SOP Penanganan Obat Kadaluarsa
SOP Penanganan Obat Kadaluarsa
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka membina hubungan baik dengan lembaga Institusi Pendidikan yang
terkait dalam proses pembelajaran para mahasiswanya untuk praktik di Rumah Sakit
Islam Surabaya, diperlukan adanya pedoman pengelolaan pembelajaran klinik
keperawatan untuk menunjang dan memperlancar proses praktik klinik keperawatan.
Pengelolaan pembelajaran klinik dapat diartikan sebagai proses membelajarkan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan
kewenangan tingkat pendidikannnya. Pembelajaran klinik merupakan satu kesatuan
proses pembelajaran yang dimulai dikelas dan dilanjutkan diklinik dimana klien berada
yakni meliputi pemahaman pengetahuan, ketrampilan dan sikap keperawatan dan proses
sosialisasi keprofesian ( Marifin Husin 1999 )
Komponen yang terkait dalam pembelajaran klinik adalah pembimbing klinik
( CE : Clinikal Edukator ), Lahan praktek, panduan praktek klinik, mahasiswa, evaluasi
praktek klinik.
Berikut ini akan dibahas tentang Pedoman Pengelolaan Pembelajaran Klinik, yang
didalamnya akan dibahas diantaranya : Pengertian pengertian istilah, Tujuan Bimbingan
Praktik Klinik, Persiapan Pembelajaran Klinik, Pembimbing klinik, Konsep Rancangan
Praktik Klinik, Metode Penugasan praktik Klinik, Evaluasi Pembelajaran Klinik, dan
Ketentuan di Lahan praktek yakni di RSIS.
B. TUJUAN
Program praktek merupakan kelanjutan dari belajar di kelas yang berupa teori dan
laboratorium, untuk itu praktek yang dilaksanakan harus bisa mengakomodasi tujuan
instruksional pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan seoptimal mungkin.
Sehingga tujuan dari bimbingan klinik pada saat peserta didik menjalani praktek klinik
diantaranya sebagai berikut :
-1-
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan peserta didik diharapkan
mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik keperawatan, peserta didik mampu membuat
asuhan keperawatan sesuai dengan tujuan yang meliputi :
1. Melaksanakan pengkajian.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan.
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan
4. Melaksanakan rencana keperawatan / Implementasi
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
C. SASARAN
Seluruh pembimbing klinik di RS Islam Surabaya
-2-
BAB 2
KONSEP DASAR
PEMBIMBING KLINIK KEPERAWATAN
2.1 PENGERTIAN PENGERTIAN ISTILAH
a. Pembelajaran Klinik atau Pengajaran klinik adalah suatu proses belajar mengajar
untuk mencapai kompetensi klinik sesuai dengan kurikulum
b. Instruktur klinik / Clinikal Edukator ( CE ) adalah
Model yang akan dicontoh oleh peserta didik selama masa praktek di klinik
dan merupakan
yang
ditetapkan.
c. Bimbingan praktek klinik adalah segala bentuk tindakan edukatif yang dilaksanakan
oleh instruktur klinik untuk memberikan pengalaman nyata secara optimal dan
membantu peserta didik agar mereka dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
d. Sarana Pembelajaran klinik adalah tempat mahasiswa mengaplikasikan teori kedalam
pengalaman belajar klinik yang sering disebut lahan praktik, adapaun dalam pedoman
ini yang di maksud lahan praktik adalah di Rumah Sakit Islam Surabaya.
e. Mahasiswa atau Peserta didik adalah seorang yang sudah dinyatakan boleh mengikuti
praktek klinik dilahan praktek sesuai persyaratan yang sudah ditentukan oleh pihak
institusi pendidikan dan lahan praktik.
f. Pedoman pembelajaran klinik adalah sebuah buku yang berisi tuntunan pembelajaran
dan kompetensi kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran klinik. Pedoman pembelajaran disusun oleh pembimbing dan
disesuaikan dengan kompetensi serta kewenangan lulusan keperawatan. Buku
pedoman dibawa oleh mahasiswa pada saat praktik klinik
g. Rancangan Praktik Klinik.
Adalah suata perencanaan yang harus dilakukan oleh pembimbing klinik (CE)
sebelum peserta didik melakukan kegiatan di rumah sakit atau tatanan pelayanan
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
-3-
lainnya agar saat pembimbingan pembimbing klinik sudah mempunyai konsep yang
jelas dalam melakukan pembimbingan pada peserta didik.
h. Metode Penugasan
Suatu bentuk bimbingan yang diberikan kepada peserta didik dengan memberikan
kegiatan mandiri. Peserta didik melaksanakan kegiatan memberikan askep sesuai
dengan kasus yang ditunjuk serta sesuai dengan target pencapaian tujuan.
i. Evaluasi adalah proses perubahan pendidikan pada diri peserta didik yang yang
dinamis, terus menerus dan saling terkait dengan proses belajar mengajar yang yang
menekankan pada adanya hubungan perkembangan peserta didik. Evaluasi dapat juga
kumpulan keterangan atau data yang sistematis untuk menetapkan apakah terjadi
perubahan tertentu pada individu yang akan diambil data sesuai dengan tingkat
perubahan yang telah ditetapkan ( Reilly, D.E dan Oermann, M.H, 1985 ).
-4-
BAB 3
PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KLINIK KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
3.1 PERSIAPAN ADMINISTRASI
3.1.1
Untuk dapat mengakomodasikan tujuan praktek yang sudah ditetapkan oleh institusi
pendidikan maka lahan praktek (RSIS) perlu membuat nota kesepakatan dengan institusi
pendidikan untuk menyepakati hal-hal yang berkaitan dengan program praktek yang
meliputi :
1.
2.
3.
4.
Dengan penandatanganan nota kesepakatan ini diharapkan dapat terjalin kerjasama saling
menguntungkan antara institusi pendidikan dengan rumah sakit.
3.1.2 Penentuan kompetensi pembelajaran
a. Terdapat tujuan praktik klinik yang jelas dari pihak pendidikan.
b. Adanya target kompetensi berdasarkan skala yang ditetapkan oleh pihak pendidikan yang
disesuaikan dengan kondisi RSIS.
c. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan metode pembelajaran yang disepakati antara
pendidikan dan RSIS.
d. Kontrak waktu kegiatan praktik klinik disesuaikan dengan target kompetensi yang sudah
ditentukan .
e. Terdapat instrumen penilaian pencapaian kompetensi.
f. Adanya pengorganisasian pembelajaran klinik.
3.1.3
-5-
3.1.4
Lulusan
S-I
Keperawatan
atau
D-III
Keperawatan/ Kebidanan
-
Bersedia
mengembangkan
diri
untuk
Mempunyai komitmen
-6-
Dapat menjalin hubungan baik dan dapat bekerja sama dengan tim kesehatan
lain
3.2.2
-7-
keseluruhan.
Melakukan evaluasi terhadap mahasiswa selama melakukan praktik klinik
klinik sebelumnya
Mengadakan kerja sama dengan institusi pendidikan yang membuat perubahan
dalam praktik klinik keperawatan untuk kepentingan mahasiswa dan lahan
praktik
Mengadakan perubahan yang sistematis dan terarah terhadap metode
-8-
Konferensi
Konferensi adalah bentuk diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah (Keliat,2003).
Manfaat :
- Peserta didik dapat mengemukakan pendapat melalui proses pemecahan masalah,
- Segera menerima umpan balik dari kelompok dan pembimbing.
Hubungan antara pembimbing dan peserta didik dalam kelompok sangat penting untuk
meningkatkan kelancaran diskusi, perasaan aman peserta didik dalam kelompok dengan
peserta lain.
Konferensi yang sesuai dengan metode bimbingan di klinik adalah :
a. Konferansi awal (Pre Conference)
Konferensi awal adalah diskusi tentang persiapan peserta didik untuk pengalaman
praktik di klinik, membantu peserta didik dalam pengenalan masalah dan evaluasi.
Konferensi awal dapat dilakukan secara individual atau kelompok tergantung kebutuhan
peserta didik, pilihan pembimbing dan keadaan lahan praktik.
b. Konferensi akhir (Post Confernce)
Konferensi akhir adalah diskusi tentang penyelesaian masalah klien, evaluasi
perkembangan klien dan pengalaman praktik.
Konferensi ini dilakukan pada akhir praktik.
Pelaksanaan konferensi adalah :
1. Konferensi dipimpin oleh satu pembimbing klinik, jika memungkinkan didampingi
oleh pembimbing klinik yang lain.
