Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merek Flosh Studi Kasus Di UKM Marun Aromaterapi PDF
Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merek Flosh Studi Kasus Di UKM Marun Aromaterapi PDF
MEREK FLOSH
( Studi Kasus Pada UKM Marun Aromaterapi )
Oleh
KASMAN SYARIF
H24087097
RINGKASAN
KASMAN SYARIF. H24087097. Analisis Kelayakan Usaha Produk
Minyak Aromatik Merek Flosh (Studi Kasus Di UKM Marun Aromaterapi),
Bogor. Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.
Kehadiran minyak angin generasi baru, minyak angin aromatherapy saat
ini merubah pandangan tentang kegunaan dari produk minyak angin biasa menjadi
barang yang terkesan lebih eklusif dan lebih modern dengan kemasan roll on. Hal
ini melatar belakangi para pengusaha minyak angin aromatik untuk mendirikan
usaha ini. Produk minyak angin aromatherapy generasi baru, memiliki bermacam
varian aroma yang memanjakan penggunanya, sehingga produk baru ini laris
dipasaran. Pendirian usaha minyak angin aromatik oleh pelaku usaha termasuk
UKM Marun Aromaterapi merupakan sebuah solusi untuk memenuhi permintaan
akan produk ini, maka diperlukan studi kelayakan untuk mengetahui kelayakan
usaha yang dimaksud. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis tingkat
kelayakan pengembangan usaha pada Marun Aromaterapi pada saat ini apabila
ditinjau dari berbagai aspek non keuangan (yuridis, pasar, manajemen, teknikal,
dan lingkungan); (2) Menganalis tingkat kelayakan pengembangan usaha Marun
Aromaterapi apabila dilihat dari aspek keuangan ; (3) Menganalisis tingkat
kepekaan (sensitivitas) pada Marun Aromaterapi, apabila terjadi perubahan bahan
baku, kombinasi kenaikan bahan baku dan penentuan harga jual ke konsumen,
Penelitian ini dilakukan di UKM Marun Aromaterapi yang terletak di Jl.
Cimanggu Kecil No. CC 3 Komplek Puslitbangtri Bogor. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis usaha berdasarkan nilai IRR, PI, NPV, BEP, PP, R/C Ratio dan
analisis sensitivitas.
Hasil analisis kelayakan, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif
menunjukkan usaha ini layak untuk dijalankan. Hal tersebut salah satunya
ditunjukkan dengan analisis finansial yang menghasilkan nilai NPV yang positif
yaitu sebesar Rp. 659.100.845,-, nilai IRR 79.50 persen dimana nilai ini lebih
besar dari suku bunga pinjaman (14 persen). Net B/C 2.50, BEP Rp. 133.149.038
dan PBP 1.25 tahun yang bearti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi
awalnya sebelum umur usaha berakhir. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario
peningkatan biaya variabel 10 persen menunjukkan usaha ini menjadi tidak layak.
Berbeda dengan skenario penurunan volume penjualan 20 persen menunjukkan
usaha ini masih layak untuk dijalankan.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
KASMAN SYARIF
H24087097
Judul
Nama
NIM
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang telah diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
beserta keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya.
Skripsi ini berjudul Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak
Aromatik Merek Flosh (Studi Kasus Di UKM Marun Aromaterapi), Bogor.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
dorongan dari semua pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Farida Ratna Dewi,SE.MM selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis dengan penuh semangat
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Pegawai dan staf sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang
selalu menjebatani setiap kegiatan perkuliahan dan masa bimbingan.
3. Segenap anggota keluarga Dr.Ir.H.Darwis SN dan Ibuku Rahmah Darwis yang
telah memberikan dukungan moral dan materil, semua kakak-kakakku yang
telah memberikan semangat.
4. Teman-teman dan sahabat dekat yang memberikan dukungan dan dorongan.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP.....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR.................................................................................
iv
vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
viii
ix
I.
PENDAHULUAN .................................................................................
1
2
3
4
4
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
5
5
5
6
6
7
7
7
8
8
9
9
10
10
11
12
12
13
15
15
II.
III.
17
17
17
20
21
21
23
23
23
24
27
31
32
32
35
36
36
36
37
37
37
37
38
39
40
1. Kesimpulan ...............................................................................................
2. Saran .........................................................................................................
40
40
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
41
LAMPIRAN.................................................................................................
42
vi
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
viii
16
26
31
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Halaman
Kuesioner penelitian .............................................................................
Asumsi untuk analisis keuangan usaha marun aromaterapi ...................
Biaya investasi usaha marun ...................................................................
Biaya variabel usaha marun aromaterapi ................................................
Proyeksi produksi dan pendapatan usaha marun aromaterapi ................
Biaya tetap usaha marun aromaterapi .....................................................
Proyeksi rugi laba usaha (Rp) pada usaha marun aromaterapi ...............
Proyeksi arus kas usaha marun aromaterapi ...........................................
