Anda di halaman 1dari 8

Struktur dan Fungsi Saraf pada Tulang Belakang

Teofanus Delphine Halim


102013082
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida
Jalan Arjuna Utara No.6,Jakarta Barat 11510
delphine.halim@yahoo.com
Pendahuluan
Didalam tubuh manusia terdapat banyak saraf yang berfungsi untuk mengerakkan tubuh
kita, merasakan sesuatu, menghasilkan suatu kelenjar dan sebagainya. Saraf tersebut terdapat
didalam otak ataupun di sumsum tulang belakang. Dimana saraf tersebut dibagi lagi menjadi
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Selain dalam mengendalikan segala sesuatu secara sadar,
terdapat juga saraf yang mengendalikan sesuatu secara tidak sadar, yang dimaksudkan dengan
tidak sadar ini adalah gerakan refreks. Gerakan reflex hanya terdapat pada medulla spinalis atau
tulang belakang. Yang akan dibahas disini adalah sistem saraf yang ada pada medulla spinalis
ataupun yang disebut dengan saraf tulang belakang. Bagaimana struktur tulang belakang,
bagaimana sistemnya beserta jaringan ikat apa yang ada didalamnya. Hal ini dilakukan agar kita
mengetahui saraf-saraf apa saja yang terdapat didalam medulla spinalis dan bagaimana cara kerja
serta fungsi dari saraf tersebut.

Pembahasan
Medula spinalis dikelilingi oleh meningen, duramater, arakhnoid, dan piamater.1 Di
antara duramater dan kanalis vertebralis terdapat ruang epidural.1 Medula spinalis berbentuk
struktur H dengan badan sel saraf (substansia grisea).1 Bagian bawah yang berbentuk H meluas
dari bagian atas dan bersamaan menuju bagain tanduk anterior (anterior born).1 Tanduk-tanduk
ini merupakan sel-sel yang mempunyai serabut-serabut, yang membentuk ujung akar anterior
(motorik) dan berfungsi untuk aktivitas yang disadari dan aktivitas dari otot-otot yang
berhubungan dengan medulla spinalis.1 Bagian posterior yang tipis mengandung sel-sel berupa
serabut-serabut yang masuk ke ujung akar posterior dan kemudian bertindaak sebagai relay
station dalam jaras atau sensorik.1 Medula spinalis diisi dengan cairan serebrospinal (CSS) dan
dikelilingi oleh kolumna vertebra yang terbuat dari tulang, yang memanjang melebihi ujung

traktus spinalis dan memberikan perlindugan bagi saraf yang halus didalamnya.2 Medula spinalis
terdiri atas interneuron yang aksonnya berjalan ke atas dan ke bawah dalam jaras yang teratur.2
Terminal akson yang membawa informasi sensorik dari neuron aferen perifer, berjalan menuju
jaras asenden.2 Banyak terminal akson bersinaps di medulla spinalis pada suatu interneuron.2
Apabila penjumlahan berbagai IPSP dan EPSP yang datang menyebabkan interneuron mencapai
ambang, interneuron tersebut mencetuskan potensial aksi dan menyampaikan informasi lebih
lanjut ke sistem saraf pusat.2 Neuron sensorik juga dapat menstimulasi reflex vertebralis.2
Refleks ini terjadi saat neuron sensorik bersinaps di kanalis spinalis secara langsung pada dendrit
atau badan sel neuron motorik (reflex monosinaptik), atau saat neuron sensorik bersinaps di
interneuron yang secara sekunder mengaktifkan neuron motorik (reflex polisinaptik).2
Interneuron desenden yang mempersarafi dendrit dan badan sel saraf eferen juga terdapat pada
medulla spinalis.2 Medula spinalis sendiri berakhir sebagai filum terminale, suatu lembaran
fibrosa yang merupakan bagian dari kauda ekuina.3 Kauda ekuina sendiri merupakan saraf spinal
bagian bawah yang keluar sebelum ujung korda mengarah ke bawah.4 Kauda ekuina muncul dari
kolumna spinalis pada foramina intervertebral lumbal dan sakral yang tepat.4 Akhir dari medulla
spinalis ini berbentuk kerucut (Konus medularis) dan berakhir pada vertebra lumbalis 1 dan 2.5
Medula spinalis memiliki dua pembesaran pada region servikalis dan lumbalis, sehubungan
dengan origo saraf-saraf yang membentuk pleksus ekstremitas dan infenitas.3 Dengan alasan
inilah kanalis vertebralis lebih besar di region ini, dan juga merupakan region dengan mobilitas
terbesar.3 Pada medulla spinalis terdapat meninges duramater, araknoideamater dan pia mater
yang melapisi otak dan juga korda.4 Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan
korda melalui foramina intervertebral.4 Struktur interna medulla spinalis atau korda terdiri dari
substansia grisea (gray matter) berbentuk huruf H di bagian tengah traktus yang berisikan
interneuron, badan sel, dendrite neuron eferen, akson neuron aferen dan berbagai sel penyokong,
substansia grisea dikelilingi oleh substansia alba (white matter) yang berisi jaras-jaras (traktus)
asenden dan desenden serta dilapisi oleh mielin.6 Tanduk posterior substansia grisea adalah titik
terminasi serat sensorik yang banyak, sedangkan sel-sel motorik terletak di tanduk anterior.6
Untuk tanduk lateralnya sendiri merupakan protrusi diantara taduk posterior dan anterior pada
area toraks dan lumbal sistem saraf perifer.4 Bagian ini mengandung badan sel neuron sistem
SSO.4 Terdapat juga komisura abu-abu yang menghubungkan subtansia abu-abu sebelah kiri dan
kanan medulla spinalis.4 Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral.4

