Anda di halaman 1dari 22

PERBEDAAN SISTEM PELAYAN KESEHATAN SELANDIA BARU DAN

INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Pendahuluan
Dalam era globalisasi saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara.oleh karena itu untuk mengidentifikasi suatu
negara apakah termasuk negara maju atau negara berkembang dapat dilihat dari kemajuan
teknologi dan hasil pembangunannya.
Dalam konteks ekonomi internasional, dikenal dengan istilah negara maju dan
negara berkembang. Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negara-negara di
dunia berdasarkan kesejahteraan atau kualitas hidup rakyatnya. Negara maju adalah negara
yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara
berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup
taraf sedang atau dalam perkembangan.
Suatu negara dikatakan berkembang atau maju salah satunya adalah dengan melihat
pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Apabila negara tersebut
belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat
menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Sedangkan negara yang
mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah ditetapkan, sehingga sebagian
besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik
maka negara tersebut dapat disebut negara maju
Negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih maju
dibandingkan negara lain yang setingkat, tetapi belum mencapai tingkat negara maju disebut
negara industri baru (newly industrialized country/NICs). Dengan kata lain, negara industri
baru sedang berkembang mencapai tingkat negara maju tetapi belum cukup untuk dikatakan
sebagai negara maju.

1.2.

Rumusan Masalah
2.1. Apa yang dimaksud dengan Negara berkembang dan Negara Maju ?
2.2. Bagaimana Letak/posisi negara dan batas-batas negara Selandia baru dan Indonesia ?
2.3. Bagaimana kondisi Fisik Negara selandia baru dan Indonesia ?
2.4. Bagaimana kondisi pemerintahan Negara Selandia baru dan Indonesia ?
2.5. Bagaimana hubungan internasional Negara Indonesia dan Selandia Baru ?
2.6. Seperti Apa kondisi penduduk di Negara Indonesia dan Selandia Baru?
2.7. Bagaimana Kebudayaan di Negara Indonesia dan Selandia Baru ?
2.8. Seperti apa stabilitas politik di Negara Indonesia dan Selandia Baru?
2.9. Bagaimana komoditi perdagangan di Negara Indonesia dan Selandia Baru?
2.10.
Seperti apa kondisi perekonomian di Negara Indonesia dan Selandia Baru ?
2.11.
Seperti apa system pelayanan Kesehatan di Negara Indonesia dan Selandia Baru
?

1.3.

Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memperdalam dan memudahkan kita dalam memahami
dan membedakan Negara Maju dan Negara Berkembang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Negara Maju dan Berkembang
Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas
hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki
tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan. Negara
yang digolongkan sebagai negara maju terdapat di benua Eropa terutama kawasan Eropa
Barat serta Amerika (Utara) Misalnya Belanda, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan lainlain. Sedangkan yang digolongkan negara berkembang terdapat di Benua Asia, Afrika, dan
Amerika Selatan (Latin).

2.2. Letak/posisi negara dan batas-batas negara New Zeland dan Indonesia
New Zeland (Selandia Baru) terletak di antara 42o20LU 51o05LU dan antara
8o10BT 5o55BB, dengan batas-batas sebagai berikut.

Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Tengah, Andora, dan Spanyol.

Sebelah utara berbatasan dengan Selat Inggris (Chanel), Belgia, dan Luxemburg.

Sebelah barat berbatasan dengan Australia

Sebelah timur berbatasan dengan Samudra Fasifik


Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6LU - 1108'LS dan dari 95'BT - 14145'BT serta
terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania

Sebelah selatan berbatasan dengan Negara Timor Leste dan Australia


Sebelah utara berbatasan dengan Negara Malaysia.
Sebelah barat berbatasan dengan Samudra Indonesia
Sebelah timur berbatasan dengan Papua Nugini

2.3. Kondisi Fisik Negara New Zeland dan Indonesia


Selandia Baru terdiri dari dua pulau utama dan sejumlah pulau yang lebih kecil,
terletak di dekat pusat belahan lautan. Pulau Utara dan Pulau Selatan dipisahkan oleh Selat
Cook, selebar 22 kilometer di celah tersempitnya. Di samping Pulau Utara dan Pulau Selatan,
lima pulau terbesar yang dihuni adalah Pulau Stewart, Pulau Chatham, Pulau Great Barrier
(di Teluk Hauraki), Pulau d'Urville (di Marlborough Sounds) dan Pulau Waiheke (kira-kira 22
kilometer dari Auckland tengah) Pulau-pulau negara ini terletak di antara 29 LS sampai 53
LS, dan 165 BT sampai 176 BT. Selandia Baru memiliki panjang (lebih dari 1.600
kilometer membujur dari utara ke selatan) dan memiliki lebar maksimum 400 kilometer
melintang dari barat ke timur, dengan garis pantai sepanjang kira-kira 15.134 kilometer dan
total luas daratan seluas 268.021 kilometer persegi Karena pulau-pulau luarnya yang terpisah
jauh dan garis pantainya yang panjang, negara ini memiliki sumber daya kelautan yang
melimpah. Zona Ekonomi Eksklusif-nya, merupakan salah satu yang terluas di dunia,
meliputi lebih dari 15 kali lipat luas daratannya
Negara ini memiliki topografi yang bervariasi, dan bahkan mungkin kedaruratannya
di atas banyak gelombang, hingga perbatasannya yang dinamis, ia mengangkang di antara
Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia. Selandia Baru adalah bagian dari Benua
Selandia, sebuah pecahan benua, hampir separo ukuran Australia, yang secara bertahap
tenggelam setelah terpisah dari adibenua Gondwana. Kira-kira 25 juta tahun lalu, sebuah
pergeseran tektonik lempeng mulai meliukkan dan meremas kawasan ini. Sebagian besar

bukti yang kini berada di Alpen Selatan dibentuk oleh pemampatan kerak di sisi Sesar Alpen.
Di tempat lainnya, perbatasan lempeng melibatkan subduksi satu lempeng di bawah lempeng
lainnya, menghasilkan Palung Puysegur di selatan, Palung Hikurangi di timur Pulau Utara,
dan Palung Kermadec dan Palung Tonga di utara jauh.
. sedangkan Indonesia memiliki kondisi fisik kepulauan yang memiliki keragaman
bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka
bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak
astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap
keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai
hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi
sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan
geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di
permukaan bumi.
Letak geografis Indonesia sangat strategis , sebab tidak hanya kondisi alam yang
mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia, tetapi juga lintas benua dan samudera ini
berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni
dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama dengan keanekaragaman suku-bangsa yang
kita miliki. Selain kebudayaan, Indonesia juga mendapatkan keuntungan ekonomis, seperti:
pertama, kerjasama antar negara-negara berkembang sehingga memiliki mitra kerjasama
yang terjalin dalam organisasi, seperti ASEAN (Association of Southeast Asian
Nations/Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) selain itu Indonesia sebagai inti jalur
perdagangan dan pelayaran lalu lintas dunia, jalur transportasi negara-negara lain, sehingga
menunjang perdagangan di Indonesia cukup ramai dan sebagai sumber devisa negara. Dan
juga Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis
tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan
saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru
dunia.

