Disusun oleh :
Dadali Jarwaly
(0661050132)
Pembimbing :
Dr. Alfred Siahaan, SpA
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan referat yang berjudul
Down Syndrom. Adapun referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak periode
Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Alfred Siahaan, SpA selaku pembimbing saya, dosen-dosen pengajar di bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK UKI, asisten pembimbing, dan juga semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan referat ini. Saya menyadari bahwa referat
ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang dapat membantu dan membangun untuk menyempurnakan di
kemudian hari.
Akhir kata, saya juga mengharapkan semoga referat ini dapat bermanfaat
bagi setiap pembacanya, khususnya untuk para mahasiswa FK UKI.
Penyusun
Tujuan :
Pendahuluan
kelompok helminth (cacing), membesar dan hidup dalam usus halus manusia,
Cacing ini terutama tumbuh dan berkembang pada penduduk di daerah yang
beriklim panas dan lembab dengan sanitasi yang buruk. Terutamanya pada anakanak. Cacing-cacing tersebut adalah cacing gelang, cacing cambuk dan cacing
tambang dan cacing pita.
Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)
dan cacing cambuk / C.kremi (Trichuris trichiura). Cacing sebagai hewan parasit
tidak saja mengambil zat-zat gizi dalam usus anak, tetapi juga merusak dinding
usus sehingga mengganggu penyerapan zat-zat gizi tersebut. Anak anak yang
terinfeksi cacingan biasanya mengalami : lesu, pucat / anemia, berat badan
menurun, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, kadang disertai batuk
batuk.
Pembahasan
antara
60-90%.
Kurangnya
tinggi, terutama
pada anak.
hal-hal
yang
sangat
baik
untuk
berkembangnya
telur
Telur yang dibuahi, besarnya kurang lebih 60x45 mikron dan yang
tidak dibuahi 90x40 mikron. Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang
dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3
minggu. Bentuk infektif ini, bila tertelan oleh manusia, menetas di usus
halus. Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah
atrau saluranlimfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran
darah ke paru. Larva diparu menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding
alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus
dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju faring, sehingga menimbulkan
rangsangan pada faring. Penderita batuk karena rangsangan ini dan larva
akan tertelan ke dalam esofagus, lalu menuju ke usus halus. Di usus halus
larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai
cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2 bulan.1
Patologi dan gejala klinis
Gejala yang timbul pada penderita
dewasa dan larva. Gangguan karena larva biasanya terjadi pada saat berada
di paru. Pada orang yang rentan terjadi perdarahan kecil pada dinding
alveolus dan timbul gangguan pada paru yang disertai batuk, demam dan
eosinofilia. Pada foto toraks tampak infiltrat yang menghilang dalam waktu 3
minggu. Keadaan ini disebut sindrom Loeffler 2. Gangguan yang disebabkan
cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang penderita mengalami gejala
gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare, atau
konstipasi.1
Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi
sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Efek yang serius terjadi bila
cacing-cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus
(ileus).1
Diagnosis
Cara menegakkan diagnosis penyakit adalah dengan pemeriksaan
secara
mikroskopis.
Adanya
telur
dalam
tinja
memastikan
diagnosis
askariasis.2 Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar
sendiri baik melalui mulut atau hidung, maupun melalui tinja.1
Pengobatan
Meskipun beberapa agen kemoterapeutik efektif terhadap askariasis,
belum ada yang memiliki efek pada fase pulmoner infeksi cacing. Pilihan
terapi untuk askariasis gastrointestinal antara lain albendazole (400 mg per
oral, untuk semua usia), mebendazole (100 mg x 2 setelah makan selama 3
hari atau 500 mg sekali per oral untuk semua usia), atau pirantel pamoate
(11mg/kgBB sekali peroral, maksimal 1 g). Piperazine citrate (dosis awal 150
mg/kgBB per oral, diikuti 6 kali dengan dosis 65 mg/kgBB per oral dengan
selang waktu 12 jam), yang menyebabkan paralisis neuromuskular parasit
adalah pilihan terapi untuk obstruksi intestinal atau bilier dan diberikan
dalam bentuk sirup melalui selang nasogastrik. Pembedahan mungkin
diperlukan pada kasus obstruksi yang parah. Nitazoxanide (100 mg x 2 per
oral selama 3 hari untuk anak usia 1-3 tahun, 200 mg x 2 per oral selama 3
hari untuk anak usia 4-11 tahun, dan 500 mg x 2 per oral selama 3 hari
untuk remaja dan dewasa) memberikan angka kesembuhan yang setara
dengan albendazole dosis tunggal.2
Prognosis
Pada
umumnya
askariasis
mempunyai
prognosis
baik.
Tanpa
pengobatan, infeksi cacing ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 1,5 tahun.
Dengan pengobatan, kesembuhan diperoleh antara 70-99%.1
2.
