Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebutuhan logam ternyata tidak hanya sebatas benda
dengan

permukaan

berkembang

pesat

rata.

Kebutuhan

seiring

dengan

akan

logam

teknologi

juga
yang

mendukungnya. Sekaramg kita bisa menghasilkan benda


logam dalam bentuk apapun tanpa harus mengalami proses
penempaan.
Pada zaman dahulu untuk menghasilkan logam yang
berbentuk rumit maka benda haruslah dipanaskan dan dipukul
sebagaimana prosesnpenempaan pada umumnya. Namun
seiring kemajuan zaman tuntutan akan kebutuhan logam
semakin meningkat dan atas tuntutan itulah kini telah tercipta
tungku-tungku pelebur besi yang menghasilkan suhu di atas
1500C.
Pengecoran

dalah

suatu

proses

manufaktur

yang

menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan


bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi.
Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan
yang memiliki rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk
atau desain yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi
rongga

cetak

dan

tersolidifikasi,

selanjutnya

cetakan

disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses


sekunder.
Dalam makalah ini tercantum beberapa jenis pengecoran.
Namun kita akan lebih membahas tentang pengecoran
dengan cetakan pasir. Yang setidaknya pembaca akan lebih
1

tahu tentang pengecoran dengan menggunakan cetakan


pasir.

B. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk ;
1. Memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
2. Mengetahui ragam bahasa yang digunakan dalam
industri
C. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengecoran?
2. Bagaimana teknik pengecoran logam dengan
menggunakan cetakan pasir?
3. Apa kelebihan dan kekurangan pengecoran logam
dengan menggunakan cetakan pasir?

BAB II
LANDASAN TEORI
1.1 Pengertian pengecoran
Pengecoran

dalah

suatu

proses

manufaktur

yang

menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan


bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi.
Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan
yang memiliki rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk
atau desain yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi
rongga

cetak

dan

tersolidifikasi,

selanjutnya

cetakan

disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses


sekunder.
Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka
diperlukan pola yang berkualitas tinggi, baik dari segi
kontruksi, dimensi, material pola dan kelengkapan lainnya.
Pola digunakan untuk memproduksi cetakan. Pada umumnya,
dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakan di
sekitar pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir
dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai kepadatan tertentu.
Pada

lain

kasus

terdapat

pula

cetakan

yang

mengeras/menjadi pada sendiri karena reaksi kimia dari


perekat

pasir

tersebut.

Pada

umumnya

cetakan

dibagi

menjadi dua bagian yaitu bagian atas (cup) dan bagian bawah
(drag) sehingga setelah pembuatan cetakan selesai pola akan
dapa dicabut dengan mudah dari cetakan.

Dalam

proses

pengecoran,

ada

empat

faktor

yang

berpengaruh atau merupakan cirri dari proses pengecoran,


yaitu :
1. Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan

dan

pendinginan dari logam dalam cetakan


3. Pengaruh material cetakan.
4. Pembekuan logam dari kondisi cair.
Proses

pengecoran

meliputi

pembuatan

cetakan,

persiapan dan peleburan logam penuangan logam cair ke


dalam cetakan, pembersihan coran dan proses daur ulang
pasir cetakan, produk pengecoran disebut coran atau benda
cor. Berat coran itu sendiri berbeda, mulai dari beberapa ratus
gram sampai beberapa ton dengan komposisi yang berbeda
dan hamper semua logam atau paduan dapat dilebur dan
dicor.
Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan
dalam proses pengecoran dan proses percetakan. Pada proses
pengecoran tidak digunakan tekanan sewaktu mengisi rongga
cetakan, sedangkan pada proses percetakan logam cair
ditekan agar mengisi rongga cetakan. Karena pengisisan
logam berbeda, cetakan pun berbeda, cetakan umumnya
dibuat dari logam. Pada proses pengecoran cetakan biasanya
dibuat dari pasir meskipun adakalanya digunakan pula
plaster, lempung, keramik, atau bahan tahan api lainnya.
2.1 Klasifikasi pengecoran
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada
pengecoran dengan cetakan nonpermanen / cetakan sekali
pakai yang terbuat dari bahan pasir (expendable mold) dan

