LATAR BELAKANG
Beberapa besi juga ada yang berikatan dengan albumin dan molekul lain.
Besi yang terikat ini dalam sirkulasi mencegah dari bahaya oksidatif dan
mencegah penggunaan besi oleh bakteri. Faktor-faktor yang paling
berpengaruh pada transportasi besi ekstraseluler adalah protein pengikat besi
yaitu transferin dan aktivitas enzim seruloplasmin, yang merubah besi ke
dalam bentuk teroksidasi (Fe3+) sehingga dapat terikat pada transferin.(6)
Kadar transferrin menunjukkan kadar plasma pool besi. Plasma
transferrin membawa besi menuju depot cadangan besi atau langsung menuju
organ yang membutuhkan besi.(5)
Ambilan Jaringan
Secara teori, semua sel dalam tubuh merupakan sel target transferin.
Transferin akan berikatan dengan reseptor transferrin. Kompleks transferrinreseptor transferrin selanjutkan dibantu oleh proses endositosis dan di dalam
sel target, besi akan dilepaskan, dimana reseptor transferin akan di recycle ke
permukaan. Jaringan yang membutuhkan besi terbanyak adalah sumsum
tulang, karena besi akan digabungkan dengan hemoglobin, yaitu zat pewarna
sel darah merah. Setelah eritrosit berusia 120 hari, eritrosit akan didegradasi
oleh sel makrofag di limpa. Hemoglobin akan dipecah menjadi asam amino,
bilirubin dan besi. Besi tersebut kemudian dikembalikan ke plasma pool.(5)
Penyimpanan Besi
Besi sejumlah 75% disimpan dalam bentuk hemoglobin, 15% dalam hati,
sumsum tulang, dan lien, 10% sisanya disimpan dalam protein regulasi . Iron
storage (cadangan besi), disimpan dalam protein ferritin dan hemosiderin,
yang terdiri dari kelompok heterogenus produk degradasi ferritin, di parenkim
dan makrofag hati, otot dan organ RES (reticuloendothelial system). Hati,
otot dan organ RES mengandung sepertiga cadangan besi. Baik ferritin
maupun hemosiderin mengandung 20% besi total tubuh.(6)
Ekskresi Besi
Tubuh tidak memiliki mekanisme ekskresi besi yang baik. Jika kadar besi
dalam tubuh cukup, maka cadangan besi di mukosa feritin tidak akan dilepas
ke aliran darah. Sel mukosa akan meluruh setelah beberapa hari dan besi yang
terkandung di dalamnya akan ikut diekskresikan bersama feses. Mekanisme
ini dapat mengekskresi lebih dari separuh sisa besi. Sisa besi tersebut akan
dibuang ke melalui urin, empedu dan keringat. Banyaknya besi yang hilang
melalui mekanisme ini setiap harinya mencapai 0,5-1 mg. Wanita pada usia
reproduksi kehilangan lebih banyak besi selama menstruasi.(5)
sesuai dengan siklus hidupnya, sel kripta bermigrasi menuju ujung dari vili
dan menjadi sel vilus, telah memiliki pengaturan yang sesuai untuk
absorpsi besi.(5)
Mekanisme lain yang terkait dengan regulasi homeostasis besi adalah
sintesis protein-protein yang terlibat dalam metabolisme besi. Ketika kadar
besi intraselular rendah, ekspresi reseptor transferin di permukaan
ditingkatkan dan sintesis feritin dikurangi. Mekanisme ini diatur oleh iron
regulatory proteins (IRPs) yang akan berikatan langsung dengan special
loop-like binding site dari messenger RNAs (mRNAs). Daerah ikatan ini
dinamakan iron-responsive elements (IREs). Ketika IRPs berikatan dengan
IREs, pemecahan mRNA reseptor transferin secara enzimatik akan dihambat.
Sementara itu, di feritin, translasi mRNA menuju protein juga dihambat.
Selain itu, mRNA dari beberapa protein lain yang terlibat dalam metabolisme
besi dapat mengaktivasi IRPs.
