Foundation Field Bus Project Implementation in Bahasa Indonesia
Foundation Field Bus Project Implementation in Bahasa Indonesia
Karya tulis ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat yang telah
ditetapkan oleh PT.Badak NGL untuk usulan kenaikan golongan bagi pekerja
Engineer III.
Untuk itu saya membuat karya tulis ini dengan judul IMPLEMENTASI SISTEM
PENGENDALIAN
OTOMATIS
PROSES
MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI
Page 1 of 86
tulis ini.
7. Bapak Firman Johanzah sebagai M.P.&Organization Section Head, HRD
Department
8. Bapak Moh. Anas sebagai Sr.Supervisor Man Power Plan, HRD Department
9. Semua rekan kerja lainnya yang telah membantu dan mengarahkan sehingga
terealisasinya karya tulis ini.
Penulisan Karya Tulis ini jauh dari sempurna, untuk itu kami dengan senang hati
menerima kritikan maupun saran yang sifatnya untuk memperbaiki karya tulis ini.
Page 2 of 86
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan ..
10
BAB II PERMASALAHAN
11
12
12
17
16
3.2.2 Komunikasi.
18
3.2.3 Protocol...
18
3.2.4 Engineering.
19
26
26
3.4.1 Interoperability....
26
29
29
30
30
30
32
32
33
Page 3 of 86
33
34
34
35
36
37
3.11 Redundancy
41
43
43
44
44
45
46
48
48
3.15.2 Topologi..
50
52
53
54
54
54
55
3.15.9 Terminator..
55
56
56
57
58
59
Page 4 of 86
60
62
65
66
67
68
69
70
78
80
82
DAFTAR PUSTAKA.
84
85
Page 5 of 86
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam rangka mendukung tujuan dan obyektif perusahaan khususnya dalam hal
kelancaran produksi LNG sesuai dengan kesepakatan dengan pihak pembeli,
maka kehandalan peralatan pendukung produksi LNG menjadi hal yang penting.
Peralatan pendukung tersebut salah satunya adalah SISTEM PENGENDALIAN
PROSES OTOMATIS seperti Distributed Control System.
Sebuah Sistem Pengendalian Proses Analog Konvensional menggunakan media
komunikasi sinyal listrik (4-20mA, 1-5VDC, dll) untuk menyampaikan data hasil
pengukuran dari transmitter ke DCS (laju alir, temperatur, tekanan, level) dan
juga memberikan perintah dari DCS ke control valve di lapangan untuk membuka
atau menutup dalam range 0-100%.
Sedangkan Sistem Kendali Otomatis berbasis Fieldbus menggunakan sinyal
data digital, dua arah, komunikasi multidrop, dengan kecepatan 31.25kbps
seperti layaknya Local Area Network (LAN). Kelebihan dari teknologi Fieldbus
tersebut dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang jauh lebih banyak
dan akurat untuk pengukuran dan pengendalian maupun diagnosis dari kondisi
peralatan Instrument di lapangan.
Page 6 of 86
1.2
Tujuan
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan ini penulis akan menjelaskan secara rinci Sistem
Pengendalian Otomatis Proses berbasis Fieldbus dan perbedaannya dengan
Sistem Pengendalian Otomatis Proses berbasis Analog Konvensional. Fieldbus
yang dimaksud dalam karya tulis ini adalah Foundation Fieldbus H1.
Membahas phase Engineering, Kontruksi, Startup dan Pemeliharaan dari Sistem
Pengendalian Proses berbasis Fieldbus secara umum. Membahas teknik dan
aturan-aturan baku yang harus dilakukan dalam mendesain Sistem Kendali
Otomatis Proses berbasis Fieldbus seperti hubungan dengan Sistem Host,
pengkabelan (wiring), perhitungan jumlah maksimum peralatan lnstrument
lapangan per segment, perhitungan kebutuhan listrik per segment, metode
menghubungkan alat lnstrument lapangan di daerah berbahaya (Hazardous
Area) dan metode perlindungan terhadap petir (lightning).
Membahas Konfigurasi Sistem seperti perangkat keras dan lunak yang
diperlukan dalam Sistem Kendali Otomatis Proses berbasis Fieldbus di Proyek
lmprove Potable Water Quality & Plant-49 Operation Phase II.
Pembahasan tidak menyinggung mengenai biaya secara rinci.