ada pengecoran denga cetakan yang dipakai berulang kali


yang biasanya dibuat dari logam (permanent mold) yang
memiliki kegunaan dan keuntungan yang berbeda.
1. Pengecoran permanen (permanent mold)
Pengecoran permanen menggunakan cetakan pemanen
(permanent mold) yaitu cetakan yang dapat digunakan
berulang-ulang dan biasanya dibuat dari logam. Cetakan
permanen yang digunakan adalah cetakan logam yang
biasanya digunakan pada pengecoran logam dengan suhu cair
rendah. Coran yang dihasilkan mempunyai bentuk yang tepat
dengan permukaan licin sehingga pekerjaan permesinan
berkurang. Pengecoran permanen antara lain :
a. Pengecoran gravitasi (gravity permanent mold casting)
Pengecoran gravitasi adalah pengecoran dimana logam
cair

yang

dituangkan

menggunakan
gravitasi,

gravitasi.

ke

dalam

Karena

saluran
adanya

masuk
tekanan

cairan logam mengisi ke selurung ruang

dalam rongga cetaka.


b. Pengecoran cetak tekan (pressure die casting)
Adalah pengecoran dimana logam cair yang dituangkan
ke

dalam

saluran

masuk

menggunakan

bantuan

tekanan dari luar


c. Pengecoran sentrifugal (centrifugal die casting)
Adalah pengecoran yang yang menggunakan cetakan
berputar, cetaka yang berputar akan menghasilkan
gaya sentrifugal yang akan mempengaruhi kualitas
coran. Coran yang dihasilkan akan memiliki bentuk
padat, permukaan halus dan sifat fisik struktur logam
yang

unggul.

Pengecoran

sentrifugal

biasanya

digunakan untuk benda coran yang berbentuk simetris.


2. Pengecoran nonpermanen (expandable mold)

Pengecoran expandable mold menggunakan cetakan yang


tidak permanen, hanya dapat digunakan satu kali. Perbedaan
antara cetakan permanen dan nonpermanen terletak pada
penggunaan
menggunakan

bahan

cetakan

logam

dimana

dan

cetakan

cetakan

permanen

nonpermanen

menggunakan pasir.
Pengecoran cetakan pasir memberikan fleksibilitas dan
kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan cetakan
logam. Pengecoran cetakan pasir memiliki keunggulan antara
lain : mudah dalam pengoperasiannya, biayanya relative lebih
murah dan dapat membuat benda dengan ukuran yang besar.
Cetakan biasanya dibuat dengan memadatkan pasir.
Pasir yang dipakai biasanya pasir alam atau pasir buatan
yang mengandung tanah lempung. Cetakan pasir mudah
dibuat dan tidak mahal. Pasir yang digunakan kadang-kadang
dicampur pengikat khusus, misalnya air kaca, semen, resin
furan, resin fenol atau minyak pengering, karena penggunaan
zat-zat tersebut memperkuat cetakan atau mempermudah
operasi pembuatan cetakan. Logam yang dapat digunakan
pada pengecoran ini adalah besi, baja, tembaga, perunggu,
kuningan, aluminium, ataupun logam paduan. Pengecoran
nonpermanen antara lain :
a. Cetakan pasir basah (green sand mold)
Cetakan ini dibuat dari pasir cetak basah. Cetakan pasir
basah

merupakan

cetakan

yang

paling

banyak

digunakan. Prosedur pembuatan cetaka pasir basah


dapat dilihat pada gambar 2.1
b. Cetakan kulit kering
Merupakan cetakan pasir yang menggunakan campuran
pengikat. Cetakan ini dapat memiliki kekuatan yang

mengikat jika permukaan dalam cetakan dipanaskan


atau

dikeringkan

sebelum

dituangkan

logam

cair,

cetakan kulit kering dapat diterapkan pada pengecoran


produk-produk yang besar.
c. Cetakan pasir kering (dry sand mold)
Cetakan dibuat dari pasir yang kasar dengan campuran
baha pengikat. Sebelum digunakan. Cetakan ini harus
dipanaskan di dalam dapur karena tempat cetaka
terbuat dari logam. Cetakan pasir kering tidak menyusut
jika terkena panas dan bebas dari gelembung udara.
Cetakan

pasir

kering

banyak

digunakan

pada

pengecoran baja.
d. Cetakan lempung (loam molds)
Cetkan ini digunakan untuk benda cor yang kasar.
Kerangka cetakan terdiri dari batu bara atau besi yang
dilapisi

dengan

lempung

dimana

permukaannya

diperhalus. Selanjutnya cetakan dikeringkan agar kuat


menahan

beban

logam

cair.

