Makalah Wawasan Nusantara Dan Geopolitik Nasional
Makalah Wawasan Nusantara Dan Geopolitik Nasional
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Teori Wawasan Nusantara dan Geopolitik
2.1.1 Wawasan Nusantara
2.1.1.1 Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa jawa) yang berarti
pandangan atau tinjauan. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau,
atau melihat. Jadi, wawasan artinya cara pandang, cara melihat.
Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan.
Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang
terletak antara dua benua dan dua samudra.
Secara terminologis, Wawasan Nusantara menurut beberapa pendapat sebagai berikut:
1. Pengertian Wawasan Nusantara menurut Prof. Wan Usman
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
2. Pengertian Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikapa bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamkan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Pengertian Wawasan Nusantara menurut kelompok kerja wawasan nusantara untuk diusulkan
menjadi TAP MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999
Cara pandangan dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Wawasan Nusantara
berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri bangsa Indonesia dan lingkungannya.
2.1.1.2 Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuan wilayah nasional.
Dengan kata lain, hakikat wawasan nusantara adalah persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara diwujudkan dengan menyatakan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik. Kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
ekonomi, kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya, dan sebagai satu kesatuan
pertahanan keamanan.
2.1.1.3 Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Visi adalah keadaan atau rumusan
umum mengenai keadaan yang diinginkan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep
wawasan nusantara adalah menjadi bangsa dengan satu wilayah yang satu dan utuh pula.
2.1.2 Geopolitik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dalam hal hal tertentu pertumbuhan Negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang lingkup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati.
Negara identik dengan suatu ruang yang di tempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan.
Makin luas potensi tersebut, makin besar kemun gkinan kelompok politik itu tumbuh.
Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak lepas dari hokum alam.
Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin mbesar kebutuhannya akan sumber daya alam.
Pandangan atau Ajaran Rudolf kjellen
Kjellen melanjutkan ajaran rathel tentang teori organism.
Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup, yang memiliki intelektual. Negara
dimingkinkan untuk memperoleh ruang yang cukup luasagar kemampuan dan kekuatan
rakyatnya dapat berkembang secara bebas.
Negara merupakan suatu system politik/ pemerintahan yang meliputi bidang bidang:
geopolitik, ekonomi politik, demo politik, social politik, dan krato politik.
Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar,
Pandangan ajaran Karl Haushofer
Pandangan karl Haushofer berkembang di jerman ketika Negara ini berada dibawah
kekuasaan adolft hilter. Haushofer menganut teori/ pandangan klellen yaitu:
Kehausan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan imperium maritime
untuk menguasai penguasaan laut.
Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai eropa, afrika, asia barat, serta
jepang di asia timur.
Rumusan ajaran Haushofer lainnya adalah sebagai berikut, geopoitik adalah sebagai doktrin
Negara yang menitikberatkan soal- soal strategi perbatasan.
Pandangan atau ajaran Sir Halford Mackinder
Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya menganut konsep kekuatan dan mencetuskan
wawasan benua yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya mengatakan: barang siapa dapat
menguasai daerah jantung yaitu Eurasia (eropa asia), ia akan dapat menguasai pulau dunia.
Pandangan atau Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan
Kedua ahli ini mempunyai gagasan wawasan bahari yaitu kekuatan lautan. Ajarannya
mengatakan bahwa barang siapa menguasai lautan akan menguasai perdagangan menguasai
perdagangan berart menguasai kekayaan dunia Sehingga akhirnya menguasai dunia.
Pandangan atau Ajaran Wmithel, a Savesky, Giulio, dan Jhon Frederik Charles Fuller
Keempat ahli geopolitik ini berpendapat bahwa kekuatan justru yang paling menentukan.
Mereka melahirkan teori wawasan dirgantara yaitu konsep kekuatan di udara. Kekuatan di
udara hendaknya mempunyai daya yang dapat di andalkan.
Ajaran Nicholas j. Spykman
Ajaran ini menghasilkan teory yang dinamakan teory daerah batas (rimland), yaitu wawasan
kombinasi yang menggabungakan kekuatan darat, laut, dan udara.
