Disusun oleh :
Muhamad Ravian W.
Agung Syahbana
Erik Wijaya Kusuma
Meutia Shibaa Nadaa
Nursiana Suci W.
Pratiwi Afriani
Prismabella Wilis A.
(26020115140073)
(26020115140071)
(26020115140070)
(26020115120025)
(26020115120008)
(26020115120042)
(26020115120015)
KELAS : A
yang tidak memiliki ilmu tentang hal itu, maka amar makruf dan nahi
munkar tidak wajib baginya.
b. Hendaknya amar atau nahi yang dilakukan memiliki nilai dan pengaruh
bagi orang lain. Oleh karena itu jika sang pelaku amar makruf dan nahi
munkar tidak yakin usahanya akan mempunyai nilai dan berpengaruh,
maka melaksanakan amar maruf dan nahi munkar tidak wajib baginya.
c. Jika pelaku amar makruf dan nahi munkar mengetahui bahwa orang yang
di marufi [pelaku dosa] tersebut akan terus melakukan perbuatan dosa,
atau jika ia tahu dengan pasti bahwa orang tersebut tidak akan
meninggalkan perbuatan dosanya, maka amar maruf dan nahi munkar
tidak wajib baginya.
d. Hendaknya pelaksaan amar maruf dan nahi munkar tidak berbahaya bagi
dirinya dan orang lain. Kecuali jika pendosa itu berusaha untuk
melenyapkan akidah, hukum islam dan ideologi islam, maka wajib untuk
melaksanakan amar maruf nahi munkar.
1.4 Rukun Amal Maruf Nahi Munkar
Amar maruf nahi munkar memiliki empat rukun, yaitu:
1. Pelaku amar maruf nahi munkar.
2. Amalan kemarufan dan kemunkaran.
3. Orang yang meninggalkan kemarufan dan pelaku kemunkaran (obyek
amar maruf nahi munkar).
4. Perbuatan amar maruf nahi munkar itu sendiri.
1.5
2. Berilmu
2. JIHAD
2.1
Pengertian Jihad
Secara etimologis jihad berasal dari kata juhd ( )yang berarti kekuatan
atau kemampuan, sedangkan makna jihad adalah perjuangan. Dari akar kata
yang sama, jihad juga dapat diartikan sebagai ujian, hal ini sesuai dengan firman
Allah dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 142.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jihad memiliki tiga makna yaitu:
a) Usaha dengan upaya untuk mencapai kebaikan.
b) Usaha sungguh-sungguh membela agama Allah (Islam) dengan
mengorbankan harta benda, jiwa dan raga.
c) Perang suci melawan kekafiran untuk mempertahankan agama Islam.
Sedangkan menurut istilah syara (terminologis) jihad adalah mencurahkan
kemampuan untuk membela dan mengalahkan musuh demi menyebarkan dan
membela Islam.
Sutan Mansur menyatakan bahwa jihad adalah bekerja sepenuh hati.
Isi kandungan dari ayat diatas adalah bumi sebagai tempat tinggal dan
tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah
dengan penuh rahmat-Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai,
lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak
dan dibinasakan.
Allah menegasakan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan
kepada hamba-Nya ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda kedatangan
rahmat-Nya. Angin yang membawa awan tebal, dihalau ke negeri yang kering
dan telah rusak tanamannya karena tidak ada air, sumur yang menjadi kering
karena tidak ada hujan, dan kepada penduduk yang menderita lapar dan haus.
Lalu Dia menurunkan hujan yang lebat di negeri itu sehingga negeri yang
hampir mati tersebut menjadi subur kembali dan penuh berisi air. Dengan
demikian, Dia telah menghidupkan penduduk tersebut dengan penuh
kecukupan dan hasil tanaman-tanaman yang berlimpah ruah.
c. Surat Shaad Ayat 27 tentang Perbedaan Amalan Orang Beriman dengan
Orang Kafir
Artinya : Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian adalah anggapan orangorang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk
neraka. (QS Shaad: 27).
Allah SWT menjelaskan bahwa dia menjadikan langit, bumi dan makhluk
apa saja yang berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang
yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan
bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam
kemalam serta bumi tempat tinggal manusia, baik yang tampak
dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya, sangat besar artinya
bagi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan
dan kehendak-Nya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Allah SWT menjelaskan bahwa tidak patutlah bagi zat-Nya dengan segala
keagungan-Nya, menganggap sama antara hamba-hamba-Nya yang beriman
dan melakukan kebaikan dengan orang-orang yang mengingkari keesaan-Nya
lagi memperturutkan hawa nafsu.
Mereka ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu,
terjadinya hari kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka
jauh dari rahmat Allah sebagai akibat dari melanggar larangan-larangan-Nya.
