Anda di halaman 1dari 6

The Oliva Models

Model oliva adalah salah satu model kurikulum yang sangat sederhana, komprehensif
dan sistematik. Model ini terdiri dari 12 komponen, yaitu :
1. Perumusan filosofi
2. Analisis kebutuhan masyarakat
3. Tujuan umum
4. Tujuan khusus
5. Pengorganisasian rancangan dan implementasi
6. Menjabarkan tujuan umum
7. Menjabarkan tujuan khusus
8. Menetapkan strategi pembelajaran
9. Teknik penilaian
10. Implementasi strategi pembelajaran
11. Evaluasi pembelajaran
12. Evaluasi kurikulum
Dari uraian di atas, maka jelas ketika kita memikirkan apa yang harus dipelajari
siswa, materi apa yang akan disampaikan, pengalaman belajar apa yang harus
dimiliki siswa, maka pada saat itu kita sedang mengembangkan sebuah program,
sebuah perencanaan atau sebuah kurikulum. Selanjutnya, manakala kita memikirkan
bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan suatu materi, metode apa
yang harus digunakan, bagaimana menyusun implementasi program dalam tindakan
nyata, maka pada saat itu kita sedang menyusun program pembelajaran.
Walaupun antara kurikulum dan pembelajaran merupakan dua sisi yang tidak
terpisahkan, namun dalam suatu proses pengajaran dan pembelajaran, dapat terjadi
berbagai

kemungkinan

hubungan

antara

keduanya.

Peter

F.Oliva

(1992)

menggambarkan kemungkinan hubungan itu dalam beberapa model yaitu :


1. Model Dualistic (the dualistic model)
Pada model ini kurikulum dan pembelajaran terpisah. Keduanya tidak
bertemu kurikulum yang seharusnya menjadi input dalam menata system

pembelajaran tidak tampak. Demikian juga pembelajaran yang semestinya


memberikan balikan dalam proses penyempurnaan kurikulum tidak terjadi,
karena kurikulum dan pembelajaran berjalan sendiri.
2. Model Berkaitan (the interlocking model )
Pada model ini kurikulum dan pembelajaran dianggap sebagai suatu system
yang keduanya memiliki hubungan. Baik antara kurikulum dan pembelajaran
maupun penbelajaran dan kurikulum ada bagian-bagian yang terpadu atau
memiliki keterkaitan, sehingga antara keduanya memiliki hubungan.
3. Model Konsentrasi (the concentric model).
Pada model ini kurikulum dan pembelajaran memiliki hubungan dengan
kemungkinan kurikulum bagian dari pembelajaran atau pembelajaran bagian
dari kurikulum. Yang satu tergantung dari yang lain.
4. Model siklus (the cyclical model)
Pada model ini antara kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan yang
timbal balik. Keduanya saling berpengaruh. Apa yang diputuskan dalam
kurikulum akan menjadi dasar dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
Sebaliknya apa yang terjadi dalam pembelajaran dapat mempengaruhi
keputusan kurikulum selanjutnya. Oleh sebab itu, dalam model siklus
hubungan keduanya sangat erat walaupun kedudukannya terpisah yang berarti
dapat dianalisis secara terpisah pula.
Siapa dan Apa
1. Kepala Sekolah
Mencari kurikulum yang berlaku sekarang untuk dipelajari, dan menerapkan
kurikulum pada sekolah. Selanjutnya melaksanakan supervisi kurikulum.
Kepala sekolah juga berperan sebagai penanggung jawab dan mengontrol
pelaksanaan serta perencanaan kurikulum.
2. Tim Guru
Mengembangkan kurikulum dari pemerintah dan menyusun strategi mengajar
yang cocok untuk diterapkan di sekolah. Selain itu, tim guru juga bertugas

menyusun evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan mata pelajaran masingmasing.