Menganut paham tentang perang dan damai yaitu : Bangsa Indonesia cinta damai,
tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya. Artinya bahwa hidup di antara sesama warga
bangsa dan bersama bangsa lain di dunia merupakan kondisi yang terus menerus perlu
diupayakan. Sedangkan penggunaan kekuatan nasional dalam wujud perang hanyalah digunakan
untuk mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, martabat bangsa dan integritas nasional, serta
sedapat mungkin diusahakan agar wilayah nasional tidak menjadi ajang perang. Konsekuensinya,
bangsa Indonesia harus merencanakan, mempersiapkan, dan mendayagunakan sumber daya
nasional secara tepat dan terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Geopolitik Indonesia
Pemahaman tentang negara Indonesia menganut paham negara kepulauan, yaitu paham
yang dikembangkan dari asas archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman
archipelago di negara-negara Barat pada umumnya. Menurut paham Barat, laut berperan sebagai
pemisah pulau. Sedangkan menurut paham Indonesia laut adalah penghubung sehingga
wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai Tanah Air dan disebut Negara
Kepulauan.
2.2 Dasar Pemikiran Wawasan Nasional Indonesia
Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa
Indonesia yang berdasarkan falsafah pancasila dan oleh pandangan geopolitik Indonesia yang
berdasarkan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena dasar pemikiran
wawasan nasional Indonesia terdiri atas dasar pemikiran berdasarkan filsafat, kewilayahan, sosial
budaya, dan kesejarahan.
2.2.1
i.
ii.
iii.
iv.
v.
2.2.2
i.
ii.
Deklarasi Juanda
Kondisi objektif geografis Nusantara merupakan untaian ribuan pulau, terbentang di
khatulistiwa berada pada posisi silang yang strategis.
Wilayah Indonesia pada saat Proklamasi Kemerdekaan masih mengikuti hukum laut
Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie (TZEMKO) tahun 1939, dimana lebar laut
wilayah Indonesia 3 Mil dari pantai tiap pulau. Hal ini tidak terjamin kesatuan wilayah NKRI.
Pada tanggal 13 Desember 1957 diumumkanlah Deklarasi Juanda yang berbunyi
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan maka pemerintah menyatakan bahwa segala perairan di
sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk negara Indonesia dengan
tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian yang wajar daripada wilayah daratan negara
Indonesia dan dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman atau nasional berada di
bawah kedaulatan mutlak negara Indonesia. Lalu lintas dalam di perairan pedalaman bagi kapalkapal asing dijamin selama tidak bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan
negara Indonesia. Penentuan batas lautan territorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang
menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau negara Indonesia .
Tujuan inti dari deklarasi juanda antara lain adalah :
Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan RI yang utuh dan bulat
Penentuan batas-batas wilayah negara Indonesia disesuaikan dengan asas Negara kepualauan
(Archipelagic State Principles)
Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamaan NKRI
Melalui Konfrensi PBB tentang Hukum Laut Internasional Tahun 1982, pokok pokok
asas Negara kepulauan diakui dan dicantumkan dalam konvensi PBB tentang hukum laut, yaitu
United Nation Convention on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS). Indonesia meratifikasi
UNCLOS 1982 melalui UU no.17 tahun 1985, tanggal 31 Desember 1985.
Menurut UNCLOS hak Negara kepulauan :
Laut Teritorial : Wilayah laut selebar 12 mil dari garis pangkal, dihitung waktu air surut.
Laut Dalam : semua jenis perairan yang ada di pedalaman wilayah Negara
Zona tambahan : wilayah laut sebesar 24 mil untuk pengawasan bea cukai, saniter, dan
sebagainya.
Berlakunya UNCLOS 1982 berpengaruh pada upaya pemanfaatan laut bagi kepentingan
kesejahteraan :
17 Februari 1969 dikeluarkanlah Deklarasi Landas Kontinen yang isinya menyatakan bahwa
Negara Indonesia mempunyai penguasaan dan yurisdiksi yang eksklusif atas kekayaan mineral
dan kekayaan lainnya dalam dasar laut dan tanah didalamnya dan dilandas kontinen Indonesia
21 Maret 1980 diumumkan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, yang lebarnya 200 mil diukur
dari pangkal laut wilayah Indonesia, dimana dinyatakan hak Indonesia atas segala sumber daya
alam di lautan termasuk dibawah permukaan, didalam laut dan dibawahnya, serta segala kegiatan
eksploitasi , dan penelitian di ZEE indonesia.
