Review Suspensi Fix
Review Suspensi Fix
OLEH
KELOMPOK IV
Ni Komang Dewi Triastuti
(1308505012)
(1308505014)
(1308505021)
(1308505024)
(1308505060)
(1308505061)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sedian obat yang beredar dipasaran terdiri dari banyak bentuk sediaan,
seperti tablet, sirup, suspense dll. Banyak orang mengalami kesulitan dalam menelan
bentuk sediaan padat sehingga diperlukan sediaan obat yang mudah ditelan dan
mudah terdispersi yaitu bentuk sediaan cair. Jika zat aktif suatu obat tidak larut atau
kurang larut dalam pelarut yang sesuai maka, obat tersebut biasanya diformulasikan
dalam bentuk sediaan suspensi (Ogaji dan Hoag, 2012). Dalam waktu penyimpanan,
fase internal sediaan suspensi akan mengalami pengendapan (sedimentasi).
Tingkatan sedimentasi yang terjadi tergantung pada sejumlah faktor, seperti ukuran
partikel dari fase eksternal, perbedaan antara kepadatan fase eksternal dan fase
internal (Parrot, 1971). Pada sediaan suspensi, selain adanya zat aktif juga diperlukan
adanya bahan pensuspensi. Bahan pensuspensi digunakan untuk meningkatkan
viskositas dan memperlambat sedimentasi sehingga dapat menghasilkan suatu
suspensi yang stabil (Chasanah, 2010). Suspensi yang diformulasikan harus memiliki
sifat mudah didispersikan kembali, hal ini bertujuan agar keseragaman dosis tetap
terjaga hingga pengobatan selesai (Parrot, 1971).
Gum, telah dilaporkan memiliki platform yang dibutuhkan untuk beberapa
bahan tambahan suspensi (agen pensuspensi) untuk menghasilkan suspensi dengan
kualitas baik karena kemampuannya mengembang ketika kontak dengan air dan
sifat kentalnya (Isimi, et al. 2000). Gum umumnya bersifat biodegradable, murah,
mudah diperoleh, efektif, dan ecofriendly dibandingkan dengan bahan sintetis dan
semi-sintetik sebagai
Adansonia digitata adalah karet yang diperoleh dari daun Adansonia digitata dari
family Malvaceae. Daging buah tanaman ini memiliki potensi sebagai stickling
agent. Adansonia diselidiki pula memiliki potensi dan digunakan sebagai aditif
dalam minuman (Ogaji, et al., 2012).
Ekstraksi dari daun karet ini dengan menggunakan air panas dan air dingin
diselidiki mempunyai potensi sebagai agen pensuspensi dalam formulasi suspensi
sulphadimidine. Mekanisme kerjanya dengan menggunakan air panas dan air dingin
pada metode ekstraksinya untuk mendapatkan gum dan kemudian digunakan karet
dengan konsentrasi 1-5 % b / v untuk preparasi suspensi sulphadimidine (Ogaji, et
al., 2012).
Gum yang diekstraksi dengan air dingin memiliki hasil yang lebih baik dari
pada gum yang diekstraksi dengan air panas. Demikian pula, ekstraksi gum dengan
air dingin terbukti memiliki profil pensuspensi yang baik pada konsentrasi yang
sama dari baik ekstrak air panas dari karet alam lainya, seperti karet, polimer dan
tragakan. Belum dilaporkan adanya penelitian yang membandingkan efek dari
Adansonia digitiata dan polimer semi-sintetik yang sudah banyak digunakan sebagai
zat pensuspensi, seperti natrium karboksimetilselulosa, dalam bentuk sedian oral
(Ogaji, et al., 2012).
Parasetamol adalah obat yang memiliki efek analgesik yang dapat diberikan
kepada anak-anak ketika mengalami demam akibat imunisasi atau sakit dari
hyperactivities. Yang banyak tersedia dan digunakan secara luas digunkan dalam
bentuk sediaan tablet, sebagai tablet parasetamol 500 mg, membutuhkan dua atau
lebih tablet sebagai dosis ketika diambil oleh orang dewasa. Bentuk sediaan yang
paling banyak digunakan untuk anak-anak adalah eliksir, biasanya dengan
melarutkan parasetamol dalam campuran etanol dan propilen glikol. Banyak kasus
kematian akibat keracunan eliksir parasetamol telah dilaporkan karena penggunaan
etilena glikol bukan propilen glikol sebagai pelarut dalam penyusunan eliksir
paracetamol. Penggunaan suspensi parasetamol untuk anak-anak dapat mengatasi
masalah yang terjadi. Gum Adansonia, seperti kebanyakan gum lainnya memiliki
fungsi mensuspensi bubuk parasetamol (Ogaji, et al., 2012).
