KABUPATEN SUKOHARJO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
INDRO SETIAWAN
NIM. S10018
SURAKARTA
2014
SURAT PERNYATAAN
NIM : S10018
Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada
Surakarta maupun perguruan tinggi lain.
Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan
masukan dari Tim Penguji.
Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi.
Indro Setiawan
S10018
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
serta hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Peran Orangtua Dalam Memotivasi Anak Mencuci Tangan Dengan Benar
Dan Memakai Sabun Pada Anak Usia Pra Sekolah di TK Aisyiyah Blimbing
Kabupaten Suko-harjo. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa
adanya bimbingan dan dukungan maka kurang sempurna penyelesaian
skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi. selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
iv
Bapak dan ibu yang tak henti hentinya mendoakan penulis dan selalu
memberikan motivasi serta dukungan terbesar kepada penulis.
Kakak tercinta atas doa dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.
Sahabat PAIDI ( Pitriono, Azis, Dayat dan Irawan) serta Teman teman
seperjuangan dan seangkatan yang tak pernah berhenti memberikan
semangat, motivasi dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan
kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan
dari berbagai pihak. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
x
DAFTAR SKEMA ......................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
ABSTRAK ...................................................................................................
xiii
ABSTRACT .................................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ..................................................................
1
1.2.
Rumusan Masalah .............................................................
4
1.3.
Tujuan ...............................................................................
5
1.4.
Manfaat Penelitian ............................................................
5
1.5.
Keaslian Penelitian ...........................................................
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Peran Orangtua .................................................................
9
vi
2.1.2.
Motivasi ..............................................................
16
2.1.3.
Cuci Tangan ........................................................
17
sabun ........................................................
18
2.1.4.
Sabun .................................................................
21
31
3.2.
Populasi dan Sampel ........................................................
31
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................
32
3.4.
Variabel Penelitian ............................................................
32
3.5. Alat Penelitian dan Pengumpulan Data ............................
33
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................
35
3.7. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ...............................
36
3.8.
Etika Penelitian .................................................................
37
vii
39
40
42
BAB V PEMBAHASAN
43
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
50
49
47
43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Tabel
Halaman
1.1
Keaslian Penelitian
6
3.1
Definisi Operasional
33
4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Ibu
40
4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu
40
4.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu
41
4.4
Anak
4.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Anak
42
4.6
Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci
42
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Gambar
Halaman
1
Cuci tangan memakai sabun
19
2
6 Langkah Cuci Tangan
20
DAFTAR SKEMA
Nomor Skema
Judul Skema
Halaman
1
Kerangka Teori
30
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Indro Setiawan
Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci Tangan dengan Benar dan
Me-makai Sabun Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Aisyiyah
Abstrak
Peran Orangtua dalam menjaga kesehatan anak usia pra sekolah biasanya
berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan, salah satunya adalah
kebiasaan mencuci tangan dengan memakai sabun. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peran orangtua dalam memotivasi anak mencuci tangan
dengan benar dan memakai sabun pada anak usia pra sekolah.
xiii
Indro Setiawan
Abstract
This research used the descriptive analytical method with observation toward
the habit of hand washing with soap of the pre-school children at Aisyiyah
Kindergarten of Blimbing, Sukoharjo regency. The data of the research were
analyzed by using the univariate analysis, namely: frequency distribution. The
result of the research shows that 16 respondents (80%) have a moderate role in
motivating children to conduct hand washing with soap.
health. The parents shall keep their role in motivating their children to wash
hands with soap so that their health is maintained.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peran aktif orangtua sangat diperlukan disaat mereka berada dibawah usia lima
tahun. Peran aktif orang tua tersebut yang dimaksud adalah usaha langsung
terhadap anak seperti membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan,
dan menyediakan fasilitas kepada anak serta peran lain yang lebih penting
adalah dalam menciptakan lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang
dialami oleh anak, melalui pengamatannya terhadap tingkah laku secara
berulang ulang, anak ingin menirunya dan kemudian menjadi ciri kebiasaan
atau kepribadiannya, ucapan dan tingkah laku atau perilaku orangtua yang
konsisten, anak memperoleh perasaan aman, mengetahui apa yang diharapkan
dari hubungan anak, serta membangun pengertian yang jelas tentang apa yang
benar dan salah (Suherman 2000).