3. Masyarakat
Keinginan orangtua, tipe lingkungan masyarakat, tradisi, dan kesepakatan,
kesemuanya itu memegang peranan dalam menentukan strategi pengajaran
ruang kelas.
Usaha-usaha masyarakat untuk menyunting materi dan metode yang
digunakan sering terjadi di beberapa wilayah. Meskipun pihak pendidik
mungkin mendapatkan kesulitan dari masyarakat karena pilihan masyarakat
atas teknik dan muatan pelajaran di sekolah, para pendidik semestinya tidak
mengabaikan tindakan masyarakat itu. Karena bagaimanapun juga, pihakpihak yang berkepentingan diharapkan untuk melibatkan anggota masyarakat
dalam proses pengembangan kurikulum. Belajar mengenai kebutuhan
masyarakat, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya mungkin perlu dilakukan
sebelum seorang guru bisa memperoleh dukungan dari masyarakat dalam
menggunakan teknik yang ia yakini merupakan teknik yang paling efektif.
Opini masyarakat mengenai sekolah dan kurikulumnya dapat dikumpulkan
melalui komite penasihat, kelompok relawan dari pihak orangtua, persatuan
orangtua-guru (sekolah), dan kelompok masyarakat.
4. Guru Mata Pelajaran
Strategi pengajaran harus sesuai dengan (1) gaya mengajar masing-masing
guru, dan (2) model (model-model) pengajaran yang digunakan oleh guru.
Guru harus menganalisis gaya mengajar tertentu yang mereka gunakan dan
guru juga harus menganalisis model pengajaran yang menurut mereka paling
cocok untuk gaya mengajar mereka tersebut. Guru harus mencari tahu
bagaimana memperluas perbendaharaan mereka dengan cara mengembangkan
lebih dari satu model mengajar.
5. Siswa / Peserta Didik
Strategi pengajaran harus disesuaikan dengan kondisi murid. Guru yang
meremehkan kemampuan peserta didik dan berbicara dengan nada

menyepelekan mereka atau sebaliknya, terlalu melebih-lebihkan kecerdasan


peserta didik dan terlalu memuji-muji mereka, bukanlah guru yang
menggunakan pendekatan murid sebagai sumber strategi pengajaran.
Murid dapat berpartisipasi dalam perencanaan pengajaran secara efektif
dengan cara: (1) turut menentukan pilihan di antara topik-topik yang samasama dapat dibahas; (2) membantu mengidentifikasi sasaran pengajaran; (3)
memberikan masukan mengenai strategi pengajaran yang sesuai; (4) dapat
memilih tugas, dikerjakan secara individu atau secara berkelompok; (5)
memilih materi pelajaran; (6) menentukan struktur kegiatan belajar mengajar.
Bagaimana
Model Administrative (top-down)
Stateme
nt of
Philosop
hy

Stateme
nt of

Satateme
nt of
Objective

Desig
n of

Implementat

Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama dan paling
banyak digunakan. Gagasan pengembangan kurikulum datang dari para administrator
pendidikan

dan

menggunakan

prosedur

administrasi.

Dengan

wewenang

administrasinya, membentuk suatu Komisi atau Tim Pengarah pengembangan


kurikulum. Anggotanya, terdiri dari pejabat di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli
kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugas
tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan
dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Selanjutnya administrator
membentuk Tim Kerja terdiri dari para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin
ilmu dari perguruan tinggi, dan guru-guru senior, yang bertugas menyusun kurikulum
yang sesungguhnya yang lebih operasional menjabarkan konsep-konsep dan
kebijakan dasar yang telah digariskan oleh Tim pengarah, seperti merumuskan tujuantujuan yang lebih operasional, memilih sekuens materi, memilih strategi

Evaluati

pembelajaran dan evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan


kurikulum bagi guru-guru. Setelah Tim Kerja selesai melaksanakan tugasnya,
hasilnya dikaji ulang oleh Tim Pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau
pejabat yang kompeten.
Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik,
administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Karena
datangnya dari atas, maka model ini disebut juga model Top Down. Dalam
pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah berjalan
beberapa saat perlu dilakukan evaluasi.

Revisi
Falsafah

Falsafah Negara

Tujuan
Pendidikan

Falsafah
Pendidikan

Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Penerapan

Sekolah
1

Kepala Sekolah

Tim Guru
3

Pemantau dan penanggung


jawab

Menyusun evaluasi
formatif, merencanakan
Masyarakat
bahan ajar
Sebagai acuan untuk menyusun materi dan metode serta
strategi yang akan diajarkan pada peserta didik.

Guru Mata Pelajaran


Mengusahakan gagasan kreatif
dan melakukan uji coba
kurikulum di kelas.

Siswa
Melaksanakan kurikulum
yang sudah ada

Anda mungkin juga menyukai