Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
Suatu program kesehatan dikembangkan dengan tujuan untuk memecahkan masalah
kesehatan.Masalah kesehatan ini timbul bukan saja karena kuman penyakit, tetapi juga karena
perilaku manusianya.
Berjangkitnya muntah berak bukan hanya karena kuman Vibrio Cholera, tetapi juga
karena kebiasaan orang menggunakan sungai untuk buang air besar, gosok gigi, cuci makanan,
dan lain sebagainya.Oleh sebab itu Program Penanggulangan Masalah Kesehatan harus
mencakup Aspek edukatif yang menangani perilakunya dan aspek medis teknis yang melakukan
penanganan epidemiologis.
Mengingat apa yang telah dikemukakan di atas, Penyuluhan Kesehatan karenanya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap program. Setiap petugas kesehatan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat, dalam hal ini petugas puskesmas, mempunyai tugas
penyuluhan.Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, setiap petugas Puskesmas harus
memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang medis teknis serta di bidang penyuluhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyuluhan Kesehatan
2.1.1. Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat
(Depkes, 2004).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan (Effendy,
2003).
2.1.2. Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah
sakit,

klinik,

puskesmas,

posyandu,

keluarga

binaan

dan

masyarakat

binaan.Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko


tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan
sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada
kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok
masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia,
kelompok yang ada di berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak
sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas,
2

masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan


lain-lain (Effendy, 2003).
2.1.3. Materi/pesan
Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya
disesuaikandengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat,sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung
manfaatnya.Materiyang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, tidakterlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam
penyampaian

materi

sebaiknyamenggunakan

metode

dan

media

untuk

mempermudah pemahaman dan untukmenarik perhatian sasaran (Effendy, 2003).


2.1.4. Metode
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu
factoryang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal.
Metodeyang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina
perilakubaru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan
perilaku atauinovasi.Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap
orang mempunyaimasalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilakubaru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain:
a. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.
Setiap masalahyang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnyaklien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akanmenerima perilaku tersebut.
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
penyuluhan.Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk
menggali informasimengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,
ia tertarik atau belummenerima perubahan, untuk mempengaruhi
apakah perilaku yang sudah atau akandiadopsi itu mempunyai dasar
3

pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belummaka perlu


penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode penyuluhan kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat
besarnyakelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk
kelompokyang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.
Efektifitas suatumetode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan.
Metode ini mencakup :
a.
Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1). Ceramah Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah. Hal-halyang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode ceramah adalah :
a. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai materiapa yang akan diceramahkan, untuk itu
penceramah harus mempersiapkandiri. Mempelajari materi
dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagikalau disusun
dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alatbantu
b.

pengajaran
Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapatmenguasai sasaran Untuk dapat menguasai
sasaran penceramah dapatmenunjukkan sikap dan penampilan
yang

meyakinkan.Tidak

bolehbersikap

ragu-ragu

dan

gelisah.Suara hendaknya cukup keras dan jelas.Pandangan harus


tertuju

ke

seluruh

peserta.

Berdiri

di

depan

/dipertengahan,seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat


bantu lihat semaksimalmungkin.
2). Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikanmenengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli ataubeberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan dianggaphangat di masyarakat.Kelompok kecil,
4

yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.Metodeyang


cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah pendapat,
bolasalju, memainkan peranan, permainan simulasi.
3. Metode penyuluhan massa
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat
yangsifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti
tidakmembedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,
tingkatpendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan
harusdirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Padaumumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya menggunakan
mediamassa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui
mediamassa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron,
tulisandimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk,
poster dansebagainya.
2.1.5. Alat Bantu dan Media Penyuluhan
2.1.5.1. Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh
dalammenyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena
berfungsiuntuk

membantu

dan

meragakan

sesuatu

dalam

proses

penyuluhan

(Notoatmodjo,2007). Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan


yang ada padasetiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera.Semakin
banyakindera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan
semakinjelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga
inidimaksudkan

untuk

mengerahkan

indera

sebanyak

mungkin

kepada

suatu

objeksehingga mempermudah persepsi.


Secara terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk menimbulkan minat
sasaran,mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi hambatan
bahasa,merangsang sasaran untuk melaksanakan pesan kesehatan, membantu sasaran
untukbelajar lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan
yangditerima

kepada

orang

lain,

mempermudah

memperoleh

informasi

oleh

sasaran,mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami


danakhirnya

memberikan

pengertian

yang

lebih

baik,

dan

membantu

menegakkanpengertian yang diperoleh.


Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu :
a. Alat bantu lihat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada
waktuternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang
diproyeksikanmisalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua
dimensi, tigadimensi, gambar peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain.
b. Alat bantu dengar
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada
waktuproses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan hitam, radio, pita
suaradan lain-lain.
c. Alat bantu lihat-dengar
Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran
padawaktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video cassette dan lainlain.Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus merencanakan dan memilih
alatperaga yang paling tepat untuk digunakan dalam penyuluhan. Untuk itu
perludiperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tujuan yang hendak dicapai :
a. Tujuan pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan/pengertian,
pendapatdan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan
tingkahlaku/kebiasaan yang baru.
b. Tujuan penggunaan alat peraga adalah sebagai alat bantu dalam
latihan/penataran/ penyuluhan, untuk menimbulkan perhatian terhadap
sesuatumasalah, mengingatkan sesuatu pesan/informasi dan menjelaskan
fakta-fakta,prosedur dan tindakan.
2. Persiapan penggunaan alat peraga
Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat rantu belajar dan
tetapharus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan
sendirinya.Kita

harusmengembangkan

keterampilan

dalam

memilih,

mengadakan alat peraga secara tepatsehingga mempunyai hasil yang


maksimal.
6

2.1.5.2. Media Penyuluhan


Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesaninformasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran
dapatmeningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah
perilakunya kearah positif terhadap kesehatan.Penyuluhan kesehatan tak dapat
lepas dari media karena melalui media, pesanyang disampaikan dapat lebih
menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapatmempelajari pesan tersebut
sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya keperilaku yang positif.
Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaanpenyuluhan kesehatan antara lain adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Media dapat mempermudah penyampaian informasi.


Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
Media dapat memperjelas informasi.
Media dapat mempermudah pengertian.
Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
Media dapat memperlancar komunikasi.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini


dibagimenjadi 3 yakni :
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media
iniadalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubric
atautulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan
informasikesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama,
mencakupbanyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu
listrik,mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media

cetakmemiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara
danmudah terlipat.
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengardan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam
mediaini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD. Seperti halnya
mediacetak, media elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah
dipahami,lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut
sertakanseluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang
sertajangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih
tinggi,sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya, perlu
persiapanmatang,

peralatan

selalu

berkembang

dan

berubah,

perlu

keterampilanpenyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.


c. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak
maupunelektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi
layarlebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih
menarik,sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan
seluruhpanca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif
besar.Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu
alatcanggih untuk produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang
danberubah,

memerlukan

keterampilan

penyimpanan

dan

keterampilan

untukmengoperasikannya.Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media


yang mampu memberikaninformasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai
dengan tingkat penerimaansasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk
mengubah perilaku sesuai denganpesan yang disampaikan.
2.1.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan
Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh factorpenyuluh, sasaran
dan proses penyuluhan.
1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang
akandijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakankurang

dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapatdidengar serta
penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehinggamembosankan.
2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerimapesan
yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidakbegitu
memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkankebutuhan yang
lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telahtertanam sehingga sulit untuk
mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggalsasaran yang tidak mungkin terjadi
perubahan perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai denganwaktu
yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaiansehingga
menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaranpenyuluhan yang terlalu
banyak, alat peraga yang kurang, metoda yangdigunakan kurang tepat sehingga
membosankan sasaran serta bahasa yangdigunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

BAB III
ANALISIS MASALAH

I.

Analisa Masalah Kesehatan dan Pengetahuan


A. Analisa Masalah Kesehatan
Pengetahuan tentang pencahayaan pada rumah sehat terhadap keluarga binaan
B. Analisa Masalah Pengetahuan
a. Kurangnya informasi terhadap pencahayaan yang baik pada rumah sehat
b. Ketidaktahuan dampak pencahayaan yang kurang bagi kesehatan
c. Kurangnya paparan media massa terhadap pencahayaan yang baik teradap
rumah sehat
9

d. Kurangnya hubungan sosial dilingkungan sekitar terhadap pencahayaan


1. Analisa faktor-faktor yang melatar belakangi pengetahuan seseorang
a.

Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan

b.

Adanya daya tarik individu untuk menerima informasi kesehatan.


2. Perubahan pengetahuan yang di harapkan
a. Meingkatkan pengetahuan masyarakat terhadadap pencahaayan bagi
rumah sehat .
b. Mengubah paradigma masyarakat tentang pentingnya pencahaayan bagi
kesehatan .
c. Pemberdayaan tenaga kesehatan, tokoh masyarakat dan masyarakat untuk
bersama-sama mengubah paradigma yang salah dalam penggunaan
pencahayaan terhadap rumah sehat.