3.
Retroinfeksi melalui anus: larva dari telur yang menetas di sekitar anus
kembali masuk ke usus.
Anjing dan kucing bukan mengandung cacing kremi tetapi dapat
menjadi sumber infeksi oleh karena telur dapat menempel pada bulunya.
Kebersihan
penting
untuk
pencegahan.
Kuku
hendaknya
Anak
selalu
yang
setelah
dikeluarkan,
pada
suhu
badan.
Telur
resisten
terhadap
disinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup
sampai 13 hari.
Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing
jantan mati setelah kopulasi dan cacing betina mati setelah bertelur.
Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva
dari telur yang menetas di daerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar.
Bila telur matang yang tertelan, telur menetas di duodenum dan larva
rabfitiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di jejujum dan bagian
atas ileum.
Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya
telur matang sampai menjadi cacaing dewasa gravid yang bermigrasi ke
daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin
daurnya hanya berlangsung kira-kira 1 bulan karena telur-telur cacaing dapat
ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan.
Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (self limited). Bila tidak ada
reinfeksi, tanpa pengobatan pun infeksi dapat berakhir.1
Patologi dan gejala klinis
Enterobiasis relatif tidak berbahaya, jarang menimbulkan lesi yang
berarti. Gejala klinis yang menonjol disebabkan iritasi di sekitar anus,
perineum dan vagina oleh cacing betina gravid yang bermigrasi ke daerah
anus dan vagina sehingga menimbulkan pruritus lokal. Oleh karena cacing
gejala
karena
infeksi
cacing
Enterobius
vermicularis
sedikit
toluol
untuk
pemeriksaan
mikroskopik.
Sebaiknya
semua usia) diulang dalam 2 minggu menghasilkan angka kesembuhan 90100%. Pilihan regimen terapi lain termasuk dosis tunggal albendazole (400
mg peroral untuk semua usia) diulang dalam 2 minggu atau dosis tunggal
pirantel pamoate (11 mg/kgBB peroral, maksimal 1 g). Mandi pagi
menghilangkan telur dalam jumlah besar. Penggantian pakaian yang sering,
baju tidur, dan seprai menurunkan kontaminasi telur dan dapat menurunkan
resiko terjadi autoinfeksi.3
kurang
lebih
0,8
cm.
Bentuk
badan
N.americanus
biasanya
pada
A.duodenale
ada
dua
pasang
gigi.
Cacing
jantan
Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60x40 mikron, berbentuk bujur
dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat 4-8 sel. Larva
rabditiform panjangnya kira-kira 250 mikron, sedangkan larva filariform
panjangnya kira-kira 600 mikron.
Daur hidup ialah sebagai berikut :1
Telur larva rabditiform larva filariform menembus kulit kapiler
darah jantung kanan paru bronkus trakea laring usus halus
Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit. Infeksi A.duodenale
juga mungkin dengan menelan larva filariform.
Patologi dan gejala klinis
Gejala nekatoriasis dan ankilostomiasis
1
Stadium larva
Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi
perubahan kulit yang disebut ground itch.1,4 Perubahan pada paru
biasanya ringan.
Stadium dewasa
Gejala tergantung pada (a) spesies dan jumlah cacing dan (b) keadaan
gizi penderita (Fe dan protein).
Tiap cacing N.americanus menyebabkan kehilangan darah sebanyak
0,005 0,1 cc sehari, sedangkan A.duodenale 0,08 0,34 cc. Biasanya
terjadi anemia hipokrom mikrositer. Di samping itu juga terdapat
eosinofilia. Bukti adanya toksin yang menyebabkan anemia belum ada.
Biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan berkurang.
Menurut Noerhajati, sejumlah penderita penyakit cacing tambang yang
dirawat di Yogyakarta mempunyai kadar hemoglobin yang semakin
rendah bilamana penyakit semakin berat. Golongan ringan, sedang, berat
dan sangat berat mempunyai kadar Hb rata-rata berturut-turut 11,3 g%,
8,8 g %, 4,8 %, dan 2,6 g%.1
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar.
Dalam tinja yang lama mungkin ditemukan larva.
Untuk membedakan N.americanus dan A.duodenale dapat dilakukan
biakan tinja misalnya dengan cara Harada-Mori.1
Pengobatan
Tujuan terapi adalah dengan menhilangkan cacing tambang dewasa dengan
obat antihelmintik. Antihelmintik golongan benzimidazole, mebendazole dan
albendazole, efektif untuk mengeliminasi cacing tambang dari usus,
meskipun dosis multipel terkadang diperlukan. Albendazole (400 mg sekali
peroral, untuk semua usia) biasanya memberikan angka kesembuhan yang
tinggi, meskipun cacing N.americanus dewasa terkadang lebih refrakter dan
memerlukan tambahan dosis. Mebendazole (100 mg x 2 peroral selama 3
hari, untuk semua usia) juga efektif. Pada banyak negara berkembang,
mebendazole diberikan dalam dosis tunggal 500 mg; dengan regimen terapi
Karena
golongan
benzimidazole
dilaporkan
memiliki
efek
harus
dipikirkan
secara
matang.