2.4. Bagaimana kondisi pemerintahan


Selandia Baru adalah monarki konstitusional dengan demokrasi parlementer,meskipun
konstitusinya tidaklah tertulis. Ratu Elizabeth II adalah kepala negara yang diberi gelar Ratu
Selandia Baru. Ratu diwakili oleh Gubernur Jenderal, yang ditunjuk oleh Ratu atas nasihat
Perdana Menteri. Gubernur Jenderal dapat menjalankan hak prerogatif mahkota (seperti

meninjau kasus-kasus ketidakadilan dan mengangkat Dewan Menteri (kabinet), duta besar,
dan pejabat publik penting lainnya) dan dalam situasi yang langka, kekuasaan cadangan
(kekuasaan untuk memberhentikan Perdana Menteri, membubarkan Parlemen, atau menolak
Persetujuan

Kerajaan

atas

sebuah

rancangan

undang-undang

menjadi

undang-

undang).Kekuasaan Ratu dan Gubernur Jenderal dibatasi oleh kekakuan konstitusional dan
mereka biasanya tidak dapat dijalankan tanpa nasihat dari Kabinet.
Parlemen Selandia Baru memegang kekuasaan legislatif dan terdiri dari Yang Berdaulat
(diwakili oleh Gubernur Jenderal) dan Dewan Perwakilan Rakyat. Parlemen juga pernah
meliputi sebuah majelis tinggi, Dewan Legislatif, hingga dewan ini dihapuskan pada tahun
1950. Kedudukan tertinggi Parlemen berada pada Yang Berdaulat dan berada di Inggris
menurut Bill of Rights 1689 dan telah diratifikasi sebagai undang-undang di Selandia
Baru.Dewan Perwakilan Rakyat dipilih secara demokratis dan Pemerintah dibentuk dari
partai atau koalisi yang menguasai mayoritas kursi di dewan. Jika tidak ada mayoritas yang
terbentuk, maka sebuah pemerintahan minoritas dapat dibentuk jika dukungan dari partaipartai lain pada saat pemungutan suara kepercayaan dan kesediaan terjamin. Gubernur
Jenderal menunjuk menteri-menteri di bawah saran dari Perdana Menteri, yang berdasarkan
konvensi merupakan pemimpin parlemen koalisi atau partai yang memerintah. Kabinet, yang
terdiri dari para menteri dan dipimpin oleh Perdana Menteri, adalah badan pembuat kebijakan
tertinggi di dalam pemerintahan dan bertanggung jawab untuk menentukan tindakan-tindakan
pemerintah yang signifikan. Berdasarkan konvensi, para anggota kabinet terikat oleh
tanggung jawab kolektif atas semua keputusan yang dibuat oleh kabinet.
Para hakim dan pejabat peradilan diangkat secara non-politis dan di bawah aturan yang
ketat menyangkut masa jabatan untuk membantu memelihara independensi-konstitusionalnya
dari pemerintah. Secara teoretis, keadaan ini memungkinkan peradilan menafsirkan undangundang hanya berdasarkan legislasi yang diberlakukan Parlemen tanpa pengaruh-pengaruh
lain pada saat membuat keputusan. Dewan Penasihat di London merupakan pengadilan
banding puncak negara ini sampai tahun 2004, ketika ia digantikan oleh Mahkamah Agung
Selandia Baru. Peradilan, dikepalai oleh Hakim Agung, meliputi Pengadilan Banding,
Pengadilan Tinggi, dan pengadilan-pengadilan bawahannya.
Selandia Baru dikenal sebagai salah satu negara paling stabil dan diperintah dengan sangat
baik di dunia. Pada tahun 2011, negara ini menempati peringkat ke-5 dalam hal kekuatan
lembaga-lembaga demokrasinya dan peringkat pertama dalam hal transparansi pemerintahan
dan paling tidak korup.Selandia Baru memiliki angka partisipasi warga negara yang tinggi,
dengan 79% pemilik suara ikut serta dalam pemilihan umum terkini, dibanding rata-rata

OECD sebesar 72%. Lebih jauh lagi, 67% warga Selandia Baru berkata bahwa mereka
percaya akan lembaga-lembaga politiknya, jauh lebih tinggi daripada rata-rata OECD sebesar
56%.
Sistem pemerintahan yang di terapkan di Indonesia adalah sistem presidensil.
Dengan demikian presiden sebagai kepala pemerintahan mempunyai kekuasaan yang sangat
besar di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Presiden sebagai kepa;la pemerintahan
sekaligus sebagai kepala Negara. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya,presiden selain
dibantu oleh seorang wakil juga oleh sejumlah menteri yang diangkat dan langsung
bertangungjawab kepadanya. Meskipun menteri pembantu dan tergantung kepada
presiden,akan tetapi para menteri mempunyai kedudukan dan kekuatan besar dalam
menjalankan kekuasaan pemeintah secara operasional.
Untuk kelancaran tugasnya presiden di samping sebagai kepala eksekutif juga di
lengkapi dengan sejumlah kekuasaan legislatif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif yang
dimaksud adalah di dalam perumusan undang- undang .Undang-undang dibuat oleh presiden
dengan DPR. Disamping undang-undang ,presiden juga menetapkan peraturan pemerintah .
sementara

kekuasaan

yudikatif

tercermin

dari

haknya

untuk

memberi

grasi,abolisi,amnesty,dan rehabilitasi. Dengan demikian ,sistem pemerintahan Indonesia


tidaklah mengikuti asas trias politika secara murni.
Pendistribusian kekuasaan di Indonesia yaitu dengan cara adanya pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah yaitu pemerintah provinsi, kabupaten,dan
kota.pengelolaan

pengelolaan

daerah,desentralisasi,dan

pemerintahan

dekonsentrasi,serta

dikenal

tugas

dengan

pembantuan.

adanya
Daerah

otonomi
mempunyai

wewenang namun tidak sebesar Negara federal dan otonomi daerah berbeda dengan
federal.Ada lima bidang yang merupakan tugas pemerintah pusat dan tidak di serahkan
kepada pemerintahan daerah yaitu : agama,yustisi,keamanan,moneter,dan fiskal. Bentuk
Negara kesatuan Indonesia adalah Republik dan Kedaulatan sepenuhnya ada di tangan
rakyat.
2.5. Hubungan Internasional
Selandia Baru pada masa kolonial awal membolehkan Pemerintah Britania untuk
menentukan perdagangan internasional dan bertanggung jawab untuk kebijakan luar negeri.
Konferensi Imperial tahun 1923 dan 1926 memutuskan bahwa Selandia Baru harus diizinkan
untuk merundingkan perjanjian politiknya, di mana perjanjian perdagangan dengan Jepang
pada tahun 1928 menjadi kesuksesan pertamanya. Meskipun independensi ini, Selandia Baru

dengan ikhlas mengikuti Britania dalam deklarasi perang terhadap Jerman pada tanggal 3
September 1939, yang diperkuat oleh pernyataan Perdana Menteri Michael Savage, "Ke
mana ia (Britania) pergi, kami mengikutinya; di mana ia (Britania) berdiri, di sanapun kami
berdiri."
Selandia Baru terlibat dalam Forum Kepulauan Pasifik, APEC, dan Forum Regional
ASEAN (termasuk Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur).Selandia Baru adalah juga
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa,Negara-Negara Persemakmuran, OECD, dan Five
Powers Defence Arrangements
Sejak merdeka, hubungan luar negeri Indonesia berpatokan pada kebijakan luar negeri
"bebas dan aktif" dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah regional sesuai
ukuran dan lokasinya, namun menghindari keterlibatan dalam konflik di antara kekuatankekuatan besar dunia. Kebijakan luar negeri Indonesia pada masa Orde Baru yang dipimpin
Presiden Soeharto beralih dari sikap anti-Barat dan anti-Amerika yang menjadi ciri
pemerintahan Soekarno. Setelah Soeharto mengundurkan diri tahun 1998, pemerintah
Indonesia mempertahankan garis besar kebijakan luar negeri Soeharto yang moderat dan
independen. Banyaknya masalah di dalam negeri tidak berhasil mencegah presiden-presiden
selanjutnya untuk bepergian ke luar negeri serta partisipasi Indonesia dalam panggung
internasional. Invasi ke Timor Leste oleh Indonesia pada bulan Desember 1975, aneksasinya
tahun 1976, serta referendum kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia pada bulan Agustus
1999 memperkuat hubungan Indonesia dengan komunitas internasional.
Tolok ukur kebijakan luar negeri kontemporer Indonesia adalah partisipasinya dalam
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), karena Indonesia bersama Thailand,
Malaysia, Singapura, dan Filipina merupakan anggota pendirinya pada tahun 1967. Sejak itu,
Brunei, Vietnam, Laos, Burma, dan Kamboja bergabung dengan ASEAN. Awalnya dibentuk
untuk mempromosikan tujuan ekonomi, sosial, dan budaya bersama, ASEAN kemudian
membentuk dimensi keamanan setelah Vietnam menyerbu Kamboja tahun 1979; aspek
keamanan ASEAN meluas melalui pembentukan ASEAN Regional Forum tahun 1994 yang
terdiri dari 22 negara, termasuk Amerika Serikat. Masalah dalam negeri Indonesia yang terus
berlanjut telah mengalihkan perhatiannya dari berbagai urusan ASEAN, sehingga mengurangi
pengaruhnya dalam organisasi tersebut.
Indonesia juga merupakan salah satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) dan telah
mengambil posisi moderat dalam setiap pertemuan. Sebagai Ketua GNB tahun 1992-95,
Indonesia menarik GNB dari retorika konfrontasi Utara-Selatan, dan menyuarakan perluasan

kerja sama Utara-Selatan dalam bidang pembangunan. Indonesia terus menjadi pemimpin
Gerakan Non-Blok terdepan dan suportif.
Indonesia memiliki populasi Muslim terbanyak di dunia dan merupakan anggota
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Indonesia secara hati-hati mempertimbangkan
kepentingan solidaritas Islam dalam keputusan kebijakan luar negerinya, namun pada
umumnya selalu menjadi pengaruh pertimbangan di OKI. Presiden Abdurrahman Wahid
berusaha membentuk hubungan baik dengan Israel dan pada bulan Agustus 2000, ia bertemu
dengan mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres. Akan tetapi, hingga Januari 2006,
belum ada hubungan diplomasi formal antara Indonesia dan Israel. Karena itu, Indonesia,
bersama Malaysia, membina hubungan luar negerinya dengan Israel melalui Singapura.
Indonesia dari dulu merupakan pendukung kuat forum Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC). Melalui upaya Presiden Soeharto pada pertemuan tahun 1994 di Bogor,
Indonesia, semua anggota APEC setuju memberlakukan perdagangan bebas di kawasan AsiaPasifik pada tahun 2010 untuk negara maju dan 2020 untuk negara berkembang.
2.6. Kondisi penduduk
Indonesia dengan jumlah penduduknya kira-kira 185 juta, termasuk negara-negara
yang paling banyak jumlah penduduknya . Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan terdapat
juga kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia terutama di Indonesia
bagian Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari
kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya
Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan Minangkabau.
Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya minoritas diantaranya adalah
etnis Tionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah lama datang ke Nusantara melalui
perdagangan sejak abad ke 8 M dan menetap menjadi bagian dari Nusantara. Di Indonesia
terdapat sekitar 4 juta populasi etnis Tionghoa.[52] Angka ini berbeda-beda karena hanya pada
tahun 1930 dan 2000 pemerintah melakukan sensus dengan menggolong-golongkan
masyarakat Indonesia ke dalam suku bangsa dan keturunannya.
Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang
menjadikan Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.[40] Sisanya
beragama Protestan (8,9%), Katolik (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain
(0,3%). Selain agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakui
Konghucu.[53]

