Anda di halaman 1dari 3

JUDUL

Penggunaan rumput Vetiveria zizanioides (L.) Nash untuk detoksifikasi dan fitoremediasi tanah
terkontaminasi fly ash dari pembangkit listrik tenaga uap.
PENULIS
Manosij Ghosh , Jit Paul, Aditi Jana, Arpita De, Anita Mukherjee
University of Calcutta, Kolkata, India
REVIEW
Hasil buangan fly ash (FA) dari pembangkit listrik tenaga uap menyebabkan berbagai
masalah lingkungan dan fitoremediasi dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Dalam
penelitian ini telah ditelti peran akar wangi untuk fitoremediasi FA dan amandemennya.
Akar wangi (Vetiveria zizanioides (L.) Nash) diperoleh dari Central Institute of
Medicinal and Aromatic Plants (CIMAP), Lucknow, India. Sedangkan sampel FA diperoleh dari
tempat pembuangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Kolaghat, Bengal Barat, India.
Sampel FA yang telah dikumpulkan dari tempat pembuangan dikarakterisasi distribusi
ukuran partikelnya dengan mikroskop elektron, sedangkan komposisi logamnya dianalisis
menggunakan spektroskopi serapan atom (AAS).

Gambar 1. Partikel FA dilhat dari mikroskop electron


Tabel 1. Konsentrasi logam berat dalam sampel FA

Setelah karakterisasi yang tepat, sampel FA dicampur dalam berbagai perbandingan


dengan tanah kebun, untuk mendapatkan amandemen yang berbeda (0, 25, 50, dan 100%
konsentrasi FA dalam amandemen). Vetiver ditanam dalam pot tanah tanpa gelas yang
mengandung amandemen dengan lima kali ulangan. Pot tanah tanpa gelas yang digunakan dalam
percobaan ini untuk menirukan kondisi alamiah secara maksimal. Penelitian ini dilakukan dalam
kurun waktu 18 bulan. Perubahan dari kandungan logam berat dalam amandemen, serapan, dan
akumulasi logam dalam vetiver serta perubahan Genotoksisitas amandemen kemudian dianalisis.
Kemampuan phytoextraction dari akar wangi dikaji dengan dua metode yaitu translocation factor
(TF) atau faktor translokasi dan bioaccumulation factor (BF) atau faktor bioakumulasi

Gambar 3. Pengaruh fly ash terhadap akar wangi


Kandungan logam dalam akar dan daun akar wangi dianalisis menggunakan AAS. Faktor
Translokasi dan bioakumulasi (Tabel 2) mengungkapkan serapan logam yang efisien dari oleh
akar wangi. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan akar dari akar wangi yang menyerupai jala
padat dan sangat penting untuk menstabilkan FA.

Tabel 2. Translokasi relatif dan bioakumulasi logam berat oleh akar wangi dalam berbagai
amandemen fly ash-tanah kebun (0, 25, 50, dan 100%); BDL (below detectable
range) atau dibawah jangkauan deteksi

Hasil penelitian menunjukkan penurunan tajam konsentrasi logam berat dalam


amandemen selama periode 18 bulan. Estimasi logam dari amandemen tanah mengungkapkan
penurunan konsentrasi Pb, Cd, dan As. Analisi dengan AAS terungkap bahwa konsentrasi semua
logam yang dianalisis mengalami penurunan. Penurunan kandungan logam berat dapat dikaitkan
dengan penyerapan logam berat oleh sistem akar wangi.
Efek genotoksik amandemen FA-tanah kebun dievaluasi berdasarkan hasil tes Allium
(indeks mitosis, mikronukleus, sel berinti dua, dan penyimpangan kromosom). Formasi sel dan
penyimpangan kromosom berinti dua terdeteksi dalam sel pada semua konsentrasi yang diuji.
Penanda genotoksisitas mengungkapkan penurunan yang signifikan dan menekankan peran
rumput akar wangi dalam mengurangi toksisitas amandemen FA
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa akar wangi mampu meremediasi FA
dengan menstabilkan logam dalam ssem akarnya. Terlepas dari phytostabilization logam di akar,
pengurangan genotoksisitas membuat akar wangi kandidat yang sangat baik untuk perbaikan dan
pemulihan tempat pembuangan FA.

Anda mungkin juga menyukai