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah gum Adansonia digitata dapat digunakan sebagai agen pensuspensi
untuk sedian suspensi paracetamol untuk anak-anak?
1.2.2 Bagaimana profil evaluasi Adansonia digitata sebagai suspensi agent bila
dibandingkan dengan CMC Na dan manakah suspensi agent yang paling cocok
dengan formulasi suspensi paracetamol untuk anak-anak?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui manfaat Adansonia digitata sebagai agen pensuspensi untuk
sediaan suspensi paracetamol anak.
1.3.2 Untuk mengetahui agen pensuspensi yang paling cocok untuk sediaan suspensi
paracetamol anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Fisiko Kimia dan Farmakologi Zat Aktif (Paracetamol)
a. Struktur dan Berat Molekul
g. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya (Depkes RI, 1979).
h. Khasiat Penggunaan
Analgetikum dan antipiretikum (Depkes RI, 1979).
2.1.1 Indikasi
Parasetamol merupakan derivat dari asetanilida yang merupakan metabolit
dari fenasetin yang dahulu banyak digunakan sebagai analgetikum, tapi pada tahun
1978 ditarik dari peredaran karena efek sampingnya berupa nefrotoksisitas dan
karsinogen. Khasiat dari parasetamol ini adalah sebagai analgesik dan antipiretik,
tetapi tidak untuk antiradang. Dewasa ini parasetamol dianggap sebagai zat anti
nyeri yang paling aman juga untuk swamedikasi (pengobatan sendiri) (Tjay dan
Kirana, 2008).
Parasetamol tidak mempengaruhi kadar asam urat dan sifat penghambatan
plateletnya lemah. Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti sakit
kepala, mialgia, nyeri pasca persalinan, dan keadaan lain di mana aspirin tidak
2.1.2
ke
hampir
sebagian
besar
jaringan
tubuh.
Parasetamol
efek
analgesik
dan
antipiretik
dengan
Sehari
500 mg - 2 g
(Depkes RI, 1979).
2.1.5
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Depkes RI, 1995).
kuning pucat.
: Mudah larut dalam air panas, praktis tidak larut dalam
c) Kegunaan
2.2.2 CMC-Na
Bobot molekul
pH
Penyimpanan
Stabilitas
:
:
:
:
h) Pengunaan
Ada beberapa alasan pembuatan suspensi oral. Salah satunya adalah karena
obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam sediaan larutan tetapi stabil
dalam sediaan suspensi. Untuk banyak pasien, bentuk cairan lebih disukai daripada
bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama), karena mudahnya menelan
cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, aman, mudah diberikan untuk anakanak, juga mudah diatur penyesuaiannya untuk anak (Ansel et al., 1995).
Terdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan suatu
suspensi yang baik, disamping khasiat teraupetik stabilitas kimia dari komponenkomponen formulasi, kestabilan sediaan dan bentuk estetik dari sediaan juga menjadi
pertimbangan. Sifat-sifat yang diinginkan dalam sediaan suspensi adalah:
a) Sediaan suspensi yang dibuat dengan tepat dapat mengendap secara lambat dan
harus rata lagi bila dikocok.
b) Karakteristik suspensi harus sedemikianrupa sehingga ukuran partikel dari
suspensoid tetap tegak konstan untuk waktu penyimpanan lama.
c) Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.
(Ansel et al., 1995)
BAB III
METODE ANALISIS
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Mortir dan stamper
- Timbangan digital
- Kain Muslin Putih
- Ayakan nomor 100 dan 80
- Penangas Air
- Magnetic Stirrer
- Gelas Beaker 2000 mL
- pH Meter
- Viskometer Brookfield
- Graduated cylinder
- Gelas beaker Pyrex 1 L
- Piknometer 50 mL
3.1.2 Bahan
- Paracetamol
- CMC-Na (Sodium Carboxymethycellulose)
- Sodium Lauryl Sulfat
- Etanol 96%
- Adansonia digitata; diambil bagian daunnya kemudian dikeringkan dan
diserbukkan, Adansonia digitata ini berasal dari Jos, Nigeria.
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Pembuatan Serbuk Suspending Agent Gom Adansonia digitata
Ditimbang serbuk gum sebanyak 300 gram dan didispersikan di dalam 5 Liter
air mendidih kemudian didiamkan selama 24 jam. Pada tahap ini digunakan air
mendidih untuk mengekstraksi dan menghilangkan matriks-matriks yang ada
9
10
11
12
Dicatat berapa waktu yang diperlukan untuk air suling mengalir melalui pipet
2 mL
Laju alir sampel dicatat kemudian dicatat rata-rata dari ketiga sampel.
d. Kemudahan Suspensi untuk diredispersi
Pengujian evaluasi ini dilakukan selama dua minggu, pada setiap harinya.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Viskositas dan Redispersi
Penelitian yang dilakukan pada jurnal yang dianalisis bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan suspending agent yaitu Adansonia Digitata Gum pada
pembuatan suspensi dengan zat aktif parasetamol. Pada penelitian ini dilakukan
pembandingan penggunaan suspending agent yaitu Adansonia Digitata Gum dengan
CMC-Na. Untuk memenuhi tujuan dari penelitian ini dilakukan beberapa evaluasi
untuk mengetahui efektivitas dari Adansonia Digitata Gum sebagai suspending agent.