Pembuatan

cetakan

lempung memakan waktu yang lama sehingga agak


jarang digunakan.
e. Cetakan furan (furan molds)
Pada cetakan ini, pasir kering dan tajam dicampur
dengan asam fosfor. Kemudian resin furan ditambahkan
secukupnya
merata.

dan

Langkah

campuran

diaduk

selanjutnya,

hingga

pasir

mesin

dibentuk

dan

dibiarkan mengeras, biasanya dibutuhkan waktu 1 atau


2 jam agar bahan cukup keras. Pasir resin furan dapat
digunakan sebagai dinding atau permukaan pada pola
sekali pakai.
f. Cetakan co2
Pasir yang bersih dicampurkan dengan natrium silat dan
campuran

dipadatkan

di

sekitar

pola.

Kemudian

dialirkan gas co2 dan campuran tanah akan mengeras.

Cetakan co2 diterapkan untuk bentuk yang rumit dan


dapat menghasilkan permukaan yang licin.
3.1 Pengujian pasir
Pasir cetak yang digunakan harus memiliki bentuk dan
ukuran yang halus dan bulat serta memiliki syarat-syarat
sebagai berikut :
- Kemampuan

pembentukan

adalah

sifat

ini

memungkinkan pasir cetak yang bisa mengisi semua


sisi dan ujung dari pola sehingga menjamin bahwa
-

hasil coran memiliki dimensi yang benar


Plastisitas adalah bisa bergerak naik maupun turun

mengisi rongga-rongga yang kosong


Kekuatan basah adalah kekuatan

ini

menjamin

cetakan tidak hancur/rusak ketika diisi dengan cairan


-

logam maupun ketika dipindah-pindahkan.


Kekuatan kering adalah kekuatan yang diperlukan
pada saat cetakan mongering karena perpindahan

panas dengan cairan logam


Permeabilitas adalah kemampuan cetakan untuk
membebaskan udara panas dan gas dari dalam
cetakan selama operasi pengecoran melalui celah-

celah pasir cetak.


4.1 Proses pengecoran dengan Cetakan pasir
Proses pengecoran dengan cetakan pasir merupakan
proses tertua dalam proses pembuatan benda dari bahan
logam. Menurut perkiraan proses pengecoran ini sudah
dilakukan orang antara tahun 4000 sebelum masehi.
Proses
ini
memberikan
fleksibilitas

dan

kemampuan/keandalan yang tinggi, oleh karenanya proses


pengecoran merupakan proses dasar yang penting dalam
pembuatan

komponen

mesin-mesin

teknologi lainnya.

atau

barang-barang

Proses pengecoran yang menggunakan pasir sebagai


bahan cetakan ini tidak lain adalah menuangkan logam cair ke
dalam rongga cetak.
Material yang biasa dibuat dengan cara ini adalah besi
tuang (seperti besi tuang kelabu, besi tuang putih, besi tuang
nodular, dan besi tuang malleable) besi tuang campuran,
aluminium campuran, brass, bronze, dan lain lain.
Keuntungan yang didapat dari proses ini adalah :
1. Dapat dibuat dalam berbagai ukuran mulai dari 0,8 Kg
hingga 300 ton
2. Dapat dibuat dalam berbagai variasi bentuk
3. Dapat dilakukan secara otomatis
Kerugiannya adalah :
1. Diperlukan toleransi ukuran yang lebih besar dibandingkan
dengan cara pengecoran lain
2. Dapat mempercepat keausan pahat potong bila dilakukan
proses permesinan, karena kulit produk yang dihasilkan
mungkin mengandung pasir
3. Adanya ongkos tambahan untuk pembuatan pola dan inti.