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia pra sekolah biasanya berkaitan
dengan kebersihan perorangan dan lingkungan, salah satunya adalah kebiasaan
mencuci dengan pakai sabun. Survey Health Service Program Tahun 2006 tentang
persepsi dan perilaku terhadap kebiasaan mencuci tangan menemukan bahwa sabun
telah sampai ke hampir setiap rumah di Indonesia, namun sekitar 3% yang
menggunakan sabun untuk cuci tangan, dan di desa angkanya bisa lebih rendah lagi.
Cuci tangan pakai sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar
merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah berjangkitnya
penyakit seperti diare, kolera, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
cacingan, flu, hepatitis A, dan bahkan flu burung. Mencuci tangan
dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan
debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna
mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus,
bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Mencuci tangan dengan
menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran
dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari
pada kedua tangan (Desiyanto dan Djannah 2012).
Anak pra sekolah adalah anak yang berusia 3-5 tahun dan mengikuti program
pra sekolah (Patmonodewo 2003). Pada masa ini anak menggunakan fungsi
biologisnya untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Anak suka bermain
dengan posisi sangat berdekatan satu sama lain, menggunakan tangan untuk
meletakkan suatu benda di mulutnya, makan dan membuang ingus. Kondisi
tersebut dapat berdampak pada tingginya kejadian infeksi pada anak usia
prasekolah karena mudahnya penyebaran beberapa penyakit infeksi melalui
tangan. Tingginya angka penyebaran infeksi yang terjadi di lingkungan sekolah
menimbulkan kecemasan para orang tua, mengganggu konsentrasi belajar anak
dan
Salah satu perilaku hidup sehat yang dilakukan anak usia pra sekolah
diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun. Perilaku cuci tangan
ini pada umumnya sudah diperkenalkan kepada anak-anak sejak kecil,
tidak hanya oleh orang tua di rumah, bahkan menjadi salah satu
kegiatan rutin yang diajarkan para guru di Taman Kanak-Kanak sampai
dengan Sekolah Dasar. Pada anak usia 4-5 tahun sangat rentang
terkena penyakit, mereka belum mendapat kesehatan dengan baik dan
pada usia tersebut anak masih berperilaku ceroboh sehingga
membahayakan kesehatannya. Kenyataannya perilaku sehat ini belum
menjadi budaya masyarakat kita dan biasanya hanya dilakukan
sekedarnya. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit.
Sehingga sangat penting perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan
perilaku yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran berbagai
penyakit menular seperti diare, ISPA dan Flu Burung.
1.3.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peran orangtua dalam memotivasi anak mencuci tangan dengan
benar dan memakai sabun pada anak usia pra sekolah.
Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Masyarakat
Peneliti lain dapat mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan serta dapat
menambah pengetahuan peneliti tersebut dan dapat menjadikan pedoman dalam
melakukan penelitian yang sama di daerah lain.
