Ada perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan
penelitian kualitatif. Apa saja Perbedaan Kualitatif Dan Kuantitatif? Berikut adalah tabel
singkat perbedaan kedua metode penelitian ini.
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada
penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada
sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori.
Berikut adalah perbedaan kedua metode tersebut selengkapnya:
No Kualitatif
Kuantitatif
Nah, semoga informasi tentang Perbedaan Kualitatif Dan Kuantitatif di atas bermanfaat untuk
Anda yang sedang melakukan penelitian. Terkadang cara membuat makalah juga
membutuhkan sebuah penelitian, jadi penggunaan kedua metode di atas juga dibutuhkan.
http://menjaga-bumi.blogspot.com/2012/11/perbedaan-kualitatif-dan-kuantitatif.html
Kesembilan: Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang
tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep untuk membangunan teori
baru. Analisa data penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris terhadap teori yang
dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan
sarana statistik.
Berdasarkan uraian di atas, kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai keunggulan
dan kelemahan. Pendekatan kualitatif banyak memakan waktu, reliabilitasnya dipertanyakan,
prosedurnya tidak baku, desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian
yang berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian terkontaminasi oleh subyektifitas
peneliti. Pendekatan kualitatif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variabel yang
berpengaruh terhadap proses penelitian baik langsung ataupun tidak langsung. Untuk
menciptakan validitas yang tinggi diperlukan kecermatan dalam proses penentuan sampel,
pengambilan data dan juga penentuan alat analisisnya.
Berdasarkan jenis data dan cara pengolahannya, secara umum, penelitian dapat dibedakan atas
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Berikut dipaparkan perbedaan penelitian kualitatif
dan penelitian kuantitatif. Tulisan ini diringkas dari Bab I buku Bogdan, Robert C. dan Biklen,
Knopp S. 1998. Qualitative Research in Education: An Introduction to Theory and Methods.
Boston: Allyn and Bacon, Inc. Semoga bermanfaat.
Penelitian kualitatif digunakan sebagai istilah payung strategi penelitian dengan karakteristik
berikut.
Data penelitian merupakan data lunak (soft data), yakni data yang kaya akan deskripsi
orang, benda, tempat, dan percakapan atau tuturan.
Masalah penelitian dirumuskan dalam wujud fokus penelitian yang menggambarkan
kompleksitas masalah penelitian sesuai dengan konteksnya (bukan dalam wujud variabel,
pertanyaan, atau hipotesis).
Data dikumpulkan dari dan dalam latar alamiah, yakni latar nyata dan sebagaimana
adanya.
Teknik penelitian yang populer digunakan dalam penelitian kualitatif adalah:
observasi partisipatif, yakni peneliti sebagai pengamat sekaligus sebagai partisipan
penelitian; dan
wawancara mendalam, yakni peneliti menggali informasi secara utuh, menyeluruh, dan
mendalam untuk memperoleh pandangan, pemikiran, dan keyakinan subjek, responden,
atau informan serta untuk memperoleh sistem yang berlaku dalam pranata suatu
komunitas yang diteliti.
Nama lain penelitian kualitatif adalah (1) penelitian lapangan atau field work (dalam bidang
antropologi); (2) penelitian naturalistik atau alamiah (dalam bidang pendidikan); dan penelitian
etnografi (dalam bidang antropologi).
Karakteristik penelitian kualitatif dapat dikemukakan berikut ini.
Penelitian kualitatif bersifat alamiah (naturalistic), yakni latar langsung sebagai sumber
data dan peneliti sebagai instrumen kunci (key instrument).
Data penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yakni data berupa kata-kata dan gambar
yang diperoleh dari transkripsi wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen
pribadi, dokumen resmi, memo, dan dokumen-dokumen lainnya.
Di samping hasil, penelitian kualitatif menekankan proses, yakni proses yang terjadi dan
berlangsung pada sumber data (subjek/informan, objek, dan responden) beserta
keseluruhan konteks yang melingkupinya, di samping data yang dihasilnyannya.
Analisis data penelitian kualitatif cenderung secara induktif untuk memperoleh abstraksi
dari keseluruhan data yang diperoleh.
Penelitian kualitatif menggali makna kehidupan berdasarkan perspektif partisipan, yakni
berdasarkan proses subjek mengkonstruk atau menyusun makna dan berdasarkan proses
mendeskrispsikan makna yang disusn subjek.
http://juandipranat.blogspot.com/2013/03/persamaan-dan-perbedaanpenelitian.html#!/2013/03/persamaan-dan-perbedaan-penelitian.html
BAB I
KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF
mencerminkan kebenaran, namun pendapat subjek dilaporkan secara spontan dan penuh
makna.
Penelitian kualitatif umumnya digunakan dalam dunia ilmu-ilmu sosial dan budaya misalnya
penelitian kebijakan, ilmu politik, administrasi, psikologi komunitas dan sosiologi, organisasi
dan manajemen, bahkan sampai pada perencanaan kota dan perencanaan regional.