Gambar 1.1 Tahapan proses pengecoran cetakan pasir


9

5.1 Proses Pembuatan Cetakan


Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama
sebagai berikut :
a. Cavity (rongga), merupakan ruangan tempat logam cair
yang dituangkan ke dalam cetakan. Bentuk rongga ini
sama dengan benda kerja yang akan di cor. Rongga
cetakan dibuat dengan pola.
b. Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda
coran. Inti dibuat terpisah dengan cetakan dan dirakit pada
saat cetakan akan digunakan. Bahan inti harus tahan
menahan temperature cair logam paling kurang bahannya
dari pasir.
c. Gating system (system saluran masuk), merupakan saluran
masuk ke rongga cetakan dari saluran turun. Gating
system suatu cetakan dapat lebih dari satu, tergantung
dengan ukuran rongga cetakan yang akan diisi oleh logam
cair.
d. Sprue (saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar
dengan posisi vertical. Saluran ini juga dapat lebih dari
satu, tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan.
Pouring basin merupakan lekukan pada cetakan yang
fungsi utamanya adalah untuk mengurangi kecepatan
logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue. Kecepatan
aliran logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan
terbawanya kotoran-kotoran logam cair yang berasal dari
tungku ke rongga cetakan.
e. Raiser (penambah), merupakan cadangan logam cair yang
berguna dalam mengisi kembali rongga cetakan bila terjadi
penyusutan akibat solidifikasi.

10

Gambar 1.2 Proses pembuatan cetakan


Proses pembuatan cetakan yang dilakukan di pabrik-pabrik
pengecoran di kelompokan sebagai berikut :
1. Pembuatan cetakan di meja (bench molding)
Dilakukan untuk benda cor yang kecil
2. Pembuatan cetakan dilantai (floor molding)
Dilakukan untuk benda cor berukuran sedang atau besar
3. Pembuatan cetakan sumuran (pit molding)
4. Pembuatan cetakan dengan mesin (machine molding)
6.1 Pembuatan cetakan
Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitasaktivitas seperti menempatkan pola dalam kumpulan pasir
untukmembentuk rongga cetak, membuat system saluran,
mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam
cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk cor
dan membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses
pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi andalan
industri pengecoran terutama industri-industri kecil. Tahapan
pengecoran logam dengan cetakan pasir :
- Pembuatan pola, sesuai dengan bentuk coran yang
-

akan dibuat
Persiapan pasir cetak
Pembuatan cetakan
Pembuatan inti (bila diperlukan)
Peleburan logam
Penuangan logam cair ke dalam cetakan
Pendinginan dan pembekuan
Pembongkaran cetakan pasir

11

- Pembersihan dan pemeriksaan hasil coran


- Produk cor selesai
Keuntungan dari proses cetak sekali pakai ini meliputi :
1. Sangat tepat untuk mengecor benda-benda dalam jumlah
2.
3.
4.
5.
6.
7.

kecil
Tidak memerlukan permesinan lagi
Menghemat bahan coran
Permukaan mulus
Tidak diperlukan pembuatan pola belahan kayu yang rumit
Tidak diperlukan inti atau kotak inti
Pengecoran jauh lebih sederhana

Kerugiannya adalah :
1. Pola rusak sewaktu dilakukan pengecoran
2. Pola lebih mudah rusak, oleh karena itu memerlukan
penanganan yang lebi sederhana
3. Pada pembuatan pola tidak dapat

digunakan

mesin

mekanik
4. Tidak ada kemungkinan untuk memeriksa keadaan rongga
cetakan
7.1 Pembuatan pola
Pola merupakan gambaran bentuk produk yang akan
dibuat. Pola dapat dibuat dari kayu, plastic/polimer, atau
logam. Pemilihan material pola tergantung pada bentuk dan
ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cord an
jenis pengecoran yang akan digunakan.
Jenis-jenis pola :

Gambar 1.3 Beberapa Jenis Pola


a. Pola padat (solid pattern)

12

Pola padat disebut pula dengan pola tunggal. Pada pola


padat dibuat sama dengan geometri benda cor dengan
mempertimbangkan

penyusutan

dan

kelonggaran

untuk

permesinan. Biasanya digunakan untuk jumlah produksi yang


sangat kecil. Walaupun pembuatan pola ini mudah, akan
tetapi sulit untuk membuat cetakannya, seperti membuat
garis pemisah antara bagian atas cetakan (cope) dengan
bagian bawah cetakan (drag). Demikian pula untuk membuat
system saluran (riser) diperlukan tenaga kerja terlatih.
b. Pola belah (split pattern)
Pola belah. Terdiri dari dua bagian yang disesuaikan
dengan

garis

pemisah

(belahan)

cetakannya.

