai nilai Speed Limit
Value
64 sampai 4.999
Deceleration Times
0 sampai 255 untuk pulsa
Backlash
Parameter
7
dam sudut
0 sampai 16.252.928 untuk
Error Compensation
Travel Distance per Manual
10
Pulse
11
Positioning Method
Positioning Complete
12
20
Signal Duration
Zero Address
pulsa
0 sampai settingan Upper Stroke
Limit
0 sampai 100.000 untuk mm,
inchi dan sudut
1 sampai 100.000 untuk mm,
inchi dan sudut
1 sampai 100 untuk pulsa
00, 01, 10 pada bit 4 dan 3
0 sampai 20.000
0 sampai 1.620.000.000 untuk
mm, inchi, dan sudut
36
21
22
Creep Speed
23
24
Dwell Time
Torque Limit
30
Positioning Speed
31
32
33
Positioning Address
Dwell Time
34
Positioning Data
35
pulsa
Nilai Bias Speed sampai nilai
Speed Limit (bukan 0)
Nilai Bias Speed sampai Zero
Point Return (bukan 0)
0 sampai 499
10 sampai 250
Nilai Starting Bias Speed
sampai nilai Speed Limit (bukan
0)
Dengan Stroke Limit
0 sampai 499
00, 01, 11 pada bit 0 dan 1
Pola 11 digunakan untuk 9 kali
pada arah yang sama
Travel untuk pola 11 arahnya
Positioning Pattern
36
harus sama
Metode pengalamatan harus
sama untuk pola 11
Start interpolasi untuk kedua
37
40
41
Start Number
Pointer
42
Speed Change
43
44
45
Data
Jog Speed
Start Axis
46
Start Axis
37
Titik Pemeriksaan
Definisi Error
Operation Elements
51
52
Perbaikan
Ganti
dengan
yang
perangkat keras)
Seluruh memori belum dihapus
Bus AD71 error
baru
Bersihkan memori
Ganti dengan yang
baru
Alamat Memori
60
39, 339
61
40, 340
62
63
64
Definisi Error
saat ini
72
73
74
Penyebab
Perbaikan
saat start
Sinyal Stop Eksternal (6A dan
38
75
76
77
78
79
start
start
Sinyal Stop (Y25, Y26)
bekerja
Range pulsa diluar 0 sampai
Ubah nilai
16.252.928
Penyebab
Error
80
81
Perbaikan
sedang Busy
Zero Return tidak boleh dijalankan lebih dari dua
Jenis Data
90
Mode Positioning
Parameter
91
92
Titik Pemeriksaan
Start Processing
Emergency Deceleration
94
95
dari 0 sampai 2
Data yang dimasukkan diluar
dari 64 sampai 50.000 (mdtk)
Interpolasi dinyalakan ketika
Restart Area
Start Data Error
Time
Error
93
Perbaikan
menyesaikan Positioning
Nomor restart berbeda dari nilai
Start Number
Travel Distance change
39
yang dijalankan
Data yang dimasukkan diluar
area
96
140
Buffer Memory
Limit
Data yang dimasukkan dari
Write Protected
Data at Positioning
area
Manual Pulse Output
Start
Speed
Untuk melihat error apa yang terjadi, maka dapat dilihat pada Alarm History pada servo
amplifier. Cara lain untuk melihat alarm adalah dengan mengecek sinyal D0 yang diset pada
Parameter No.19.
Alarm
Kode
Letak Error
Penyebab
-
10
12
15
16
Under Voltage
Memory Error 1
Memory Error 2
Polarity Detect
Error
17
PCB Error
30
Over Regeneration.
31
Overspeed
32
Overcurrent
33
Overvoltage
Error In The
35
Command
Frequency
Main Circuit
45
Element
50
Overheating.
Overload
Penanggulangan
-
kurang.
-
secara mendadak.
RAM atau ROM error.
EEPROM error.
Kabel konektor terlepas,
Power Supply.
Ganti dengan yang baru.
Ganti dengan yang baru.
Pasang kabel konektor
sampai benar-benar
terdeteksi.
Unit error terutama bagian
terhubung.
PCB.
Transistor regenerative rusak.
Detektor sinyal error.
Output terminal U, V, W
hubung singkat.
Tegangan yang masuk terlalu
tinggi.
Pulsa keluaran Amplifier
servo melebihi batas
maksimum.
Ganti motor.
Perbaiki pengawatan.
Periksa power supply
Ganti dengan Amplifier
servo yang baru.
Pemasangan terminal U, V, W
Pasang kabel U, V, W
40
52
90
Excessive
Difference
Switch to
Diagnosis Display
elektronik.
Settingan parameter 5 terlalu
kecil.
dengan benar.
mana mestinya.
While Servo Is On
CPU
C0
CPU Error
Communication
Error.
3.7
41
Dalam pembuatan alat simulasi Servo Motor, perhitungan secara mekanik sangat
mendukung untuk proses pergerakan ball screw nantinya, selain wiring control. Kontruksi
mekanis tadi harus diperhitungkan benar. Terutama pada perhitungan Electronic Gear yang
berfungsi untuk merubah nilai perjalanan Ball Screw per pulsa, dan hal tersebut dalam Setting
Parameter dilakukan pada nilai Travel per Pulsa.
Menentukan Electronic Gear
Z1=56
Servo Motor
1 mm
Z2=56
Perhitungan Gear = Z1 : Z2
= 56 : 56
=1:1
Z2 56
n=
Z1 =56
Z1
1,00
1x
1,00mm
Z2
1,00
s
1,00
PF
4000
0,00025mm/Pulsa
CMX
No
Pt
CDV
60
f0
.............................................................................(3.1)
f0
: Command pulse frequency [ pps]
CMX : electronic Gear
(Commanded pulse multiplication numerator)
CDV : electronik Gear
(Commanded pulse multiplication denumerator)
No
: Servo Motor Speed [r/min]
Pt
: Number of Feedback pulses [pulses/rev]
( Pt = 4000 for HA-FE)
-
Electronic gear
CMX
No 1
Pt
...................................................................................(3.2)
CDV
60 f0
Command pulses
f0 Pt
No CMX
...................................................................................(3.3)
60 CDV
[Setting Example]
Obtain tha command pulse frequency required to run the HA-FE at 3000r/min. When the
electronic gear ratio 1 ( initial parameter value) is used, the following result is found
according to equation 3.3 :
f0 4000
3000 CMX
60 CDV
3000
1
60
200000 pps
However, as the maximum input command pulse frequency in the open colector system is
200kpps, so for general HA-FE is not problem.
If for general purpose servo with Pt= 8192, so the f0=409600pps cannot be entered.
To run the servo motor at the speed of 3000r/min at not more than 200kpps, the electronic
gear setting must be changed. This electronic gear is found by Equation 3.3:
CMX
3000
1
8192
CDV
60 200 10 3
CMX
24576000 96000
CMX 256
CDV 125
APENDIX
43
44
45
46
47
48
49
50
51