Analisis sensitivitas.................................................................................
ix
42
45
46
48
48
49
50
51
52
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan ekonomi dewasa ini, menyebabkan makin
meningkatnya kebutuhan manusia akan berbagai jenis barang dan jasa. Hal ini
karena kebutuhan dan selera konsumen yang berubah, teknologi baru, daur hidup
produk yang pendek dan persaingan yang semakin meningkat sehingga banyak
produsen yang bersaing dalam menciptakan produk baru untuk mengikuti selera
konsumen. (www.sipfarma.com 2010) Terdapat delapan macam produk minyak
angin aromatherapy merek X berbeda di pasaran. Produk minyak angin
aromatherapy merek X hanya memiliki satu aroma saja. Selain itu juga adanya
perubahan daya beli masyarakat yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Adanya pergeseran pola pikir masyarakat tentang produk minyak angin yang
dulunya hanya mementingkan khasiat sebagai obat masuk angin yang beraroma
bau, seperti cap kapak, telah bergeser kepada trend baru yang muncul, disaat
beredarnya produk generasi baru minyak angin aromatherapy dengan berbagai
pilihan aroma. Dengan adanya pilihan terhadap tipe aroma yang ditawarkan oleh
produsen, konsumen dapat memilih aroma sesuai selera dan kebutuhannya. Harga
perbotol minyak angin aromatherapy ini, yang harus dibayarkan oleh konsumen
cukup terjangkau, berkisar antara Rp.15.000,- hingga Rp.24.000,- untuk pasar
dalam negeri. Melihat keadaan seperti ini, maka industri seperti minyak angin di
Indonesia dapat berkembang dan tumbuh dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh
berubahnya pola pemakaian obat masuk angin ini yang tadinya hanya
mementingkan fungsinya saja bergeser kepada kemasan roll on dan beraroma
seperti minyak wangi.
Lahirnya merek Flosh minyak angin aromatherapy diluncurkan pada
pertengahan bulan April 2010, UKM Marun Aromaterapi selaku produsen baru,
yang bergerak dibidang produksi minyak angin aromatherapy melihat peluang
pasar produk sejenis yang ada dipasaran dengan merek dagang X. Menyadari
keadaan pasar tersebut, UKM Marun Aromaterapi membuat formula baru dengan
jenis aroma yang berbeda dari produk minyak angin aromatherapy yang beredar
di pasaran. Minyak angin aromatherapy generasi baru dengan aroma yang lebih
bervariasi dan harga yang bersaing diproduksi oleh UKM Marun Aromaterapi
untuk memenuhi selera konsumen terhadap varian baru minyak angin
aromatherapy yang sudah beredar terlebih dahulu dipasaran.
1.2.
Rumusan Masalah
Usaha produksi minyak angin aromatherapy merek Flosh pada UKM Marun
Aromaterapi di Bogor mulai dirintis sejak pertengahan bulan April 2010, namun
awal produksi perbulannya belum stabil karena masih melihat peluang pasar dari
produk itu sendiri dengan kapasitas produksi saat itu dibawah 1000 botol/bulan
dan diperuntukan sebagian produk yang diproduksinya sebagai biaya promosi
karena produk ini dibagikan secara gratis kepada keluarga terdekat, teman kantor,
dan para distributor/agen maupun toko obat, produk ini bermerek dagang Flosh
dan menggunakan modal pribadi pemilik, dimana sejak saat itu hanya
memproduksi untuk memenuhi permintaan pasar sekitar Bogor. Seiring tingginya
minat pasar terhadap produk minyak angin aromatherapy generasi baru ini, maka
dengan berjalannya waktu hingga saat ini, permintaan minyak angin
aromatherapy merek Flosh semakin meningkat dari berbagai daerah yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia seperti daerah Aceh, Medan, Padang, Bukittinggi,
Riau, Lampung, Jakarta, Bogor, Bandung, Malang, NTT, Samarinda, Sulawesi
dan Papua.
Melihat prospek pasar yang cukup bagus Marun Aromaterapi sebagai UKM
yang memproduksi minyak angin aromatherapy meluncurkan tiga aroma baru
yang berbeda dari produsen lainnya yang hanya memiliki satu aroma mind saja.
Dengan adanya aroma baru yang di tawarkan oleh Marun seperti aroma daun
yaitu aroma green tea, aroma lemon, aroma buah apple dan aroma bunga
lavender, telah dapat menjawab permintaan konsumen akan adanya variasi atau
pilihan aroma baru untuk menghindari kejenuhan terhadap aroma yang ada
sebelumnya. Sebelumnya UKM Marun Aromaterapi belum pernah melakukan
studi kelayakan pengembangan usaha, dimana UKM Marun Aromaterapi hanya
melihat dari segi pasar produk yang beredar dan data penjualan,
atas dasar
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan sebagai bahan masukan atau pertimbangan yang dapat
digunakan
sebagai
dasar
membuat
kebijaksanaan
mengenai
supaya tidak menyimpang dari segi tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka
dilakukan beberapa batasan. Adapun ruang lingkup penelitian ini berfokus pada
kegiatan usaha yang dilakukan oleh Marun Aromaterapi. Selanjutnya pembahasan
mengenai
analisis
kelayakan
pengembangan
usaha
dilakukan
dengan
2.1.
Definisi Obat
Menurut Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71. Obat ialah suatu bahan
kosmetik, farfum, antiseptic, obat-obatan, dalam bahan pangan atau minuman dan
sebagai pecampur rokok kretek.
2.2.2 Industri Minyak Angin
Menurut www.sipfarma 2010, produk minyak Angin Aromatherapy sudah
beredar sekitar 4 tahun yang lalu, namun masyarakat masih kurang mengenalnya,
hal ini di karenakan mungkin dari segi pemasaran yang belum efektif dari pihak
perusahaan, kemasannya yang berbeda dengan yang lain seperti minyak angin cap
kapak, ditambah lagi dengan aromanya. Sepertinya produk Minyak Angin
aromatherapy baru banyak beredar di daerah Jawa. Minyak Angin aromatherapy
adalah minyak angin aromatik yang dikemas dalam botol rool on 8 ml, dan unik.