Page 9 of 86
1.4
Sistimatika Pembahasan
Sistimatika pembahasan yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis ini adalah
sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Permasalahan
Bab III
Pembahasan
Bab IV
Page 10 of 86
BAB II PERMASALAHAN
Project
yang
dapat
digunakan
untuk
mempelajari
teknik
desain
Page 11 of 86
3.1
yang
mempunyai
kemampuan
untuk
mendistribusikan
applikasi
peralatan
Instrument
di
lapangan
sehingga
dapat
meningkatkan
Page 12 of 86
kabel
utama
"Trunk
ke
Page 13 of 86
kabel
"Spur"
secara
paralel
Sistem
Pengendalian
Terdistribusi
(DCS)
yang
sesungguhnya.
Page 14 of 86
Page 15 of 86
2. ControlNet
3. PROFIBUS dan PROFInet
4. P-NET
5. WorldFIP
6. INTERBUS
7. SwiftNet
Dari ketujuh protokol Fieldbus tersebut, FF dan Profibuslah yang berkembang
pesat di Sistem Pengukuran dan Pengendalian Proses. Tabel 3.1.2 menjelaskan
perbedaan antara FF dan Profibus.
No.
1.
untuk
Peralatan
koneksi
Instrument
menggunakan
dengan Profibus-PA
Lapangan dengan
Physical
(kabel
Layer powered
twisted-pair). Layer
untuk
Peralatan
bus-powered Lapangan
berdasarkan
IEC61158-2
Profibus
Instrument
menggunakan
berdasarkan
IEC61158-2.
DP/PA
koneksi
bus-
Physical
Diperlukan
Link
modules.
high
subsystem
Analyzer,
speed
Physical
high
speed
dengan
mis:
PLC,
dengan koneksi
Remote
Layer
I/O,
optic).
Maks.
Speed 100Mbps.
Transmission Maks.
12Mbps.
Page 16 of 86
Transmission
Speed
3.
Komunikasi
metode
Publisher-Subscriber. berdasarkan
Komunikasi
antara
data
metode
Master-
Foundation
Fieldbus
digunakan oleh vendor sistem DCS vendor sistem PLC yang tepat
yang
tepat
untuk
digunakan untuk
pengendalian
peralatan
discrete
(mis:
manufacturing, robotic)
3.2
Page 17 of 86
3.2.2 Komunikasi
Teknologi Foundation Fieldbus adalah berdasarkan Tag, berarti Host akan
memeriksa dan menetapkan peralatan berdasarkan Tag didalam database dan
pengalamatan peralatan secara otomatis, sehingga pengurangan jam kerja
didalam kegiatan loop check dapat direalisasikan.
Transfer data dalam bentuk digital murni, telah menghilangkan kebutuhan untuk
melakukan perubahan range dan kalibrasi ulang yang dikarenakan pergeseran
nilai (drift).
Dikarenakan akurasi yang lebih tinggi dalam pengendalian proses dapat
mengurangi perubahan variabel proses dan mengurangi produk yang hilang
(lebih efisien).
3.2.3 Protokol
Foundation
Fieldbus
dapat
menginformasikan
data-data
dari
peralatan
Page 18 of 86
3.2.4 Engineering
Proses desain Sistem Fieldbus hampir sama dengan desain Sistem Analog
Konvensional. Pada desain Sistem Analog Konvensional, lokasi peralatan
lnstrument di lapangan dan informasi susunan kabel (cable schedule) hanya
digunakan pada saat desain panel Marshalling. Desain sistem DCS dilakukan
hanya berdasarkan "I/O List" dan prosedur operasional proses, tidak berkaitan
dengan cable schedule, lokasi peralatan lnstrument dan "Junction Box" di
lapangan.
Pada desain Sistem Fieldbus, detail dari kondisi lapangan, contohnya desain
segment, mempengaruhi desain sistem DCS. Berarti desain, sistem DCS
berkaitan erat dengan lokasi peralatan, detail kabel, seperti detail dari desain
segment.
Untuk mempermudah, desain segment dapat disederhanakan dan apabila
dimungkinkan, mengikuti kondisi yang sudah ada. Apabila melampaui dari
aturan-aturan yang ada misalnya jumlah maksimum peralatan FF dalam satu
segment, maka validasi dari desain segment tersebut perlu dilakukan.
Page 19 of 86
Page 20 of 86
Desain
Spesifikasi
dari
sistem
pengendalian
proses
diverifikasi
dengan
melengkapi desain awal, desain keseluruhan dan desain rinci dari sistem.