Menurut Miles dan Hubermen bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertitik
tolak dari realitas dengan asumsi pokok bahwa tingkah laku manusia mempunyai makna bagi
pelakunya dalam konteks tertentu. Sehingga ada tiga aspek pokok yang harus dipahami:
Pada dasarnya manusia selalu bertindak sesuai dengan makna terhadap semua yang ditemui
dan dialami di dunia ini.Makna yang ditemui dan dialami timbul dari interaksi antar individu.
Manusia selalu menafsirkan makna yang ditemui dan dialami sebelum ia bertindak, tindakan
yang dijalankan sejalan dengan makna terhadap barang yang digunakan.
B. PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Memahami landasan filosofis penelitian kualitatif dalam perbandingannya dengan penelitian
kuantitatif merupakan hal yang penting sebagai dasar bagi pemahaman yang tepat terhadap
penelitian kualitatif, namun demikian bagi seorang peneliti penguasaan dalam tingkatan
operasional lebih diperlukan lagi agar dalam pelaksanaan penelitian tidak terjadi kerancuan
metodologis, dan penelitian benar-benar dilaksanakan dalam suatu bingkai pendekatan yang jelas
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam tataran metodologis perbedaan landasan filosofis terrefleksikan dalam perbedaan
metode penelitian, dimana positivisme dimanifestasikan dalam metode penelitian kuantitatif
sedangkan fenomenologi dimanifestasikan dalam metode penelitian kualitatif. Kedua pendekatan
ini sering diposisikan secara diametral, meskipun belakangan ini terdapat upaya untuk
menggabungkannya baik dalam bentuk paralelisasi maupun kombinasi, adapun perbedaan antara
metode kuantitatif dengan kualitatif adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Perbedaan Metode Kuantitatif dengan Kualitatif
No
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
1 Menggunakan hiopotesis yang
Hipotesis dikembangkan sejalan dengan
ditentukan sejak awal penelitian
penelitian/saat penelitian
2 Definisi yang jelas dinyatakan sejak
Definisi sesuai konteks atau saat
awal
penelitian berlangsung
3 Reduksi data menjadi angka-angka
Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan
atau pernyataan
4 Lebih memperhatikan reliabilitas skor Lebih suka menganggap cukup dengan
yang diperoleh melalui instrumen
reliabilitas penyimpulan
penelitian
5 Penilaian validitas menggunakan
Penilaian validitas melalui pengecekan
berbagai prosedur dengan
silang atas sumber informasi
mengandalkan hitungan statistik
6 Mengunakan deskripsi prosedur yang Menggunakan deskripsi prosedur secara
jelas (terinci)
naratif
7 sampling random
Sampling purposive
8 Desain/kontrol statistik atas variabel
Menggunakan analisis logis dalam
eksternal
mengontrol variabel ekstern
9 Menggunakan desain khusus untuk
Mengandalkan peneliti dalam
mengontrol bias
Menyimpulkan hasil secara naratif/katakata
Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam
perspektif keseluruhan
Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi
secara alamiah /membiarkan keadaan
aslinya
Perbedaan lainnya tentang penelitian kualitatif tercantum pada tabel berikut ini.
Tabel 1.2
Tabel Perbedaan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif
Penelitian Kuantitatif
Desain tidak terinci, fleksibel, timbul "emergent"
Desain terinci dan mantap.
serta
berkembang sambil jalan antara lain mengenai
tujuan, subjek,
sampel, dan sumber data.
Desain sebenarnya baru diketahui dengan jelas
Desain direncanakan sebelumnya pada
setelah penelitian
tahapan persiapan
selesai (retrospektif).
Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya,
hipotesis lahir
(projektif)
Mengemukakan hipotesis sebelumnya, yang
akan diuji
kebenarannya.
7
8
9
10
a. Inkuiri naturalistic
Desain penelitian kualitatif bersifat alamiah dimana peneliti tidak berusaha memanipulasi
setting penelitian, kondisi/situasi obyek yang diteliti benar-benar merupakan kejadian,
b.
c.
d.
e.
f.
komunitas, interaksi yang terjadi secara alamiah, hal ini dikarenakan metode kualitatif berusaha
memahami fenomena-fenomena dalam kejadian alami yang wajar. Menurut Guba inkuiri
naturalistik merupakan pendekatan yang berorientasi pada penemuan yang meminimalisir
manipulasi peneliti atas obyek penelitian/studi
Analisis induktif
Metode kualitatif terutama berorientasi pada upaya eksplorasi, penemuan dengan
menggunakan logika induktif . analisis induktif bermakna analisis yang dimulai dengan
melakukan observasi spesifik menuju terbentuknya pola umum. Peneliti kualitatif berusaha
memahami berbagai hubungan antar dimensi/variabel yang muncul dari data-data yang
ditemukan tanpa terlebih dahulu membuat hipotesis sebagaimana umum dilakukan dalam
penelitian kuantitatif.