Jadi produk ini memiliki dua keunikan, yaitu minyak angin dengan tambahan
aromatherapy dan kemasan rool on. Kandungan Minyak Angin Aromatherapy
adalah Menthol, Champhor dan Essential dengan kombinasi tertentu, yang
tentunya merupakan rahasia besar dari perusahaan.
2.2.
berdasarkan
teori
yang
relevan,
menganalisis
dan
Pengertian Produk
Pengertian produk menurut Kotler (2005) produk adalah apapun yang
dapat ditawarkan untuk pasar yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan
tertentu. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang, jasa, pengalaman orang,
tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.
2.4.
Klasifikasi produk
Kotler (2005), menyatakan bahwa produk dapat diklasifikasikan menjadi
Keputusan Merek
Kotler (2005), merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol,
atau desain atau kombinasinya yang ditujukan agar dapat mengenali barang atau
jasa dari satu atau sekolompok penjual dan membedakannya dari produk dan jasa
para pesaing. Merek berbeda dengan asset lainya seperti hak paten atau hak cipta,
yang memiliki tanggal kadarluasa.
Merek merupakan simbol yang bias menyampaikan enam tingkat pesan, yaitu :
1. Sifat (Attribut), contoh menunjukkan mobil kelas mahal.
2. Manfaat (benefit), contoh tahan lama.
3. Nilai (values), keamanan dan pretise yang tinggi.
4. Budaya (culture).
5. Kepribadian (personalty).
6. Pengguna (user), merek juga juga bisa menggambarkan konsumen
seperti apa yang membeli produk tersebut.
2.6.
dan memproduksi wadah untuk sebuah produk. Kemasan yang dirancang dengan
baik dapat menciptakan nilai tambah dan promosi. Pelabelan bisa jadi etiket
sederhana yang ditempel pada produk atau grafik yang secara cermat didesain
sebagai bagian dari kemasan. Label tersebut bisa hanya memuat nama merek atau
informasi yang banyak. Pengemasan dan pelabelan berguna untuk menunjukkan
ciri khas produk yang di pasarkan, konsumen akan lebih tertarik membeli produk
dengan kemasan dan pelabelan yang bagus, dibandingkan dengan produk tanpa
kemasan.
2.7.
pemasaran,
seperti
pasar,
konsumen,
kesan,
pesaing,
(promosi)
adalah
upaya
untuk
memberitahukan
atau
10
sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Tiga bentuk
perencanaan :
a) Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan semacam ini menjangkau
waktu sekitar 20-30 tahun kedepan.
b) Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu
sekitar 3-5 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah
menjadi beberapa kali pelaksanaan perencanaan jangka menengah.
c) Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan waktu ini akan menjangkau
watu paling lama satu tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan rinci.
2.4.7 Aspek Sumber Daya Manusia
(Umar,2009) Studi aspek sumber daya manusia bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan
layak dari ketersediaan SDM. Analisis jumlah karyawan yang dibutuhkan,
penentuan deskripsi pekerjaan, produktivitas kerja, program pelatihan dan
pengembangan, penentuan prestasi kerja dan konpensasi, perencanaan karier,
keselamatan dan kesehatan kerja dan mekanisme PHK.
(Simamora,2004)
Manajemen
sumber
daya
manusia
adalah
11
studi kelayakan bisnis. Misalnya: PDB, investasi, inflasi, kurs valuta asing, kredit
perbankan, aggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar
negeri.
Aspek sosial, hendaknya bisnis memiliki manfaat-manfaat sosial yang
hendaknya diterima oleh masyarakat seperti :
a) Membuka lapangan kerja baru
b) Meningkatkan mutu hidup
c) Melaksanakan alih teknologi (peningkatan skill pekerja)
d) Pengaruh positif, semakin baiknya lingkungan fisik seperti jalan, jembatan
dan lingkungan psikis mereka.
diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu
produk, baik itu produk barang atau jasa.
2.6.7 Aspek Finansial
Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal)
dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing
sumber dana yang dipakai dalam investasi. Aspek finansial merupakan suatu
gambaran yang bertujuan untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk dijalankan
atau tidak dijalankan dengan melihat dari beberapa indikator yaitu keuntungan,
R/C Ratio, Break Event Point (BEP) dan Payback Period (PP) yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Keuntungan suatu perusahaan didapatkan dari hasil penjualan produk setelah
dikurangi
dengan
biaya-biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
12
4. BEP (Break Event Point) analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai
batas mana usaha yang dilakukan bias memberikan keuntungan atau pada
tingkat tidak rugi dan tidak untung. Estimasi ini digunakan dalam kaitannya
antara pendapatan dan biaya.
2.7.7 Analisis Kriteria Investasi
Menurut Umar,(2009) studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu
menganalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi. Beberapa kriteria
investasi yang digunakan untuk menentukan diterima atau tidaknya sesuatu
usulan usaha sebagai berikut :
1. Net Present Value (NPV) merupakan ukuran yang digunakan untuk
mendapatkan hasil neto (net benefit) secara maksimal yang dapat dicapai
dengan investasi modal atau pengorbanan sumber-sumber lain. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yag diperoleh selama umur
ekonomi proyek. Proyek dinyatakan layak dilaksanakan jika nilai B/C Rasio
yang diperoleh lebih besar atau sama dengan satu, dan merugi dan tidak
layak dilakukan jika nilai B/C Rasio yang diperoleh lebih kecildari satu.
2. Net Benefit/ Cost Ratio, perbandingan antara present value dari net benefit
positif dengan present value dari net benefit negative. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui berapa besarnya keuntungan dibandingkan dengan
pengeluaran selama umur ekonomis proyek.