Pada saat desain awal dari sistem pengendalian proses menggunakan
Fieldbus, hal-hal dibawah ini harus menjadi pertimbangan :
-
Prosedur operasional
Page 21 of 86
peralatan
lapangan
yang
dapat
terhubung
dan
pengelompokkannya
o Klarifikasi konfigurasi perangkat keras dan lunak dengan
gambar sistem konfigurasinya
-
Page 22 of 86
Fail-safe,
pengukuran
keamanan
menggunakan
Desain Interface
Pengembangan kedepan
Produksi
Sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam proses desain, sistem
dan peralatan lapangan difabrikasi oleh vendor DCS dan peralatan FF
lainnya.
Kontruksi
Dilakukan pengiriman sistem dan peralatan lapangan ke lokasi.
Kemudian, sesuai dengan layout sistem yang sudah ditetapkan dalam
proses desain, dilakukan pemasangan kabel, seperti kabel Fieldbus.
Page 23 of 86
Startup
Pada tahapan startup, dilakukan startup unit, startup sistem dan
percobaan penggunaan (trial operation).
1.
Page 24 of 86
2.
Percobaan Penggunaan
Hal ini termasuk penyesuaian parameter kendali seperti konstanta
P,I,D dari Blok Fungsi PID internal (built-in) dari peralatan FF.
Pemeliharaan
Selama
operasional
kilang,
status
peralatan
lapangan
diatur
Page 25 of 86
3.3
Applikasi Fieldbus
3.4
Loop Monitoring
Loop Cascade
Loop Sequence
Loop Complex
untuk
memaksimalkan
fitur
diagnostik
digabungkan
dengan
Dapat
dilihat
di
website
/Interoperabilitv/fbs-hist-en.htm
Page 26 of 86
http://www.yokogawa.com/fbs
Page 27 of 86
Tabel 3.4.1
informasi
diagnostik
Page 28 of 86
pada
sistem
Plant
Resource
Management (PRM)
Peralatan tersebut harus mengirimkan contoh ke vendor DCS untuk dilakukan
pengujian kesesuaian dengan sistem DCS dan PRM. Apabila dinyatakan lulus
uji, maka peralatan tersebut akan dimasukkan dalam daftar peralatan yang
terbukti sesuai dengan sistem DCS dan PRM.
Page 29 of 86
Page 30 of 86
60
61
62
63
64
65
7
8
9
10
11
LAS Function
SEGMENT INFORMATION
Segment Number
Standard
LinkMaster (LAS) Capable
66
67
68
69
70
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
1
2
3
4
5
6
YES
NO
YES
NO
29
30
31
32
33
34
35
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Page 31 of 86
FIELDBUS REQUIREMENTS
Device Tags
Device Description
Interoperable
Function Block Installation
Min Installable Function Block
ADVANCED FIELDBUS FUNCTION BLOCKS:
Device Control (DC)
Number:
Execution Time (msec):
Output Splitter (OS)
Number:
Execution Time (msec):
Signal Characterizer (SC)
Number:
Execution Time (msec):
Lead Lag Controller (LL)
Number:
Execution Time (msec):
Dead Time (DT)
Number:
Execution Time (msec):
Integrator / Totaliser (IT)
Number:
Execution Time (msec):
Set Point Ramp Generator (SPG)
Number:
Execution Time (msec):
Input Selector (IS)
Number:
Execution Time (msec):
Arithmetic (AR)
Number:
Timer (TM)
Number:
Execution Time (msec):
Analog Alarm (AAL)
Number:
Execution Time (msec):
Pulse Input (PI)
Number:
Execution Time (msec):
Complex Discrete Output (CDO)
Number:
Execution Time (msec):
Analog Human Interface (AHI)
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Number:
Execution Time (msec):
Bias / Gain Station (BG)
Number:
Execution Time (msec):
Control Selector (CS)
Number:
Execution Time (msec):
Proportional / Derivative (PD)
Number:
Execution Time (msec):
Proportional / Integral / Derivative (PAD)
Number:
Execution Time (msec):
Ratio Station (RS)
Number:
Execution Time (msec):
Analog Output (AO)
Number:
Execution Time (msec):
Discrete Output (DO)
Number:
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
53
112
54
55
56
57
58
113
114
115
116
117
59
118
Number:
Calculate (C)
Number:
Execution Time (msec):
Digital Alarm (DI)
Number:
Execution Time (msec):
Complex Analog Output (CAO)
Number:
Execution Time (msec):
Step Output PID (SOPID)
Number:
Execution Time (msec):
Digital Human Interface (DHI)
Number:
REMARKS:
3.5
Loop kendali dapat digolongkan dalam 3 level Kritikal pada saat HAZOP. Desain
segment sangat tergantung pada penggolongan tersebut. Penggolongan level
tersebut harus diinformasikan pada Segment dan Loop Drawings.