C. Epidemiologi Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Tegal Angus tahun 2015
untuk pengetahuan tentang pencahayaan pada rumah sehat disesuaikan dengan
data pengetahuan tentang pencahayaan pada rumah keluarga binaan di Kampung
Sukasari, Desa Pangkalan, dengan jumlah 5 keluarga binaan.
II.

Sasaran
1. Sasaran primer

: Keluarga Binaan di kampung Sukasari, desa Pangkalan

2. Sasaran sekunder

: Tokoh Masyarakat di kampung Sukasari, desa Pangkalan

3. Sasaran tersier

: Ketua RT dan Ketua RW di kampung Sukasari, desa


Pangkalan

10

III.

Tujuan
1. Tujuan umum :
Menjadikan seluruh anggota keluarga mengetahui pentingnya pengetahuan
tentangpencahayaan pada rumah keluarga binaan
2. Tujuan khusus :
a. Peningkatan pengetahuan tentang pencahayaan pada rumah sehat.
b. Meningkatkan kerjasama antara tenaga kesehatan, tokoh masyarakat
dalam memberikan informasi dampak kurangnya pencahayaan pada
rumah

IV.

Strategi Umum
1. Advokasi
a. Pendekatan kepada Kepala Puskesmas
b. Pendekatan kepada Ketua RT dan Ketua RW
c. Pendekatan kepada tokoh masyarakat
2. Dukungan Lingkungan
Memberikan tirai yang terang disetiap keluarga binaan agar cahaya bisa masuk ke
dalam rumah.
3. Pemberdayaan
Peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dengan menambah
pengetahuan tentang dampak kurangnya pencahayaan terhadap rumah sehat.
4. Pendekatan Dalam Pemberdayaan (social support)
a. RDD (Research Development Dissemination)
Mengkaji masalah yang berkaitan dengan pengetahuan pencahayaan pada
rumah sehat
b. Problem Solving
Tokoh masyarakat dan masyarakat di Desa Pangkalan dilibatkan dalam
proses pemecahan masalah
c. Social Interaction

11

Memberdayakan petugas kesehatan untuk mengintervensi masalah tentang


pengetahuan pencahayaan pada rumah sehat.
V.

PesanPokok
a. Usahakan sebaiknya pada setiap ruangan yang ada dirumah memiliki
pencahayaan yang cukup.
b. Gunakan tirai yang berwarna terang supaya cahaya matahari bisa masuk kedalam
rumah.

VI.

Metode dan Saluran Komunikasi

Tipe saluran komunikasi yang digunakan


Dalam penyuluhan yang kami selenggarakan pada tanggal 5 November
2015 mengenai pengetahuan pencahayaan yang baik pada rumah sehat, kami
menggunakan komunikasi secara interpersonal dengan jumlah peserta sebanyak
21 orang. Dimana orang-orang tersebut merupakan perwakilan dari tiap keluarga
binaan .
Kami melakukan penyuluhan menggunakan media elektronik berupa
power point dan media cetak berupa leaflet yang berisi materi penyuluhan.

MenetapkanKegiatanOperasional
1. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan ini adalah penyuluhan tentang Pengetahuan tentang pencahayaan
yang baik pada rumah sehat.
2. Konsep Acara
a. Persiapan
1) Menghubungi

keluarga

binaan

di

Desa

Pangkalan

untuk

berkumpul di rumah salah satu keluarga binaan.


2) Menentukan waktu pelaksanaan acara penyuluhan Pengetahuan
pencahayaan yang baik pada rumah sehat .
3) Mempersiapkan konsep acara dan media yang akan digunakan
12

b. Pelaksanaan
1) Dilaksanakan pada pagi hari kamis pukul 10.00 WIB di rumah
salah satu keluarga binaan
2) Setiap keluarga binaan berkumpul pada waktu dan tempat yang
telah di sepakati
3) Teknik pelaksanaan acara dilaksanakan secara bersama-sama
dengan anggota keluarga binaan.
4) Acara penyuluhan Pengetahuan tentang pencahayaan yang baik
pada rumah sehat dilaksanakan menggunakan media informasi
power point dan leaflet.
5) Acara berakhir pada pukul 12.00 WIB
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Kamis 5 November 2015
Pukul

: 10.00 12.00 WIB

Tempat: Rumah salah satu keluarga binaan di Desa Pangkalan,


Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten

4. Susunan Kepanitiaan
Penanggung Jawab Kegiatan : Muhammad Mahmud Anshori

VII.

Acara

: Wuri Prewita Dewi

Pubdok

: Ulandari, Putri Ilhami, Yuni Adriani

Menetapkan Pemantauan dan Penilaian


A. Pemantauan (Monitoring)
1. Hal yang dipantau :
a. Bahan Penyuluhan
Bahan penyuluhan berupa pacetakan liflet dan alat peraga.
b. Input Penyuluhan
13

Ada pun dalam menentukan input suatu penyuluhan terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi, di antaranya :man, money, material,
method, dantime.
1) Man
Keluarga Binaan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
2) Money
Dana berasal dari panitia, dan peserta tidak dipungut biaya
apapun.
3) Material
Media informasi berupa cetakan leaflet
4) Method
Metode yang digunakan adalah ceramah dan Tanya jawab
5) Time
Hari Kamis 5 November 2015 pukul 10:00 12:00 WIB
c. Hasil Penyuluhan
Hasil penyuluhan yang diharapkan pada masyarakat yaitu
bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai pengetahuan
tentang pencahayaan yang baik, yang diharapkan nantinya akan
merubah sikap dan perilaku masyarakat itu sendiri. Jika pesan yang
disampaikan sebelumnya tidak berhasil menambah pengetahuan
masyarakat, maka akan dilakukan revisi pesan, bahan dan strategi
penyuluhan bila perlu.
2. Indikator Pemantauan
Indikator pemantauan dalam laporan penyuluhan ini adalah jumlah target
sasaran yang pengetahuannya sesuai dengan yang

dianjurkan

dalam

penyuluhan. Target sasarannya adalah keluarga binaan.


3. Cara Pemantaun
Observasi

14

Setelah dilakukan penyuluhan akan dilakukan pemantauan (observasi)


dengan waktu 6 bulan setelah penyuluhan untuk mengetahui apakah ke
luarga binaan (target sasaran) telah mengetahui fungsi pencahayaan.
4. Orang yang memantau
a.

Yang bertanggung jawab


Orang yang bertanggung jawab terhadap penyuluhan adalah ketua
kelompok dari tim penyuluhan

b.

Yang melaksanakan
Orang-orang yang melaksanakan penyuluhanya itu seluruh anggota
kelompok 4 yang sedang menjalani Kepaniteraan Kedokteran
Komunitas di Desa Pangkalan yang berjumlah 5 orang.
5. Waktu Pemantauan
Pemantauan pertama dilakukan 6 bulan setelah program penyuluhan
berlangsung kemudian dilanjutkan setiap 1 bulan sekali secara berkala
selama 6 bulan
B. Penilaian
1. Evaluasi Input

a.

Peserta yang hadir dalam penyuluhan sebanyak 10 orang

b.

Tempat pelaksanaan penyuluhan ialah di salah satu rumah keluarga


binaan

c.

Menjelaskan pentingnya Pencahayaan pada rumah sehat


d. Menjelaskan mengenai Pencahayaan dengan media yang telah
disediakan berupa power poin dan leafleat.
2. Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Kamis .Tanggal 5 November
2015 pukul 10.00 12.00 WIB dan dapat berjalan dengan lancar dan
peserta tampak mengerti dan memahami tentang pencahayaan.
3. Evaluasi Hasil

a.

Hasil dari evaluasi hasil :


15

1) Peserta mengetahui pentingnya Pencahayaan yang baik pada


rumah sehat.
b. Peserta berupaya untuk menggunakan tirai yang berwarna terang dan
membuka jendela pada pagi hari dan siang hari di rumah mereka agar
dapat menciptakan kesehatan di dalam lingkungan keluarga Cara
mengevaluasi :
Cara mengevaluasi hasil dengan melakukan observasi kerumah
Keluarga binaan
c.

Orang yang mengevaluasi


Orang-orang yang melaksanakan evaluasi yaitu seluruh anggota
kelompok 4 yang sedang menjalan Kepaniteraan Kedokteran
Komunitas di Desa Pangkalan yang berjumlah 5 orang

d.

Evaluasi dampak
Dampak dari sebuah pengetahuan dapat diketahui setelah 1-2 tahun
berjalannya program yang telah dilaksanakan. Dampak ini dapat
berupa kesehatan rumah yang baik di daerah yang dilakukan
penyuluhan.

Lampiran :
Setelah Kegiatan Penyuluhan

16

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Desain Penelitian. Jakarta


: Rineka Cipta
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pusat Promosi Kesehatan :
Pengembangan Media Promosi Kesehatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat Promosi Kesehatan : Pedoman Pengelolaan Promosi
Kesehatan Dalam Pencapaian PHBS. Jakarta.
Effendy. 2003. Penyuluhan Kesehatan. Jakarta.
Kelana. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Jurnal Metode Penyuluhan. Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Suharjo. 2003. Jenis-Jenis Penyuluhan. Jakarta.

17

18

Anda mungkin juga menyukai