3. IRR (Internal Rate of Return) merupakan tingkat suku bunga yag dapat
membuat besarnya nilai NPV dari suatu usaha sama dengan nol (0) atau
yang dapat membuat nilai Net B/C Ratio sama dengan satu dalam jangka
waktu tertentu.
2.8.7 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dapat digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian
yang peka memerlukan pengawasan yang lebih ketat untuk menjamin hasil yang
diharapkan akan lebih menguntungkan perekonomian. Membantu menemukan
variabel (unsur) input atau output yang sangat berpengaruh dalam proyek
sehingga dapat menentukan hasil usaha dan juga dapat membantu mengarahkan
perhatian orang pada unsur input atau output yang penting untuk memperbaiki
perkiraan dan meperkecil bidang ketidakpastian.
13
mengungkapkan bahwa apabila ditinjau dari segi berbagai aspek kelayakan usaha
layak untuk dilaksanakan, Usaha Indera Jaya layak untuk diberikan kredit sebagai
modal usaha dari pihak perbankan, yang berdasarkan pada laporan keuangan
(laporan laba rugi dan neraca) pada tahun 2008 dan juga hasil perhitungan rasio
keuangan. Didapatkan nilai NPV 175.781.905,- . Nilai Net B/C sebesar 1,53 dan
IRR 32,97 persen pertahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha
ini layak untuk dilakukan.
Zakaria
(2010),
melakukan
penelitian
Studi
Kelayakan
Bisnis
Pengembangan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Pada Usaha Perseorangan Boss
Farfum Bogor. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan usaha dan
pengembangan usaha dengan menggunakan analisis usaha. Hasil dari analisis
kelayakan pada aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi dan aspek
manajemen dan operasional menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk
dilaksanakan. Sedangkan hasil analisis aspek financial menunjukkan nilai NPV
positif (Rp. 57.494.38 5,-), nilai IRR 21 persen dimana nilai ini lebih besar dari
nilai suku bunga pinjaman yang diigunakan (13 %), Net B/C 1,24, BEP
Rp.391.161.287,- dan PBP 1,12 tahun yang bearti usaha ini sudah dapat menutupi
biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua perhitungan pada
analisis finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.
Muhamadjen (2008), menganalisis kelayakan Usaha Kapsul Ekstrak Di
Taman Sringanis Bogor (Kasus Untuk Esktrak Pegagan dan Sambiloto).
Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan usaha dan pengembangan
usaha dengan menggunakan analisis usaha dan swiching value, usaha kapsul
ekstrak pegagan dan sambiloto ini di taman sringanis secara finansial layak
dilakukan. Hasil analisis kelayakan usaha tersebut menunjukkan nilai NPV
sebesar Rp. 319.479.932,09 artinya nilai ini lebih besar dari nol bearti usaha
14
kapsul ekstrak pegagan daan sambiloto di taman sringanis masih layak untuk
dilaksanakan. IRR sebesar 31.07 persen, dibandingkan dengan tingkat diskonto
berlaku saat ini 16 % maka dari tingkat pengembalian modal usaha rumah jamu
ini layak dilaksanakan. NCBR sebesar 1.97 artinya setiap pengeluaran biaya
sebesar Rp.1,00 akan memberikan keuntungan Rp. 1,97.
III.
3.1.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
operasional, aspek pasar dan pemasaran, serta aspek finansial atau keuangan.
Studi kelayakan bisnis dapat memberikan masukan mengenai target atau
pencapaian yang harus diwujudkan untuk mempertahankan kegiatan usaha yang
didirikan agar tetap berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Saat ini usaha
minyak angin aromatherapy sudah mulai banyak bermunculan dengan berbagai
merek dagang baru yang terdapat diberbagai toko di pasaran. Hal ini
menyebabkan persaingan yang harus dihadapi oleh UKM Marun Aromaterapi
untuk bisa bertahan dan bersaing dalam menjalankan usahanya.
Hal tersebut disadari dengan keinginan dari UKM Marun Aromaterapi untuk
membuat atau melakukan sebuah studi kelayakan usaha pada produksi minyak
angin aromatherapy yang dijalankan. Adapun harapan yang diharapkan dari
dibuatnya sebuah analisis tentang kelayakan usaha pada pendirian produksi
minyak angin aromatherapy merek dagang Flosh adalah agar dapat menimbulkan
rasa optimis dan rencana pengembangan usahanya kedepan, strategi yang akan
dilakukan untuk memajukan usaha produksi minyak angin aromatherapy merek
Flosh ini dimasa yang akan mendatang dan bermanfaat sebagai pedoman bagi
UKM Marun Aromaterapi untuk memperbaiki usahanya ke depan, sehingga dapat
memberikan kontribusi positif terciptanya usaha minyak angin aromatherapy
merek Flosh dalam memenuhi permintaan produknya di pasaran. Kerangka
pemikiran dalam penelitia ini dapat dilihat pada Gambar 1.
16
Marun Aromaterapi
Kelayakan
Usaha
Tidak Layak
Aspek Keuangan
Aspek
Manajemen
dan Hukum
(Yuridis)
1. SIUP
2. NPWP
Aspek pasar
1.Potensi
Aspek
Finansial
Pasar
1. IRR, NPV,
2. Strategi
2. BEP,PP,PI
Pemasaran
3. Sensitivitas
Layak
Tidak Layak
3. LEGAL
Layak
Evaluasi
Evaluasi
Pengembangan Usaha
17
3.2.
yang
meliputi :
1.Wawancara :
Pihak-pihak yang diwawancarai terutama adalah manajemen bagian produksi,
keuangan, pemasaran serta pihak lain yang berhubungan langsung dengan UKM
ini, guna memperoleh data primer ini akan diambil bentuk wawancara tidak
terstruktur dengan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga memberikan
keleluasaan bagi responden untuk memberi pandangan secara bebas dan
memungkinkan peneliti untuk mengajukan perntanyaan secara mendalam.