3.5.1 Level 1
Definisi :
Kegagalan/kerusakan pada loop ini akan mengakibatkan kegagalan seluruh
plant, atau merusak peralatan kritikal yang tidak mempunyai pengganti (spare).
Applikasi:
Page 32 of 86
Positioner Level 1 dan yang terkait harus berada pada segment H1 tanpa loop
kendali lainnya. Penambahan peralatan monitoring masih dapat diijinkan.
3.5.2 Level 2
Definisi :
Kegagalan loop kendali level 2 akan menyebabkan kondisi emergency, dimana
tindakan tepat operator diperlukan untuk menyelamatkan plant dari kondisi
shutdown total.
Kegagalan loop kendali level 2 akan menyebabkan shutdown dari keseluruhan
plant, tetapi dinamika proses menyediakan waktu untuk pemulihan yang cepat
dari kondisi kegagalan tersebut.
Kapasitas material dan energi didalam vessel tersebut, lokasi geografis dan
ketinggian/akses dari valve harus ikut dipertimbangkan.
Applikasi :
Positioner Level 2 dan yang terkait harus berada pada segment H1 tanpa
keberadaan positioner level 1 atau 2 lainnya, dan masih diperbolehkan
tambahan 1 positioner level 3, sehingga totalnya adalah maksimum 2 positioner.
3.5.3 Level 3
Definisi :
Kegagalan loop level 3 tidak akan menyebabkan resiko jangka pendek
kegagalan seluruh plant. Valve level 3 dapat menuju ke fail position.
Page 33 of 86
Applikasi :
Positioner Level 3 dan yang terkait dapat berada pada segment H1 dengan 2
positioner level 3 lainnya, sehingga maksimum adalah 3 positoner level 3.
Pertimbangan harus diberikan pada dampak kegagalan secara umum diantara
positioner level 2 dan level 3 pada segment yang sama. Selain itu loop kendali
regulatory yang terkait dengan peralatan cadangan yang penting harus
ditempatkan pada segment yang berbeda.
Perlu dicatat, jumlah loop kritikal dan loop kendali per segment ditentukan
berdasarkan loop yang kritikal dibanding dengan batasan kemampuan dari
Foundation Fieldbus.
Pada Project Plant 49, proses yang ada dikategorikan pada level 3.
3.6
Pemegang Kendali
3.7
Pengelompokan Segment
Page 34 of 86
3.8
Page 35 of 86
3.9
Segment yang digunakan oleh MOV harus khusus penggunaannya dan tidak
boleh digunakan oleh peralatan lainnya. Delapan MOV dapat dipasang pada
satu segment, dua buah lagi sebagai cadangan.
Pengoperasian
dan
monitoring
valve
dapat
dicapai
secara
minimal
Qty of FF
Faceplate
Block/MOV
in DCS
Controller
Function
(Operation)
Function
(Monitoring)
FF Function
Block in MOV
Device
Full Open
Activated 100% of
AO1
Full Close
Activated 0% of
AO1
Stop
Equalized AO1 MV
to MOV Current
Position Value
MOV Desired
Position
AO1
FF-AO
Full Opened
Use of MOV
Current Position
Value > 99%
Full Closed
Use of MOV
Current Position
Value < 1%
Remote/Local
Identification
Parameter
Reading of
Transducer Block
Page 36 of 86
MOV Current
Position
Parameter of AO1
Parameter of
FF-AO
Total 1 FF
Faceplate
Blocks/MOV
in DCS FCS
3.10
Applikasi tipe N (Non Incendive) : EEx (n). EEx(n) digunakan pada semua
peralatan didalam Class 1 Divisi 2 (Zone 2). Penggunaan wiring block
yang mempunyai fitur Pembatas Arus yang digunakan untuk mencegah
kejadian short circuit (gambar 3.10(a)) dapat digunakan untuk peralatan
Non lncendive di Zone 2. Temperatur operasional dari peralatan di
lapangan harus dibawah ambang batas. Memasang dan melepas wiring
block harus dilakukan dengan kondisi kabel trunk tanpa power dan daerah
sekitarnya aman.