1.4.4. Peneliti
1.4.5. Perawat
Keaslian Penelitian
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metode yang
Hasil Penelitian
digunakan
Dyna Apriany
Perbedaan
Metode
Didapatkan hasil
Perilaku Mencuci
Kuantitatif
bahwa
Tangan Sebelum
terdapat perbedaan
dan Sesudah
signifkan antara
Diberikan
perilaku sebelum
Pendidikan
Kesehatan Pada
kan
pendidikan
Tahun
kesehatan
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metode yang
Hasil Penelitian
digunakan
Fajar Ardi
Efektivitas
True
Bahwa perlakuan
Desiyanto
Mencuci Tangan
experiment
cuci tangan dengan
Menggunakan
dengan
air mengalir tidak
Cairan Pembersih
rancangan
efektif, sedangkan
Tangan
penelitian
kelompok
Antiseptik (Hand
posttest only
perlakuan cuci
Sanitizer)
control group
tangan dengan
Terhadap Jumlah
design
sabun, hand
Angka Kuman
sanitizer A, dan
hand sanitizer B
efektif dalam
penurunan jumlah
angka kuman
dr A. Chusnul
Pengaruh
Design
Hasil analisa
Chuluq Ar,
Kegiatan Rutin
penelitian ini
bivariat
MPH, Ns. Dian
Mencuci Tangan
adalah cross
menunjukkan
Susmarini,
di Sekolah
sectional
adanya hubungan
S.Kep, MN, Asri
dengan Perilaku
design dengan
bermakna antara
Puji Lestari
Mencuci Tangan
menggunakan
kegiatan rutin
Anak Pra
Tehnik
mencuci tangan
Tahun di TK
Total Sampling
perilaku mencuci
Islam Terpadu
tangan anak
As-Salam Kota
Malang
tahun (baik
perilaku ketika
disekolah,
dirumah), dengan
kekuatan korelasi
masing-masing
0,338 ; 0,401 ;
prevalensi
menunjukkan
kegiatan rutin
mencuci tangan
disekolah
merupakan faktor
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metode yang
Hasil Penelitian
digunakan
(ketika disekolah,
dirumah) dengan
nilai rasio
prevalensi 3,85 ;
1,87 ; 1,37
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Peran Orangtua
2.1.1. Pengertian
Peran adalah perilaku yang berkenaan dengan siapa yang memegang posisi tertentu,
posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial. Setiap
perilaku individu menempati posisi-posisi multiple, orang dewasa dan pria suami (Biddle
dalam Friedmen 2002) yang berkaitan dengan masing-masing posisi ini adalah sejumlah
peran, di dalam hal posisi ibu, beberapa peran yang terkait adalah sebagai penjaga
rumah, merawat anak, pemimpin kesehatan dalam keluarga, memasak, sahabat atau
teman bermain bagi anak (Friedman 2002).
Orang tua adalah tokoh panutan anak, maka diharapkan orang tua dapat
ditiru, sehingga anak yang bebas bersekolahpun sudah mau dan mampu
melakukan cuci tangan dengan benar melalui model yang ditiru dari
orang tuanya (Maulani dkk 2005)
10
Peran orangtua adalah seperangkat tingkah laku dua orang ayah-ibu dalam
bekerjasama dan bertanggung jawab berdasarkan keturunan sebagai tokoh panutan
anak semenjak terbentuknya pembuahan atau zigot secara konsisten terhadap stimulus
tertentu, baik berupa bentuk tubuh maupun sikap dan spiritual serta emosional yang
mandiri (Wadnaningsih 2005).
2.1.1.1.Macam-macam Peran
Peran Formal
Setiap posisi peran dalam keluarga adalah peran yang terkait, yaitu sejumlah perilaku
yag kurang lebih bersifat homogen. keluarga membagi peran secara merata kepada
para anggotanya seperti cara masyarakat membagi peran-perannya menurut
pentinggnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Ada peran yang
11
Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu
rumah tanggga, sopir, pengasuh anak, dan lain-lain). Jika dalam keluarga
hanya terdapat sedikit orang yang memenuhi peran ini, maka akan lebih
banyak tuntutan dan kesempatan bagi anggota keluarga untuk
memerankan beberapa peran pada waktuyang berbeda. Jika seorang
anggota keluarga meninggalkan rumah, dan karenanya ia tidak memenuhi
suatu peran, maka anggota laian akan mengambil alaih kekosongan ini
dengan memerankan perannya agar tetap berfungsi (Maulani dkk 2005).
Peran yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu
antara lain sebagai barikut :
12
Peran Informal
13
14
Pada keluarga dengan status ekonomi kurang, peran orang tua merupakan
hal paling penting dari sang ibu, dimana ibu lebih jauh bersifat tradisional
dalam pandangannya terhadap pengasuhan anak dengan suatu penekanan
yang lebih besar pada kehormatan, kepatuhan, kebersihan dan disiplin bila
dibandingkan dengan keluarga menengah ke atas yang lebih menitik
beratkan pada pengembangan pengendalian kekuatan sendiri dan
kemandirian prinsip perkembangan dan psikologi dengan orang tua dan
anak (Besmer dalam Friedmen 2002).