untuk pertumbuhan, dan 0.2 mg untukj menggantikan yang hilang. ASI hanya
mengandung sedikit zat besi sehingga diperlukan tambahan zat besi 1
mg/kgBB/hari sejak bayi berusia 4 bulan hingga mampu mendapat makanan
pendamping dengan fortifikasi zat besi. Bayi usia 6-12 bulan memerlukan zat
besi 11 mg/hari. Ketika makanan pendamping diberikan, daging merah dan
sayuran kaya zat besi harus diberikan sedini mungkin. Supelemen zat besi
digunkaan jika bayi kurang mendapat asupan dari susu maupun makanan
pendampingnya.Sedangkan pada bayi prematur diperlukan hingga dua sampai
tiga kali lebih banyak. Osky (1985) memperkirakan bila tidak ada tambahan
zat besi, walaupun tidak ada kehilangan darah, bayi berat lahir rendah
(BBLR)/prematur akan menghabiskan simpanan besinya pada saat berat
badannya mencapai dua kali berat badan lahi, biasanya pada usia 2 bulan. Di
bawah ini adalah tabel kebutuhan fisiologis besi :
Tabel 1. Kebutuhan Fisiologis Besi
Umur
4-12 bulan
13-24 bulan
2-5 tahun
Wanita hamil
Wanita datang bulan
g/KgBB/hari
120
56
44
24
43
mg/hari
0.96
0.61
0.70
1.31
2.38
10
11
NTBI merupakan besi yang tidak hanya tidak terikat dengan transferrin,
namun juga tidak terikat dengan heme atau ferritin. oleh karena itu,
penggunakan NTBI, sebenarnya kurang tepat.(7)
Bentuk molekul NTBI, perlu untuk diidentifikasi. Terdapat variasi
bentuk NTBI pada beberapa kondisi, diduga terkait dengan perbedaan derajat
kelebihan besi, durasi dan etiologi. Penelitian dengan simulasi komputer
menyebutkan bahwa bentuk molekul NTBI adalah besi III sitrat. Sampel
pasien dengan hemochromatosis mengindikasikan bahwa senyawa sitrat
ataupun asetat dapat terlibat. Hal ini berbeda pasien thalassemia, penelitian in
vitro mengindikasikan bahwa NTBI terikat longgar dengan albumin, menjadi
ternary iron-citrate-albumin complex. Bentuk spesial NTBI lain di plasma
juga telah dikenali, dan tergantung kemampuan terlibat dalam siklus redox.
Bentuk ini disebut sebagai labile plasma iron (LPI) .(7)
Ambilan Selular dan Pelepasan NTBI
NTBI dapat tertimbun di beberapa jaringan, dan menjadi sumber organ
deposit besi. NTBI dapat diambil dengan baik oleh jaringan hepar. Pada
penelitian di tikus yang diinduksi plasma transferin jenuh, dari total besi yang
yang terserap, sebanyak 58-75% dideposit dalam jumlah besar di hepar.
Target utama NTBI adalah hepatosit. Penelitian dengan hepar tikus
menunjukkan bahwa besi ferrous terakumulasi sebagai partikel padat
elektron, yang kemudian menjadi inti ferritin di hepatosit dengan lokasi
utama di lisosom. Hepatosit tikus, dapat mengambil NTBI dalam bentuk Fesitrat.
NTBI di liver tidak dapat dikendalikan kadarnya oleh hepatosit,
sehingga terjadi akumulasi besi berlebih. Berbeda dengan ambilan besi
transferin yang dapat dikendalikan kadarnya ketika kadar besi dalam sel
meningkat, dengan sistem IRE/IRP. Sistem ini akan menekan ekspresi
reseptor transferin di permukaan sel.(7)
Penelitian pada tikus hipotransferrinemic meunjukkan bahwa organ
eksokrin pankreas juga sering mengalami kelebihan besi. Hal ini akibat
pengaruh sel sentro asinar dan duktur interkalatus serta makrofag yang
12
(haemochromatosis
type
1),
haemojuvelin
(HJV;
juvenile
13
14
kulit
15
16
17
Deferiprone
Deferasirox
Messylate
Desferal
Inisial : 40 mg/kg/hari
Ferriprox
Inisial : 75 mg/kg/hari.
Exjade
Inisial : 20 mg/kg/hari.
Maintenance: 75-100
Maintenance: 10-30
Maintanance: 20-40
mg/kg/hari
mg/hari
mg/kg/hr
Subkutan, Intravena 8-
Oral, 3x/hari
Oral 1x/hr
10 jam/hari
Chelator to Iron Binding 1:1
3:1
2:1
Molar Ratio
Plasma paruh waktu
Ekskresi
Kelebihan
5-10 menit
Urin, Feses
Dapat digunakan luas,
47-143 menit
Urin
Kelasi baik untuk besi
8-16 jam
Feses, urin
Kelasi yang baik untuk
harga terjangkau,
harga terjangkau,
tidak ada
Nama dagang
Dosis umum
Rute Administrasi
18
klinis
menyebabkan
abnormalitas
pertumbuhan atau
Kekurangan
Efek samping
Monitoring
Indikasi
Tidak mampu
Kelasi bervariasi
agaranulositosis
Mungkin
mengkelasi besi
menimbulkan rasa
kardial
Gangguan
terjadwal
neutropenia dan
anak
Gangguan
pendengaran,
agranulositosis, nyeri
gastrointestinal, rash
penglihatan, saraf,
abnormalitas
intoleransi gaster,
pertumbuhan dan
disfungsi hepar,
tulang.