2. Observasi
Melihat secara langsung obyek yang akan diteliti terutama terhadap praktekpraktek yang dilakukan perusahaan.
3. Studi literatur dan kepustakaan
Bertujuan untuk dapat menganalisa secara teoritis terhadap masalah-masalah yang
berhubungan dengan penulisan dengan membaca skripsi, studi kepustakaan
dilakukan dengan membaca berbagai text book, jurnal jurnal pemasaran, artikel
artikel yang relevan, sumber-sumber lain guna memperoleh data sekunder.
3.4.
diolah dan dianalisis. Analisis diawali dengan mengidentifikasi apa saja yang
menjadi faktor internal dan eksternal dari lingkungan perusahaan pada Marun
18
Aromaterapi. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis usaha berdasarkan nilai IRR, PI, NPV, BEP, PP, R/C Ratio dan analisis
sensitivitas.
1. Break Even Point (BEP)
Penentuan titik impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan
pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Penentuan
titik impas dengan pendekatan grafis dilakukan dengan cara mencari titik
potong antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu
grafik yang disebut grafik impas. Penentuan titik impas dengan teknik
persamaan dapat dilakukan dengan dua cara yakni sebagai berikut:
a. Laba adalah sama dengan pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya atau
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Y = cx bx a(1)
Keterangan :
Y : Laba
a : Biaya tetap
b : Biaya variabel per satuan
c : Harga jual per satuan
x : Jumlah produk yang dijual
b. Persamaan dinyatakan dalam bentuk laporan rugi laba dengan metode variabel
costing, persamaan tersebut berbentuk sebagai berikut:
Y = cx bx a.........(2)
Keterangan :
Y : Laba bersih
a : Biaya tetap
bx : Biaya variabel
cx : Pendapatan penjualan
2. Payback Period (PP) : Nilai Investasi
x 1 tahun .(3)
19
.............................................................(4)
Keterangan :
o
Bt =
Ct =
n =
t =
Apabila dalam perhitungan NPV diperoleh lebih besar dari nol atau
positif, maka proyek yang bersangkutan diharapkan menghasilkan tingkat
keuntungan, sehingga layak untuk diteruskan. Jika nilai hasil bersih lebih kecil dari
nol atau negatif, maka proyek akan memberikan hasil yang lebih kecil dari pada
biaya yang dikeluarkan atau akan merugi (ditolak).
4. Internal Rate of Return dari suatu investasi adalah suatu nilai tingkat bunga
yang menunjukan bahwa nilai sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah
seluruh ongkos investasi proyek. IRR dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
.(5)
Keterangan :
I positif
I negatif
NPV positif
NPV negatif
Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku
(IRR>1), maka suatu perencanaan proyek dinyatakan layak untuk dilanjutkan,
dan sebaliknya jika IRR<1, maka proyek ditolak.
5. Analisis Net B/C bertujuan untuk mengetahui beberapa besarnya keuntungan
20
(6)
Keterangan :
Net B/C 1 : usaha layak dilaksanakan
Net B/C < 1: usaha tidak layak dilaksanakan
3.5.
Asumsi
1. Usaha yang dilakukan adalah usaha mandiri. Dimana Marun
Aromaterapi membeli
21
10. Harga seluruh input dan selama masa penelitian di asumsikan tetap
(harga bahan baku tahun 2011) dan perubahan yang terjadi
diperhitungkan dalam analisis sensitivitas.
11. Informasi
perubahan
(kenaikan/penurunan)
harga
pada
analisis
0 %,
IV.
4.1.
23
diserap oleh
24
Aromaterapi, sehingga tidak dikenakan pajak penghasilan bagi wajib pajak badan
usaha.
Lahan dan lokasi yang dipergunakan untuk kegiatan produksi oleh Marun
Aromaterapi telah memiliki legalitas hukum yang jelas. Karena dengan
dimilikinya Surat Izin Pendirian Bangunan, dan telah memiliki surat PBB (Pajak
Bumi dan Bangunan).
