Anda di halaman 1dari 4

RUANG KOLABORASI Proyek Kepemimpinan Topik 2

Kegiatan 1 - Menghubungkan dua ujung mata rantai


Kelompok 1
1. Didik Suhandri
2. Fatmah Dian Sari
3. M. Lutfi Asikin
4. Ristiambada
5. Vita Fadillah

Instruksi kegiatan
1. Amati dua ilustrasi berikut. Tangkap suasana dalam ilustrasi. Silakan saling berbagi pandangan atas tiap gambar. Putuskan bersama-sama
definisi tiap gambar. Negosiasikan sudut-sudut pandang sehingga semua anggota kelompok berpandangan sama. Kemudian siap untuk
berproses menelaah bersama bagaimana Gambar 1 dapat mewujudkan menjadi Gambar 2.

Gambar 1
Gambar 2
2. Temukan hal-hal (kita umpamakan sebagai mata-mata rantai) yang dapat menghubungkan kedua gambar tersebut sebanyak mungkin. Satu
mata rantai diwakili oleh satu gambar atau satu kata yang dihubungkan oleh garis. Identifikasi apa saja faktor atau hal-hal yang mampu
menghubungkan keduanya. Tunjukkan bagaimana tiap mata rantai yang berupa gambar-gambar atau kata-kata itu dapat menunjukkan
sumberdaya, proses/energi, fungsi-fungsi, peran-peran, pihak-pihak, alat/produk tertentu, institusi/lembaga, dan lain sebagainya, sehingga
dapat menghubungkan gambar pertama dengan kedua. Analisis dengan baik, gunakan pemahaman Anda atas konsep berpikir sistem dan
Sustainability NEWS pada bab ini.
3. Tiap kelompok akan memperlihatkan apa yang telah dihasilkannya. Gunakan kembali kesempatan untuk saling mengapresiasi dan
memberikan umpan balik atau pertanyaan yang konstruktif.
4. Refleksikan apa yang kelompok pelajari dari kegiatan ini. Kaitkan dengan proses pemetaan tantangan dan kekuatan sistem yang ingin
kelompok bantu.

PENYELESAIAN:
1. Definisi gambar 1 dan gambar 2.
Definisi gambar 1 merupakan tagline, sebuah sistem kurikulum yang berdasarkan pada kebebasan dan kebutuhan peserta didik. Adanya
penekanan pada tulisan Merdeka. Artinya penerapan kurikulum diharapkan dapat memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan.
Khususnya guru sebagai pendidik memfasilitasi peserta didik untuk dapat belajar sesuai keberagamannya.
Gambar 2 menunjukkan salah satu gambaran jika gambar 1 terwujud dengan baik. Terlihat dari gambar, peserta didik dapat aktif dan
antusias dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik akan merasa nyaman, bahagia, dan menimati pembelajaran tanpa adanya tekanan dari
manapun termasuk dari guru..
Keterkaitan dari gambar 1 dan 2:
a. Pandangan terkait Gambar 1 Merdeka menyimbolkan kebebasan menyampaikan bisa di kaitkan dengan gambar ke 2 Peserta didik yang
bebas menyampaikan sesuatu.
b. Gambar 1 berisi tulisan implementasi kurikulum merdeka, yang berpusat pada peserta didik. dan terlihat juga pada gambar ke 2, gambar
menampilkan foto peserta didik yang aktif dan antusias dalam pembelajaran
c. Gambar 1 berisi tulisan implementasi kurikulum merdeka dimana ditegaskan pada gambar ke 2 siswa terlihat bahagia dan memiliki
kesiapan belajar yang baik.
2. Mata rantai gambar 1 dan gambar 2.
4. Refleksi kegiatan:
Dari kedua gambar tersebut dapat direfleksikan bahwa kedua gambar saling berkaitan pada gambar 1 menunjukan kalimat implementasi
kurikulum merdeka dan gambar 2 menunjukan suasana pada kegiatan pembelajaran dengan kurikulum merdeka. Implementasi kurikulum
merdeka tidak hanya di serukan dari kalimat saja melainkan harus di laksanakan pada aksi nyatanya. Implementasi kurikulum merdeka akan
berhasil jika guru mampu menerapkan strategi yang dapat menumbuhkan suasana gembira, bersemangat, antusias, aktif dan komunikatif.
Studi nasional maupun internasional menyebutkan bahwa Indonesia telah lama mengalami krisis pembelajaran atau learning crisis, anak
di Indonesia yang kesulitan memahami bacaan sederhana ataupun menerapkan konsep dasar. Melihat berbagai tantangan yang terjadi,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melakukan upaya pemulihan pembelajaran yaitu dengan mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka. Perubahan kurikulum merupakan salah satu perubahan sistemik yang dapat memperbaiki dan memulihkan Selain itu,
kurikulum merdeka mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
Kita semua merasakan bahwa membawakan perubahan ke tengah dunia pendidikan Indonesia bukan sesuatu yang mudah. Semua titik
yang ingin kita ubah ternyata tidak berdiri sendiri, mereka saling terkoneksi, saling mempengaruhi, dan terangkai dalam sistem yang kompleks.
Tantangan dan kekuatan suatu komunitas atau sekolah perlu ditangkap dan disadari oleh para pembawa perubahan demi meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik. Memahami kompleksitas sistem membuat kita lebih awas dalam menyiapkan program atau kegiatan yang membawa
dampak besar bagi para peserta didik.
Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa dan calon guru profesional dibutuhkan pemahaman konteks di mana sekolah/komunitas berada,
sekaligus mengadopsi keterampilan berpikir sistem untuk menelisik apa yang dapat dijadikan sebagai daya ungkit untuk memberdayakan
sekolah/komunitas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik secara berkelanjutan. Dalam kelompoknya, tiap mahasiswa akan
menebalkan keterampilan sosial emosional mereka terutama penerapannya dalam sesi curah pendapat dan penggalian ide secara kolaboratif.

Anda mungkin juga menyukai