Perspektif menyeluruh
Metode kualitatif berusaha memahami fenomena sebagai suatu keseluruhan yang padu dan
total. Peneliti kualitatif memandang bahwa keseluruhan itu merupakan suatu sistem yang
kompleks tidak sekedar penjumlahan bagian-bagiannya. Pendeskripsian serta pemahaman atas
lingkungan sosial (atau lingkungan dalam konteks lainnya) seseorang (informan) merupakan hal
yaang sangat penting bagi pemahaman yang menyeluruh atas apa yang diteliti.
Data kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif yang
mendeskripsikan setting penelitian baik situasi maupun informan/responden yang umumnya
berbentuk narasi baik melalui perantaran lisan seperti ucapan/penjelasan responden, dokumen
pribadi, catatan lapangan. Berbeda dengan penelitian kuantitatif dimana data yang dikumpulkan
merupakan hasil pengukuran atas variabel-variabel yang telah dioperasionalkan (umumnya
berbrntuk angka-angka)
Kontak personal
Metode kualitatif mensyaratkan perlunya kontak personal secara langsung antara peneliti
dengan orang-orang dan lingkungan yang sedang diteliti. Perlunya kontak langsung secara
personal adalah guna memahami secara personal realitas yang terjadi dalam kehidupan wajar
sehari-hari, sehingga peneliti dapat mengerti dan memahami bagaimana orang-orang
mengalami, memahami dan menghayati realitas yang terjadi.
konteksnya sendiri-sendiri, oleh karena itu peneliti harus peka dalam memahami konteks suatu
temuan penelitian.
i. Netralitas yang empati
Obyektivitas yang sempurna adalah tidak mungkin, subyektivitas murni akan merusak
keterpercayaan, untuk itu dalam penelitian kualitatif seorang penelity diharapkan bersifat netral
tapi empati, kenetralan merupakan upaya untuk menjaga obyektivitas, sedangkan sikap empati
perlu ada mengingat peneliti kualitatif melakukan kontak personal secara langsung dengan
sumber-sumber data (informan)
j. Desain yang lentur
Desain penelitian dalam metode kualitatif tdak bersifat kaku, dia biasa mengadaptasi
perubahan sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam kegiatan penelitian, oleh Karena itu
dalam penelitian kualitatif desain secara parsial bisa muncul pada saat penelitian sedang
berlangsung.
Setelah mensintesiskan pendapat Bogdan & Biklen dengan pendapat Lincoln & Guba,
Moleong mengemukakan sebelas karakteristik penelitian kualitatif yaitu :
1. Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah dalam suatu keutuhan)
2. Manusia sebagai alat (Manusia/peneliti merupakan alat pengumpulan data yang utama)
3. Metode kualitatif (metode yang digunakan adalah metode kualitatif)
4. Anslisa data secara induktif (mengacu pada temuan lapangan)
5. Teori dari dasar/grounded theory (menuju pada arah penyusunan teori berdasarkan data)
6. Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka)
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (perlunya batas penelitian atas dasar fokus yang timbul
sebagai masalajh dalam penelitian)
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya versi lain tentang validitas, reliabilitas dan
obyektivitas)
10. Desain yang bersifat sementara (desain penelitian terus berkembang sesuai dengan kenyataan
lapangan)
11. Hasil penelitiaan dirundingkan dan disepakati bersama (hassil penelitian dirundingkan dan
disepakati bersama antar peneliti dengan sumber data)
Sementara itu menurut Nasution ciri-ciri metode kualitatif adalah :
1. Sumber data adalah situasi yang wajar atau natural settting Peneliti sebagai instrumen penelitian
2. Sangat deskriptif
3. Mementingkan proses maupun produk
4. Mencari makna
5. Mengutamakan data langsung
6. Triangulasi (pengecekan data/informasi dari sumber lain)
7. Menonjolkan rincian kontekstual
8. Subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti
9. Mengutamakan perspektif emik (menurut pandangan responden)
10. Verifikasi (menggunakan kasus yang bertentangan untuk memperoleh hasil yang lebih
dipercaya)
11. Sampling yang purposive
12. Menggunakan audit trial (melacak laporan/informasi sesuai dengan data yang terkumpul)
13. Partisipsi tanpa mengganggu
14. Mengadakan analisis sejak awal penelitian
tetapi harus menggunakan analisis interaktif. Analisis interaktif ditujukan untuk kecermatan
penelitian kualitatif dan menjaga kualitas hasil penelitian. Metode analisis semacam ini disebut
sebagai model analisis interaktif, di mana masing-masing komponen pengumpulan data, reduksi
data, display data, dan kesimpulan hasil dilakukan secara simultan atau secara siklus. Model
analisis alur tahapan yang bersifat siklus memiliki tiga tahapan.
Tahap open coding.
Pada tahap ini, peneliti berusaha mendapatkan data sekaya mungkin yang berkaitan dengan
subjek.