Radiks dorsal terdiri dari kelompok-kelompok serabut sensorik yang memasuki korda.4 Radiks
ventral adalah penghubung ventral dan membawa serabut motorik dari korda.4 Setiap radiks yang
memasuki atau meninggalkan korda membentuk tujuh sampai sepuluh cabang radiks (rootled).4
Radiks dorsal dan ventral pada setiap sisi segmen medulla spinais menyatu untuk membentuk
saraf spinal.4 Radiks dorsal ganglia adalah pembesaran radiks dorsal yang mengandung sel
neuron sensorik.4
Substansi putih korda, yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus
anterior, posterior dan lateral.4 Dalam funikulus terdapat fasikulus atau traktus dan traktus
tersebut diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.4 Yang pertama ada traktus
sensorik atau asenden yang membawa informasi dari tubuh ke otak.4 Bagian penting dari traktus
asenden yang pertama adalah fasikulus grasilis dan fasikulus kuncatus yang memiliki fungsi
untuk menyampaikan informasi mengenai sentuhan, tekanan, vibrasi, posisi tubuh dan gerakan
sendi dari kulit, persendian dan tendon otot.4 Yang kedua ada traktus spinoserebelar ventral
(anterior) (berpasangan) yang berfungsi untuk membawa informasi mengenai gerakan dan posisi
keseluruhan anggota gerak.4 Ketiga ada traktus spinocerebelar dorsal (posterior) yang berfungsi
untuk membawa informasi mengenai propriosepsi bawah sadar (kesadaran akan posisi tubuh,
keseimbangan dan arah gerakan).4 Yang keempat adalah traktus spinotalamik ventral (anterior)
yang berfungsi untuk membawa informasi mengenai sentuhan, suhu dan rasa nyeri.4 Yang kedua
ada traktus motorik (desenden) yang membawa impuls motorik dari otak ke medulla spinalis dan
saraf spinal menuju tubuh.4 Fungsi motorik yang penting meliputi, pertama ada traktus
kortikospinal lateral (piramida) yang berfungsi untuk menghantarkan impuls untuk koordinasi
dan ketepatan gerakan volunter.4 Kedua ada traktus kortikospinal (piramidal) ventral (anterior)
yang memiliki fungsi sama dengan traktus kortikospinal lateral yaitu menghantarkan impuls
untuk koordinasi dan ketepatan gerakan volunter.4 Ketiga ada traktus ekstrapiramidal dimana
serabut dalam sistem ini berasal dari pusat lain.4 Bagian dari traktus ekstrapiramidal yang
pertama ada traktus retikulospinal yang berasal dari formasi reticular (neuron I) dan berujung
(neuron II) pada sisi yang sama di neuron motorik bagian bawah dalam tanduk anterior medulla
spinallis.4 Impuls memberikan semacam pengaruh fasilitasi pada ekstensor tungkai dan fleksor
lengan serta memberikan suatu pengaruh inhibisi yang berkaitan dengan postur dan tonus otot.4
Bagian yang kedua adalah traktus vestilospinal lateral yang berasal dari nukleus vestribular
lateral dalam medulla (neuron I) dan berdesenden pada sisi yang sama untuk berujung (neuron