WHO
dan
organisasi
persendian
gejala
pernapasan
dan
kelemahan
umum.
Dapat
juga
menyebabkan gejala akhir kelainan jantung dan susunan saraf pusat bila
larva T.spiralis tersebar di alat-alat tersebut. Bila masa akut telah lalu,
biasanya penderita sembuh secara perlahan-lahan bersamaan dengan
dibentuknya kista dalam otot.
Pada infeksi berat (kira-kira 5000 ekor larva/kg berat badan) penderita
mungkin meninggal dalam waktu 2-3 minggu, tetapi biasanya kematian
terjadi dalam waktu 4-8 minggu sebagai akibat kelainan paru, kelainan otak
atau kelainan jantung.1
Diagnosis
Di samping diagnosis klinis yang tidak dapat diabaikan, diagnosis pasti
sering tergantung pada pemeriksaan laboratorium. 5 Tes kulit dengan
memakai antigen yang terbuat dari larva Trichinella dapat memberikan
reaksi positif kira-kira pada minggu ke 3 atau ke 4. Reaksi ini berupa
benjolan memutih pada kulit dengan diameter sebesar 5 mm atau lebih yang
dikelilingi daerah eritema.
Reaksi imunologi lainnya seperti ter ikat komplemen dan ter presipitin
dapat juga dilakukan.
Mencari larva di dalam darah dancairan otak dapat dilakukan pada hari
ke 8-14 sesudah infeksi. Dengan biopsi otot, larva Trichinella dapat
ditemukan pada minggu ke 3 atau ke 4 sesudah infeksi.1
Pengobatan
Terapi yang direkomendasikan untuk trikinosis adalah mebendazole
(200-400 mg x 3 peroral selama 3 hari daripada 400-500 mg x 3 peroral
selama 10 hari, untuk semua usia) untuk eradikasi cacing dewasa jika pasien
telah memakan daging yang terkontaminasi dalam 1 minggu yang lalu.
Alternatif yang lain adalah mebendazole (400 mg x 2 peroral selama 8-14
Uterus
anterior proglotid. Setelah uterus ini penuh dengan telur, maka cabangcabangnya akan tumbuh, yang berjumlah 15 30 buah pada satu sisinya
dan tidak memilki lubang uterus (porus internus). Proglotid yang sudah
gravid letaknya terminal dan sering terlepas dari stobila. Proglotid ini dapat
bergerak aktif, keluar dengan tinja atau keluar sendiri dari lubang dubur
(spontan). Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid dilepas. Proglotid ini
bentuknya lebih panjang daripada lebar. Telur dibungkus embriofor, yang
bergaris-garis radial, berukuran 30-40 x 20-30 mikron, berisi suatu embrio
heksakan atau onkosfer. Telur yang baru keluar dari uterus masih diliputi
selaput tipis yang disebut lapisan luar telur. Sebuah proglotid gravid berisi
kira-kira 100.000 buah telur. Waktu proglotid terlepas dari rangkaiannya dan
menjadi koyak; cairan putih susu yang mengandung banyak telur mengalir
keluar
dari
sisi
anterior
proglotid
tersebut,
terutama
bila
proglotid
orang
berdefekasi di padang rumput; atau karena tinja yang hanyut dari sungai di
waktu banjir. Ternak yang makan rumput yang terkontaminasi dihinggapi
caacing gelembung, oleh karena telur yang tertelan dicerna dan embrio
heksakan
menetas.
Embrio
heksakan
disaluran
pencernaan
ternak
menembus dinding usus, masuk kesaluran getah bening atau darah dan ikut
dengan aliran darah ke jaringan ikat di sela-sela otot untuk tumbuh menjadi
cacing gelembung, disebut sisterkus bovis, yaitu larva Taenia saginata.
Peristiwa ini terjadi setelah 12 15 minggu.
Bagian tubuh ternak yang sering dihinggapi larva tersebut adalah otot
maseter, paha belakang dan punggung. Otot di bagian lain juga dapat
dihinggapi. Setelah 1 tahun cacing gelembung ini biasanya mengalami
degenerasi, walaupun ada yang dapat hidup sampai 3 tahun.
pusing
atau
gugup.