Kebanyakan penduduk Indonesia bertutur dalam bahasa daerah sebagai bahasa ibu,
namun bahasa resmi negara, yaitu bahasa Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di
negara ini dan dikuasai oleh hampir seluruh penduduk Indonesia .
Sedangkan keadaan Penduduk di Negara Selandia Baru memiliki populasi sekitar 4 juta.
Sekitar 80% dari populasinya adalah turunan Eropa. Suku Maori adalah grup etnik kedua
terbesar (14,7%). Sekitar 1996 dan 2001, jumlah orang Asia (6,6%) melewati jumlah orang
Kepulauan Pasifik (6,5%).
Kristen adalah agama dominan di Selandia Baru, meskipun hampir 40% populasinya
tidak memiliki agama. Denominasi utama Kristen adalah Anglikan, Presbiteranian, Katolik
Roma, dan Methodist. Ada juga sejumlah orang yang menyebut mereka Gereja Pantekosta
dan Baptis dan juga Mormon. Gereja Ratana yang berbasis di Selandia Baru memiliki banyak
pengikut di antara orang Maori. Menurut hasil sensus, agama minoritas lain termasuk Hindu,
Buddha, dan Islam. Terdapat lebih dari 36.000 Muslim di Selandia Baru yang sebagian besar
adalah pendatang baru dan pengungsi.
Populasi Selandia Baru kira-kira sejumlah 4,4 juta jiwa. Selandia Baru adalah negara
yang didominasi oleh kawasan perkotaan, dengan 72 persen populasi tinggal di 16 kawasan
perkotaan utama dan 53 persen tinggal di empat kota terbesar Auckland, Christchurch,
Wellington, dan Hamilton. Kota-kota di Selandia Baru pada umumnya berperingkat tinggi
dalam hal ukuran kelayakan huni internasional. Misalnya, pada tahun 2010 Auckland
menempati peringkat ke-4 kota paling layak huni di dunia dan Wellington menempati
peringkat ke-12 dalam Survey Kualitas Hidup versi Mercer.
Angka harapan hidup seorang bayi Selandia Baru yang lahir pada tahun 2008 adalah
82,4 tahun untuk perempuan, dan 78,4 tahun untuk laki-laki. Angka harapan hidup bayi pada
saat dilahirkan diramalkan naik dari 80 tahun menjadi 85 tahun pada tahun 2050 dan angka
kematian bayi diperkirakan mengalami penurunan. Tingkat kesuburan total Selandia Baru
adalah sebesar 2,1; relatif tinggi untuk ukuran negara maju, dan kelahiran alami menempati
proporsi signifikan pertumbuhan populasi. Oleh karenanya, negara ini memiliki populasi
muda dibandingkan dengan negara-negara paling terindustrialisasi, dengan 20 persen
penduduk Selandia Baru berumur 14 tahun atau lebih muda.Pada tahun 2050 populasi
Selandia Baru ditaksir mencapai 5,3 juta jiwa, umur median berubah dari 36 tahun menjadi
43 tahun dan persentase orang yang berumur 60 tahun atau lebih tua berubah dari 18 persen
menjadi 29 persen.
2.7. Kebudayaan

Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya
yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina,
Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali
tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti wayang kulit yang
menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu Ramayana dan Baratayuda.
Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan
di daerah Sumatera seperti tari Ratb Meuseukat dan tari Seudati dari Aceh. Sedangkan
budaya Selandia Baru mengadaptasi budaya Polinesia timur yang berbasis tropika, sejalan
dengan tantangan-tantangan yang melekat dengan suatu lingkungan yang lebih luas dan lebih
beraneka ragam, yang sebenarnya secara langsung ataupun tidak langsung juga
mengembangkan budaya sendiri yang berbeda. Organisasi sosial sangatlah bersifat komunal
dengan keluarga (whanau), sub-suku (hapu), dan suku (iwi) yang diatur oleh seorang ketua
(rangatira) yang kedudukannya memerlukan persetujuan komunitas. Imigran Britania dan
Irlandia membawa aspek-aspek kebudayaan mereka ke Selandia Baru dan juga memengaruhi
kebudayaan Mori, khususnya dengan diperkenalkannya Agama Kristen. Bagaimanapun,
Mori masih menganggap kepatuhan mereka terhadap kelompok-kelompok kesukuan sebagai
bagian penting dari identitas mereka, dan kekerabatan Mori mirip dengan apa yang berlaku
di masyarakat Polinesia lainnya. Yang lebih baru, Budaya Amerika Serikat, Australia, Asia,
dan budaya-budaya Eropa lainnya telah memengaruhi budaya Selandia Baru. Budaya-budaya
Polinesia yang bukan Mori juga terlihat, dengan diselenggarakannya Festival Pasifika,
festival Polinesia terbesar di dunia, dan kini menjadi acara tahunan di Auckland. Kehidupan
perdesaan yang luas di Selandia Baru dini telah membentuk citra Orang Selandia Baru yang
kasar, pemecah masalah yang sangat gigih. Kesantunan diharapkan dan diberdayakan melalui
"sindroma opium tinggi", di mana pihak-pihak berpenghasilan tinggi menerima kritikan
pedas. Pada masa itu Selandia Baru tidak dikenal sebagai negara intelek. Sejak permulaan
abad ke-20 sampai penghujung dasawarsa 1960-an budaya Mori ditekan oleh upaya
asimilasi Mori ke dalam Orang Selandia Baru keturunan Britania. Pada dasawarsa 1960-an,
ketika pendidikan tinggi dan kawasan perkotaan meluas[ budaya perkotaan mulai
mendominasi. Meskipun sebagian besar populasi kini menetap di kota-kota, banyak seni,
sastra, film, dan lawakan Selandia Baru bertemakan perdesaan
2.8. Stabilitas Politik
Selandia Baru dikenal sebagai salah satu negara paling stabil dan diperintah dengan
sangat baik di dunia. Pada tahun 2011, negara ini menempati peringkat ke-5 dalam hal
kekuatan lembaga-lembaga demokrasinya dan peringkat pertama dalam hal transparansi

pemerintahan dan paling tidak korup. Selandia Baru memiliki angka partisipasi warga negara
yang tinggi, dengan 79% pemilik suara ikut serta dalam pemilihan umum terkini, dibanding
rata-rata OECD sebesar 72%. Lebih jauh lagi, 67% warga Selandia Baru berkata bahwa
mereka percaya akan lembaga-lembaga politiknya, jauh lebih tinggi daripada rata-rata OECD
sebesar 56%. Sedangkan Stabilitas Politik di Indonesia Fluktuasinya naik turun tapi dengan
Membaiknya perekonomian global membuat stabilitas politik di Indonesia relative aman.
2.9.

