Anda di halaman 1dari 54

DASAR-DASAR

BAKTERIOLOGI

Dr. Mudatsir, M. Kes


Bagian Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
Selasa, 2 April 2012

Bacterial
Infection

Penemuan Peran Mikroorganisme sebagai


Penyebab
Penyakit.
Verropenyakit tertentu dibawa oleh udara
masuk ke dalam tubuh
Francastorius adanya suatu seminaria
(benih) yang tular menular (contagion) dari
seseorang ke orang lain
Kitcher mengetahui cara penularan,
penyebaran dan perpindahan jasad
penyebab penyakit cacing2 kecil dalam
darah penderita pes.
Anthony van Leeuwenhoek penyakit
disebabkan oleh mikroorganisme

Empat dalil (postulat) Postulat Koch tentang


mikroba penyebab Infeksi:
1. Mikroorganisme penyebab suatu penyakit
harus dapat diisolasi dari penderita/hewan
sakit, tetapi tidak pada yang sehat;
2. Kuman tersebut harus dapat diisolasi dan
dibiakkan dalam bentuk biakan murni di
luar tubuh penderita/hewan;
3. Biakan murni tsb harus mampu
menimbulkan penyakit yang sama pada
binatang percobaan;
4. Kuman tersebut harus dapat diisolasi
kembali dari binatang percobaan tadi.

Stuktur Sel Bakteri

Stuktur Sel Bakteri

A. Struktur Luar
1.

Flagel
Berfungsi sebagai alat pergerakan
Bakteri kokus tidak banyak bergerak
Spiril karena mempunyai flagel pada
salah satu atau kedua ujungnya
Basil yang dapat bergerak mempunyai
flagel tersebar pada ujung maupun sisi
tubuhnya
Flagel hanya dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop elektron.

Klasifikasi flagel berdasarkan tempat kedudukannya


1. Monotrik (satu flagel
melekat pada salah
satu ujungnya
2. Lafotrik (flagel
banyak melekat pada
salah satu ujungnya
3. Amfitrik (jika flagel
melekat pada kedua
ujungnya
4. Peritrik (flagel terletak
seluruh tubuh bakteri)
5. Atrik (tidak punya
flagel

2. Pili (Fimbriae)
Merupakan benang halus yang keluar
dan menonjol dari dinding sel
Hanya ditemukan pada kuman batang
gram negatif
Pili termasuk golongan protein yang
disebut Lektin
Bakteri yang mempunyai pili mempunyai
kecendrungan saling melekat pada
permukaan sel mempunyai polisakarida
Tingkat virulensi bakteri berhubungan
dengan fimbriae

Pili/Fimbria

3. Kapsul (Lapisan Lendir)


Lapisan lendir menyelubungi dinding sel
seluruh bakteri
Lapisan lendir yang terluar kapsula
Tersusun dari karbohidrat
Berfungsi untuk melindungi sel terhadap
faktor luar yang tidak menguntungkan
Digunakan membantu proses
indentifikasi bakteri

4. Dinding Sel

1.
2.
3.

Fungsinya:
Memberi bentuk bakteri
Mengatur keluar masuk zat
Berperan dalam pembelahan sel
Dinding sel sangat tipis, sifatnya
elastis
Terletak antara kapsul dan
membran sitoplasma
Terdiri dari berbagai macam bahan
organik

Perbedaan Struktur Dinding


Sel

Dinding Sel (lanjutan)


Struktur sel bakteri Gram positif dgn Gram
negatif berbeda.
Stuktur kuman Gram positif memiliki
kandungan peptidoglikan yan tinggi (50%),
kandungan lipid rendah, terdapat asam
teikoat
Kumam Gram negatif lebih kompleks
dibandingkan Gram positif, peptidiglikan
rendah (10%), lipid tinggi
Secara biokimia tidak ada perbedaan yang
mencolok

B. Susunan Dalam Sel


Bakteri

1. Membran Sitoplasma
Pembungkus dari sitoplasma
Nama lain membran sitoplasma adalah
plasmolema atau lapisan hialin
Tersusun oleh protein, lipida serta
asam nukleat.
Sifat selektif diperlukan sebagai
mekanisme pengangkutan nutrien dan
sisa metabolisme