Tahap axial coding
Tahap ini diorganisir kembali berdasarkan atas kategorinya untuk dikembangkan ke arah
beberapa proposisi. Pada tahap ini pula dilakukan analisis hubungan antar kategori. Hubungan
tersebut mengarah pada metode grounded theory.
Tahap selective coding.
Tahap ini merupakan tahap memeriksa mana kategori yang inti dan kaitannya dengan
kategori yang lain, sehingga dapat diketahui dan dijelaskan yang menjadi inti atau pusat dari
konsep atau kategori lainnya.
Sudikan menyatakan bahwa aplikasinya kemungkinan sebagai berikut : dalam open
coding, kegiatan peneliti meliputi : memerinci, memeriksa, memperbandingkan,
mengkonseptualisasi dan mengkategorikan. Dalam tahap axial coding, kegiatannya adalah
melakukan pengorganisasian kembali berdasarkan kategori untuk dikembangkan ke arah
proposisi. Dalam tahap ini selective coding , kegiatannya adalah mengklasifikasikan proses
pemeriksaaan kategori inti dalam kaitannya dengan kategori lainnya.
f. Keenam, Proses dan hasil. Penelitian kualitatif mementingkan proses daripada hasil. Hal ini
terjadi karena hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati
dalam proses. Peranan proses lebih besar dibandingkan hasil.
g. Ketujuh, Responden dan sample. Dalam penelitian kualitatif, tidak mengenal istilah random
sampling, ukuran sample, luas sample dan metode sampling. Dalam penelitian kualitatif, lebih
dikenal dengan istilah informan dan snowball sampling. Dalam penelitian kuantitatif, semakin
besar sample akan semakin kecil kesalahan sampling. Akan tetapi, dalam penelitian kualitatif
banyak sedikitnya informan tidak menentukan akurat dan tidaknya penelitian. Bahkan dalam
penelitian kualitatif bisa jadi informannya hanya satu orang dengan syarat validitas data yang
terkumpul dari informan tersebut dapat terpenuhi.
Dengan memperhatikan karakteristik penelitian kualitatif yang dikemukakan para ahli
sebagaimana dikemukakan di atas, nampaknya lebih bersifat saling melengkapi dan menambah,
karakteristik yang dikemukakan oleh Patton lebih bersipat umum yang merupakan ciri-ciri dasar,
rumusan Moleong sudah menambahkan hal-hal yang bersipat operasional penelitian, terlebih
lagi karakteristik yang dikemukakan oleh Nasution. Dengan variasi semacam ini maka akan
lebih mempermudah/memperjelas pemahaman tentang penelitian kualitatif.
http://ichaledutech.blogspot.com/2013/04/konsep-dasar-penelitian-kualitatif-buku.html
Posted on November 12, 2012 by taufikrahmatullah
BAB II
PEMBAHASAN
1. 1.
Berdasarkan jenis data dan cara pengolahannya, secara umum, penelitian dapat dibedakan atas
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Sebelum kita memperbincangkan kedua objek
kajian tersebut alangkah baiknya kita mencari tahu dari manakah kata itu berasal?. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) disebutkan bahwa kata kualitatif merupakan satu kata
dengan Kualitas yang memiliki arti tingkat baik buruknya sesuatu berdasarkan kadar. Sementara
kata kuantitatif satu kata dengan Kuantitas yang memiliki arti banyaknya, dalam artian benda
berdasarkan jumlahnya.
Dan penelitian itu sendiri berarti penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan
prinsip-prinsip, suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.[1] Karena
penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research yang berasal dari kara re yang
berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian, arti sebenarnya dari
research adalah mencari kembali. Dan tidak lepas dari pembahasan diatas, kita sering
menemukan kata metodologi, yang mana metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang
kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban.[2]
1. A.
Definisi Kualitatif
Menurut Strauss dan Corbin (1997: 11-13), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang
kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lainlain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti
dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi
dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara
memuaskan. Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.[3]
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan,
tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau
organisasi tertentu dalam suatu seting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,
komprehensif[i], dan holistis[ii]. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman
yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut
tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan
sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan
berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan.
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya bersumber pada
pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif.[4] Penelitian
kualitatif ini bersifat deskriptif[iii]. Artinya, data yang dianalisis dari gejala-gejala yang diamati,
yang tidak harus selalu berbentuk angka atau koefisien[iv] antar variabel[v]. Dan terkadang pada
penelitian kualitaatif, memungkinkan adanya data kuantitatif. Akan tetapi, pada penelitian
kualitatif, pengumpulan dan pengolahan data umumnya bersifat pengamatan awal hingga akhir.
Maka, penyajian analisis data pun akan sedikit berbeda dengan penelitian jenis kuantitatif. Karna
itulah penelitian kualitatif lebih condong berada dibawah paradigma fungsionalisme[vi],
objektivisme[vii], dan fakta sosial.