Mereka tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan kembali dari dalam
kuburnya
dan
akan
dihimpun
dipadang
mahsyar
untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim
terhadap lingkungannya.
Allah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya untuk
kepentingan manusia. Manusia diciptakan-Nya untuk menjadi khalifah di
muka bumi ini sehingga wajib untuk menjaga apa yang telah dikaruniakan
Allah SWT.
4. Jihan Untuk Lingkungan
Jihad Lingkungan merupakan salah satu penerapan dari Jihad Sipil. Jihad
Sipil itu sendiri adalah jihad untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat,
menangani problematikanya, menutupi tuntutan moral dan materinya, serta
membangkitkannya dalam segala bidang sehingga dapat meraih kedudukan
terhormat. Jihad sipil tidak hanya mencakup tentang jihad lingkungan,
melainkan juga mencakup bidang lain seperti keilmuan, kebudayaan, sosial,
ekonomi, pendidikan dan pengajaran, kesehatan dan kedokteran, lingkungan,
dan bidang peradaban yang bersifat umum.
Jihad seperti ini tidak diterangkan oleh Ibn Al-Qayyim dalam
penjelasannya mengenai tiga belas tingkatan jihad pada Al-Hady Al-Nabawi.
Akan tetapi, jihad jenis ini berpijak pada dalil-dalil syari, baik dari Al-Quran
maupun Sunnah, dan juga berdasarkan pada maqashid al-syariah.
Tugas dari jihad sipil ini adalah antara lain mencurahkan segenap
kemampuan hingga dapat mengajarkan sesuatu kepada orang yang belum
memiliki pengetahuan, memberi pekerjaan kepada orang yang lapar. Memberi
pakaian kepada orang yang berpakaian compang-camping, menyediakan
tempat tinggal kepada tunawisma, mengobati orang yang sakit, dan
memberikan berbagai kompetensi bagi setiap orang yang membutuhkannya.
Jihad sipil ini juga dapat dilakukan dengan pembangunan sekolah dan
perguruan tinggi yang memuat para siswa dan mahasiswa, rumah sakit bagi
setiap pasien, masjid yang bisa menampung setiap orang yang hendak shalat,
serta klub untuk meluangkan hobi bagi setiap penggemar olahraga.
Jihad lingkungan sendiri dilakukan dengan menjaga dan melindungi
keselamatan lingkungan dari segala polusi dan kerusakan yang bisa
menyebabkan ketidakseimbangan dan kekacauan dalam kehidupan. Bahkan,
terkadang dapat merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, sedangkan
Allah SWT tidak menyukai kerusakan. Jadi, perawatan dan perlindungan
lingkungan dari bahaya ketidakseimbangan dan kekacauan merupakan bagian
dari ajaran Islam.
Seperti yang tercantum dalam Surat Ar Rum ayat 41 yaitu yang
menejelaskan bahwa telah terjadinya kerusakan di darat dan di laut yang
disebabkan oleh manusia, sekarang memang banyak terjadi kerusakan di
sekitar kita. Contohnya saja banjir, kebakaran hutan, tanah longsor dan lain-
lain yang memang salah satu penyebabnya adalah manusia yang membuang
sampah sembarangan, menebang pohon tanpa melakukan reboisasi dan
membakar hutan untuk membuka lahan. Seperti di laut sendiri, contohnya
yaitu rusaknya terumbu karang, terjadinya over fishing, dan perburuan hewan
laut yang dilindungi.
Hal ini sangatlah memprihatinkan karena apabila hal-hal tersebut terus
terjadi tanpa pencegahan maupun pengendalian, akan mengancam lingkungan
dan kehidupan manusia sendiri.
Pencegahan dan perbaikan dari bencana-bencana yang terjadi itu
merupakan salah satu kegiatan dari jihad untuk lingkungan. Manusia sebagai
hamba Allah SWT yang telah diberi tugas untuk menjadi khalifah di bumi
haruslah melindungi bumi pada umumnya dan lingkungan sekitar pada
khususnya.
Jihad lingkungan diperlukan untuk menangani masalah masalah seperti
ini. Misalnya saja tindakan reboisasi untuk hutan yang gundul supaya tidak
terjadi banjir dan tanah longsor. Lalu dapat dilakukan penanaman terumbu
karang di berbagai daerah laut yang terumbu karangnya rusak sehingga tidak
menyebabkan keseimbangan ekosistem di laut rusak.
Kegiatan-kegiatan lingkungan hidup lain juga sangatlah diperlukan dan
perlu diserukan kepada seluruh masyarakat di seluruh dunia. Sehingga bumi
yang kita huni seimbang dan tetap lestari tanpa kerusakan-kerusakan atau
bencana lain yang timbul akibat ulah manusia yang sewenang-wenang.