2. Protoplasma

Merupakan isi sel


Protoplasma merupakan koloid yang
mengandung karbohidrat, protein,
enzim, belerang, kalsium karbonat dan
volutin
Volutin adalah suatu zat yang banyak
mengandung asam nukleat (RNA)
Volutin mudah menghisap zat warna
yang bersifat basa seperti pada basil
difteri

3. Inti (Nukleus)
Tempat bahan utama genetik dan
berfungsi sebagai pusat
pengendalian sel
Terdiri dari DNA dan RNA
Inti bakteri tidak mempunyai
membran atau selaput inti
Inti yang tidak bermebran disebut
prokarion, inti yang bermembran
eukarion

Semua prokaryota memiliki 70S (di mana S


= satuan Svedberg) ribosom sedangkan
eukaryota memiliki 80S ribosom pada
sitosol mereka
Berfungsi sebagai tempat sintesis protein

5.Organel Organel
Spora (Endospora)
Lain

Berfungsi melindngi diri dari


keadaan yg tidak
menguntungkan
Spora sering disebut
endospora
Bentuk spora bermacammacam
Terjadi bila medium
memburuk
Hanya dimiliki oleh dua
genus (Bacillus dan
Clostridium)

Adhesi (menempel)
Kolonisasi (berkembang biak)
Penetrasi (masuk ke tubuh)
Invasi (menyebar ke seluruh tubuh sambil
berkembang biak)

Mechanisms of bacterial adherence to host-cell surfaces

Essentials of Glycobiology
Second Edition

Chapter 39, Figure 3

FIGURE Mechanisms of bacterial adherence to host-cell surfaces. (a) Pili or fimbriae are organelles that project from the cell surface. They
are made up of a repeating structural subunit and a protein at their tip that mediates recognition of a specific host-cell glycan motif. (b)
Afimbrial adhesins are integral bacterial cell wall proteins or glycoproteins that directly engage host-cell receptors to promote colonization

Infeksi
Suatu proses dimana mikroorganisme atau
parasit memasuki host, mengadakan invasi,
lalu berkembang biak di dalam host dan
menimbulkan penyakit
Patogen
Mikroorganisme yang mampu menimbulkan
penyakit
Patogenitas
Kemampuan suatu mikroorganisme untuk
menyebabkan penyakit

Virulensi
Derajat patogenitas yang dinyatakan dengan
jumlah mikroorganisme atau mikrogram
toksin yang dibutuhkan untuk membunuh
binatang percobaan dengan syarat-syarat
tertentu
Virulensi kuman dipengaruhi oleh:
1. Daya Invasi
Kemampuan untuk berpenetrasi ke jaringan,
mengatasi pertahanan tubuh hospes,
berkembang biak dan menyebar
2. Toksigenitas

3. Faktor Perlekatan
Interaksi antara mikroba dengan
permukaann jaringan dalam proses
adhesi cukup kompleks. Faktor yang
berperan antara lain:
- Permukaan hidrofobisitas dan muatan
permukaan jaringan
- Ikatan molekul pada bakteri dan
- Interaksi respon inang
- Perlekatan oleh pili juga faktor yang
mempengaruhi virulensi

Interaksi Host-Patogen

Patogen:
- Bakteri
- Virus
- Jamur
- Parasit

Non Patogen
- Flora Normal
(Bakteri dan
Jamur)

Mikroba dapat menimbulkan


infeksi melalui 2 cara:
1. Melalui invasi (perusakan jaringan)
Mikroba intraseluler
Kelompok mikroba ini tidak hanya
tinggal di dalam sel fagosit
melainkan dapat hidup dan
berkembang biak dalam sel fagosit

Mikroba ekstraseluler
Kelompok mikroba ini merusak
jaringan sewaktu berada di luar sel
fagosit, tidak memiliki kemampuan
untuk tinggal lama dalam sel fagosit
karena bila difagosit, mikroba
ekstraseluler ini dihancurkan
2. Pembentukan Toksin