4.3.2 Aspek Teknikal
Aspek teknikal membicarakan mengenai bagaimana cara Marun
Aromaterapi mengelola kegiatan produksi baik alur produksi, peralatan yang
digunakan, kapasitas produksi, pengawasan kualitas, letak pabrik beserta tata letak
peralatan. Kegiatan produksi saat ini masih berada di Jln. Cimanggu Kecil
RT.01/11 Komp.Puslitbang Kav CC-3 Bogor, karena lokasi saat ini masih
menyatu dengan rumah tinggal, sehingga direncanakan pembuatan pabrik baru
yang khusus yang akan digunakan untuk proses produksi akan dipindahkan ke
lokasi baru yang mana bagunan pabrik baru ini, baru akan bisa digunakan dalam
jangka waktu 2-3 bulan kedepan. Pembuatan pabrik secara khusus juga menjadi
harapan Marun Aromaratepi untuk mendapatkan izin dari Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM), karena diantara syarat untuk mendapatkan izin
BPOM sendiri harus memiliki tata letak peralatan mesin produksi, memiliki
kamar mandi karyawan pria dan wanita secara khusus. Penataan tata letak
peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi dikelompokkan berdasarkan
jenis pekerjaannya. Pengelompokkan peralatan dilakukan sesuai dengan alur
proses produksi minyak angin aromatik, sehingga akan mempermudah para
pekerja untuk mengambil bahan kerjaannya dan menyalurkannya setelah selesai
untuk tahap proses selanjutnya. Peralatan yang digunakan untuk produksi sudah
bagus, terlihat dengan adanya mesin pengaduk bahan baku utama, sedangkan
peralatan pengisian minyak angin kedalam botol masih sederhana karena belum
menggunakan mesin, tetapi masih menggunakan alat Gelas Ukur dan Suntikan
yang dibuat sedemikian rupa yang berfungsi untuk memasukan minyak angin ke
dalam botol yang memerlukan perlakuan khusus. Dalam pencatatan transaksi
untuk pembelian dan penjualan yang dilakukan di catat dalam buku berisi kolom
nama barang, jumlah, dan harga yang selanjutnya akan di input kedalam komputer
25
26
Penimbangan
(menggunakan alat timbang dan gelas ukur)
Pencampuran/ Pengadukan
(dilakukan di dalam drum, botol, alat pengaduk stirer)
Feeling
(menggunakan feeler manual)
Penyimpanan
Pengemasan
(packaging)
27
umumnya,
kalangan
menengah
keatas,
terutama
yang
28
29
2. Harga
Harga yang ditetapkan oleh Marun Aromaterapi untuk setiap botol 8
ml yang berupa kemasan roll on adalah Rp 18.000,-. Penentuan harga
jual eceran tersebut, berdasarkan pada biaya penggunaan bahan baku,
upah tenaga kerja, dan keuntungan yang ingin didapatkan. Harga untuk
distributor yang diberikan sebesar Rp 10.300,- perbotol, dengan
ketentuan dan kesepakatan yang di tandatangani oleh kedua pihak
dengan surat perjanjian hitam diatas putih. Pengambilan jumlah
minimal untuk distributor sendiri adalah 30 lusin perbulan. Sedangkan
harga agen telah ditetapkan sebesar Rp.12.600,- perbotol dengan
pengambilan minimal pembelian 3 lusin perorder. Harga titip jual pada
toko dan outlet yang melakukan kerja sama dengan UKM Marun
Aromaterapi juga sebesar Rp 12.600,- /botol. Harga yang diberikan
tersebut belum termasuk ongkos kirim barang dari pabrik ke lokasi
masing-masing konsumen diluar kota Bogor. Strategi harga yang
dilakukan oleh Marun Aromaterapi adalah dengan tidak mengambil
keuntungan yang besar dalam kegiatan usahanya sehingga perputaran
modal usaha berjalan lancar dan perusahaan diharapkan akan bisa
melakukan produksi dengan jumlah yang lebih besar jika ada
permintaan lebih.
3. Distribusi
Saluran distribusi produk minyak angin aromatherapy pada UKM
Marun Aromaterapi dilakukan secara langsung untuk wilayah Kota
Bogor, dan menggunaka fasiltas kargo untuk pengiriman wilayah luar
Bogor seperti jasa TIKI, POS, Bus, Dakota dan jasa pengiriman barang
lainnya. Biaya kirim barang untuk luar kota Bogor sepenuhnya
ditanggung oleh pembeli produk ini. Namun UKM Marun siap
membantu memberikan referensi kargo dengan tarif kirim termurah
ataupun mengirim barang melalui referensi yang diberikan oleh
konsumen. Pembayaran dapat dilakukan setelah barang diterima oleh
pelanggan yang sudah melakukan kerja sama dengan modal
kepercayaan sebelumnya. Sedangkan bagi pelanggan baru, harus
30
31
Bagian produksi
Bagian keuangan
Bagian pemasaran
Karyawan
Karyawan
Karyawan
32
Keuntungan
Jumlah
Pendiri
40 %
5 orang
Pelaksana
45%
5 orang
Pemodal
15%
3 orang
gaji
kepada
karyawan
dihitung
berdasarkan
tingkat
kedatangannya ketempat kerja yaitu diberikan konpensasi sebesar 30.000,perhari. Dalam seminggu terdapat 4 hari kerja. Jam kerja dimulai dari pukul 08.00
hingga pukul 16.00 WIB tiap harinya. Sedangkan gaji untuk satu orang apoteker
untuk Marun Aromaterapi diberikan sebesar 1.500.000,- perbulan. Keberadaan
apoteker sendiri adalah hal wajib yang harus dipenuhi sebagai persyaratan
dikeluarkannya izin BPOM. Selain pemberian upah kerja, UKM Marun
Aromaterapi juga memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada setiap
pekerjanya sebesar 500.000,- dan diberikan bantuan biaya pengobatan apabila ada
pekerja yang sakit.
4.3.5 Aspek Lingkungan
Usaha pembuatan minyak angin aromatherapy yang dilakukan oleh Marun
dapat dikatakan turut serta membantu perekonomian masyarakat sekitar, hal
tersebut tercemin dari penggunaan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan
pabrik. Selain itu, limbah yang dihasilkan dari sisa produksi minyak angin tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan, karena sebagian besar bahan baku
tersebut habis terpakai.
4.3.6 Aspek Keuangan
Aspek keuangan bertujuan untuk menentukan perkiraan besarnya dana
yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha produksi minyak angin aromatherapy
33
usaha
pembuatan
minyak
angin
Marun
Aromaterapi
menggunakan data tahun 2011 yang dipergunakan sebagai dasar untuk membuat
perhitungan analisis usaha dari tahun ke 1 sampai tahun ke 3.