Audiometri dan
defisiensi zinc
Cek darah tiap
pemeriksaan mata
minggu, transaminasi
rutin
dan transaminase,
setelahnya
Kelebihan besi pada
berbagai etiologi
Thalasemia mayor
ketika didapat
kontraindikasi atau
thalasemia major,
kegagalan
kontraindikasi atau
deferioxamine pada
kegagalan
thalasemia mayor
deferioxamine pada
thalasemia mayor dan
kelebihan besi akibat
transfusi lain.
19
III.
KESIMPULAN
1. Besi memiliki peran yang sangat esensial. Zat ini terutama diperlukan dalam
hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu sintesa hemoglobin.(4)
2. Atom besi merupakan agen penghasil reactive oxygen species (ROS)
intrinsik. Ketika satu atau lebih ligan pengikatnya tidak terikat erat, besi akan
melepaskan satu elektron, sehingga menghasilkan radikal bebas.(3)
3. Proses metabolisme besi meliputi proses absropsi, transport, ambilan
jaringan, penyimpanan dan ekskresi .(2)
4. Non-transferrin Binding Iron (NTBI) diduga berperan penting dalam kondisi
patologis yang didominasi oleh kelebihan besi yang ditandai dengan
peningkatan signifikan kadar transferin.(7)
5. Kondisi kelebihan besi dapat diakibatkan kelainan primer atau sekunder
terhadap penyakit tertentu.
6. Manajemen kelebihan besi dilakukan dengan removal blood dan terapi kelasi
besi
20
1.
DAFTAR PUSTAKA
2.
1. Agget, Peter J. C, Agostoni. I, Axelson. J-Louis, Bresson. O, Goulet. O,
Hernell et al., 2002. Iron Metabolism and Requirements in Early Chidhood
: Do We Know Enough? : A Commentary by the ESPGHAN Commitee on
Nutrition. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition. 34:337345
3.
2. Brittenham, Garry M. 2007. Iron Metabolism in Children: Confounding
factors. Food Nutr Bull. December ; 28 (4 Suppl): S510-S514
4.
3. Nunez, Marco T. P, Urrutia. N, Mena. P, Aguirre. V, Tapia dan J, Salazar.
2012. Iron Toxicity in Neurodegeneration. Biometals. DOI
10.1007/s10534-012-9523-0
5.
4. Munoz, Manuel. J, A, Garcia-Erce. A, F, Remacha. 2012. Disorders of Iron
Metabolism. Part II: Iron Deficiency and Iron Overload. J Clin Pathol
2011;64:287e296. doi:10.1136/jcp.2010.086991
6.
5. Hinzmann, Rolf. 2003. Iron Metabolism. Iron Deficiency and Anemia.
Sysmex Journal International. Vol 13 No 2
7.
6. Cheng C., Juul S. 2011. Iron Balance in the Neonate. Journal of The
American Academy of Pediatrics. Vol 12 : hal 148-156
8.
7. Brissot, P. M, Ropert. C, Le Lan. O, Loreal. 2012. Non-transferrin Bound
Iron: A Key Role in Iron Overload and Iron Toxicity. Biochimica et
Biophysica Acta. 1820 (2012) 403410
9.
8. Duru, Nilgun. 2014. Serum Hepcidin, Iron Metabolism and Infection
Parameters in Children with Anemia of Inflammatgion and with Iron
Deficiency Anemia. Turk J Biochem 2014; 39(4):529-533
10.
9. Emerit, J. C, Beaumont dan F, Trivin. 2001. Iron Metabolism, Free
Radicals and Oxidative Injury. Biomed Pharmacother. 55:333-9
11.
10. Glickstein H, El RB, Link G, Breuer W, Konijn AM, Hershko C, Nick H,
Cabantchik ZI. 2006. Action of chelators in ironloaded cardiac cells:
accessibility to intracellular labile iron and functional consequences.
Blood 108(9):31953203
12.
11. Zoccarato F, Toscano P, Alexandre A . 2005. Dopamine-derived
dopaminochrome promotes H(2)O(2) release at mitochondrial complex I:
stimulation by rotenone, control by Ca(2?), and relevance to Parkinson
disease. J Biol Chem 280(16):1558715594
13.
12. Fleming, Robert dan P, Ponka. 2012. Mechanism of Disease Iron Overload
in Human Disease. N Engl J Med 2012;366:348-59.
14.
13. Collard K. J. 2009. Iron Homeostasis in Neonate. Journal of The American
Academy of Pediatrics. Vol 123 (4) : hal 1208-1215
15.