KURIKULUM
MODEL OLIVA
ENDAH KURNIA
1803342
26 September 2018
TENTANG PENULIS
Peter F. Oliva
Professor pendidikan di Universitiy of Florida, the University of
Mississippi, Indiana State University.
Lahir di Liberty New York pada tanggal 31 Agustus 1922. Oliva
terkenal dalam bidang ilmu kurikulum dan pengembang
kurikulum.
William R. Gordon
Guru di the Orange County, Florida Public Schools.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
MODEL OLIVA
(V)
P’organisaian
(IV)
umum siswa
(III)
Kebutuhan
ilmu
Kebthn
(XII)
Evaluasi
(IX B) Finalisasi
kurikulum (VIII) Pemilihan
teknik evaluasi strategi pemb
(X)
(IX A) Pemilihan
Digambar oleh Endah Kurnia Yuningsih Implementasi
teknik evaluasi
strategi
The Twelve-Components-Model Oliva
1) Pernyataan filosofis dan tujuan pendidikannya termasuk hakikat tentang belajar.
Spesifikasi kebutuhan peserta didik (Siswa) secara umum
Spesifikasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
2) Spesifikasi kebutuhan
Spesifikasi kebutuhan siswa tertentu.
Spesifikasi kebutuhan masyarakat lingkungan sekolah.
Spesifikasi kebutuhan disiplin ilmu
3) Spesifikasi tujuan umum kurikulum
4) Spesifikasi tujuan khusus kurikulum
5) Mengorganisasi dan mengimplementasikan kurikulum
6) Spesifikasi tujuan pembelajaran Umum
7) Tujuan Pembelajaran Khusus
8) Seleksi strategi pembelajaran
9A) Seleksi pendahuluan teknik evaluasi
10) Implementasi strategi pembelajaran
9B) Seleksi akhir teknik evaluasi
11) Evaluasi pembelajaran dan modifikasi komponen pembelajaran
12) Evaluasi kurikulum dan modifikasi komponen kurikulum.
KOMPONEN I
(chapter 6, P118-141: Filosofis dan Tujuan)
• REKONSTRUKTIVISME
• PROGRESIVISME
• ESENSIALISME
• PERENNIALISME,
REKONSTRUKTIVISME
Menurut Hilda Tiba, John Dewey secara
konsisten mengamati fungsi sekolah dalam
kaidah psikologi dan sosial. Berdasarkan filsafat
Dewey, penganut rekonsruksi mengikuti sebuah
alur yang menyakini dan mengemukaan bahwa
keberadaan sekolah adalah untuk adanya
perbaikan dalam masyarakat.
ESENSIALISME
Tujuan pendidikan menurut ajaran essentialistic
adalah transmisi warisan budaya.
Tujuan Kognitif, esensialis mengutamakan
tujuan kognitif dan intelektual. Pembelajaran
yang terorganisir adalah alat untuk transmisi
budaya dan penekanan ditempatkan pada
disiplin mental. Dengan kata lain, kaum
Esensialis menyesuaikan (tailors) anak dengan
kurikulum.
Prinsip Behavioristik. berpandangan bahwa
kaum pengikut behaviorisme menempatkan
peserta didik dalam peran pasif sebagai
penerima rangsangan atau banyak hal yang
harus direspon. Peran guru dalam filsafat
behavioris-esensialis menjadi logis, sekuensial,
memberikan resep bagian pelajaran yang akan
dipelajari oleh peserta didik.
PROGRESIVISME
Dipimpin oleh John Dewey, para progressivists
menyatakan bahwa sudah waktunya untuk membawa
materi pelajaran kepada peserta didik. child-centered
school.
• Anak adalah pembelajar aktif. Anak akan belajar
dengan lebih baik apabila mereka aktif.
• Pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara
keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk
beradaptasi dengan lingkungannya. (cara berpikir,
beradaptasi, memecahkan masalah secara reflektif).
• Semua anak berhak mendapat pendidikan yang layak.
PERENNIALISME
Dalam tradisi Plato, Aristoteles, dan periode
skolastikisme pada pemikir Katolik, St. Thomas
Aquanias, penganut perenialis kontemporer
melihat tujuan pendidikan sebagai proses
penertiban pikiran, perkembangan akan
kemampuan untuk berpendapat dan pencarian
kebenaran.
KOMPONEN II
(chapter 7, P149-167: Pengelolaan Data Kebutuhan)