Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Fraktur patella cukup jarang terjadi, angka kejadiannya mencapai 1 % dari semua
fraktur yang ada. Kejadian tertinggi terutama ditemukan pada usia 20 sampai 50 tahun
dimana laki-laki 2 kali lebih sering mengalami fraktur patella daripada perempuan. Lokasi os
patella yang berada pada daerah subkutan membuatnya rentan terhadap cedera. Fraktur dapat
terjadi akibat dari gaya tekan seperti pukulan langsung, kekuatan dari tarikan mendadak
seperti yang terjadi dengan hyperflexi lutut, atau karena keduanya. Berbagai pola fraktur
yang terjadi, tergantung pada mekanisme cederanya. Berdasarkan pola frakturnya, fraktur
patella dibagi atas fraktur transversal, apex, basal, comminuted, vertikal, dan osteochondral.
Sedangkan berdarakan pola penyimpangan tulangnya dibagi atas displaced dan nondisplaced.1,2
ANATOMI
Patella
Adalah sebuah os sesamoidea, ukuran kira-kira 5 cm, berbentuk segitiga, berada di
dalam tendo (bertumbuh di dalam tendo) m.quadriceps femoris. Dalam keadaan otot
relaksasi, maka patella dapat digerakkan ke samping, sedikit ke cranial dan ke caudal.
Mempunyai facies anterior dari facies articularis; facies articularis lateralis bentuknya
lebih besar daripada facies articularis medialis.
Margo superior atau basis patellae berada di bagian proximal dan apex patellae berada
di bagian distal. Margo medialis dan margo lateralis bertemu membentuk apex patellae.

Articulatio Genu
Dibentuk oleh ujung distal condylus femoris dengan ujung proximal condylus tibiae
dan dengan facies dorsalis patella. Tipe : Condiloidea.

Permukaan persendian dari condylus femoris yang berhadapan dengan tibia berbentuk
konveks; bentuk facies articulus pada ujung condylus tibiae datar dan dilengkapi dengan
suatu fibrocartilago, yang dinamakan meniscus, yaitu meniscus lateralis dan meniscus
medialis. Stabilitas articulus ini tergantung pada ligamentum yang terdapat di situ.
Capsula articularis kuat di bagian dorsal. Di bagian anterior dibentuk oleh tendo
m.quadriceps femoris, yang melekat pada tepi cranial patella dan ligamentum patellae yang
melekat pada tepi caudal patella dan pada tubberositas tibiae. Pada setiap sisi patella capsula
articularis terdiri dari retinaculum patellae mediale at laterate, yang merupakan perluasan dari
m.vastus medialis dan m.vastus lateralis. Retinaculum laterale diperkuat oleh serabut-serabut
dari tractus iliotibialis. Pada kontraksi m.quadriceps femoris capsula articularis dibagian
anterior dan ligamentum patellae menjadi tegang. Ligamentum capsulare pada sisi articulatio
genus meluas (melekat) dari condylus femoris sampai di condylus tibiae.
Ligamentum collaterale tibiale (medial) berbentuk datar dan berada pada bagian
medial capsula articularis. Di bagian cranialis ligamentum ini melekat pada epicondylus
medialis femoris, dan di sebelah caudalis berbentuk lebar, melekat pada condylus medialis
tibiae dan pada bagian cranialis corpus tubiae. Serabut-serabut bagian profunda melekat pada
tepi luar meniscus medialis.
Ligamentum collaterale fibulare (laterale) terletak terpisah daripada capsula
articularis, berbentuk bulat tali dan meluas dari epicondylus lateralis femoris menuju sisi
laterale capitulum fibulae. Bagian posterior capsula articularis mengadakan perlekatan pada
bagian cranial condylus femoris dan fossa intercondyloidea femoris dan pada bagian
proximal tibiae. Suatu perluasan dari capsula articularis, yang dinamakan ligamentum
popliteum arcuatum, mengadakan perlekatan pada capitulum fibulae. Bagian sentral dari
capsula articularis diperkuat oleh ligamentum popliteum obliquum, yang merupakan
perluasan dari tendo m.semimembranosus, dan arahnya cranio-lateral, melekat pada condylus
lateralis tibiae. Bagian tepi dari facies posterior capsula articularis tipis dan ditutupi oleh
capus medial dan caput lateral m.gastrocnemius.