II) dalam tanduk anterior medulla spinalis.4 Impuls mempertahankan tonus otot dalam aktivitas
reflex.4 Bagian ketiga adalah traktus vestibulospinal medial yang berasal dari nukleus vestribular
medial dalam medulla dan menyilang ke sisi yang berlawanan untuk berakhir pada tanduk
anterior.4 Traktus ini tidak berdesenden ke bawah area serviks.4 Traktus ini berkaitan dengan
pengedalian otot-otot kepala dan leher.4 Bagian keempat adalah traktus rubrospinal yang berasal
dari nukleus merah otak tengah.4 Bagian kelima adalah traktus olivospinal yang berasal dari olive
inferior medulla dan bagian keenam adalah traktus tektosspinal yang berasal dari bagian tektum
otak tengah.4
Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal dan ventral.4
Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks begabung membentuk satu saraf spinal.4
Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke
korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.4 Saraf spinal diberi
nama dan angka sesuai dengan region kolumna vertebra tempat munculnya saraf tersebut. Saraf
serviks ada delapan pasang C1 sampai c8, saraf toraks ada 12 pasang T1 sampai T12, saraf
lumbal ada lima pasang L1 sampai L5, saraf sakral ada lima pasang S1 sampai S5 dan saraf
koksiks ada satu pasang.4 Pleksus adalah jaring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus
ventral seluruh saraf spinal, kecuali T1 dan T11, yang merupakan awal saraf interkostal.4 Pleksus
serviks terbentuk dari ramus ventral keempat saraf servik pertama-C1,C2,C3,C4-dan sebagian
C5.4 Saraf ini menginervasi otot leher, dan kulit kepala, leher, serta dada.4 Saraf terpenting yang
berawal pada pleksus ini adalah saraf frenik, yang menginervasi diafragma.4 Pleksus brakial
terbentuk dari ramus ventral saraf serviks C5,C6,C7,C8 dan saraf toraks pertama T1, dengan
melibatkan C4 dan T2.4 Saraf dari pleksus brakial mensuplai lengan atas dan beberapa otot pada
leher dan bahu.4 Pleksus lumbal terbentuk dari ramus saraf lumbal L1,L2,L3 dan L4 dengan
bantuan T12.4 Saraf dari pleksus ini menginervasi kulit dan otot dinding abdomen, paha dan
genitalia eksternal.4 Saraf terbesar adalah saraf femoral yang mensuplai otot fleksor paha dan
kulit pada paha anterior, region panggul dan tungkai bawah.4 Pleksus sakral terbentuk dariramus
ventral sacral S1,S2 dan S3 serta kontribusi dari L4,L5, dan S4.4 Saraf dari pleksus ini
menginvervasi anggota gerak bawah, bokong dan regia perineal;saraf terbesar adalah saraf
skiatik.4 Pleksus koksiks terbentuk dari ramus ventral S5 dan saraf spinal koksiks dengan
kontribusi dari ramus S4.4 Pleksus ini merupakan awal saraf koksiks yang mensuplai regia
koksiks.4

