Anda di halaman 1dari 3

Hasil Pumpung Hai Pakat dayak 2014 di Palangka Raya

HASIL
PUMPUNG HAI PAKAT DAYAK
PALANGKA RAYA, 2 OKTOBER 2014

I.
1.

PENDAHULUAN
Setelah mendengar dan menyimak paparan, dari:

a. Agustin Teras Narang, Presiden MADN/Gubernur Kalimantan Tengah, sebagai


keynote speaker dengan topik: Pengakuan dan Perlindungan Wilayah Adat dan
Masyarakat Hukum Adat
b.

Siun Jarias: Pedoman Peradilan Adat Dayak Kalimantan Tengah

c.

Simpun Sampurna: Apa yang diperjuangkan oleh Masyarakat Adat

d. Suwido Limin : Draf Pergub. Tentang Masyarakat Hukum Adat dan Wilayah
Adat dan Konsep Kalteng Harikas.
e.

Sabran Achmad: Perjuangan Pemisahan Provinsi Kalimantan Tengah

f.

KMA. M. Usop : Harmonisasi Perjuangan Pakat Dayak

g.

Lewis KDR : Filosofi Kehidupan Masyarakat Dayak

2.

Pendapat dan saran dari peserta Pumpung Hai.

II.

HASIL-HASIL PUMPUNG HAI.

1.
Pumpung Hai menyepakati pengertian Masyarakat Hukum Adat dan
Lembaga Adat, sebagai berikut:
a. Bahwa Masyarakat Hukum Adat Dayak, adalah sekelompok orang yang secara
turun-temurun bermukim di wilayah georafis tertentu di negara Indonesia,
karena mempunyai ikatan pada asal usul leluhur, hubungan yang kuat dengan
tanah, wilayah, sumber daya alam, memiliki tatanan pemerintahan adat dan
tatanan hukum adat di wilayah adatnya.
b. Lembaga Adat Dayak adalah suatu organisasi yang tumbuh dan
berkembang pada masyarakat hukum adat Dayak untuk mengatur, mengurus,
dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan sesuai dengan Hukum
Adat.
2. MADN, DAD dan kelembagaan Adat Dayak lainnya bekerjasama untuk
memperjuangkan perlindungan dan pengakuan terhadap Hak Masyarakat Adat.
Upaya-upaya tersebut antara-lain:
a.
Mendorong pelaksanaan keputusan Mahkamah Konstitusi tentang Hutan
Adat.

b. Mendorong pengesahan UU tentang Pengakuan dan Perlindungan HakhakMasyarakat Adat.


c. Agar mempercepat rehabilitasi dan revitalisasi lahan ex PLG sejuta ha,
sesuai dengan master plan yang ada.
d.

Mendorong percepatan pembentukanWilayah Adat dan Hutan Adat.

e. Menciptakan upaya pemberdayaan suku Dayak dalam bidang ekonomi,


politik, sosial, budaya dan pertahanan, kebudayaan dan kearifan lokal.
f. Melakukan percepatan untuk melakukan inventarisasi, identifikasi, pemetaaan,
pematokan dan pembuatan Surat Keterangan Tanah Adat dan Hutan Adat di
Kalimantan Tengah.
3.
Bahwa 96 Pasal Hukum Adat Dayak Kalimantan Hasil Pakat Damai
Tumbang Anoi 1894 yang disingkat sebagai : HADAT 1894, ditetapkan sebagai
Dasar Hukum Adat Dayak di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Tengah dan
menjadi acuan Hukum Adat di masing-masing anak/sub anak suku Dayak.
4.
Sepakat menjadikan bahasa Dayak Ngaju sebagai Bahasa pemersatu
(Lingua Franca) bagi masyarakat di Kalimantan Tengah sebagai wujud eksistensi
masyarakat Hukum Adat Dayak (Gerakan Harajur Hapan Kutak Itah).
5.
Sebagai bukti keberadaan Masyarakat Hukum Adat Dayak, telah
ditetapkan:
a.
Perda 16 Tahun 2008 Tentang Kelembagaan Adat Dayak di Provinsi
Kalimantan Tengah, dan perubahannya
b.

Pergub 13 Tahun 2009 Tentang Hak-Hak Adat atas Tanah dan di atas Tanah

c.

Pedoman Peradilan Adat Dayak di Kalimantan Tengah.

6.
Untuk mendorong Masyarakat Hukum Adat Dayak menuntut hak-hak
adat, maka:
a.
Telah dibentuk Forum Kelompok Tani Dayak Misik dengan target 5 (lima)
hektare/KK yang disertai dengan Sertifikat Hak Milik.
b.
Mewajibkan setiap Komunitas Adat untuk melakukan percepatan
pembentukan Wilayah Adat.
c.
Mewajibkan setiap Komunitas Adat melakukan pemetaan atas Hutan Adat
yang terdapat di Wilayah Adat, dengan luas minimal 5 (lima) hektar per
komunitas adat.
7.
Untuk mengokohkan dan melestarikan semangat HADAT 1894 dan budaya
luhur masyarakat Dayak maka dilakukan Perjanjian Antar Generasi.
8.
Agar Masyarakat Hukum Adat Dayak menjadi subyek dalam proses
pembangunan maka diperlukan Perda dan Pergub tentang Masyarakat Hukum
Adat dan Wilayah Adat.
9.
Untuk menjaga integritas dan netralitas perangkat peradilan adat dalam
menjalankan tugas dan fungsinya maka dibutuhkan Majelis Kehormatan
Peradilan Adat (MK Peradilan Adat) pada tingkat Kabupaten dan Provinsi, yang

dalam hal tertentu (konflik lahan, penerbitan SKTA) harus terlibat aktif dalam
pengambilan keputusan.
10. Mengantisipasi perkembangan IPTEK-SOSBUD, Masyarakat Adat Dayak wajib
dan harus meningkatkan ilmu, pengetahuan dan keterampilan untuk berperan
dalam pembangunan segala bidang.
11. Masyarakat Adat Dayak wajib memegang dan melaksanakan 3 (tiga) filosofi
hidup Batang Haring Hatungku Tungket Langit, yaitu Kayu Ngambalang Nyahu
(hubungan dengan Tuhan), Kayu Erang Tingang (hubungan dengan adat istiadat,
peraturan dan perundang-undangan) dan Kayu Pampang Saribu (hubungan
dengan Ilmu Pengetahuan).
12.
Masyarakat Adat Dayak wajib mengingat sejarah perjuangan nenek
moyangnya, agar generasi berikutnya tidak keluar dari cita-cita luhur yang telah
ditetapkan di Tumbang Anoi 120 tahun yang lalu.
13. Masyarakat Adat Dayak harus BANGKIT atau HARIKAS untuk berbuat nyata
dan bermanfaat di segala bidang, agar tidak tergantung dengan pihak lain
(Program KALTENG HARIKAS).
14. Selain Tumbang Anoi, Kampung Tumbang Pajangei tanah kelahiran Tambun
Bungai, agar dijadikan Cagar Budaya dan Desa Wisata.
Tumbang Anoi, 3 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai