Drama
Drama
GEJOLAK JIWA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA PESTA PENCURI KARYA JEAN
ANOUILH:
KAJIAN STRUKTURALISME MURNI
Debbing Kumalasari (11020074035)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
Debbing.kumalasari29@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini berusaha menemukan penilaian terhadap karya sastra pada naskah drama Pesta Pencuri.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana gejolak jiwa yang dialamai tokoh-tokoh dalam
naskah drama Pesta Pencuri. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan gejolak jiwa tokoh dalam
naskah drama Pesta Pencuri. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strukturalisme
murni, yaitu mengetahui psikologi tokoh melalui penokohan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penggambaran tokoh pada naskah drama ini memiliki karakter yang kuat pada masing-masing tokohnya.
Kemenarikan naskah drama Pesta Pencuri terletak pada penggambaran tokoh yang
memunculkan kejutan-kejutan bagi para pembaca. Kejutan Jadi penggambaran
karakter tokoh dan gejala jiwanya sangat mengasyikkan. Untuk dapat menikma ti
karya ini perlu pemahaman yang cukup sehingga drama ini tepat dijadikan bahan
diskusi atau bacaan mahasiswa. Terdapat hal yang menimbulkan pertanyaan besar
mengenai penokohan Lady Hurf, yaitu mengenai tujuannya membuat permainan
dengan Hector, Peterbone, dan Gustave. Di akhir cerita pun hal ini tidak dijelaskan.
Inilah menjadikan naskah drama ini menjadi ada sesuatu yang mengganjal dalam
penggambaran penokohannya.
Kata Kunci: psikologi tokoh, penokohan, strukturalisme
NDAHULUAN
Kajian Teori
7) Lady Hurf
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kritik
8) Dupont-Dufort Tua
9) Dupont-Dufort Muda
Peterbono
Peterbono adalah sosok pencuri yang penuh tipu
muslihat dan pengumpat. Ia tak segan-segan
mengeluarkan umpatan terutama ketika Peterbono
geram kepada Gustave. Gustave sebagai anggota baru
dianggap tidak memiliki kinerja sesuai yang
diharapkannya. Ia hanya berhasil mencopet satu
dompet. Dompet tersebut ternyata milik Peterbono. Hal
tersebut disebabkan oleh Gustave tidak dapat
mengenali Peterbono ketika sedang menyamar menjadi
seorang yang tua berjanggut panjang berwarna putih.
Hal tersebut tampak dalam kutipan sebagai berikut.
32. PETERBONO: (dengan marah) ...celana kotakkotak, jas hijau, betul kan? Otak udang?
Terdapat
hal
yang
menimbulkan
pertanyaan besar mengenai penokohan Lady
Hurf, yaitu mengenai tujuannya membuat
permainan dengan Hector, Peterbone, dan
Gustave. Di akhir cerita pun hal ini tidak
dijelaskan. Inilah menjadikan naskah drama
ini menjadi ada sesuatu yang mengganjal
dalam penggambaran penokohannya.
Hector
2) Hector
3) Gustave
4) Eva
5) Julliete
6) Lord Edgard
siapa
yang
470.LORD
EDGARD:
(Masuk
lalu
menghidupkna lampu. Ia berpakaian seperti
polisi) Apa ini rebut-ribut? Bagaimana topiku?
Gustave
khawatir, kalau kau takut pada pertanyaanpertanyaan yang tidak enak di kantor catatan sipil,
kita tidak perlu kawin seperti biasa. Nah sekarang
(Ia mengangkat salah satu dari karung-karung
itu) Apa Cuma ini yang kita bawa?
646.GUSTAVE: (Merenggutkan karung itu dari
padanya) Juliette, jangan. Kau tidak tahu apa yang
kau perbuat. Jangan ikut aku, apa akan jadinya
kau
Eva
.........................
Sifat bijaksana Eva juga terlihat pada kutipan
berikut.
2.
............
Karakter mulia Eva tersurat pada dialog ke 541.
Kemuliaannya terdapat pada sikapnya yang mengalah
demi Julliete. Sebenarnya Eva telah menahan rasa
gejolak cinta dan ingin berpacaran dengan Gustave,
namun mengingat bahwa Julliet sangat mencintai
Gustave maka ia menahan diri dan memilih untuk
mundur. Keinginan yang tak dapat dipenuhinya demi
adiknya adalah perasaan sakit dan sesak yang ia
sembunyikan dari orang lain. Eva memilih untuk
mengalah demi Julliete karena beberapa faktor yang
membegroninya. Rasa sayang Eva terhadap Julliete
terbukti di sini, pada sifatnya yang mulia, mengalah,
dan berusaha menguatkan hati Juliette. Usaha yang ia
lakukan adalah merubah pola pikir Julliete bahwa Eva
adalah saudaranya, bukan musuhnya.
Juliette
Sifat Julliete yang curiga terwujud dari sikap yang
ditunjukkannya terhadap Eva. Ia mencurigai Eva
mencintai dan mendekati Gustave. Perilaku dan sifat
yang demikian didorong oleh perasaan cintanya yang
begitu besar terhadap Gustave. Dari cinta yang besar
tersebut membuatnya muncul rasa takut akan
kehilangan Gustave karena direbut oleh Eva. Hal ini
dapat dibuktikan pada kutipan drama berikut.
511.EVA: Juilette, kenapa kau memandang aku
seolah-olah aku musuhmu?
512.JULIETTE: Kau musuhku.
Dupont-Dufort tua
Karakter licik terlihat pula pada D. D. Tua. Hal ini
didasari oleh tujuannya mengincar harta lady. Dari tujuan
tersebut akhirnya muncul keinginan-keinginan licik yang
menghasilkan ide-ide licik pula. inilah yang kemudian
menghasilkan sikap-sikap yang mendukung demi
terwujudnya keingainan awalnya. Dari keinginan awal
tersebut membentuk pola pikir D.D Tua agar anaknya
mamapu menarik perhatian sepupu Lady Hurf. Dai akan
memunculkan banyak cara agar anaknya terlihat menarik
dihadapan sepupu Laxdy Hurf. Gejala-gejala tersebut
akan membentuk sikap baru, yaitu berusaha menarik
perhatian sepupu Lady Hurf melalui anaknya.
Lord Edgard
Lord Edgard memiliki karakter pesimistis. Hal
tersebut tampak ketika ia diminta mengambil andil
untuk mengatasi atau menghilangkan kecemasan Lady
Hurf terhadap Juliette dan Eva. Saat itu seolah nasib
Juliette dan Eva bergantung kepadanya sehingga Lord
Edgard mengalami konflik batin. Hal tersebut tampak
dalam kutipan sebagai berikut.
125.
LORD
EDGARD:
(Memandangke
tangannya dengan penuh pikiran.) Aku tidak
yakin aku sanggup
Lady Hurf
Karakter lady Hurf yang penyayang terlihat dari
sikapnya yang perhatian dan kepeduliannya terhadapa
Julliete dan Eva. Sikapnya yang menghibur ketika Eva
sedang sedih, menasihati Julliete dan Eva, dan menjaga
keduanya dengan baik merupakan wujud penyayangnya.
Dalam hal menjaga keduanya, kecemasan Lady Hurf
terhadap Juliette dan Eva amat besar. Ia takut kalau kedua
Dupont-Dufort muda
Anak Kecil
Polisi-Polisi
PENUTUP
Oh bagus, sabas
Simpulan
siapa
yang
DAFTAR PUSTAKA