1. B.
Definisi Kuantitatif
Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan
data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan
kesimpulan dan pengambilan keputusan. Sementara Render (2006) mengemukakan metode
kuantitatif adalah pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan manajerial dan Ekonomi.
Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian
hipotesis[viii], pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat (peubah) atau
lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang
diketahui. Metode kuantitatif berlandaskan pada anggapan-anggapan tertentu yang telah disusun
terlebih dahulu, jika anggapan-anggapan tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya,
apalagi jika menyimpang jauh maka keampuhan metode ini tidak dapat dijamin atau bahkan
dapat menyesatkan. Karena itulah paradigma penelitiannya adalah paradigma ilmiah yang
berasal dari pandangan positivisme[ix].[5]
1. C.
Setelah mengenal kedua definisi penelitian tersebut, timbul pertanyaan yang sangat mendasar
yaitu, apakah yang melatar belakangi kedua metodologi tersebut?. Telah di singgung di atas
bahwasannya paradigma kuantitatif berangkat dari pandangan positivisme, yang mana paradigm
ini adalah tradisi pemikiran Prancis dan Inggris yang antara lain diilhami oleh David Hume, John
Locke, dan Berkeley yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan serta
memandang pengetahuan memiliki kesamaan hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang
dikenal dengan nama positivisme. Positivisme sering juga disebut dengan label lain, seperti
emperisme[x], behaviorisme, naturalisme[xi], dan sainsisme.[6]
Sementara tradisi pendekatan penelitian kualitatif, berasal dari paradigma Jerman yang Kantian
dan Hegelian. Tradisi pemikiran Jerman yang dipengaruhi oleh Plato ini lebih humanistic[xii]
karena memandang manusia sebagai manusia, serta lebih terobsesi dan dipengaruhi oleh filsafat
rasionalisme (idealism) Plato. Tradisi pemikiran Jerman yang lebih Platonik[xiii], humanistik,
dan idealistik itulah yang merupakan akar dari tradisi pendekatan penelitian kualitatif.
1. 2.
Segala sesuatu yang ada, terlepas dari ia sebuah benda bahkan metode memiliki kekhususan,
keistimewaan atau sifat yang unik. Terhusus bagi motode penelitian kualitatif yang membedakan
dirinya dengan metode penelitian lainnya. Karena keunikan itu pula, kita jadi tahu dan bisa
mengindentifikasi serta mengetahui mana yang metode penelitian kualitatif dan mana metode
yang bukan penelitian kualitatif, terutama penelitian kuantitatif.
Untuk melihat perbedaan antara kedua metode penelitian ini, kita dapat mengetahui dari
beberapa aspeknya, yaitu sebagai berikut.
1. A.
Menurut Bogdan dan Biklen (1982:30), paradigma dinamai sebagai kumpulan longgar tentang
asumsi yang secara logis dianut bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir
dan cara penelitian. Karena diranah penelitian kita perlu membedakan penelitian yang dilakukan
terutama untuk kepentingan bisnis atau birokrasi, yang kita sebut sebagai instrumental, dan
penelitian yang tujuannya untuk memperoleh pengetahuan abstrak.[7]
Dalam penelitian kualitatif, paradigma yang dipakai adalah paradigma alamiah yang bersumber
dari pandangan fenomenologis. Berbeda halnya dengan penelitian kuantitatif, paradigmanya
berasal dari pandangan positivism. Dalam penjelasan yang lebih rinci, Lincoln dan Guba (1985:
37) menerangkan bahwa keunikan paradigm alamiah terletak pada lima aksiomanya yaitu
sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
Serta perbedaan mendasar paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah kuantitatif selalu
memiliki asumsi bahwa fakta social memiliki kenyataan objektif, mengutamakan metode
variable dapat diidentifikasikan, etik (pandangan dari luar). Dan memiliki maksud general,
prediksi, dan penjelasan kausal. Dengan menggunakan pendekatan hipotesis dan teori,
manipulasi dan control, eksperimentasi, deduktif, analisis komponen, mencari consensus,
mereduksi data dengan jalan indicator numerkal. Dan peranannya adalah tidak terikat dan tidak
harus memperkenalkan diri, gambaran objektif.[8]
Sementara penelitian kualitatif memiliki asumsi bahwa kenyataan dibangun secara social,
mengutamakan bidang penelitian, pariabel kompleks, terkait satu dengan yang lainnya serta
sukar diukur, emik (pandangan dalam diri). Dan memiliki maksud mengkontekstualisasi,
interpretasi, memahami perspektif subjek. Menggunakan pendekatan berakhir dengan hipotesis
dan teori grounded, muncul dan dapat digambarkan, penelitian sebagai instrument, mencari polapola, mencari pluralisme, kompleksitas, hanya sedikit menggunakan indicator numerical,
penulisan laporan secara deskriptif. Dan perannya adalah keterlibatan secara pribadi dan
pengertian empatik.