Ligamentum cruciatum terdiri atas sepasang ligamentum yang sangat kuat, melekat
pada tibia dan fibula, berada di dalam capsula articularis, tetapi tetap berada di sebelah
superficialis dari membrana synovialis. Ligamentum ini diberikan nama yang sesuai dengan
tempat origonya pada tibia. Ligametum cruciatum anterius melekat di sebelah ventral
eminentia intercondyloidea tibia, di antara kedua buah meniscus, dan menuju kepada facies
medialis condylus lateralis femoris serta mengadakan perlekatan di tempat ini. Ligamentum
cruciatum posterior mengadakan perlekatan pada tepi posterior permukaan ujung proximal
tibia, berada di antara kedua meniscus, berjalan ke ventral mengadakan perlekatan pada
fecies lateralis condylus medialis femoris.
Meniscus medialis dan meniscus lateralis adalah dua buah fibrocartilago yang
berbentuk cresentic (sebagian dari lingkaran), mengadakan perlekatan pada fecies cranialis
ujung proximal tibia. Pada penampang melintang meniscus berbentuk segitiga. Meniscus
medialis bentuknya lebih besar daripada meniscus lateralis, dengan bagian yang terbuka
meliputi (kaki huruf C) meniscus lateralis.
INNERVASI
Berasal dari tga sumber, yaitu:
1)

n.femoralis, melalui ramus muscularis yang menuju ke m.vastus


medialis;

2)

ramus genicularis yang dipercabangkan oleh n.tibialis dan n.peroneus


communis (n.ischiadicus);

3)

n.obturatorius yang memberikan cabang-cabang yang mengikuti


arteria femoralis menuju ke fossa poplitea.

ETIOLOGI
Fraktur patella dapat disebabkan oleh tekanan langsung atau tidak langsung. Jatuh
terpeleset misalnya dapat menyebabkan terjadinya kontakrsi dari m.quadriceps femoris
sebagai upaya untuk mempertahankan keseimbangan sehingga memungkinkan terjadinya
fraktur. Kegagalan dari os patella menahan beban tarikan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya fraktur transverse patella yang berhubungan dengan robeknya retinaculum medial
dan lateral. Benturan langsung pada patella dapat menyebabkan terjadinya fraktur
longitudinal, stellata, atau cominuted.5
KLASIFIKASI
Tidak ada klasifikasi yang komprehensif untuk menjelaskan semua jenis fraktur
patella. Secara umum, fraktur patella dikategorikan berdasarkan tingkat pergeserannya dan
konfigurasi garis fraktur, tetapi sistem ini mungkin gagal untuk menilai tingkat cedera
permukaan artikular, yang secara signifikan mempengaruhi dampak dari fraktur.5
Klasifikasi fraktur patella dapat dilihat pada tabel dibawah ini:6

DIAGNOSIS
Gejala dan Tanda5
1. Riwayat trauma langsung atau tidak langsung
2. Nyeri tekan atau nyeri saat digerakkan

3. Oedema
4. Pada fraktur patella dengan displaced ditemukan celah pada patella dan fragmen
patella serta kelemahan dalam mengekstensikan kaki melawan gravitasi
5. Pada fraktur non dispalced tidak ditemukan kelainan pada palpasi
Radiologi
Pemeriksaan radiologi meliputi foto x-ray AP, lateral, dan axial. CT Scan, dan MRI.6

Tatalaksana
Penanganan fraktur patella didasarkan pada morfologi frakturnya. Pemilihan penanganan
yang ada meliputi tindakan nonoperatif, tension band wiring, lag screw fixation, patellectomy
parsial, patellectomy parsial dikombinasikan dengan tension band wiring, dan patellectomy
total.6

Komplikasi6
1. Infeksi
2. Fiksasi yang terlepas atau refraktur
3. Kekakuan atau penurunan kemampuan gerak
4. Osteoartritis

5. Ruptur tendo setelah patellectomy

DAFTAR PUSTAKA
1. Patellar fracture, treatment (jurnal)
2. E Medicine
3. Diktat anatomi
4. Atlas Netter
5. Chapman, Michael W.
6. Skeletal Trauma, Basic Science

Anda mungkin juga menyukai