Berdasarkan data tahun 2011, total nilai investasi (tempat usaha dan
peralatan) adalah sebesar Rp. 217.015.000.000,-. Total biaya tetap yang
dikeluarkan sebesar Rp. 37.760.000,-. Total biaya variabel yang dikeluarkan
adalah sebesar Rp.
setelah pajak adalah sebesar Rp. 296.583.667,-. Pesanan minyak angin yang
diterima Marun dari konsumen sebanyak 3000 botol dengan nilai sebesar Rp.
518,400,000,-. Analisis usaha proyeksi pendapatan minyak angin Marun tahun
2011 dapat dilihat pada Lampiran 7.
Proyeksi analisis usaha pembuatan minyak angin Marun Aromaterapi dari
tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-3 dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan tabel proyeksi analisis usaha pembuatan minyak angin Marun
Aromaterapi dalam jangka waktu selama 3 tahun, maka didapatkan nilai R/C
ratio, nilai Break Even Poin (BEP) dan nilai Payback Period yang tersaji pada
Tabel 4.
Tabel 3. Proyeksi Analisis Usaha Pembuatan Minyak Angin Marun
Keterangan
Tahun ke
1
Produksi(btl)
36.000
39.240
42.772
18.000,-
18.000,-
18.000,-
8000,-
8.400,-
8.820,-
Penerimaan
648.000.000,-
706.320.000,-
769.896.000,-
Pengeluaran
288.000.000,-
329.616.000,-
377.249.040,-
Keuntungan
360.000.000,-
376.704.000,-
392.646.960,-
Harga (btl)
Biaya prod/btl
34
Tabel 4. Nilai R/C ratio, Break Even Poin (BEP), dan Payback Period
Keterangan
Nilai
R/C ratio
247.577.163,-
BEP (nilai)
113.149.038,-
BEP
Payback
(produk)
Period
6286
1.25 tahun
Jumlah (Rp.)
A. Aktiva
Bangunan Pabrik dan Instalasi
210.000.000,-
Tanah
207.000.000,-
Etalase
5.000.000,-
Peralatan
7.015.000,-
Perlengkapan
8.9 00.000,-
Perizinan
1.000.000,-
438.915.000,-
B.Modal Kerja
Bahan Baku Produksi
32.000.000,-
Biaya kemasan
10.000.000,-
23.360.000,-
200.000,65.560.000,504.575.000,-
35
usaha ini adalah Rp. 504.575.000,- terdiri dari kebutuhan investasi tahun ke nol
Rp. 438.915.000,- dan perkiraan modal kerja Rp. 65.560.000,-.
Bahan baku produksi terdiri dari alkohol, bahan baku utama (Menthol,
Methyl Salicylate, Camphor, Essential Oils, Fragrances, Carrier ), dan botol.
Sedangkan kemasan yang digunakan adalah kemasan plastik berlogo agar dapat
digunakan sebagai salah satu sarana promosi. Biaya lainlain terdiri dari biaya
tagihan listrik, air, telepon dan penyusutan. Perhitungan biaya penyusutan dapat
dilihat dalam Lampiran 2. Sumber pendapatan untuk usaha produksi minyak
angin Marun Aromaterapi seluruhnya berasal dari modal sendiri. Bangunan rumah
merupakan tempat yang dimiliki keluarga pemilik yang sengaja dijadikan untuk
melakukan usaha ini. Pendapatan yang akan diterima dari hasil penjualan produk.
Pada tahun pertama Marun Aromaterapi ditargetkan mampu menjual 36.000 botol
minyak angin aromatherapy. Hal itu berarti dalam satu bulan Marun Aromaterapi
dapat menjual 3000 botol minyak angin. Seluruh penjualan tersebut diperkirakan
akan naik 9 persen pada tahun berikutnya. Dengan harga modal
yang
Nilai
Rp. 659,100,84579,50%
2.50
Rp. 113.149.038,1.25 tahun
36
1) NPV
Kriteria NPV didasarkan atas konsep pendiskontoan seluruh arus kas ke
nilai sekarang. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai NPV untuk
Marun Aromaterapi adalah Rp. 659.100.845-. Nilai tersebut merupakan
penerimaan kas bersih yang diterima usaha UKM minyak angin Marun
Aromaterapi selama lima tahun periode analisis. Dari data tersebut
didapatkan nilai positif yang menunjukkan bahwa nilai arus kas masuk
lebih besar daripada nilai kas keluar, sehingga usaha produksi minyak
angin aromatherapy ini layak untuk dilanjutkan.
2) IRR
Menurut Rangkuti (1997), IRR adalah suatu metode untuk mengukur
tingkat investasi. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai IRR dari
Marun Aromaterapi 79.50 persen, nilai ini lebih besar dari nilai suku
bunga pinjaman yang digunakan dalam perhitungan (14 persen). Hal ini
berarti, tingkat pengembalian yang hasilkan dari investasi pada
pengembangan usaha ini lebih besar nilainya dibandingkan tingkat
pengembalian yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan pada bank.
Dengan demikian, kriteria untuk usaha produksi minyak angin dapat
dinilai layak.
3) NET B/C
Net B/C atau Rasio Keuntungan/Biaya sama dengan Profitability index
(PI) menunjukkan kemampuan menghasilkan laba per satuan niali
investasi. Hasil perhitungan untuk Marun Aromaterapi menunjukkan nilai
2.50. Nilai ini berarti perbandingan penerimaan dari usaha lebih besar
daripada jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, atau
dengan kata lain usaha produksi minyak angin aromatherapy akan
mendapatkan tambahan penerimaan Rp 2.50 dari setiap pengeluaran Rp.
1,00 dan karena nilai Net B/C ini lebih besar dari 1 (PI > 1), maka usaha
Marun Aromatrapi ini layak untuk dilanjutkan.
4) BEP
BEP merupakan suatu keadaan dimana pendapatan usaha mencapai titik
impas,
artinya
tidak
mengalami
keuntungan
maupun
kerugian.
37
maka
usaha
p
38
dilakukannya
analisis
sensitivitas
pada
usaha
investasi
produksi
minyak
setelah
angin
investasi setelah dilakukannya
analisis sensitivitas pada usaha produksi minyak angin aromatherapy Marun
dapat dilihat pada Tabel 7.
39
investasi setelah dilakukannya analisis sensitivitas pada usaha produksi
minyak angin aromatherapy Marun dapat dilihat pada Tabel 7.
a)
investasi setelah dilakukannya analisis sensitivitas
pada usaha produksi minyak angin aromatherapy Marun dapat dilihat pada Tabel
7.
40
investasi setelah
dilakukannya
analisis
sensitivitas
pada
usaha
produksi
minyak
angin
Kriteria
Sebelum
Setelah
Setelah
Investasi
Kenaikan
Kenaikan (9%)
Kenaikan (10%)
NPV
Net B/C
IRR
659.100.845
1.941.335
(1.212.221)
2.50
1.06
0.96
79.50
23.10
18.05
41
Kriteria
Sebelum
Setelah Penurunan
Setelah
Investasi
Kenaikan
(20%)
Penurunan (21%)
NPV
Net B/C
IRR
659.100.845
574,687
(912,746)
2.50
1.02
0.97
79.50
20.92
18.53
42
jual sebesar 7 persen, dimana menghasilakan nilai NPV sebesar (2,163,582) nilai
Net B/C sebesar 0.93, dan nilai IRR sebesar 16.52. Nilai kriteria investasi setelah
dilakukan analisis sensitivitas pada usaha pembuatan miinyak angin Marun dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi Akibat Kenaikan Harga
Bahan Baku Dan penurunan Harga Jual Produk
No
Kriteria
Sebelum
Setelah
Setelah
Investasi
Kenaikan
Naik/Turun
Naik/Turun
(6 % / 6%)
(7%/7%)
659.100.845
2,477,408
(2,163,582)
NPV
Net B/C
2.50
1.08
0.93
IRR
79.50
23.95
16.52
Kesimpulan
a.
Hasil analisis kelayakan pada aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan
teknologi dan aspek manajemen dan operasional menunjukkan bahwa usaha
minyak angin ini layak untuk dilaksanakan.
b. Berdasarkan hasil analisis aspek finansial menunjukkan nilai NPV positif (Rp.
659.100.845,-), nilai IRR 79.50 persen dimana nilai ini lebih besar dari nilai
suku bunga pinjaman yang digunkan (14 persen), Net B/C 2.50, BEP Rp.
113.149.038,-, dan PBP 1.25
menutup biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua hasil
perhitungan pada analisis finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak
untuk dijalankan.
c. Kenaikan harga bahan baku yang masih dapat ditoleransi oleh Marun
Aromaterapi adalah 9 persen, dimana akan menghasilkan nilai NPV sebesar
1.941.335, nilai Net B/C sebesar 1.06, dan nilai IRR sebesar 23.10. Penurunan
harga jual sebesar 20 persen, usaha pembuatan minyak angin aromatherapy
43
Marun masih layak untuk dilakukan. Nilai NPV yang didapatkan sebesar
574.687, nilai Net B/C sebesar 1.02 dan nilai IRR sebesar 20.92. Nilai
kenaikan harga bahan baku dan penurunan harga jual produk usaha Marun
Aromaterapi masih layak untuk dijalankan adalah sebesar 6 persen dan 6
persen. Nilai NPV sebesar 2.477.408, nilai Net B/C sebesar 1.08, dan nilai
IRR sebesar 23.95.
2.
Saran
Sebaiknya UKM Marun ini mempromosikan produknya lebih intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren. 1985. Mengkaji Manfaat Minyak Atsiri. Edisi pertama. Indeks Jakarta.
Kotler,P.2004. Manajemen Pemasaran (Sudut Pandang Asia). Edisi Ketiga.
Indeks Jakarta.
Moore,C.2008. Kewirausahaan (Manajemen Usaha Kecil). Salemba Empat.
Jakarta.
Muhamadjen,E. 2008. Analisis Kelayakan Usaha Kapsul Ekstrak Di Taman
Sringganis Bogor. Skripsi pada Depertemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi
dan Manajemen. Insitut Pertanian Bogor, Bogor .
Porter,M.2009. Keunggulan Bersaing. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rangkuti,F.1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21). PT.Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi III. Yogyakarta.
Umar,H.2009. Studi Kelayakan Bisnis. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yulianto, A. 2009. Analisis Pengembangan Usaha dan Kredit Usaha Pembuatan
Sandal Wanita (Studi Kasus Pengrajin Sandal Wanita Indra Jaya Ciomas
Bogor). Skripsi pada Depertemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Zakaria,M. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan Usaha Isi Ulang
Minyak Wangi Pada Usaha Perseorangan Boss Farfum, Bogor. Skripsi
pada Depertemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Insitut
Pertanian Bogor, Bogor .
http://grosir-sipfarma.com [2 April 2010]