Perbedaan antara Eksotoksin dengan Endotoksin

Tempat
produks
i

Struktu
r Kimia

Eksotoksin

Endotoksin

Dikeluarkan oleh
kuman hidup,
konsentrasi dalam
medium cair sangat
tinggi

Sbg bagian integral


dari dinding sel
kuman Gram negatif

Polipeptida

Sifat
Fisik

Relatif tidak stabil,


dengan pemanasan
aktivitas toksin
menurun

Kompleks
lipopolisakarida
Relatif stabil,
aktivitas toksin
menetap walaupun
dipanaskan

Perbedaan antara Eksotoksin dengan Endotoksin


Sifat
Imunologi
s

Toksisitas

Reaksi
Badan

Eksotoksin

Endotoksin

Sangat antigenik,
menghasilkan
antitoksid dlm jumlah
yang banyak dan dpt
dibuat toksoid

Tidak menginduksi
terbentuknya
antitoksin dan tidak
dapat dibuat toksoid

Sangat toksid,
menimbulkan
kematian walaupun
dlm jumlah dosis
kecil
Badan tidak memberi
reaksi panas/deman

Kurang toksik,
dalam dosis besar
baru menimbulkan
kematian

Ada reaksi demam

Secara umum
mikroorganisme penyebab
1. Mikroorganisme Patogen Konvensional
infeksi
digolongkan:
Penyebab infeksi pada orang sehat
karena tidak adanya kekebalan
spesifik terhadap kuman seperti:
- Staphylococcus aureus
- Sreptococcus pyogenes
- Salmonella typhi
- Corynobacterium diphtheriae
- Mycobacterium tuberculosis

2. Mikroorganisme Patogen Kondisional


Menyebabkan infeksi kalau ada faktor
predisposisi pada orang yang
dayannya menurun. Kuman langsung
masuk ke dalam jaringan tubuh atau
sebagaian tubuh yang biasanya steril,
seperti:
- Staphylococcus epedermidis
- Pseudomonas
- Proteus
- Klebsiella

3. Mikroorganisme Patogen

Opertunistik
Menyebabkan penyakit menyeluruh
pada penderita yang daya tahannya
dapat menurun, seperti:
- Mycobacterium atypic
- Candida albicans
- Crytococcus neoformans, dll

1.
2.
3.
4.
5.

Untuk timbulnya penyakit, penyebab


infeksi harus memenuhi beberapa
syarat antara lain:
Adanya jalan masuk bagi mikroba tsb
Penyebab infeksi mempunyai sifat
patogenitas yang tinggi
Daya virulensi yang kuat
Daya invasi yang tinggi
Mempunyai daya pertahanan dan
daya hindar yang baik terhadap
serangan sel- sel fagosit host

Jalan masuk penyebab


infeksi
1.
2.

3.

4.
5.
6.

Inhalasi saluran pernafasan


Ingesti/ infeksi melalui sal.
pencernaan
Inokulasi/infeksi melalui kulit atau
membran mukosa
Alat kelamin(PMS/IMS/STD)
Infeksi transplasental
Infeksi melalui umbilikus

Faktor-Faktor Patogenitas
1. Toksin

RISUS SARDONIKUS

OPISTOTANUS

2. Daya invasi organisme

Misalnya Shigella melakukan penetrasi ke dlm


lapisan epitel, berkembang biak dan kemudian
merusak epitel
3. Permukaan sel kuman
Pada kuman enterik tertentu permukaan sel kuman
mempunyai peranan penting.
Kapsul pada K. pneumonia mencegah
fagositosis
Antigen Vi pd S.typhi mencegah destruksi
intraseluler
Antigen permukaan pd E.coli sbg perlekatan
kuman pada mukosa usus
Hemolisin lebih patogen

Ciri kapsul mikroba pada media


perbenihan

Permukaan Antigen sel kuman

4. Enzim ektraseluler

Koagulase yang dihasilkan oleh Staphylococcus


aureus pelindung bakteri
Hialurodinase mempermudah penyebaran
bakteri dengan cara
mengurai asam hialuronat dalam jaringan
Kolagenase mengurai kalogen dalam
jaringan oleh bakteri Clostridium perfringens
Enzim glukosil transferase Streptococcus
mutans karies gigi

Enzim tsb menyebabkan polimerisasi glukosa pada sukrosa dengan


pelepasan dari fruktosa dan dimanfaatkan oleh Streptococcus mutans untuk
berkembang dan membentuk plak pada gigi

Thank you

Anda mungkin juga menyukai