Page 37 of 86
Applikasi Explosion Proof (Flame Proof) : EEx (d). EEx (d) digunakan
pada semua peralatan didalam Class 1 Divisi 1 (Zone 1). Peralatan
Foundation Fieldbus, jalur kabel spur, Junction Box dan jalur kabel trunk
yang ditempatkan pada Zone 1 harus memiliki housing Explosion Proof.
Temperatur operasional dari peralatan di lapangan harus dibawah
ambang batas.
Applikasi lntrisically Safe (IS) : EEx (ia). Peralatan lntrisically Safe dapat
digunakan untuk membatasi arus listrik dalam satu segment yang
digunakan oleh peralatan Instrument di lapangan. Ada dua metode, yaitu
Entity dan FlSCO (Fieldbus lntrisically Safe Concept). Jumlah peralatan
lapangan yang dapat dihubungkan pada mode Entity hanya 4 buah per
segment dikarenakan Barrier yang tersedia membatasi arus hanya 80mA
pada satu segment (gambar 3.10(b)). Walaupun berdasarkan spesifikasi
Foundation Fieldbus FF816 membolehkan metode Entity menggunakan
24V/250mA/1.2W. Berdasarkan spesifikasi tersebut, terdapat peralatan
yang menggunakan metode Entity dengan konfigurasi terpisah seperti
pada gambar 3.10(c). Dengan metode tersebut, 16 peralatan dapat
dihubungkan pada satu segment.
Page 38 of 86
3.11
Redundancy
Peralatan dan kabel dalam sistem Foundation Fieldbus yang dapat dibuat
redundant agar meningkatkan Reliabilitynya adalah sebagai berikut :
Page 41 of 86
Page 42 of 86
3.12
Satu detik seperti dinyatakan dalam sub bab 3.14.1, dengan tidak lebih
dari 3 loop kendali per segment seperti yang dinyatakan di sub bab 3.5
dan tidak lebih dari 3 transmitter multiplexer temperatur.
Satu detik seperti dinyatakan dalam sub bab 3.14.2, diperuntukkan hanya
multiplexer temperatur saja, dengan tidak lebih dari delapan multiplexer
per segment.
Empat (4) detik seperti dinyatakan di sub bab 3.14.3, diperuntukkan hanya
MOV (Motor Operated Valve) saja, dengan tidak lebih dari delapan
aktuator per segment seperti yang diterangkan di sub bab 3.9
3.13
Jumlah keseluruhan peralatan per segment tidak akan melebihi sepuluh (10)
seperti penjelasan di sub bab 3.12. Untuk memasukkan unsur 20% kapasitas
cadangan, jumlah maksimum peralatan adalah 8 per segment.
Page 43 of 86
Untuk Project Plant 49, dari 4 segment yang ada, setiap segment dihubungkan
dengan 8 buah FF MOV.
3.14
Waktu Macrocycle
- 1000msec
- 700msec
- 300msec
- Maksimum 40msec
- Maksimum 100msec
- Maksimum 130msec
- Maksimum 160msec
Page 44 of 86
Waktu Macrocycle
- 1000msec
Page 45 of 86
40msec
- 660msec
- 300msec
Dalam applikasi ini, komunikasi terjadwal tidak digunakan, tetapi Blok Fungsi
Waktu Pelaksanaan masih dijadwalkan oleh LAS dan juga maksimum waktu
pelaksanaan yang diijinkan untuk MAI FB untuk meyakinkan dengan kondisi
Loop Segment Loading maksimum, waktu yang disebutkan diatas tidak boleh
terlampaui :
- 40msec
Waktu Macrocycle
- 4000msec
- 2800msec
- 1200msec
- Maksimum 40msec
Page 46 of 86
- Maksimum 130msec
Page 47 of 86
3.15
Kabel trunk harus sebanyak 5 pasang, tipe kabel twisted dengan screen
pada masing-masing kabel yang digunakan untuk keempat segment H1.
Satu pasang diperuntukkan sebagai cadangan.
Page 48 of 86
Page 49 of 86
3.15.2 Topologi
Ada dua topologi dalam membentuk jaringan Foundation Fieldbus, yaitu Serial
Link (Daisy Chain) dan Chicken-Foot atau Tree. Topologi Serial Link seperti
pada gambar 3.15.2(a), metode ini tidak dianjurkan karena tidak flexibel dalam
pemeliharaannya. Topologi Tree adalah, apabila salah satu terdiri dari segment
Fieldbus yang dihubungkan ke Junction Box menggunakan kabel Spur,
kemudian Junction Box dihubungkan dengan sistem Utama (Host System)
menggunakan kabel Trunk seperti yang pada gambar 3.15.2(b).
