1, (2013)
2) Perhitungan Freeboard
Perhitungan freeboard berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh International Convention on Load Lines 1966
and protocol of 1988. Barge yang dirancang merupakan kapal
tipe B, sehingga diambil freeboard standar yang telah
ditetapkan untuk kapal tipe B berdasarkan panjang kapal.
Kemudian ditambah dengan koreksi hingga didapatkan
freboard minimal yang disyaratkan[4]. Freeboard minimal
inilah yang dijadikan salah satu batasan dalam iterasi yang
dilakukan.
3) Perhitungan Berat Baja
Untuk perhitungan berat baja dilakukan dengan
menggunakan rule ABS. setiap profil dan pelat yang
diperlukan dalam proses perancangan dihitung sesuai rumus
yang ada dan kemudian ditotal jumlahnya[1].
4) Perhitungan Peralatan dan Perlengakapan Tongkang
Dari ukuran utama kapal dapat diketahui nilai dari EN
(Equipment Number) kapal tersebut. Dari nilai yang didapat,
dicocokan dengan tabel yang tersedia untuk menentukan
jumlah jangkar, panjang rantai, ukuran hawser, towline, dan
peralatan perlengkapan laiunya[1].
5
Dalam iterasi tugboat ada beberapa perhitungan yang
berbeda dengan iterasi pada tongkang, yaitu:
1. Perhitungan hambatan. Pada tongkang perhitungan
hambatan menggunakan rumus Henschke (1978),
sedangkan pada optimasi tugboat menggunakan metode
Holtrop dari buku Principle Naval Architect vol.2[5].
2. Perhitungan LWT dan DWT. Pada tongkang perhitungan
LWT dengan menghitung setiap plat, profil dan
perlengkapan yang dipakai, sedangkan pada tugboat
perhitungan LWT menggunakan rumus pendekatan dari
buku Practical Ship Design[9]. Perhitungan DWT
tongkang berdasarkan berat muatan yang diangkut,
sedangkan pada tugboat DWT berdasarkan berat
consumable dan crew.
D. Pembuatan Rencana Garis dan Rencana Umum
Telah didapatkan ukuran utama tug boat dan tongkang,
selanjutnya yaitu pembuatan rencana garis dan rencana umum.
Pembuatan rencana garis menggunakan software maxsurf.
Berikut hasilnya:
6
2.
3.
2.