Biasanya

digunakan untuk benda cor yang memiliki geometri lebih


rumit dengan jumlah produksi menengah. Pola pembuatan
cetakannya lebih mudah dibandingkan dengan memakai pola
padat.
c. Pola dengan penyambung (match plate pattern)
Pola dengan papan penyambung. Digunakan untuk jumlah
produksi yang lebih banyak. Pada pola ini, dua bagian pola
belah masing-masing diletakkan pada sisi berlawanan dari
sebuah papan kayu atau plat besi.
d. Pola cope dan drag (cope and drag pattern)
Pola cope dan drag. Pola ini hamper sama dengan pola
papan penyambung, tetapi pada pola ini dua bagian dari pola
belah masing-masing ditempelkan pada papan yang terpisah.
Pola ini juga biasa dilengkapi dengan system saluran mauk
dan riser.

13

8.1 Operasi Pengecoran Cetakan Pasir


Setelah perancangan produk cor, dilanjutkan dengan tahapantahapan berikutnya :
-

Menyiapkan bidang dasar datar atau plat datar dan


meletakan pola atas (cope) yang sudah ada dudukan

inti dipermukaan pelat datar tadi


Seperti pada langkah sebelumnya, untuk cetakan

bagian bawah (drag) beserta system saluran.


Menyiapkan kotak inti (untuk pembuatan inti)
Inti yang telah jadi disatukan (inti yang dibuat berupa

inti setengah atau paroan inti)


Pola atas yang ada dipermukaan pelat datar ditutupi
oleh rangka cetak atas (cope) dan ditambahkan
system saluran seperti saluran masuk dan saluran
tambahan (riser). Selanjutnya diisi dengan pasir

cetak.
Setelah diisi dengan pasir cetak dan dipadatkan, pola

dan system saluran dilepaskan dari cetakan.


Giliran drag diisi pasir cetak setelah menempatkan

rangka cetak di atas pola dan pelat datar


Setelah diisi pasir cetak dan dipadatkan,

dilepaskan dari cetakan


Inti ditempatkan pada dudukan inti yang ada pada

drag
Cope dipasangkan pada drag dan dikunci kemudian

dituangkan logam cair


Setelah membeku dan dingin, cetakan dibongkar dan

produk cor dibersihkan dari sisa-sisa pasir cetakan.


Sistemsaluran dihilangkan dari produk cor dengan
berbagai

metode

dan

diperlakukan lebih lanjut.

14

produk

cor

siap

pola

untuk

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Di dunia industri sekarang ini kebutuhan akan logam
semakin meningkat tidak lain Karena rasa ingin memiliki dari
konsumen yang tidak ada habisnya. Dalam proses pengecoran
tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan untuk setiap
jenis pengecoran. Namun kita tidak boleh melupakan dasar
pola

pembentuk

suatu

barang

produksi

salah

satunya

pengecoran logam dengan menggunakan cetakan pasir. Pada


umumnya proses ini hanya dapat membuat suatu barang
produksi dengan jumlah yang relative sedikit.
2. Kritik dan saran
Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pengecoran
dengan cetakan pasir adalah jenis pasir yang digunakan harus
memiliki syarat tertentu untuk membuat hasil produksi yang
baik. Selain jenis pasir, hal yang harus diperhatikan juga pada

15

pembuatan pola yang harus sesuai dengan bahan yang akan


dibuat. Dalam penuangan cairan logam harus langsung agar
tidak terjadi pembekuan ketika proses penuangan.
Demikian makalah ini saya buat semoga dengan adanya
makalah ini pembaca bisa tahu tentang pengecoran dengan
menggunakan cetakan pasir. Kritik dan saran yang membantu
untuk menyempurnakan makalah ini saya harapkan. Mohon
maaf bila ada kesalahan dalam penulisan kata maupun
kalimat karena saya hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan.

Daftar Pustaka
Doyle, Lawrence E., Cark A. 1985. Proses Pembuatan Material
Untuk Permesinan. Jakarta: Erlangga
Http://karinaannisa.blog.com/2014/10/05/tugas-mata-kuliahproses-manufaktur-pengecoran-logam-menggunakan-cetakanpasir/
http://automotivehunter.blogspot.com/2013/07/prosespengecoran-logam-menggunakan.html
http://mochamadnurman.blogspot.co.id/2013/03/sandcasting_19.html
http://wikipedia.co.id/pengecoran.html

16

Anda mungkin juga menyukai