Kondisi perdagangan
Selandia Baru sangat bergantung kepada perdagangan internasional, khususnya hasil-

hasil pertanian. Bilangan ekspornya adalah 24 persen dari produksinya, membuat Selandia
Baru rentan terhadap harga-harga komoditas internasional dan resesi global. Industri-industri
ekspor pentingnya adalah pertanian, hortikultura, perikanan, kehutanan, dan pertambangan,
yang menyumbang setengah ekspor negara ini. Mitra ekspor utamanya adalah Australia,
Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Britania Raya. Pada tanggal 7 April 2008, Selandia Baru
dan Cina menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Selandia Baru-Cina, perjanjian
pertama yang ditandatangani Cina dengan negara maju. Sektor jasa adalah sektor terbesar
dalam ekonomi negara ini, diikuti oleh manufaktur dan konstruksi dan kemudian perkebunan
dan ekstraksi bahan mentah. Pariwisata memainkan peran signifikan dalam ekonomi Selandia
Baru, menyumbang US$ 15,0 miliar bagi keseluruhan PDB Selandia Baru dan mendukung
9,6 persen seluruh tenaga kerja pada tahun 2010.International visitors to New Zealand
increased by 3.1 percent in the year to October 2010 dan diharapkan mengalami kenaikan
pada laju 2,5 persen per tahun sampai tahun 2015.
Sedangkan Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa,
termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas
alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih
minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan
karet. Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2011.
Sedangkan sektor industri menyumbang 40,7%, dan sektorpertanian menyumbang 14,0%.
Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektorsektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan
36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.
Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara
jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia

2.10.

Kondisi perekonomian
Selandia Baru termasuk dalam negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi

menyaingi Eropa Selatan dalam beberapa hal, Selandia Baru termasuk dalam salah satu
negara terbaik misalnya pada Indeks Pembangunan Manusia yang menempatkan Selandia
Baru pada urutan ketiga. Ekspor merupakan andalan utama perekonomian negara ini
sehingga dampak perekonomian dunia akan berpengaruh langsung pada kondisi ekonomi
negara ini.
Selandia Baru memiliki sebuah ekonomi pasar yang modern, makmur, dan maju
dengan taksiran produk domestik bruto (PDB) berdasarkan keseimbangan kemampuan
berbelanja (KKB) per kapita sebesar US$ 28.250.Satuan mata uang Selandia Baru adalah
Dollar Selandia Baru, secara informal dikenal sebagai "dollar Kiwi"; mata uang ini juga
beredar di Kepulauan Cook (lihatlah Dollar Kepulauan Cook), Niue, Tokelau, dan Kepulauan
Pitcairn. Selandia Baru menempati peringkat ke-5 Indeks Pembangunan Manusia tahun
2011,ke-4 dalam Indeks Kebebasan Ekonomi The Heritage Foundation tahun 2012,dan ke-13
dalam Indeks Inovasi Global INSEAD tahun 2012 . Berdasarkan sejarahnya, industri-industri
ekstraktif telah sangat berkontribusi bagi ekonomi Selandia Baru, berfokus pada perburuan
anjing laut, penangkapan paus, pemanenan lenan liar, pendulangan emas, pengumpulan getah
kauri, dan damar asli.Dengan dikembangkannya kapal laut berpembeku pada dasawarsa
1880-an daging dan hasil-hasil peternakan lainnya diekspor ke Britania, sebuah perdagangan
yang menjadi basis bagi pertumbuhan ekonomi yang kuat di Selandia Baru.
Sedangkan keadaan perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia pada
kuartal IV-2013 sedikit membaik dengan mencatat laju pertumbuhan year-on-year
menjadi 5,72% meski lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada
tahun sebelumnya yaitu 6,18%. Hal ini terutama disebabkan oleh tekanan pada transaksi
berjalan dan pelemahan nilai tukar rupiah yang dibarengi dengan kenaikan laju inflasi.
Tekanan pada transaksi berjalan yang mengalami defisit selama tiga kuartal terakhir
mendorong peningkatan suku bunga acuan sehingga menekan investasi. Meski defisit
transaksi berjalan menurun signifikan dari USD 8,5 miliar pada kuartal sebelumnya menjadi
USD 4 miliar pada kuartal IV-2013, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2013 hanya mencapai
5,78% lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang mencapai 6,23%.
pertumbuhan ekspor komoditas berbasis sumber daya meningkat tajam, Indonesia hanya
mencatat kemajuan yang terbatas dalam meningkatkan ekspor produk-produk manufaktur
dan terproses. Produsen-produsen Indonesia telah menyuarakan keprihatinan akan daya saing

mereka melawan produsen berbiaya rendah, baik di dalam negeri maupun di pasar asing.
Penurunan pertumbuhan bidang manufaktur dan menyurutnya pangsa ekspor sektor
manufaktur juga menimbulkan tanda tanya mengenai daya saing sektor manufaktur Indonesia
2.11. Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan di indonesia meliputi pelayanan rujukan yang berupa:
1.
Pelayanan kesehatan dasar
Pada umumnya pelayanan dasar dilaksanakan di puskesmas, Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, dan Pelayanan lainnya di wilayah kerja puskesmas selain rumah sakit.
2.
Pelayanan kesehatan rujukan
Pada umumnya dilaksanakan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan diperlukan, baik dalam
pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan kesehatan rujukan.
Sistem Rujukan (Referal System)
Di negara Indonesia sistem rujukan telah dirumuskan dalam SK. Menteri Kesehatan RI No.32
tahun 1972, yaitu suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang
lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antara unit-unit yang setingkat
kemampuannya. Macam rujukan yang berlaku di negara Indonesia telah ditentukan atas dua
macam dalam Sistem Kesehatan Nasional, yaitu:
1)
Rujukan kesehatan
Rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public
health services). Rujukan ini dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
derajat kesehatan. Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan teknologi, rujukan sarana, dan rujukan
operasional.
2)
Rujukan medis
Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services). Rujukan ini terutama
dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit. Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan
penderita, rujukan pengetahuan, rujukan bahan-bahan pemeriksaan.
Dindonesia program-program pemerintah untuk masyarakat miskin untuk masalah
kesehatan termasuk banya seperti jamkesmas,jamsostek,askes, BPJS dan terakhir Kartu
Indonesia Sehat. Hal ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat ketika sakit. Selain
itu fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia juga sudah relati baik