B. Perbedaan Mendasar Selain dari Paradigma Penelitian
1. Maksud Penelitian
Metode kuantitatif berupaya membuat deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan
menentukan apakah fenomena dapat dikontrol melalui beberapa intervensi. Sementara secara
kualitatif berarti mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan
memperhitungkan konteks yang relevan.
1. Identifikasi Masalah
Metode kuantitatif lebih menggambarkan masalah dalam bentuk keterangan hubungan antar
variable, hubungan sebab-akibat (causal), hubungan perbandingan (comparative) atau hubungan
asosiatif. Sementara metode kualitatif biasanya dirumuskan secara umum dan luas, tetapi pada
saat pengumpulan data melalui wawancara masa2lah itu akan dipersempit.[9]
1. Pendekatan
Metode kuantitatif sebisa mungkin menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui
pengukuran objektif dan analisis numerical. Sementara kualitatif, berasumsi bahwa
subject matter suatu ilmu sosial adalah amat berbeda dengan subject matter dari ilmu
fisik atau alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang berbeda untuk inkuiri dan
seperangkat metode penyelidikan yang berbeda. Induktif, berisi-nilai, holistik, dan
berorientasi proses.
2. Asumsi
Metode Kuantitatif berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmu sosial adalah sama dengan
ilmu fisik atau alamiah dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang
menjelaskan fenomena. Deduktif, bebas-nilai, terfokus, dan berorientasi pada tujuan.
Sementara kualitatif berasumsi perilaku terikat konteks dimana hal itu terjadi dan
kenyataan sosial tidak bisa direduksi menjadi variabel-variabel sama dengan kenyataan
fisik. Berupaya mencari pemahaman tentang kenyataan dari segi perspektif orang dalam,
menerima subjektifitas dari peneliti dan pemeran-serta.
3. Model Penjelasan
Metode kuantitatif menekankan penemuan fakta sosial tidak berasal dari persepsi subjektif dan
terpisah dari konteks. Sementara kualitatif, upaya generalisasi tidak dikenal karena perilaku
manusia selalu terikat konteks dan harus diinterpretasikan kasus per kasus.
1. Hubungan Peneliti dengan Subjek
Metode kuantitatif, berasumsi bahwa cara ini dapat menemukan hukum yang menambah pada
prediksi yang dapat dipercaya dan pada kontrol tentang kenyataan/fenomena. Mencari
keteraturan dalam sampel individu; analisis statistik menyatakan kecenderungan tentang perilaku
dan kecenderungan sudah cukup kuat untuk memperoleh nilai praktis. Sementara kualitatif,
peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal
itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat memutuskan
bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan. Individu yang
diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela mengajukan gagasan dan persepsinya dan
malah mengantisipasi dalam analisis data.
1. Metode Penelitian
Metode kuantitatif mengutamakan terstruktur, formal, ditentukan terlebuh dahulu, tidak luwes,
dijabarkan secara rinci terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan dapat diteliti; konteks
situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokus pada
pengukuran yang tepat. Sementara kualitatif, historical, etnografis, dan studi kasus. Intervensi
dan berupaya agar gangguan sesedikit mungkin.
1. Hipotesis
Metode kuantitatif menekankan deskriptif, korelasional, perbandingan-kausal, dan eksperimen.
Sementara kualitatif cenderung untuk mencari dan menemukan dan menyimpulkan hipotesis,
hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang, dan didasarkan pada suatu studi
tertentu.
1. Pengukuran
Metode kuantitatif selalu cenderung hampir selalu mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai
sesuatu yang khusus, dapat dites, dan dinyatakan sebelum sesuatu studi dilakukan. Sementara
kualitatif cenderung memiliki prosedur yang sedikit subjektif; peneliti memiliki kemampuan
untuk mengamati dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan; percaya
bahwa kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap
dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah.
1. Review Kepustakaan
Metode kuantitatif cenderung memiliki tujuan pengukuran yang objektivitas, memberi makna
pada scoring dan pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, bias dan
persepsi; banyak bergantung pada tes, skala dan kuesioner terstruktur yang dapat
diadministrasikan pada kondisi baku terhadap seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk
scoring data dirinci secara tepat untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya bahwa setiap dua
skor memperoleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan numerical. Sementara kualitatif
cenderung terbatas, sebagai acuan teori, dan tidak mempengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk
mengkaji teori karena dengan cara ini bukan dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi
menemikan teori dari data.
1. Sifat Penelitian
Metode penelitian kualitatif bersifat antara lain kebenaran bersifat relative, tafsiriahdan
interpretatf. Sedangkan dalam metode kuantitatif lebih bersifat behavioristic-mekanistikempiristik.
1. Statregi Pengumpulan Data
Metode kuantitatif cenderung bersifat numeric, variable dioperasionalkan, kode
dikuantifikasikan, statistical, dihitung dan diadakan pengukuran. Sementara metode kualitatif,
Pengumpulan dokumen, pengmatan berperan serta (participant observation), wawancara tidak
terstruktur dan informal, mencatat lapangan secara intensif, menilai artifak[xiv].[10]
1. Masalah
Metode kuantitatif selalu mengutamakan mengontrol variable, validitas. Sementara kuantitatif
cenderung Memakan waktu, prosedur tindakan baku, reliabilitas-keabsahan data.