Page 50 of 86
Page 51 of 86
sebagai cadangan.
3.15.3 Tipe Kabel
Untuk mendapatkan unjuk kerja maksimum pada Foundation Fieldbus Network,
kabel twisted pair individual shielded didesain khusus untuk Foundation Fieldbus
seperti pada tabel 3.15.3. dapat digunakan :
Wire Size
Shield
Maximum Attenuation
Maximum Capacitance
Characteristic Impedance
Maximum dc Resistance
Tipe Kabel
Kabel Trunk
Kabel Spur
Untuk Project Plant 49, Kabel Trunk menggunakan jenis Twisted Pair Individual
Shielded sebanyak 5 pasang (1 pasang cadangan). Kabel Spur menggunakan
jenis Twisted Pair Individual Shielded sebanyak 32 pasang (untuk 32 FF MOV).
Page 52 of 86
Total Panjang Kabel Segment = Total panjang kabel Trunk + Total panjang
semua kabel Spur
Tipe Kabel
Ukuran Kabel
Panjang
Maks. Kabel
1900 meter
1200 meter
400 meter
200 meter
Page 54 of 86
Page 55 of 86
3.17
Junction Box Fieldbus yang dibutuhkan dalam Project ini harus cukup memuat 4
buah Wiring Block untuk menghubungkan 5 segment kabel Trunk (1 spare).
Setiap Wiring Block harus dapat menghubungkan paling sedikit 10 peralatan FF
menggunakan kabel Spur seperti pada gambar 3.15.1(b).
Satu pasang kabel Trunk cadangan dihubungkan pada terminal blok tipe
konvensional.
Setiap "Wiring Blok" harus khusus diperuntukkan untuk jaringan FF dengan
kondisi minimum seperti berikut :
Satu pasang kabel Trunk cadangan harus diterminasi pada terminal blok
konvensional
Page 57 of 86
lndikasi LED pada setiap Spur untuk kondisi short atau over current
Sertifikasi FM, UL atau ATEX untuk EEx(n) atau Class 1 Division 2 (Zone
2, IIB, IIC)
Wiring Blok yang dimaksud seperti yang terdapat pada gambar 3.17
3.18
menjalankan sistem Fieldbus dan perbedaan dalam proses startup antara sistem
Fieldbus dan sistem analog konvensional.
3.
Perangkat
Pemeliharaan
Peralatan
Maintenance Tool)
Page 59 of 86
Lapangan
(Field
Device
Kendali Fieldbus,
Teknologi Pengkabelan
Pengkabelan berubah signifikan dengan menggunakan Fieldbus. Satu
dari kelebihan utama dari Fieldbus adalah meminimalkan penggunaan
kabel. Bagaimanapun, perhatian yang besar dibutuhkan pada saat
terminasi kabel komunikasi. Karena sinyal yang banyak ditangani oleh
satu kabel Fieldbus, masalah pengkabelan dapat berakibat besar pada
sistem. Menjadi hal yang penting untuk memeriksa secara teliti apakah
pengkabelan sesuai dengan spesifikasi kabel komunikasi dan peralatan
lapangan, termasuk kualitas transmisi komunikasi.
2.
Page 60 of 86
mempunyai
pengetahuan
tentang
setup
perangkat
lunak
pengendalian
tingkat
tinggi
(seperti
pengendalian
Page 61 of 86
kendali,
sehingga
engineer
startup
diperlukan
untuk
Loop Check
Page 62 of 86
Page 63 of 86
sinyal keluaran hanya diperlukan pada satu titik apabila range Instrument
sesuai. Dengan cara ini, waktu yang dibutuhkan pada loop check dapat
dikurangi.
Pemeriksaan Interlock
Selama pemeriksaan interlock, berbagai fungsi kilang diperiksa. Fungsi
yang diperiksa termasuk diperuntukkan untuk produksi didalam kilang dan
untuk menjaga keselamatan kilang, dll.
Untuk melakukan pemeriksaan ini, tidak hanya modifikasi perangkat lunak
sistem yang sering diperlukan, tetapi juga modifikasi board relay dan
bagian lainnya. Pada sistem transmisi analog konvensional, modifikasi
Page 64 of 86
untuk
start-up
dan
shutdown,
dapat
digunakan
untuk
3.19
Page 65 of 86
sistem
pengendalian
proses
menggunakan
sinyal
analog
sistem
pengendalian
proses
menggunakan
sinyal
analog
sistem
pengendalian
proses
menggunakan
Fieldbus,
tugas
pemeliharan dapat dilakukan dari jauh dan dari ruang kendali. lnformasi
pemeliharaan harian dapat diperoleh secara realtime menggunakan fungsi
Page 66 of 86
pemeliharaan
peralatan
lapangan,
terdapat
beberapa
meningkatkan
kemampuan
pemeliharaan.