Sistem pelayanan Kesehatan Selandia Baru memiliki sistem kesehatan umum yang
bagus. Terdiri atas sebuah kombinasi pemasok negeri dan swasta. Tetapi, jasa kesehatan
biasanya tidak gratis bagi siswa internasional. Di kota-kota besar tersedia banyak sekali jenis
perawatan kesehatan, termasuk chiropractic, osteopati, akupuntur, naturopati, homeopati, dan
obat-obatan China. Jika harus menjalani pembedahan atau perawatan lainnya, kemungkinan
besar Anda harus masuk rumah sakit swasta, kecuali jika Anda memiliki hak untuk
mendapatkan perawatan di rumah sakit umum di Selandia Baru.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Negara maju seringkali diartikan sebagai negara mandiri yang sudah mencapai tingkat
kemajuan diberbagai bidang melebihi negara lainnya yang masih berkembang atau miskin.
Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi
melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP per
kapita tinggi dianggap negara berkembang. Namun beberapa negara telah mencapai GDP
tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam tanpa mengembangkan industri yang beragam,
dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap memiliki status negara maju. Salah satu contoh
Negara

yang

berada

di

tahap

Maju

adalah

New

Zeland

(Selandia

Baru)

Sedangkan negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu
negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Karena tidak ada definisi tetap negara
berkembang yang diakui secara internasional, tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di
dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup
rata-rata yang tinggi. Salah satu contoh Negara yang sedang berada pada tahap berkembang
adalah

Indonesia

Perbedaan antara negara maju dan berkembang adalah terletak pada perbedaan sikap atau

perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan
pendidikan. Perilaku masyarakat di negara maju mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan
seperti etika, kejujuran dan integritas, bertanggungjawab, hormat pada aturan dan hukum
masyarakat, hormat pada hak orang lain, cinta pada pekerjaan, mau kerja keras dan tepat
waktu.
Ciri ciri negara maju :
1. Pendapatan perkapita tinggi
2. Tingkat pendidikan tinggi
3. Memiliki modal besar
4. Banyak tenaga ahli
5. Angka kelahiran bayi rendah
6. Angka harapan hidup tinggi
7. Sebagian besar penduduk tinggal di kota
8. Angka pertumbuhan penduduknya rendah
9. Perekonomian di dukung sektor industri dan jasa
Ciri ciri negara berkembang :
1. Pendapatan perkapita rendah
2. Tingkat pendidikan rendah
3. Tidak memiliki modal
4. Kurang tenaga ahli
5. Angka kelahiran bayi tinggi
6. Angka harapan hidup rendah
7. Sebagian besar penduduk tinggal di desa
8. Angka pertumbuhan penduduknya tinggi
9. Perekonomian di dukung sektor pertanian

3.2. SARAN

Saran yang dapat kami sampaikan untuk mengatasi kesenjangan tersebut, perlu diadakan
kerjasama antara negara maju dan negara berkembang, sehingga dapat menguntungkan satu
sama lain.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.crayonpedia.org/mw/NegaraNegara_Yang_Digolongkan_Sebagai_Negara_Maju_dan_Berkembang_9.1
http://www.google.co.id
http://fairy19.wordpress.com/2012/04/01/selandia Baru-geografi-dan-kondisi-budaya/
http://deddyyudha.blogspot.com/2012/05/info-tentang-negara-selandia Baru.html
http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/negara-berkembang-artikel-lengkap.html
http://jaringnews.com/ekonomi/umum/9267/indonesia-dan-selandiaBaru -tingkatkan-hubungan-dagang
http://suhendriliquer.wordpress.com
http://abdulbarialhikmh.blogspot.com

Kebijakan Sistem Jaminan Sosial Di Negara-Negara


Berkembang
13/07/2012 pemberdayaan

Oleh Sumaryatin*)
Merujuk pada Spicker (1995), Midgley, Tracy danLivermore (2000), Thompson (2005),
Suharto, (2005a), dan Suharto (2006b),pengertian kesejahteraan sedikitnya mengandung
empat makna.

1. Sebagai kondisi sejahtera (well-being).


Pengertian ini biasanya menunjuk pada istilah kesejahteraan sosial (social welfare) sebagai
kondisi terpenuhinya kebutuhan material dan non-material. Midgley, et al (2000: xi)
mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai a condition or state of humanwell-being.
Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan
dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan dapat dipenuhi; serta
manakala manusia memperoleh perlindungan dari resiko-resiko utama yang mengancam
kehidupannya.
2. Sebagai pelayanan sosial.
Di Inggris, Australia dan Selandia Baru,pelayanan sosial umumnya mencakup lima bentuk,
yakni jaminan sosial(social security),pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan
pelayanan sosial personal (personal social services).
3. Sebagai tunjangan sosial
Khususnya di Amerika Serikat (AS),diberikan kepada orang miskin. Sebagian besar penerima
welfare adalah orang-orang miskin,cacat, penganggur, keadaan ini kemudian menimbulkan
konotasi negatif pada istilah kesejahteraan,seperti kemiskinan, kemalasan,ketergantungan,
yang sebenarnyalebih tepat disebut social illfareketimbang social welfare.
4. Sebagai proses atau usahaTerencana
yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-lembaga sosial,masyarakat maupun badan-badan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan (pengertian pertama) melalui
pemberianpelayanan sosial (pengertian ke dua)dan tunjangan sosial (pengertianketiga). Di
Indonesia, konsep kesejahteraan merujuk pada konsep pembangunan kesejahteraan sosial,
yakni serangkaian aktivitas yang terencana danmelembaga yang ditujukan untuk
meningkatkan standar dan kualitas kehidupanmanusia. Sebagai sebuah proses untuk
meningkatkan kondisi sejahtera, istilahkesejahteraan sejatinya tidak perlu pakai kata sosial
lagi, karena sudah jelasmenunjuk pada sektor atau bidang yang termasuk dalam wilayah
pembangunan sosial. Sektor pendidikan dan kesehatan juga termasuk dalam wilayah
pembangunan sosial dan tidak memakai embel-embel sosial atau manusia. Di negara lain,
istilah yang banyak digunakan adalah welfare (kesejahteraan) yang secara konseptual
mencakup segenap proses dan aktivitas mensejahterakan warga negara dan menerangkan
sistem pelayanan sosial dan skema perlindungan sosial bagi kelompok yang kurang
beruntung (Suharto, 2005).
Program jaminan sosial pertama kali hadir pada akhir abad 19 di Eropa Barat. Hadirnya
program jaminan sosial pada awal kemunculannya untuk menyediakan perlindungan bagi
para tenaga kerja untuk kemungkinan-kemungkinan seperti kecelakaan kerja, sakit selama
bekerja, bahkan untuk jaminan kematian.Sementara pada era sekarang ini, jaminan sosial
menjadi komponen yang penting bagi negara-negara kesejahteraan ( modern welfare-