Evaluasi sediaan ini berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sediaan, stabilitas, dan
kelayakan sediaan tersebut untuk didistribusikan. Berbagai macam uji evaluasi yang
dilakukan pada penelitian pada jurnal yaitu uji viskositas, uji volume sedimentasi, dan
uji laju alir suspense. Pada penelitian ini konsentrasi dari Adansonia Digitata Gum
dengan CMC-Na dibuat bervariasi.
16
dan
17
18
air yaitu 0.51 mL/detik dan laju alir dari suspensi parasetamol yang mengandung CMC
Na 0,1, 0,2, 0,3 dan 0,4% b/v sebagai suspending agent yaitu 0,466, 0,366, 0,342 dan
0,321 ml/detik. Laju alir suspensi dengan konsentrasi yang sama dari AD sebagai
suspending agent masing-masing yaitu 0,222, 0,21, 0,197 dan 0,183 ml/detik. Laju alir
menurun dengan meningkatnya konsentrasi suspending agent. Laju alir suspensi
parasetamol yang mengandung CMC Na lebih tinggi dibandingkan dengan suspensi
parasetamol yang mengandung AD dengan jumlah yang sama, seperti yang telah
disampaikan sebelumnya AD memiliki viskositas yang lebih tinggi dibandingkan
suspensi parasetamol yang menggunakan CMC Na sebagai suspending agent. Pada
konsentrasi suspending agent laju aliran suspensi parasetamol menurun dengan adanya
penyimpanan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya gaya tarik menarik
antara partikel dari fase internal dengan adanya penyimpanan dan adanya ikatan
partikel yang lebih banyak dengan penyimpanan dapat menghambat mengalirnya
suspensi melalui pipet. Kualitas sediaan suspensi yang baik salah satunya dapat dengan
mudah dipindahkan dari wadah.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Dari hasil uji yang dilakukan penggunaan suspending agent Adansonia
Digitata Gum memberikan sediaan suspensi yang memberikan kulitas yang
baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Adansonia Digitata Gum dapat
digunakan sebagai suspending agent dalam pembuatan suspense.
5.1.2 Dari semua uji yang dilakukan untuk uji viskositas dan volume sedimentasi
yang memberikan hasil yang baik adalah Adansonia Digitata Gum, sedangkan
pada uji laju alir yang memberikan hasil yang baik adalah CMC-Na karena laju
alir berbanding terbalik denga viskositas.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, P. O., J. E. Knoben, W. G. Troutman. 2002. Handbook of Drug Data. Amerika :
Mc Graw- Hill Company.
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Cetakan Ke-9. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press
20
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Deveswaran R, Sharon F, Bharat S, Sindhu A, Basavaraj BV, Madhavan V. 2010. Isapgol
as a potential natural suspending agent. International Journal of Research in
Ayurveda and Pharmacy. Vol.1(2)
Isimi C.Y., Kunle O., Bangudu A.B. 2000. Some emulsifying and suspending properties of
the mucilage extracted from kernels of Irvingia gabonensis. Bolletino Chimico
Farmaceutico. Vol.139(5). Pp: 199-204.
Katzung, B. G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
Martin, A.N., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 2008. Farmasi Fisika 2 Edisi Ketiga.
Jakarta: UI Press.
McEvoy, G.K. 2002. American Hospital Formulary Service Drug Information. Bethesda:
American Society of Health-System Pharmacist Inc.
Moffat, C. A., M. D. Osselton, and B. Widdop. 2005. Clarkes Analysis of Drugs and
Poisons. Great Britain: Pharmaceutical Press.
Ogaji I, Hoag SW. 2011. Effect of grewia gum as a suspending agent on ibuprofen
paediatric formulation. AAPS PharmSciTech. Vol. 12(1).
Ogaji, I. J, Jessica, A. O, Titus, A. I. 2012. Effect of Adansonia digitata Gum on Some
Physicochemical Properties of Paracetamol Pediatric Suspension Formulations.
International Journal of Research in Pharmacy and Science. Vol. 2 (2). Pp. 75-83.
Parrott E. L. 1971.
21
22