1. 3.
Kebanyakan orang memandang setiap perbedaan memiliki keunggulan dan kelemahan masingmasing, dan memiliki fanatisme berpikir terhadap paradigma yang ada, serta mempertahankan
apa yang diyakini, memakai satu landasan berpikir dan mengabaikan yang lain tanpa terbuka
untuk mencari tahu apakah korelasi[xv] yang terjadi diantara keduanya. Setelah kita memahami
pengertian metodologi kualitatif dan metodologi kuantitatif serta penjelasan tentang perbedaan
dan keunggulan masing-masing perlu digaris bawahi juga mengenai korelasi antara kedua
metodologi ini, yang merupakan penjabaran yang lebih dalam untuk memahami keunikan dan
hubungan yang terjalin antara keduanya, apakah metode satu lebih unggul dari yang lainya
ataukah kedua metode ini saling melengkapi.
Manusia adalah mahluk dua dimensi jika di pandang dalam kacamata filsafat dan tasawuf, oleh
karena itu manusia memiliki dua dimensi yang tidak bisa terlepas dari unsur manusia. Manusia
adalah mahluk matrealis, atau terkandung di dalam diri manusia sebagai mahluk materi dan juga
mahluk spiritualis, karena tidak bisa kita menafikkan bahwa manusia memiliki jiwa yang tidak
berhubungan dengan dunia materi.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa untuk memahami manusia dan segala tindakan atau
akibat yang ditimbulkan manusia, kita tidak bisa terlepas dari kedua dasar landasan ini. Seperti
yang telah kita singgung diatas bahwasanya kedua paradigma ini memeliki dasar filosoifis
sebagai mahluk spiritualis juga memiliki peran penting mengenai kedalaman jiwa dan kehendak
yang tidak bisa di ukur secara empiris. Kedua metode ini memiliki peran masing-masing yang
sangat penting, tergantung objek kajian apa yang akan diteliti dan para peneliti dapat memilih
berjenis-jenis metode mana yang cocok dalam melaksanakan penelitiannya.
1. 4.
Metodologi penelitian yang memiliki peran sebagai cara, proses, prinsip, prosedur atau tuntuna
sistematis[xxiii] untuk menemukan pengetahuan agar menjadi karya ilmiah yang bisa dikaji dan
di analisis kebenaranya sehingga menjadi bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
memiliki peran yang signifikan untuk menemukan pengetahuan baru atau mengembangkan
pengetahuan yang ada. Maka dari itu, baik metodologi kualitaif dan dan metodologi kuantitatif
mempunyai tujuan masing-masing dan manfaatnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Seperti yang telah di uraikan di atas mengenai peran yang unik masing-masing ilmu metodologi
ini, kedua metodologi ini memiliki tujuan penelitiannya masing-masing. Metode kualitatif
ditujukan untuk empat hal, yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Sementara itu, untuk penlitian kuantitatif tujuanya adalah untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, menguji teori, dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Glesne dan
Peshkin (1992) dalam Alting (2010: 143), yaitu bahwa penelitian kuantitatif memiliki tujuan
melakukan generalisasi atas temuan penelitian sehingga darinya dapat digunakan untuk
memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif menjelaskan pula sebabakibat antar variable yang diteliti. Sedangkan, penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan
realitas secara konrtekstual. Dalam konteks ini, interpretasi berperan besar pada pemahaman
peneliti terhadap fenomena yang menjadi perhatiannya, dan pada pemahaman partisipan
terhadap masalah yang diselidiki[14].
Maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari metodologi kualitatif adalah untuk meneliti kondisi
objek yang bersifat alamiah, sedangkan metodologi Penelitian kuantitatif adalah metode untuk
membuat deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat
dikontrol melalui beberapa intervensi atau tidak. Dan tujuan dari semua penelitian yaitu untuk
menjelaskan, meramalkan atau mengira-ira dan mengontrol kejadian.
BAB III
KESIMPULAN
Hal paling penting yang harus diingat terkait dengan penggarapan penelitian adalah menemukan
sesuatu yang bisa kita nikmati untuk dikerjakan. Dan cara penggarapannya adalah berdasarkan
jenis data dan cara pengolahannya, yang secara umum, penelitian dapat dibedakan atas penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Perbedaan dari kedua jenis penelitian ini sangat mendasar yaitu bias kita lihat dari paradigma
yang membedah penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, paradigma yang dipakai adalah
paradigma alamiah yang bersumber dari pandangan fenomenologis. Berbeda halnya dengan
penelitian kuantitatif, paradigmanya berasal dari pandangan positivism. Selain itu kita bias
melihat perbedaan yang mendasar lainnya seperti di ranah maksud penelitian, identifikasi
masalah, pendekatan, asumsi, metode penjelasannya, hubungan penelitian dengan subject,
metode yang digunakan, hipotesis, pengukuran, reviw kepustakaan, sifat penelitian, strtegi
pengumpulan data, dan masalahnya.