Didalam saraf terdapat komunikasi antar satu saraf dengan yang lain, komunikasi tersebut
berhubungan dengan neurotransmitter yang sebagai pembawa sinyal tersebut untuk diteruskan.
Sinyal tersebut kerap berhubungan dengan potensial aksi pada suatu membrane saraf. Sinyal
listrik potensial aksi yang tiba di terminal sinaptik akan menjadi sinyal kimiawi yang mengalir
melewati sinapsis dimana sinyal kimiawi itu akan diubah lagi menjadi sinyal listrik pada sel
pascasinaptik.7 Banyak kantong yang disebut vesikula sinaptik terdapat dalam sitoplasma ujung
akson prasinaptik.7 Masing-masing vesikula mengandung ribuan molekul neurotrasmiter, zat
yang dibebaskan sebagai messenger antarsel ke dalam celah sinaptik.7 Neuron mengirimkan
neurotransmitter ke dalam sinapsis ketika suatu potensial aksi tiba di terminal sinaptik dan
mendepolarisasikan membrane prasinaptik, yaitu permukaan terminal sinaptik yang menghadap
celah tersebut.7 Celah tersebut memisahkan sel prasinaptik dari sel pascasinaptik.7 Ion kalsium
memainkan peranan penting dalam mengubah impuls listrik menjadi sinyal kimiawi.7
Depolarisasi membrane prasinaptik menyebabkan Ca2+ masuk secara cepat ke dalam neuron
melalui saluran bergerbang voltase.7 Peningkatan konsentrasi Ca2+ sitosolik secara mendadak
merangsang vesikula sinaptik menyatu dengan membrane prasinaptik dan melepaskan
neurotransmitter ke dalam celah sinaptik melalui eksositosis.7 Ribuan vesikula bisa merespons
dengan serentak terhadap sebuah potensial aksi tunggal.7 Neurotransmiter berdifusi melewati
jarak pendek dari membrane prasinaptik sampai ke membrane pascasinaptik, yaitu membrane
plasma badan sel atau dendrite pada sisi lain sinapsis.7 Membran pascasinaptik dikhususkan
untuk menerima pesan kimiawi.7 Penjuluran permukaan ekstraseluler membrane itu adalah
protein yang berfungsi sebagai reseptor spesifik untuk neurotransmitter.7 Reseptor tersebut
merupakan bagian dari saluran ion selektif yang memuka dan menutup, yang mengontrol
pergerakan ion melewati membrane pascasinaptik.7 Reseptor tertentu dapat dikenali oleh
neurotransmitter tertentu, dan ketika berikatan dengan zat kimia ini, gerbang saluran ion akan
membuka dan mengalirkan ion spesifik, seperti Na+ , K+ atau Cl- yang melewati membrane
tersebut.7 Dengan demikian gerbang saluran ion membrane pascasinaptik dibuka dan ditutup
oleh zat kimia.7
Vitamin B memiliki tugas yang cukup penting dalam menjaga ketahanan tubuh
seseorang.8 Vitamin ini juga berfungsi sebagai pengantar dalam metabolisme tubuh dan
membantu perbaikan fungsi-fungsi saraf dan sistem pertahanan tubuh.8 Vitamin B terutama
B1,B6, dan B12 atau sering disebut juga dengan vitamin neurotropik dalam tubuh sangat penting

untuk daya tahan tubuh dan produksi antibody.8


Pada medulla spinalis memiliki inti yaitu substansi kelabu dengan mengandung badanbadan sel neuron, dendrit dan bagian proksimal aksonnya, bersama ujung terminal akson dari
daerah lain.9 Kelompok badan sel yang secara fungsional berhubungan dalam substansi kelabu
disebut sebagai nuclei.9 Di luar substansi kelabu terdapat zona bebas badan sel saraf namum
mengandung akson dari perikaria dalam substansi kelabu atau dalam ganglia SST.9 Zona ini
adalah substansi putih, disebut demikian karena akson dibungkus mielin, yang tampak putih
mengkilap dalam keadaan segar.9 Berkas-berkas akson bermielin dalam substansi putih, disebut
traktus, merupakan kelompok serat saraf mirip kabel menurut fungsinya.9
Fungsi utama akson adalah untuk mengangkut sinyal listrik dari badan sel neuron ke
ujung saraf pada sel lain.9 Impuls saraf yang melalui akson adalah gelombang depolarisasi
membrane sementara.9 Pada saraf yang tidak distimulasi, konsentrasi ion bermuatan positif dan
negative dalam sitoplasma dan dalam cairan ekstrasel tidak sama, dengan konsentrasi ion positif
lebih tinggi di luar dan konsentrasi ion negative lebih tinggi didalam.9 Perbedaan muatan sebelah
menyebelah membrane ini (sekitar -70mv) adalah potensial istirahat.9 Peristiwa ini dipertahankan
dengan pompa ion Na+ keluar dan ion K+ kedalam dengan melawan gradient konsentrasinya.9
Konsentrasi ion lebih positif diluar sel karena dipompa sebesar tiga ion Na keluar sel dan
didalam sel lebih negative karena dipompa sebesar dua ion K kedalam sel dan hal ini yang
dimaksud dengan polarisasi.9 Stimulus pada saraf membuka saluran natrium, memungkinkan
masuknya ion Na melawan gradient konsentrasinya ke dalam sitoplasma, mengurangi muatan
positif total diluar sel dan menambahkannya didalam.9 Sewaktu konsentrasi ion Na didalam
akson menyamai yang di cairan ekstrasel, maka membrane mengalami depolarisasi dan potensial
istirahat akan berhenti digantikan dengan potensial aksi.9 Gerak ion melintasi membrane
menghasilkan arus yang membangkitkan sinyal listrik disebut potensial aksi.9 Awal masuknya
ion NA memberi aksoplasma setempat muatan positif, terbentuknya sirkuit local yang
memungkinkan arus mengalir, via aksoplasma dan cairan ekstrasel, diantara tempat depolarisasi
dan daerah depolarisasi dari aksolema sekitarnya.9 Arus ini memicu depolarisasi dari daerah
bersebelahan dari membrane.9 Saat masuknya ion Na mencapai puncaknya, saluran kalium
dalam aksolema membuka dan keluarnya ion K memulihkan potensial membrannya.9
Penyebaran potensial tidak memento arahnya; setelah saluran natrium menutup pada tempat
repolarisasi, saluran itu sukar diaktifkan kembali, sehingga mencegah aliran retrograde dari