Perjuangan penegakan kedaulatan di dirgantara, Indonesia memanfaatkan batas GSO (Geo
Stationary Orbit) yang merupakan ketinggian + 36.000 KM, yang merupakan batas ketinggian
wilayah Indonesia di udara (Ps. 30 UU No. 20/1982).
iii.
Hukum udara adalah perangkat kaidah tentang matra udara yang dikaitkan dengan batas
yurisdiksi Negara. Perkembangan hokum udara dimulai ketika Perang Dunia I berakhir. Pada
saat itu Negara dihadapkan pada:
Perlu penegasan konsep kedaulatan ruang udara, dan
Perlu memperketat pertahanan Negara melalui control ruang udara
Akhirnya dicapai suatu kesepakatan :
Demi keselamatan penerbangan perlu ditetapkan standardisasi internasional yang berkaitan
dengan prosedur teknis penerbangan (navigasi) udara.
Menegaskan prinsip kedaulatan yang utuh dan penuh dari negara-negara atas ruang udara diatas
wilayah nasional suatu negara, dilangsungkan jaringan penerbangan sipil internasional secara
aman, tertib, teratur, dan nyaman.
Teori keamanan : Negara mempunyai kedaulatan ruang udara sampai yang diperlukan untuk
keamanan. Fauchille memberikan ketinggian 1.500 m (1909) diturunkan menjadi 500m (1910)
Teori penguasaan Cooper (coopers control theory) : kedaulatan udara suatu Negara ditentukan
oleh kemampuan Negara tersebut untuk menguasai ruang udara secara fisik dan ilmiah
Teori udara Schachter : ruang udara ditentukan oleh kemampuan udara mengapungkan
pesawat/balon, yaitu sekitar 30 mil dari permukaan bumi.
2.2.3 Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya
Budaya merupakan hasil kekuatan budi manusia, lengkapnya ialah cipta, rasa, dan karya.
Budaya dilahirkan dari hubungan antar manusia yang membentuk pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak yang merangsang hubungan sosial di antara anggotanya.
Cipta, karsa, dan karya sangat dipengaruhi oleh lingkungan alamiah tempat manusia
hidup. Itulah sebabnya bangsa Indonesia yang mempunyai ruang hidup dengan kondisinya yang
masing-masing membentuk karakter bangsa yang berbeda, dari segi etnis, alam, dan pendidikan.
Heterogenitas karakter bangsa, secara budaya meliputi:
Sistem religi/ keagamaan
Sistem masyarakt / organisasi
Sistem pengetahuan
Sistem keserasian / budaya dalam arti sempit
Sistem mata pencaharian / ekonomi, dan
Sistem teknologi dan peralatan
Kebudayaan yang merupakan warisan, memaksa generasi berikutnya untuk menerima dan
memelihara norma-norma. Penerimaan ada yang bersifat emosional yang mengikat secara kuat
dan sensitif sehingga dapat memicu konflik sosial, ras, antar golongan (SARA) secara tidak
rasional. Keterikatan masyarakat dan daerahnya juga dapat membentuk sentimen daerah yang
sering dijadikan perisai terhadap ketidakmampuan individu dalam menghadapi perubahan yang
dianggap mengancam eksistensi budayanya. Jika penerimaan secara emosional ini terus
dikembangkan, konflik konflik akan bereskalasi menjadi konflik antar daerah yang bersifat
nasional. Untuk itulah diperlukan rekayasa sosial dalam pembangunan karakter nasional
(national and character building), yaitu Wawasan Nusantara yang dilandasi Bhineka Tunggal Ika.
5. Kerjasama dalam arti ada koordinasi yang intens, serasi sesuai prinsip egalitarian bahkan secara
sinergi mau berkerja sama dengan semua pihak yang ingin maju dan sesuai aturan yang ada.
