Anda di halaman 1dari 4

IKM | Desember |

PERAN MUTU
PELAYANAN
KESEHATAN DALAM
ERA GLOBALISASI

PERAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DALAM ERA GLOBALISASI


Kesehatan menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan bangsa, yang menjadi
perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Dari tahun ke tahun berbagai program dan kebijakan
untuk meningkatkan taraf kesehatan dan kesejahteraan dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa di
tingkat dunia terus dilaksanakan pemerintah, demi mengejar ketertinggalan dari masyarakat dunia.
Berbagai program dan kebijakan tersebut antara lain: Jaminan Pemeliharaan Keseshatan Masyarakat
(JPKM), Program Keluarga Berencana, Program Asuransi Kesehatan Miskin, dan lain lain. Program dan
kebijakan ini tentunya dilaksanakan dengan maksud dan tujuan yang mulia bagi rakyat dan bangsa
Indonesia yang masih dalam taraf masyarakat berkembang dan membangun menuju masyarakat yang
adil, makmur, sehat, dan sejahtera sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945, sehingga rakyat dan bangsa
Indonesia dapat berada pada posisi sejajar dan mampu bersaing dengan dunia luar.
Di era globalisasi kesehatan saat ini, dengan alasan peningkatan mutu pelayanan kepada para
pasien atau konsumen, sektor kesehatan melalui rumah sakit telah menunjukkan sebuah revolusi besar
dalam hal mutu pelayanan. Namun, semua bentuk peningkatan mutu pelayanan itu ada harga yang harus
dibayar oleh pasien atau konsumen. Globalisasi kesehatan menjadikan dunia kesehatan yang selama ini
sarat dengan aspek humanitarian sebagai salah satu indikator sumber daya manusia, ternyata telah
mengalami distorsi dan menjadi elemen pokok komoditas ekonomi yang menggiurkan. Rumah sakit
sebagai penyedia dan pelayan kesehatan yang dikelola pemerintah dan swasta seharusnya
mengedepankan aspek kemanusiaan dan sosial.
Bidang kesehatan merupakan bidang yang paling terpengaruh oleh dampak globalisasi antara
lain dalam bidang perumahsakitan, tenaga kesahatan, industri farmasi, alat kesehatan, dan asuransi
kesehatan. Rumah sakit mulai berlomba-lomba memperbaiki mutu pelayanan kepada konsumenya karena
dengan adanya globalisasi kesehatan dituntut untuk memiliki pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
bermutu tinggi sesuai dengan kemampuan mereka. Jangkauan pelayanan kesehatan semakin meluas dan
pro aktif tidak sekedar mengobati penyakit dan merehabilitasi kesembuhan, tetapi juga aktif mencegah
penyakit dan menggalang keikutsertaan masyarakat dalam penanggulangan masalah kesehatan.
Globalisasi kesehatan membawa konsekuensi perubahan dalam paradigma pelayanan di dunia
kesehatan, paradigma pelayanan di dunia kesehatan saat ini sudah berubah, dari pandangan lama
Pemberi Jasa Pelayanan yang merasa sangat berjasa pada pasien berubah menjadi Pelayan Jasa
Kesehatan yang menganggap pasien sebagai pelanggan (Customer oriented).
Untuk mengatasi masalah mengenai kepuasan pasien dengan mutu pelayanan kesehatan
memiliki dua pembatasan, yaitu:
1.
2.

Pembatasan pada derajat kepuasan pasien


Pembatasan pada upaya yang dilakukan

PAGE 1

Dalam mengukur kepuasan pasien disesuaikan dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien, tindakan kedokteran harus sesuai dengan
kode etik dan sesuai Standar Operasi Pelayanan (SOP). Hal tersebut akan mencakup kesempurnaan tata
cara penyelenggaraan sesuai dengan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Manajemen kesehatan
berfokus pada system yang disiapkan dalam organisasi mencakup kebijakan sarana dan prasarana fasilitas
pelayanan yang diberikan. Sumber tenaga ahli terdiri dari tenaga kesehatan yaitu dokter, bidan, dan
perawat, menggunakan ilmu yang dimiliki dan teknologi kesehatan untuk dapat mencapai mutu pelayanan
kesehatan yang mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi.
Keberhasilan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di era globalisasi memiliki 4 indikator,
yaitu:
1.
2.
3.
4.

Indikator yang mengacu pada tingkat kepuasan pasien


Indikator yang mengacu pada aspek medis
Indikator yang mengacu pada keselamatan pasien
Indikator yang mengacu pada tingkat efisiensi rumah sakit
Untuk meningkatkan keempat indikator di atas terdapat empat strategi untuk mencapainya,
yaitu:

1.
2.
3.
4.

Proses perbaikan kepuasan pasien


Perbaikan kinerja staf
Harapan pelanggan
Budaya organisasi
Globalisasi kesehatan menjadikan dunia kesehatan sarat dengan aspek humanitarian sebagai

salah satu indicator kualitas SDM yang telah mengalami distorsi dan menjadi elemen pokok komoditas
ekonomi yang menggiurkan.
Dalam era globalisasi, dengan terbukanya pintu bagi tenaga pelayanan asing ke Indonesia, maka
kita harus bersaing. Komitmen nasional menuntut pemerintah melakukan gerakan membumikan sektor
kesehatan sebagai bagian utama dalam proses pembangunan. Perlu ada jaminan perlindungan dari
pemerintah terhadap masyarakat dari komersialisasi kesehatan. Anggaran kesehatan Indonesia hanya
berkisar pada 2-4% dari total APBN sementara, yang dianjurkan WHO adalah 8-15%. Maka dapat kita
lihat bahwa kesehatan merupakan kunci dari kesejahteraan dunia dan jembatan perdamaian untuk
keamanan dunia. Kita harus siap menghadapi globalisasi di dalam dunia kesehatan.
Julio Frenk dan Octavio Gomez-Dantes mengemukakan bahwa walaupun banyak ancaman
dalam globalisasi namun peningkatan kesehatan merupakan aktivitas global universal. Mereka
mengusulkan bahwa exchange, evidence, and empathy menjadi ciri karakter dari aktivitas internasional
untuk meningkatkan kesejahteraan dunia. Exchange adalah kita harus selalu bertukar pengalaman
menghadapi problem yang terjadi. Evidence adalah bukti untuk alternatif tindakan sehingga kita dapat
membangun pengetahuan yang solit tentang keberhasilan suatu program. Empathy adalah ciri manusia

PAGE 2

yang membolehkan kita untuk berpartisipasi dalam menghargai elemen utama yang mempersatukan kita
sebagai anggota.

PAGE 3

Anda mungkin juga menyukai