15
Keluarga dengan orang tua lengkap yaitu dengan adanya ayah dan ibu
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
terutama anak, dimana anggota keluarga dengan adanya ayah dan ibu
akan menimbulkan perasaan aman dan nyaman dalam
mengembangkan dan memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial
dibandingkan dengan keluarga dengan orang tua tunggal yang hanya
mengenal salah satu sosok orang tua sehingga anggota keluarga atau
anak mengalami kesulitan mencari identitas diri (Wong 2009).
16
Motivasi
17
Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang paling
penting. Selain itu mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok
menggunakan dengan sabun secara bersama seluruh kulit permukaan
tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas dibawah air yang
mengalir (Potter 2005).
18
Mantan Menteri Kesehatan, Dr. dr. Siti Fadilah Supari mengatakan bahwa
kebiasaan mencuci tangan dengan air saja, tidak cukup untuk melindungi
seseorang dari kuman penyakit yang menempel di tangan. Terlebih bila
mencuci tangan tidak dibawah air mengalir. Berbagi kobokan sama saja saling
berbagi kuman. Kebiasaan itu harus ditinggalkan. Mencuci tangan pakai sabun
terbukti efektif dalam membunuh kuman yang menempel di tangan. Gerakan
nasional cuci tangan pakai sabun dilakukan sebagai bagian dari kebijakan
pemerintah untuk pengendalian risiko penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan seperti diare dan penyakit kecacingan (Lestari 2008).
19
Disamping manfaat secara kesehatan yang telah terbukti, banyak orang tidak
melakukannya sesering yang seharusnya bahkan setelah ke kamar mandi. Jika tidak
mencuci tangan memakai sabun, kita dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman
dengan menyentuh mata, hidung atau mulut. Dan kita juga dapat menyebarkan kuman
ke orang lain dengan menyentuh mereka atau dengan menyentuh permukaan yang
mereka sentuh juga seperti handel pintu. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui
kontak tangan ke tangan termasuk demam biasa (common cold), flu dan beberapa
kelainan system pencernaan seperti diare. Kebersihan tangan yang kurang juga
menyebabkan penyakit terkait makanan seperti infeksi Salmonella dan E.coli. Beberapa
mengalami gejala yang mengganggu seperti mual, muntah, diare (Lestari 2008).
20
21
2.1.4. Sabun
Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa
Natrium atau Kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak
hewani (SNI 1994). Ditambahkan pula oleh Kirk (2005), komponen
utama pembuatan sabun terdiri dari asam lemak rantai C12 C18 dan
garam sodium atau potassium. Asam lemak yang berikatan dengan
garam sodium (NaOH) dikenal dengan nama hard soaps, sedangkan
asam lemak yang berikatan dengan garam potassium (KOH) dikenal
dengan nama soft soaps.
Sabun dapat dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi
minyak. Pada proses saponifikasi minyak akan diperoleh produk sampingan yaitu
gliserol, sedangkan sabun yang diperoleh dengan proses netralisasi tidak menghasilkan
gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali,
sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi antara asam lemak dengan alkali
(Kirk 2005).
Anak usia prasekolah yaitu anak yang berusia 3 sampai 5 tahun. Pada masa ini terjadi
pertumbuhan biologis, kognitif, psikososial dan spiritual serta mengalami banyak
perubahan fisik dan mental ( Betz 2002). Anak usia prasekolah biasanya mengikuti
program pra sekolah misalnya kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak
(Padmonodewo 2003).
22
Perkembangan perilaku sosialisasi pada anak usia pra sekolah yaitu anak selalu
memandang orang tua sebagai figur yang terpenting, bersifat posesif : ingin
maunya sendiri, mampu bekerjasama dengan teman sebaya dan orang dewasa
sehingga dalam melakukan kebiasaan sehari-hari anak selalu menirukan
kebiasaan orang tua dan model peran dewasa lainnya. Sementara
perkembangan moral anak usia pra sekolah yaitu anak melihat aturan sebagai
sesuatu yang kaku dan tidak fleksibel, konsekuensi negatif dilihat sebagai
hukuman terhadap perilaku yang tidak sesuai dan anak
23
Ciri Fisik
Walaupun anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan lebih terampil
dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya da-lam tugas motorik halus, tetapi
sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki apabila dia tidak terampil. jauhkan dari
24
Ciri Sosial
Ciri Emosional
Ciri Kognitif
25
1. Perilaku Sosial
3. Bahasa
26
1. Keturunan
27
2. Faktor Neuroendokrin
3. Nutrisi
4. Hubungan Interpersonal
28
6. Penyakit
7. Bahaya Lingkungan
29
30
Faktor Predisposisi
Faktor Reenforcing
Pengetahuan
Peran Orangtua
Sikap
Kepercayaan
Keyakinan
Nilai-nilai
Motivasi
Faktor Enabling
Lingkungan
Fisik
Sarana-sarana Kesehatan
Fisik
Sosial
Emosional
Kognitif
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetap-kan
oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua anakanak murid A kelas besar di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo
sebanyak 20 orang.