state).Kebijakan mengenai program jaminan sosial sebenarnya sudah ditetapkan pada tahun
1950-1960an oleh beberapa negara berkembang. Namun secara umum mereka tidak
menghasilkan perlindungan bagi masyarakat umum, hanya mampu menjangkau beberapa
sektor saja, eks: militer, sektor komersial, dan sektor industri.
Mayoritas masyarakat yang berada di daerah rural-urban, yang lebih banyak begerak di
sektor informal dan masyarakat daerah rural yang mengembangkan sistem subsistensi, tidak
terjangkau. Sementara kita mengetahui bahwa mayoritas masyarakat seperti itu adalah
mereka yang memiliki taraf hidup dibawah staandar layak, mayoritas masyarakat miskin,
kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan serta tingkat pendidikan yang masih rendah
Era sekarang ini, tidak seperti pada zamannya jaminan sosial harus menjangkau semuanya
secara universal, namun bisa dilakukan oleh masing-masing negara berkembang. Sehingga
para pembuat kebijakan membutuhkan model jaminan sosial bagi mereka yang tidak tercover
sistem jaminan sosial.
Pada kesempatan ini, akan mencoba memaparkan integrasi yang memungkinkan dari sistem
jaminan sosial yang diberikan pemerintah dengan sistem tradisional dalam masyarakat.
Dalam konteks Indonesia sebuah pandangan singkat Undang-undang zakat Di Indonesia.
Bagaimana pemerintah mencoba untuk megintegrasikan dan mengakomodasinya dalam
bentuk perundang-undangan namun justru dikritik sebagai sebuah upaya sentralisasi
pengelolaan zakat.
Permasalahan-permasalahan dalam jaminan sosial di negara dunia ke tiga
Meskipun dinyatakan bahwasanya jaminan sosial di negara dunia ke tiga dilakukan oleh
pemerintah berdasarkan pada karakteristik masyarakat, sesungguhnya terdapat sebuah
standarisasi konsep jaminan sosial yang dikembangkan oleh pemerintahan di negara-negara
barat dan ILO (International Labour Office).
Program jaminan sosial secara lebih formal didefinisikan oleh International Labour Office
merupakan sesuatu yang dibuat dan disahkan oleh lembaga legislatif, kemudian program
dijalankan kepada publik, dan selanjutnya mereka akan menyediakan pelayanan kesehatan
yang mencangkup aspek preventif dan kuratif.
Lebih jauh, Midgley memberikan pembedaan dalam pengkategorian program jaminan sosial.
Kategorisasi jaminan sosial yang dilakukan Midgley tersebut diklasikasifikasikan menjadi
asuransi sosial, bantuan sosial, jaminan kerja yang memungkinkan para majikan memenuhi
tanggungjawabnya dan dibentuknya skema gaji yang sesuai.
Asuransi sosial dalam pandangan Midgley keunungan yang akan diperoleh seseorang setelah
memberikan kontribusi untuk sistem jaminan sosial yang diikutinya.
Bantuan sosial adalah sesuatu yang diberikan tidak tergantung dengan kontribusi seseorang,
namun lebih karena mendapat pendanaan dari pajak.

Pendekatan masing-masing negara dalam pengembangan jaminanan sosial berbeda-beda,


tergantung karakteristik negara yang bersangkutan. Sebagai contoh di Afrika, family
allowances menjadi bagian asuransi sosial yang terintegrasi dalam sistem jaminan sosial. Di
Amerika Latin, jaminan sosial yang disediakan oleh negara mencangkup program peduli
kesehatan, yang tidak sering diaplikasikasn di kawasan afrika dan asia.
Di negara dunia ke tiga, jaminan sosial hanya sedikit yang mampu menjangkau masyarakat
umum. Terjadi perbedaaan antara pekerja yang memiliki upah tetap dan yang masih berdiri
pada sektor-sektor subsisten dalam menjalankan perekonomian sehingga banyak yang tidak
terjangkau.
Data yang disajikan Thompson(1979),menginformasikan bahwa jangkauan jaminan sosial
yang diberikan di beberapa negara di kawasan Asia, sangat sedikit dan berbanding terbalik
dengan total populasi. Sebagai contoh di Pakistan hanya terdapat 400.000 penduduk dari 71
juta jiwa yang memperoleh jaminan sosial. Hanya 8% dari serikat buruh yang terjangkau
jaminan sosial di India, di Thailan hanya sebesar 10% sementara di Indonesia hanya 12%.
Jaminan sosial di negara berkembang dilakukan melalui mekanisme subsidi kepada
mayarakat miskin.
Sistem jaminan sosial tradisional
Baik para ilmuwan sosial maupun para pembuat kebijakan sosial sesunggunya menyadari
terdapat perbedaan mendasar antara program sistem jaminan sosial yang disediakan oleh
negara maupun suatu institusi yang memungkinkan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak
diinginkan pada masyarakat pribumi (jaminan tradisional).
Sistem jaminan sosial tradisional merupakan sebuah sistem dari mekanisme kebudayaan
masyarakat lokal yang mewajibkan baik individu, kelompok maupun komunitas untuk
menyediakan bantuan satu dengan lainnya saat anggota kelompok tersebut ada yang
membutuhkan.
Sistem jaminan sosial tradisional juga mewajibkan untuk saling memberi kepada fakir miskin
dalam sebuah komunitas. Pemberian sedekah dapat berbagai bentuk, seperti dalam
masyarakat islam dikenal dengan istilah zakat.
Mekanisme kulutural dari masyarakat tersebut diyakini dapat menolong dan meningkatkan
kesejahteraan komunitas yang bersangkutan.

INTEGRATING THE TRADITIONAL AND STATE SYSTEM


Ide untuk mengintegrasikan ketetapan perundang-undangan dengan socialprotection yang
berkembang dimasyarakat untuk memperluas cakupan dan coverage social security, sehingga

upaya untuk memeperluas cakupan itu menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Di banyak
negara berkembang dual system yaitu sistem perundang-undangan negara dan sistem proteksi
tradisional dioperasikan secara bersama untuk mengcover seluruhnya.