Selain
itu,
Page 67 of 86
Page 68 of 86
pemeliharaan dan hasil self-diagnostik dapat diperoleh real-time dari masingmasing peralatan lapangan. Apabila informasi disimpan dalam database
pemeliharaan dari perangkat manajemen peralatan, dimungkinkan untuk
melakukan manajemen peralatan dari semua peralatan lapangan dan secara
terus menerus mengamati status dari peralatan lapangan tersebut.
Hal ini membuat pengguna dapat melakukan pemeliharaan pencegahan
(preventive maintenance) berdasarkan setiap status peralatan lapangan dan
memutuskan rencana pemeliharaan rutin berdasarkan data pemeliharaan.
Page 69 of 86
3.20
Plant
Resource
Manager
Data Highway
PDP
Field Control
Station (FFCS)
380VAC
3-phase
PDP:
Power Distribution
Panel
T:Terminator
FF-H1 segment
T
8ea per
Segmen
t
8ea per
Segmen
t
8ea per
Segmen
t
8ea per
Segmen
t
Deskripsi Perangkat
HIS PC FOR ENGINEERING WORK
STATION (HIS/EWS)
Model : DELL PRECISION
WORKSTATION 380MT
- Pentium IV/2.8GHz/800MHz/1GB
- DVD-RW Drive, 1X73GB Ultra SCSl
Page 70 of 86
Tipe
Jumlah
HIS/ENG
1 Set
Catatan
10krpm
- LCD Monitor DELL 19"
- Windows XP installed with CD license
2.
VF701
1ea
3.
AIP827
1ea
4.
1set
5.
1set
Page 71 of 86
2ea
7.
DUMMY COVER
Model : CSL//ADCV01
- CSL// : For CENTUM CS 3000
- ADCV01 : Dummy cover for I/OModule
5ea
8.
2ea
9.
2ea
10.
ETHERNET CABLE
- Cable Length : 15 M
11.
YCB148
4ea
12.
YCB146
2ea
ADCV01
YCB141
1ea
Page 72 of 86
1ea
14.
Model : CSL//AEF9D
- CSL// : For CENTUM CS 3000
- AEF9D : Terminal Board for Fieldbus
- 0 : Always 0
- 0 : Basic Type
AEF9D
1set
15.
FIELDBUS ACCESSORIES
FPS-200 Series
- Fieldbus power system for 5 segment
FPS200
1ea
16.
4ea
17.
1Lot
18.
SWITCH HUB
Model : Standard ( 8-Port )
1ea
19.
Computer Desk
1ea
20.
32ea
Page 73 of 86
Dibawah ini adalah tabel 3.20(b), dafiar perangkat lunak untuk konfigurasi sistem
diatas.
No.
Deskripsi Perangkat
Tipe
Jumlah
1.
LHSDM01 1 Set
2.
LHSKM02 1 Set
3.
Model : LHSKM03-C11
LHSKM03 1 Set
- Electronic Instruction Manual Media
(Supplied Media : CD-ROM)
- C : Supplied Media: CD-ROM
- 1 : Always 1
- 1 : English version
4.
5.
Page 74 of 86
1 Set
Catatan
7.
OPTIONAL-SOFTWARE LICENSE
LHS2411
FOR HIS EXAOPC OPC INTERFACE
PACKAGE (FOR HIS)
Model : LHS2411-S11
- Exaopc OPC Interface Package (for
HIS) 1 Set
- S : Basic Software License
- 1 : Always 1
- 1 : English Version
CONTROL DRAWING STATUS
LHS4410
DISPLAY PACKAGE
Model : LHS4410-S11
- Control Drawing Status Display
Packace
- S : Basic Software License
- 1 : Always 1
- 1 : English Version
1 Set
1 Set
8.
LHS4420
1 Set
9.
REPORT PACKAGE
Model : LHS6530-S11
- Report Package
- S : Basic Software License
- 1 : Always 1
- 1 : English Version
LHS6530
1 Set
10.