3.2.2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, A aziz Al-imul 2007). Sampel yang
akan diteliti adalah orangtua anak-anak murid A
31
32
Tempat / lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama
kasus berlangsung (Notoatmojo 2003). Penelitian dilakukan di TK Aisyiyah
Blimbing Kabupaten Sukoharjo dan penelitian dilakukan selama 1 bulan dari
tanggal 1 Mei sampai 31 Mei 2014.
Variabel adalah karakteritik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek
lainnya (Hidayat, A aziz Alimul 2007). Dalam peneltian ini hanya ada satu variabel terikat
(dependen) yaitu peran orangtua dalam memotivasi anak mencuci tangan dengan benar
memakai sabun merupakan suatu tindakan untuk melakukan hidup bersih dan sehat.
33
Tabel 3.1. Definisi Operasional Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci
Tangan dengan Benar Memakai Sabun Pada Anak Usia Pra Sekolah di TK Aisyiyah
Blimbing Kabupaten Sukoharjo.
Variabel
Definisi
Alat Ukur
Indikator
Skor
Skala
Operasional
Penilaian
Peran orang
Seperangkat
Menggunakan
Peran
i. Kategori
Ordinal
tua dalam
aktifitas
Kuesioner yang
Orangtua
baik skor 84
memotivasi
orang tua unterdiri dari 24
anak cuci
tuk
item pertanyaan
tangan
mengajarkan
dengan skala lik-
84
kebiasaan
ert dikategori
iii. kategori
skor 56
gan kepada
4= selalu
anak guna
3= sering
mencegah
2=kadang
penularan
1= tidak pernah
penyakit.
3.5.
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah jenis pengukuran dengan
mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara
tertulis (Nursalam 2011).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah closedended questions yaitu kuesioner yang
sudah tersedia jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Penelitian ini menggunakan 1
jenis kuesioner sesuai dengan 1 variabel. Kuesioner mengadopsi dari penelitian Muhamad
Marjuandi pada tahun 2011 yaitu kuesioner peran orangtua dalam memo-
34
tivasi anak mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun dengan
penelitian yang berjudul Hubungan antara peran orang tua dalam
perilaku hidup bersih sehat dengan kebiasaan mencuci tangan pakai
sabun pada anak PraSekolah di TK Assalamah Ungaran Kabupaten
Semarang (Nursalam 2011).
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian. Pada
penelitian kuantitatif, peneliti harus melaksanakan lima tugas dalam proses
pengumpulan data. Tugas tersebut berhubungan dan dilaksanakan secara simultan,
dengan kata lain tidak secara berurutan. Tugas tersebut meliputi : memilih subjek,
mengumpulkan data secara konsisten, mempertahankan pengendalian dalam
penelitian, menjaga integritas atau validitas, dan menyelesaikan masalah (Nursalam
2011).
35
Untuk mengetahui kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur yang
hendak diukur maka akan dilakukan uji validitas. Uji instrumen ini akan dikatakan
valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel (Arikunto 2002). Nilai kritis r tabel
dengan n = 20 pada taraf signifikansi 5% adalah 0,444 (Sugiyono 2005). Validitas
instrumen diuji cobakan pada 20 orang yang diambil secara acak dan memenuhi
kriteria sampel penelitian, yang mana akan diujikan di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo. Adapun ketentuan pengujiannya yaitu jika nilai r hitung >
rtabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid (Sugiyono 2008). Untuk nilai
Reliabilitas berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono 2003). Pengujian reliabilitas
pada penelitian ini. menggunakan rumus Alpha Cronbach. Uji instrumen ini dikatakan
reliabilitas jika r hitung atau hasil nilai alpa lebih besar dari r tabel. Nilai r tabel untuk
N=20
36
Pengolahan Data
Yaitu memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas
beberapa kategori, pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data
menggunakan komputer.