Gejala-gejala
tersebut
disertai
dengan
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya proflotid yang aktif
bergerak dalam tinja, atau keluar spontan; juga dengan ditemukannya telur
dalam tinja atau usap anus. Proglotid kemudian dapat diidentifikasi dengan
mrendamnya dalam cairan laktofenol sampai jernih. Setelah uterus dengan
cabang-cabangnya terlihat jelas, jumlah cabang-cabang dapat dihitung. 1
Taenia solium
Morfologi dan daur hidup
Cacing pita Taenia solium, berukuran panjang kira-kira 2 4 meter dan
kadang-kadang sampai 8 meter. Cacing ini seperti cacing Taenia saginata,
terdiri dari skoleks, leher dan stobila, yang terdiri dari 800 1000 ruas
proglotid. Skoleks yang bulat berukuran kira-kira 1 milimeter, mempunyai 4
buah batil isap dengan rostelum yang mempunyai 2 baris kait-kait, masingmasing sebanyak 25 30 buah. Seperti Taenia saginata, strobila terdiri dari
rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur), dewasa (matur) dan
mengandung telur (gravid). Gambaran alat kelamin pada proglotid dewasa
sama dengan Taenia saginata, kecuali jumlah folikel testisnya lebih sedikit,
yaitu 150 200 buah. Bentuk prolotid gravid mempunyai ukuran panjang
hampir sama dengan lebarnya. Kumlah cabang uterus pada proglotid gravid
adalah 7 12 buah pada satu sisi. Lubang kelamin letaknya bergantian
selang-seling pada sisi kanan atau kiri strobila secara tidak beraturan.
Proglotid gravid berisi kira-kira 30.000 50.000 buah telur. Seperti
pada Taenia saginata, telurnya keluar melalui celah robekan pada proglotid.
Telur tersebut bila termakan oleh hospes prantara yang sesuai, maka
dindingnya dicerna dan embrio heksakan keluar dari telur, menembus
dinding usus dan masuk ke saluran getah bening atau darah. Embrio
heksakan kemudian ikut aliran darah dan menyangkut di jaringan otot babi.
Embrio heksakan cacing gelembung (sistiserkus) babi, dapat dibedakan dari
cacing gelembung sapi, disebut sistiserkus selulose biasanya ditemukan
pada otot lidah, punggung dan pundak babi. Hospes perantara lain kecuali
babi, adalah monyet, onta, anjing, babi hutan, domba, kucing, tikus dan
manusia. Larva tersebut berukuran 0,6 1,8 cm. Bila daging babi yang
mengandung larva sistiserkus dimakan setengah matang atau mentah oleh
manusia, dinding kista
decerna, skoleks
kemudian melekat pada dinding usus halus seperti jejunum. Dalam waktu 3
bula cacing tersebut menjadi dewasa dan melepaskan proglotid dengan
telur.1
Patologi dan gejala klinis
manusia,
sistiserkus
atau
larva
Taenia
solium
sering
menghinggapi jaringan subkutis, mata, jaringan otak, otot, otot jantung, hati,
paru dan rongga perut. Walaupun sering dijumpai, kalsifikasi (perkapuran)
pada sistiserkus tidak menimbulkan gejala, akan tetapi sewaktu-waktu
terdapat pseudohipertrofi otot, disertai gejala, miositis, demam tinggi dan
eosinofilia.
Pada jaringan otak atau medula spinalis, sistiserkus jarang mengalami
kalsifikasi. Keadaan ini serin menimbulkan reaksi jaringan dan dapat
mengakibatkan serangan ayan (epilepsi), meningo-ensefalitis, gejala yang
disebabkan oleh tekanan intrakranial yang tinggi seperti nyeri kepala dan
kadang-kadang kelainan jiwa. Hidrosefalus internus dapat terjadi, bila timbul
sumbatan aliran cairan serebrospinal.
Sebuah laporan menyatakan, bahwa sebuah sistiserkus tunggal yang
ditemukan dalam ventrikel IV dari otak, dapat menyebabkan kematian.1
Diagnosis
Diagnosis taeniasis solium dilakukan dengan menemukan telur dan
proglotid. Telur sukar dibedakan dengan telur Taenia saginata.
Diagnosis sistiserkosis dapat dilakukan dfengan cara :1
1
Pengobatan
Infeksi cacing dewasa dapat dieliminasi dengan praziquantel (5-10
mg/kgBB sekali peroral). Alternatif lain adalah niclosamide (50 mg/kgBB
sekali peroral untuk anak, 2 g sekali peroral untuk dewasa). Parasit biasanya
menghilang sehari setelah pemberian obat.6
Prognosis
Prognosis untuk taeniasis solium cukup baik, dapat disembuhkan
dengan
pengobatan.
Pada
sistiserkosis,
prognosis
tergantung
berat
ringannya infeksi dan alat tubuh yang dihinggapi. Bila yang dihinggapi alat
penting, prognosis kurang baik.1
Daftar Pustaka
1. Srisasi
Gandahusada,
H.Herry
D.
Ilahude,
Wita
Pribadi.
2003.