Kebijakan-kebijakan untuk mengintegrasikan perundangan-undangan dan indigenous


sistem
Kebijakan untuk mengintegrasikan sistem jaminan sosial yang menggabungkan tanggung
jawab negara dengan kearifan lokal. Ada bbrp langkah implementasi kebijakan diujicobakan
secara onovatif dengan diterapkan pada skala yang kecil, termonitor secara baik dan
terevaluasi secara baik. Dengan implementasi yang kecil yang terketahui kekuarangannya.
setelah itu bar u diimplemnetasikan dalam skala yang lebih besar . sehingga kegagalan dan
kesalahan dapat dicegah. Project ujicoba bermanfaat utk mengetahui ketidak efektifan
sebuah formula kebijakan, sehingga ketika akan diimplementasikan secara nasional sudah
bisa diantisipasi kekurangan-kekurangannya.
REFORMULASI KEBIJAKAN JAMINAN SOSIAL DI NEGARA BERKEMBANG
Kebijakan jaminan sosial di dunia ketiga harusnya menyediakan intervensi bagi kelas miskin
untuk mendapatkan proteksi dalam kesejahteraan untuk melawan segala ketidak pastian
akibat dari kemiskinan yang dialaminya
Dengan pendekatan komprehensif pembangunan kebijakan sosial yang memperkenalkan
integrasi antara sistem jaminan sosial yang dikelola negara dan jaminan sosial yang dikelola
oleh masyarakat.Contoh: FUNRURAL (Rural Workers Asistance Fund), salah satu program
yang dilakukan pemerintah Brazil pada tahun 1963. program ini merupakan program
pendanaan dalam pelayanan kesehatan yang diperoleh dari 2% pajak komoditas pertanian.
Meski beresiko menyederhanakan keragaman, sedikitnya ada empat model negara
kesejahteraan yang hingga kini masih beroperasi (lihat Stephens, 1997; Esping-Andersen,
1997; Spicker, 1995; Spicker, 2002; Suharto, 2005a; Suharto, 2006):
1. Model Universal
Pelayanan sosial diberikan oleh negara secara merata kepada seluruh penduduknya, baik kaya
maupun miskin. Model ini sering disebut sebagai the Scandinavian Welfare States yang
diwakili oleh Swedia, Norwegia, Denmark dan Finlandia. Sebagai contoh, negara
kesejahteraan di Swedia sering dijadikan rujukan sebagai model ideal yang memberikan
pelayanan sosial komprehensif kepada seluruh penduduknya. Negara kesejahteraan di Swedia
sering dipandang sebagai model yang paling berkembang dan lebih maju daripada model di
Inggris, AS dan Australia.
2. Model Korporasi atau Work Merit Welfare States

Seperti model pertama, jaminan sosial juga dilaksanakan secara melembaga dan luas, namun
kontribusi terhadap berbagai skema jaminan sosial berasal dari tiga pihak, yakni pemerintah,
dunia usaha dan pekerja (buruh). Pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh negara
diberikan terutama kepada mereka yang bekerja atau mampu memberikan kontribusi melalui
skema asuransi sosial. Model yang dianut oleh Jerman dan Austria ini sering disebut sebagai
Model Bismarck, karena idenya pertama kali dikembangkan oleh Otto von Bismarck dari
Jerman .
3. Model Residual
Model ini dianut oleh negara-negara Anglo-Saxon yang meliputi AS, Inggris, Australia dan
Selandia Baru. Pelayanan sosial, khususnya kebutuhan dasar, diberikan terutama kepada
kelompok-kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged groups), seperti orang miskin,
penganggur, penyandang cacat dan orang lanjut usia yang tidak kaya. Ada tiga elemen yang
menandai model ini di Inggris: (a) jaminan standar minimum, termasuk pendapatan
minimum; (b) perlindungan sosial pada saat munculnya resiko-resiko; dan (c) pemberian
pelayanan sebaik mungkin. Model ini mirip model universal yang memberikan pelayanan
sosial berdasarkan hak warga negara dan memiliki cakupan yang luas. Namun, seperti yang
dipraktekkan di Inggris, jumlah tanggungan dan pelayanan relatif lebih kecil dan berjangka
pendek daripada model universal. Perlindungan sosial dan pelayanan sosial juga diberikan
secara ketat, temporer dan efisien. Kotak 3 memberi deskripsi singkat mengenai model
residual di AS.
4. Model Minimal
Model ini umumnya diterapkan di gugus negara-negara latin (seperti Spanyol, Italia, Chile,
Brazil) dan Asia (antara lain Korea Selatan, Filipina, Srilanka, Indonesia). Model ini ditandai
oleh pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sosial yang sangat kecil. Program
kesejahteraan dan jaminan sosial diberikan secara sporadis, parsial dan minimal dan
umumnya hanya diberikan kepada pegawai negeri, anggota ABRI dan pegawai swasta yang
mampu membayar premi. Di lihat dari landasan konstitusional seperti UUD 1945, UU SJSN
(Sistem Jaminan Sosial Nasional), dan pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sosial
yang masih kecil, maka Indonesia dapat dikategorikan sebagai penganut negara kesejahteraan
model ini. Bahkan dilihat dari praktek pembangunan kesejahteraan, seperti pendidikan dan
jaminan kesehatan gratis bagi warga, khususnya yang tidak mampu, Kabupaten Jembrana,
Kutai Kertanegara, Solok, Bantul, adalah sebagian kabupaten yang kerap disebut sebagai
wilayah yang telah menerapkan model negara kesejahteraan pada tingkat lokal.

Daftar Pustaka:

1.Esping-Andersen, Gosta (1997), Af ter the Golden Age? Welfare State Dilemmas in a
Global Economy dalam Gosta Esping-Andersen (ed), Welfare States in Transition: National
Adaptations in Global Economics, halaman 1-31
2.Midgley, James, Martin B. Tracy dan Michelle Livermore (2000), I ntroduction: Social
Policy and Social Welfare dalam James Midgley, Martin B. Tracy dan Michelle Livermore
(ed), The Handbook of Social Policy, London: Sage, halaman xi-xv
3. Spicker, Paul (1995), Social Policy: Themes and Approaches, London: Prentice all
4. Spicker, Paul (2002), Poverty and the Welfare State: Dispelling the Myths, London:
Catalyst
5. Stephens, John D. (1997), T he Scandinavian Welfare States: Achievements, Crisis, and
Prospects dalam Gosta Esping-Andersen (ed), Welfare States in Transition: National
Adaptations in Global Economics, halaman 32-65
6. Suharto, Edi (1997), Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum
Pemikiran, Bandung: LSP Press
7.Suharto, Edi (2005a), Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama
8.Suharto, Edi (2006a), Pe ta dan Dinamika Welfare State di Beberapa Negara: Pelajaran
Apa Yang Bisa Dipetik Untuk Membangun Indonesia?, Edi
Suharto/WelfareStateDepsos/2006 20

Anda mungkin juga menyukai