37
Etika Penelitian
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang peran orangtua
dalam memotivasi anak mencuci tangan dengan benar dan memakai
sabun di TK Aisyi-yah Blimbing Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan data
yang diambil selama 7 hari penelitian yaitu pada tanggal 5 mei 2014
sampai 12 mei 2014 dengan 20 respond-en yang telah memenuhi
kriteria. Dari kegiatan penelitian didapatkan hasil sebagai berikut :
Gambaran Penelitian
Fasilitas yang ada di sekolah antara lain adalah tempat mencuci tangan
masih di kamar mandi dan belum ada tempat khusus untuk mencuci
tangan. Kondisi kamar mandi tampak bersih dan airnya jernih. Lantai
kamar mandi tidak tampak licin, anak-anak sering ke kamar mandi tanpa
melepas sepatu.
39
40
Karakteristik Responden
Usia Ibu
Umur
Jumlah
Persentase (%)
28-33 tahun
9
45,0
34-40 tahun
7
35,0
41-47 tahun
4
20,0
Total
20
100
(45%).
Pendidikan Ibu
Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
SD
7
35,0
SMP
9
45,0
SMA
2
10,0
PT
2
10,0
Total
20
100
41
Pekerjaan Ibu
Pekerjaan
Jumlah
Persentase (%)
Wiraswasta
3
15,0
IRT
17
85,0
Total
20
100
pekerjaan mayoritas adalah ibu rumah tangga sebanyak 17 orang (85 %).
berikut :
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Perempuan
8
40,0
Laki-laki
12
60,0
Total
20
100
Pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa jenis kelamin anak di TK Aisyiyah laki-laki
sebanyak 12 orang (60,0%) dan perempuan sebanyak 8 anak (40%), sehingga
mayoritas adalah jenis kelamin laki-laki.
42
Usia Anak
Usia Anak
Jumlah
Presentase (%)
5
6
30,0
6
14
70,0
Total
20
100
Pada Tabel 4.5 diatas bahwa karakteristik anak berdasarkan usia di TK Aisyiyah
adalah anak usia 6 tahun berjumlah 14 anak (70%).
Tabel 4.6 Hasil Distribusi Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak Mencuci
Tangan dengan Benar dan Memakai Sabun di TK Aisyiyah Blimbing Tahun
2014
(N=20)
Kategori Peran
Jumlah
Presentase (%)
Baik
2
10,0
Sedang
16
80,0
kurang
2
10,0
Total
20
100
memiliki peran motivasi sedang pada anak, yaitu 16 responden (80 %).
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas penelitian yang telah dilaksanakan pada anak
usia pra sekolah di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo. Hasil
penelitian menunjukkan bagaimana peran orangtua dalam memotivasi anak
mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun.
Penelitian ini seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya ber-tujuan untuk
mengetahui peran orangtua dalam memotivasi anak mencuci tangan dengan benar dan
memakai sabun pada anak usia pra sekolah di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten
Sukoharjo. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2014 sampai 12 Mei
2014 dengan jumlah sebanyak 20 responden.
5.1.
Karakteristik Responden
Motivasi orangtua terhadap anak dalam mencuci tangan dengan benar dan
menggunakan sabun pada penelitian ini ditemukan pada sebagi-an besar ibu
dengan usia 28-33 tahun. Menurut Maruf (2006) usia 28-33 tahun merupakan
kelompok usia dewasa muda. Menurut Sadli (2010) usia dewasa muda paling
benyak tersentuh dan menyentuh perubahan sosial yang sedang berlangsung.
Mereka juga kelompok yang dijadikan sasaran program pembangunan, seperti
program kesehatan, gizi, dan program Keluarga Berencana (KB).