gelombang depolarisasi.9 Hasil akhir kejadian ini adalah majunya impuls saraf dari zona pemicu
ke terminal akson.9 Perubahan yang terjadi berlangsung dalam milidetik dan impuls berjalan
sepanjang aksin, tergantung caliber dan derajat mielinisasi, dengan kecepatan sampai
120m/detik.9 Bila terminal dalam otot rangka dan karenanya adalah sinaps neuromuskuler, ia
membebaskan neurotransmitter, asetilkolin, dari vesikel sinaptik.9 Mereka membuka,
memungkinkan aliran melintasi membrane dan mengawali potensial aksi dalam sarkolema.9
Pelepasan asetilkolin kemudian menyebabkan menutupnya saluran.9 Neuron motoris, bersama
serat-serat otot yang disarafinya disebut unit motoris.9 Setiap serat saraf motoris bercabang
memasok banyak serat otot.9 Selubung mielin sekitar cabang dari saraf berakhir saat mendekati
serat otot, namun selubung Schwann berlanjut menutupi terminal akson.9 Inti otot dan
mitokondria berkumpul dalam sarkoplasma di bawah motor end plate, dan cabang-cabang
terminal akson terdapat dalam alur-alur pada permukaan serat otot.9 Akson plasmanya
mengandung mitokondria dan banyak vesikel sinaps, tetapi mikrotubul dan neurofilamen
umumnya berakhir proksimal terhadap end plate.9 Aksolema dan sakrolema dipisahkan oleh lapis
pembatas dari glikoprotein yang menyatu dengan lamina eksterna dari sel Schwann dan dari
serat otot.9 Celah antara akson dam serat otot bervariasi namun dapat mencapai lebar 50nm.9

Kesimpulan
Terjadinya gangguan pada anggota gerak bawah diakibatkan oleh cederanya traktus
motorik (desenden) pada bagian traktus retikulospinal dan pleksus lumbal serta pleksus sacral

dimana semua bagian tersebut berperan dalam anggota gerak bawah. Dengan pemberian vitamin
neurotropik diharapkan dapat membantu perbaikan fungsi-fungsi saraf yang rusak tersebut.

Daftar Pustaka
1. Batticaca FB. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan
persarafan.Jakarta:Salemba Medika;2008.h.12
2. Corwin JE. Buku saku patofisiologi.Jakarta:Buku Kedokteran
EGC;2009.h.223
3. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi.Jakarta:Erlangga;2004.h.156
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:Buku Kedokteran
EGC;2003.h.173-80
5. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat.Jakarta:Buku
Kedokteran EGC;2002.h.274
6. Gruendemann BJ, Fernsebner B. Keperawatan perioperatif.Jakarta:Buku
Kedokteran EGC;2005.h.226
7. Campbell, Reece, Mitchell. Biologi.Jakarta:Erlangga;2004.h.211-2
8. Pedak M. Metode supernol menaklukkan
stres.Jakarta:Gramedia;2005.h.153
9. Faweett, Don W. Buku ajar histologi.Jakarta:Buku Kedokteran
EGC;2002.h.293-305

Anda mungkin juga menyukai