Dari kedua pandangan di atas sungguh disayangkan jika lebel kaulitatif dan kuantitatif
menjadi dua metode yang bertentangan. Sementara peneliti kuantitatif menilai metode kualitatif
kurang objektif dan sebaliknya peneliti kualitatif menilai metode kuantitatif kurang teoritis dan
kritis. Namun tidak bias di pungkiri kedua metodologi ini memiliki korelasi yang saling
menguatkan untuk mencari fakta yang ada pada manusia. Serta berperan sebagai cara, proses,
prinsip, prosedur atau tuntuna sistematis untuk menemukan pengetahuan agar menjadi karya
ilmiah yang bisa dikaji dan di analisis kebenaranya sehingga menjadi bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
[1] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal. 12.
[2] Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001),
hlm. 145.
[3] Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Depok: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 22.
[4] Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 2.
[5] Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Depok: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 36.
[6] Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2001), hal.
45.
[7] Jane Stokes, How To Do Media and Cultural Studies-Panduan untuk Melaksanakan
Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya, (Yogyakarta: Benteng, 2003), hal. 18.
[8] Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 56.
[9] Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), hal. 72.
[10] Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 35.
[11] Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2001), hal.
46
[12] Stakes, How To Do Media and Cultural Studies, (Bandung: PT Bentang Pustaka, 2003), hal.
xii
[13] Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian (Jogjakarta:
AR-RUZZ MEDIA, 2011) hal. 41.
[14] Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian (Jogjakarta:
AR-RUZZ MEDIA, 2011) hal. 42.
[i] Komprehensif: bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik serta memperlihatkan
wawasan yang luas.
[ii] Holistis: Berhubungan dengan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan.
[iii] Deskriptif: Bersifat menggambarkan apa adanya.
[iv] Koefisien: Bagian suku yang berupa bilangan atau konstan, biasanya dituliskan sebelum
lambang peubah.
[v]Variabel: dapat berubah-ubah, berbeda-beda, bermacam-macam atau unsur yang ikut
menentukan perubahan.
[vi] Fungsionalisme: Teori yang menekankan bahwa unsur-unsur di dalam suatu masyarakat atau
kebudayaan itu saling bergantung dan menjadi kesatuan yang berfungsi; doktrin atau ajaran yang
menekankan manfaat kepraktisan atau hubungan fungsional.
[vii] Objektivisme: Paham atau aliran yang menerima segala sesuatu secara objektif.
[viii] Hipotesis: Sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat meskipun
kebenarannya masih harus dibuktikan (angg2apan dasar).
[ix] Positivisme: Aliran filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan itu semata-mata
berdasarkan pengalaman dan ilmu yang pasti.
[x] Empirisme: Aliran ilmu pengetahuan dan filsafat berdasarkan metode empiris atau teori yang
mengatakan bahwa semua pengetahuan didapat dengan pengalaman.
[xi] Naturalisme: Usaha untuk menerapkan pandangan ilmiah tentang dunia alamiah pada filsafat
dan seni.
[xii] Humanistic: Berasal dari kata humanis yang berarti orang yg mendambakan dan
memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas.
Perikemanusiaan, pengabdi kepentingan sesama umat manusia (bersifat kemanusiaan).
[xiii] Platonik: Sepenuhnya spiritual, bebas dari nafsu berahi dan cinta kasih tanpa nafsu.
[xiv] Artifak-Artefak: Benda-benda, seperti alat, perhiasan yang menunjukkan kecakapan kerja
manusia (terutama pada zaman dahulu) yang ditemukan melalui penggalian arkeologi.
[xv] Korelasi: hubungan timbal balik atau sebab akibat.
[xvi] Positivisme: aliran filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan itu semata-mata
berdasarkan pengalaman dan ilmu yang pasti.
[xvii] Rasionalisme: teori (paham) yang menganggap bahwa pikiran dan akal merupakan satusatunya dasar untuk memecahkan problem (Kebenaran) yang lepas dari jangkauan Indra, pahm
yang lebih mengutamakan (kemampuan) akal daripada emosi atau batin.
[xviii]Hipotesis: Sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat meskipun
kebenarannya masih harus dibuktikan (angg2apan dasar).
[xix] Mereduksi: (reduksi) membuat pengurangan, pemotongan.
[xx] Empiric atau Empiris: Berdasarkan pengalaman.
[xxi] Absolutisme: Mutlak, sepenuhnya, tanpa syarat, tidak dapat diragukan lagi dan nyata.
[xxii] Integritas: mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
[xxiii] Sistematis: teratur menurut system; memakai siste; dengan cara yang diatur baik-baik.
By. TaRa & Zain