43
44
Orangtua dengan usia dewasa muda akan lebih mudah membimbing atau mengarahkan
anak-anak mereka dalam menjaga kesehatan. Orangtua akan menyadari pentingnya
menjaga kesehatan diri dan anak mereka khu-susnya dimulai dari hal kecil, seperti
mencuci tangan menggunakan sabun.
45
46
Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa peran orang tua dalam
memotivasi anak untuk memcuci tangan memakai sabun rata-rata dipengaruhi karena tingkat pendidikan orang tua hanya sekolah menengah
pertama (SMP) sebanyak (45 %), dengan tingkat pendidikan SMP maka
tingkat pengetahuan orang tua dapat mempengaruhi dalam peran
memoti-vasi anak untuk mencuci tangan dengan menggunkan sabun.
Selain pen-didikan orang tua dengan lulusan tingkat SMP rata-rata
bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak (85 %). Dengan pekerjaan
orang tua sebagai ibu rumah tanggga maka waktu bersama anak lebih
banyak sehingga orangtua mampu memperhatikan anaknya dalam
menjaga kesehatan seperti halnya mencuci tangan supaya terhindar dari
penyakit seperti diare. Selain mem-iliki nilai positif juga memiliki nilai
negatif yaitu ibu hanya berinteraksi dengan sesama ibu yang memiliki
pekerjaan yang sama sehingga tingkat pengetahuaan ibu hanya biasa
dan tidak ada perubahan dalam penge-tahuan.
47
Berkaitan dengan penelitian ini maka peneliti berpendapat bahwa peran orangtua dalam
memotivasi pada anak terutama adalah kebiasaan mencuci tangan. Semakin baik peran
orangtua terutama dengan keteladanan, pendidikan akan pentingnya kesehatan dan
serta menyediakan saran atau fasilitas penunjang maka akan semakin baik pula anak
dalam menerapkan kebiasaan untuk mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun
setiap sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
Keterbatasan Penelitian
Kendala penelitian yaitu dalam pemberian kuesioner tidak secara langsung diberikan
kepada orangtua siswa. Alat penelitian atau kuesioner diberikan kepada kepala sekolah
untuk diberikan siswa dan dibawa pulang agar kuesioner diisi oleh orangtuanya. Ketidak
ada pertemuan dengan orangtua mempengaruhi jawaban yang akan diisikan pada
kuesioner. Peneliti tidak mengetahui orang yang mengisi kuesioner tersebut, benarbenar orang tua siswa atau orang lain. Peneliti juga tidak bisa menjelaskan poin
kuesioner secara langsung, apabila orangtua siswa kurang paham ter-hadap sebagian
kuesioner yang diberikan. Peniliti juga tidak melakukan uji
48
2011 yang berjudul Hubungan antara peran orang tua dalam perilaku
hidup bersih sehat dengan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun
pada anak PraSekolah di TK Assalamah, Ungaran, Kabupaten
Semarang selain itu kuesioner juga sudah teruji validitasnya.
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
49
50
Saran
6.2.2. Masyarakat
6.2.4. Perawat
DAFTAR PUSTAKA
Rineka Cipta.
Arthur, 2006, Peran Aktivitas Pengasuhan Pada Pembentukan Perilaku Anak Se-jak
Sejak Usia Dini: Kajian Psikologis Berdasarkan Teori Sistem Ekologis.
Betz, Cecili 2002, buku saku keperawatan pediatri Ed.3, EGC, Jakarta.
Jakarta.
Katolik Soegijapranata
Maulani, dkk. 2005. Panduan Orang Tua Dalam Menjaga Dan Merawat
Kesehatan Gigi Bagi Anak-Anaaknya. Jakarta: Gramedia.
takan Kedua
Marjuandi, M, 2011, Hubungan antara peran orang tua dalam perilaku hidup ber-sih
sehat dengan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun pada anak Pra-Sekolah di TK
Assalamah, Ungaran, Kabupaten Semarang, Skripsi, Stikes
Ngudiwaluyo Ungaran.
Rineka Cipta.
Prioner Jaya.
Supartini, Y. 2004, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta: EGC.
Mencuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Usia Sekolah. Tugas Akhir,
Universitas Airlangga Surabaya.
Wati, Nur. 2010. Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS Tentang Mencuci Tan-gan
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas