Atresia Ani
Atresia Ani
Oleh :
Ajeng Febriyanti 1102010013
Pembimbing :
dr. Yeppy Arief Nurzaman Sp.B,
FINaCS, MM
Definisi
Embriologi
Anatomi
Kanalis analis berasal dari proktoderm
yang merupakan invaginasi ectoderm,
sedangkan
rectum
berasal
dari
endoderm.
Rektum
memiliki
empat
lapisan
Cincin sfingtern anus melingkari kanalis analis dan terdiri dari sfingter
intern dan sfingter ekstern. Sisi posterior dan lateral cincin ini terbentuk
dari fusi sfingter intern, otot longitudinal, bagian tengah dari otot levator
(puborektalis) dan komponen m. Sfingter eksternus. M. Sfingter internus
terdiri atas serabut otot polos, sedangkan m. Sfingter eksternus terdiri atas
serabut otot lurik.
Perdarahan arteri
Arteri hemoroidales superior adalah kelanjutan langsung a.
Mesenterika inferior
Arteri Hemoroidales inferior adalah cabang a. Pudenda interna.
Perdarahan vena
Vena hemoridalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis
internus v. Mesenterika inferior v. Lienalis ke vena porta.
Hemoroidalis inferior v. Pudenda interna v. Iliaka interna
vena kava.
Persarafan
Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan sistem
parasimpatik.
Serabut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan
dari sistem parasakral.
Persarafan parasimpatik (nervi erigantes) berasal dari saraf sakral
kedua, ketiga dan keempat.
Epidemiologi
Angka kejadian
rata-rata
malformasi
anorektal di
seluruh dunia
adalah 1 dalam
5000 kelahiran.
lebih banyak
ditemukan
pada laki-laki
daripada
perempuan.
Etiologi
Putusnya saluran
pencernaan di atas
dengan daerah
dubur
Gangguan
organogenesis
dalam kandungan.
Berkaitan dengan
sindrom down.
Patofisiologi
Anus dan rektum
diketahui berasal dari
bagian dorsal hindgut
Septum urogenital
membagi kloaka (bagian
caudal hindgut) menjadi
rektum dan sinus
urogenital, urogenital sinus
terutama akan membentuk
kandung kecing dan uretra
Klasifikasi
Ladd dan Gross pada tahun 1934 mengajukan klasifikasi terdiri atas 4
tipe yang masih banyak digunakan oleh para ahli hingga saat ini.
Tipe I: Saluran anus atau rektum bagian bawah mengalami stenosis
dalam berbagai derajat.
Tipe II: Terdapat suatu membran tipis yang menutupi anus karena
menetapnya membran anus.
Tipe III: Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir sebagai suatu
kantung yang buntu terletak pada jarak tertentu dari kulit di daerah anus
seharusnya terbentuk (lekukan anus). Merupakan Jenis yang paling sering
ditemukan
Tipe IV: Saluran anus dan rektum bagian bawah membentuk suatu
kantung buntu yang terpisah, pada jarak tertentu dari ujung rektum yang
berakhir sebagai suatu kantung buntu. Merupakan bentuk yang paling jarang
dijumpai.
letak ujung atresia terhadap otot dasar panggul, yakni supralevator dan
translevator, dikenal sebagai klasifikasi Melboume.
Kelainan bentuk anorektum dikelompokkan menjadi:
Kelainan letak
rendah(infralevator)
Kelainan letak
tengah(intermedia)
Kelainan letak
tinggi(supralevator)
Manifestasi klinis
Perut
kembung.
Muntah.
tidak bisa
buang air
besar.
Pada pemeriksaan radiologis dengan
posisi tegak serta terbalik dapat dilihat
sampai dimana terdapat penyumbatan.
Kelainan kardiovaskuler
Kelainan gastrointestinal
Kelainan tulang belakang dan medulla
spinalis
Kelainan traktus genitourinarius
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
teliti.
Pada anamnesis dapat ditemukan :
a. Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir.
b. Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan adanya
fistula.
c. Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum (+) dan
kemungkinan kelainan adalah letak rendah
Inspeksi perianal sangat penting. Flat "bottom" atau flat perineum, ditandai
dengan tidak adanya garis anus dan anal dimple mengindikasikan bahwa pasien
memiliki otot-otot perineum yang sangat sedikit. Tanda ini berhubungan dengan
atresia ani letak tinggi dan harus dilakukan colostomy.
Tanda pada perineum yang ditemukan pada pasien dengan atresia ani letak
rendah meliputi adanya mekonium pada perineum, "bucket-handle" (skin tag yang
terdapat pada anal dimple), dan adanya membran pada anus (tempat keluarnya
meconium).
Penatalaksanaan
Menurut Leape (1987) yang dikutip oleh Faradilla menganjurkan pada :
a. Atresia ani letak tinggi dan intermediet dilakukan sigmoid kolostomi atau
TCD dahulu, setelah 6 12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif (PSARP).
b. Atresia ani letak rendah dilakukan perineal anoplasti, dimana sebelumnya
dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot
sfingter ani ekternus.
c. Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion.
d. Pada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin, berbeda dengan Pena
dimana dikerjakan minimal PSARP tanpa kolostomi..
Prognosis
Prognosis bergantung dari fungsi klinis. Dengan khusus dinilai
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Kelainan Bawaan. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Ed3. Jakarta : EGC, 2004 : 667-670
2. Mulholland, Michael W, Lillemoe, Keith D. Anorectal Malformation in:
Greenfield's Surgery: Scintific Principles and Practice, 4th Edition. New
York: Mc-Graw Hill.2006
3. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta : EGC 1994: 262
4. Hamami A.H, Pieter J, Riwanto I, Tjambolang T, Ahmadsyah I. 2004. Buku
Ajar Ilmu Bedah. Editor Peter J. Ed 2. Jakarta : EGC
5. Oldham K, Colombani P, Foglia R, Skinner M, principle and Practice of
Pediatric Surgery Vol 2. Philadelphia : Lippincott William & Wilkins, 2005
: 1395-1434
Terima kasih