6. Kesetiaan dalam arti melalui kesepakatan bersama bertekad dan berkomitmen mempertahankan,
mengisi kemerdekaan NKRI tanpa pamrih sembari menghormati prinsip Bhineka Tunggal Ika.
2.6 Arah Pandang Wawasan Nusantara
Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta
memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan nusantara
meliputi:
1. Ke dalam Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini mungkin
faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan mengupayakan tetap terbina dan
terpeliharanya persatuan dan kesatuan.Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan
kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
2. Keluar Bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus berusaha untuk
mengamankan kepentingan nasional dalam Asas Wawasan Nusantara.
Asas Wawasan Nusantara Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi,
ditaati,dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur
pembentuk bangsa Indonesia (suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama.
2.7 Tujuan Wawasan Nusantara
Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat indonesia, yang mengutamakan kepentingan nasional dibandingkan
kepentingan individu, kelompok maupun golongan. nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan, demi tercapainya tujuan nasionaltersebut, makin terpancarnya tentang pemahaman
dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia.
Tujuan Wawasan nusantara dalam TAP MPR 1983 adalah konsepsi untuk mencapai
tujuan pembangunan nasional :
- Kesatuan Politik
- Kesatuan Ekonomi
- Kesatuan Sosial Budaya
- Kesatuan Pertahanan Keamanan
2.8 Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara
Dewasa ini kita menyaksikan kehidupan individu dalam memerangi keterbelakangan,
kemiskinan, kesenjangan sosial, korupsi, kolusi dan dalam menguasai IPTEK, meningkatkan
kualitas SDM, dan menjaga persatuan bangsa dan negara. Di dalam perjuangan non fisik,
kesadaran akan bela negara mengalami banyak kemunduran, hal ini terjadi karena kurangnya
rasa persatuan dan kesatuan warga negara dan adanya beberapa daerah yang ingin memisahkan
diri dari wilayah indonesia.
Dari uraian di atas tampak jelas, jika terjadi penurunan yang sangat drastis akan sadarnya
tentang pentingnya persatuan, kesatuan dan bela negara. anak-anak bangsa masih banyak yang
mementingkan kepentingan individu maupun golongan dan menyampingkan kepentingan
nasional. ini yang menjadi tantangan terberat bagi wawasan nusantara.
Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak
yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
1.
2.
3.
4.
3. Komunikasi. Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan nusantara melalui metode
komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang akan mampu mencptakn
iklim saling menghargai, menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga terciptanya
kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan nusantara.
4. Integrasi. Tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi wawasan nusantara melalui
metode ini adalah terjalinnya pemahaman tentang wawasan nusantara akan membatasi sumber
konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia baik pada saat ini maupun di masa mendatang dan akan
memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita tujuan
nasional.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan
Secara konsepsional, wawasan nusantara merupakan wawasan nasionalnya bangsa Indonesia.
perumusan wawasan nusantara bangsa Indonesia yang selanjutnya disebut Wawasan Nusantara
itu merupakan salah satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.
Sebagai wawasan nasional dari bangsa Indonesia maka wilayah Indonesia yang terdiri dari
daratan, laut, dan udara di atasnya dipandang sebagai ruang hidup yang satu atau utuh. Wawasan
nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi lingkungan
tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi wawasan nusantara. Jadi, wawasan nusantara
merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adianto,
Khairul. 2011. Wawasan
Nusantara
Sebagai
Geopolitik
Indonesia.http://khairuladiantopratomo.blogspot.com/2011/03/wawasan-nusantara-sebagaigeopolitik.html. (12 Maret 2013)
Sinamo, Nomensen. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Permata Aksara.
Yuliyanto,
Eko
S.
2012.
Wawasan
Nusantara
Sebagai
Geopolitik
Indonesia.http://ekochayoo84.blogspot.com/2012/04/wawasan-nusantara-sebagaigeopolitik.html. (12 Maret 2013)
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/tantangan-implementasi-wawasan-nusantara/
http://panduhideto.blogspot.com/2012/05/tantangan-implementasi-wawasan.html