OPTIONAL-SOFTWARE LICENSE
FOR FCS
FOUNDATION FIELDBUS
COMMUNICATION PACKAGE
LFS2610
1 Set
Page 75 of 86
(FOR ALF111 )
Model : LFS2610-S1S1
- Foundation Fieldbus Communication
Package (for ALF111)
- S : Basic Software License
- 1S : For single (Basic software
license)
- 1 : English Version
11.
1 Set
12.
GRAPHIC BUILDER
Model : LHS5150-S11
- Graphic Builder
- S : Basic Software License
- 1 : Always 1
- 1 : English Version
LHS5150
1 Set
13.
TEST FUNCTION
Model : LHS5420-S11
- Test Function
- S : Basic Software License
- 1 : Always 1
- 1 : English Version
LHS5420
1 Set
14.
SELF DOCUMENTATION
PACKAGE
Model : LHS5490-S11
- Self Documentation Package
- S : Basic Software License
- 1 : Always 1
- 1 : English Version
LHS5490
1 Set
Page 76 of 86
15.
1 Set
16.
1 Set
17.
ELECTRONIC INSTRUCTION
MANUAL LICENSE
Model : CSLP//LHS5495-S11
- Electronic Instruction Manual
- S : Basic Software License
- 1 : Always 1
- 1 : English Version
1 Set
18.
1 Set
19.
1 Set
LHS5495
Page 77 of 86
3.21
penggunaan
Sistem
FF
dibandingkan
dengan
Sistem
Analog
Foundation Fieldbus
Analog Konvensional
Jumlah I/O untuk 32 valve adalah Jumlah I/O untuk 32 valve adalah
128ea, yaitu 32 Analog Output, 32 32 ea (reduce 75%)
Analog Input dan 64 Discrete Input
2.
Jumlah module I/O (mis: CS3000) Jumlah module I/O (mis: CS3000)
yang diperlukan adalah 12ea (AAI835 yang
dan ADV135)
diperlukan
ALF111(reduce
adalah
92%).
1ea
Apabila
penghematan
yang
Jumlah
Terminal
kabel
12ea
(reduce
98%).
Apabila
harga
yang
diperoleh
adalah $628
4.
Apabila
adalah
penghematan
harga
Relay
$466/ea,
maka
yang
diperoleh
adalah $1,864
5.
Individual
Twisted-Pair
Page 78 of 86
maka
penghematan
Kabel
Instrument
individual
(reduce
75%).
Apabila
penghematan
yang
harga
adalah
surge
arrester
$200/ea
penghematan
maka
yang
dapat
Biaya
Engineering
mis:
Drawings, 32 halaman
halaman
Apabila
(reduce
cost
gambarnya
untuk
adalah
penghematan
87.5%).
setiap
$10
yang
maka
diperoleh
sebesar $280
9.
Loop Check (Indoor dan Total), 256 Loop Check (Total), 32 points
points.
(1
teknisi,
maka
local
penghematan
rusak
Page 79 of 86
berdasarkan
online
adalah
sekitar
$200
3.22
Page 80 of 86
3. Batasan-batasan
dan
aturan-aturan
yang
harus
diperhatikan
dalam
Software
misalnya
identifikasi
peralatan,
pengalamatan,
Page 81 of 86
4.1
Kesimpulan
Sistem
Pengendalian
Otomatis
Proses
Foundation
Fieldbus
dapat
3.
4.
5.
Page 82 of 86
4.2 Saran
1.
2.
Page 83 of 86
DAFTAR PUSTAKA
Fieldbus Technical Information, Yokogawa Technical Information TI 38K03A0101E, 3rd Edition Sept 2002
Fieldbus Wiring Guide, Relcom Inc., Doc No. 501-123 Rev.D, 2004
Introduction to Fieldbus, Moore Industries International, 2006
Foundation Fieldbus, Actuator Control, Rotork, May 2005
Page 84 of 86
1. Nama Lengkap
: lwan Kurniawan S, ST
2. NIP
: 126653
3. Umur
: 35 Tahun
5. Suku Bangsa
: Indonesia
6. Agama
: Islam
7. Pendidikan
8. Kursus-Kursus
: - Vibration
Monitoring
System
3500,
General
CS3000,
Operation,
Engineering
&
Page 85 of 86
and
Troubleshooting
PLC-5
Programmable
Logic
Controller,
Rockwell
Awareness
All
Employee,
Bontang, 2001
- KPPL, Bontang, 2000
- K3L, Bontang, 2000
9. Riwayat Pekerjaan
Yamatake-Honeywell,
Indonesia, 1996
Page 86 of 86
PT
Berca