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
-9-
2. Upayakan pembimbing yang sama memimpin konferensi awal dan konferensi akhir.
3. Lama konferensi berkisar 30-60 menit disesuaikan dengan kondisi pembimbing klinik
dan ruangan praktik
4. Pembimbing mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang ingin didiskusikan oleh
peserta didik.
5. Pembimbing memotivasi peserta didik lain untuk member pendapat dan umpan balik
untuk pemenuhan kebutuhan atau penyelesaian masalah.
6. Pembimbing menyimpulkan dan menambah informasi sehingga peserta didik
mendapat informasi lengkap.
2. Bed side teaching
Bed side teaching adalah metode bimbingan klinik untuk meningkatkan kemampuan
psikomotor peserta didik pada praktik keperawatan.
Cara pelaksanaan :
a. Diskusikan tentang tindakan dan tujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh
peserta didik. Umumnya dikaitkan dengan proses keperawatan yang ditetapkan.
b. Tentukan metode yang digunakan adalah observasi, kunjungan dan demonstrasi.
c. Pembimbing klinik memberikan contoh langsung pada situasi nyata, peserta didik
melihat kemudian melakukannya.
d. Pembimbing klinik mengobservasi kegiatan atau tindakan keperawatan yang dilakukan
oleh peserta didik.
e. Setelah selesai pembimbing klinik mengajak peserta didik mengevaluasi tindakan yang
telah dilakukan dan memberi umpan balik.
3. Penugasan klinik.
Penugasan adalah penempatan peserta didik pada tempat praktik dengan tujuan memberikan
pengalaman praktik klinik yang nyata sebagai tempat mengembangkan keterampilan
professional.
Manfaat penugasan klinik :
Membantu peserta didik menggunakan konsep-konsep dan teori-teori dalam praktik,
Mempelajari cara belajar,
Mengembangkan keterampilan untuk memprioritaskan tindakan,
Memecahkan masalah
Mengambil keputusan.
Pelaksanaan penugasan klinik adalah :
a. Membuat kontrak yang jelas dengan peserta didik tentang penugasan klinik yang akan
dilakukan seperti :
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
- 10 -
atau bersamaan.
2) Setiap kelompok terdiri dari 8 orang peserta didik, masing-masing kelompok dibimbing
oleh satu orang pembimbing.
Metode yang digunakan dalam penugasan klinik adalah : Diskusi kelompok.
Tujuan : Untuk membahas masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan yang ditemukan
dalam praktik klinik keperawatan.
Pelaksanaan diskusi kelompok adalah :
a. Diskusi kelompok sebaiknya dilakukan pada pertengahan praktik klinik keperawatan
pada hari tersebut dan dipimpin oleh satu orang pembimbing yang berfungsi sebgai
fasilitator.
b. Mendiskusikan keberhasilan dan kesulitan dalam melakukan asuhan keperawatan kepada
klien maupun isu-isu yang terkait dan menstimulus peserta didik untuk mencari
penyelesaian.
Fase Persiapan :
a.
akan dicapai
b.
c.
Menentukan kasus
d.
Perkenalan
2. Fase pelaksanaan
Kontrak belajar dan mengakaji kemampuan peserta didik
3. Fasse Kerja :
a. Orientasi
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
- 11 -
2) Fase pelaksanaan
*
3) Fase Evaluasi
*
- 12 -
*
3.2.6
- 13 -
a.
b.
c.
d.
Sebagai feedback
Siswa dapat :
Mengetahui kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahan diwaktu
yang lampau, sehingga kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki
dan kekuatan-kekuatan dapat ditingkatkan
Mengetahui apakah ia belajar sesuai dengan kemampuannya
Mengetahui apakah ia telah mempelajari apa yang seharusnya dipelajari
dan dalam mempelajarinya itu apakah menggunakan cara-cara yang
tepat
- 14 -
berbagai
matra
dalam
kawasan
tertentu
antara
penngetahuan
- 15 -
- 16 -
Soal/instruksi
Klien
Alat
Staf (bila perlu)
c. Beri nomor urut setiap terminal, tambahkan 2
terminal untuk istirahat. Jadi jumlah terminal
keseluruhan adalah 12
d. Penanggung jawab memonitor pelaksanaan OSCE,
setiap terminal dilalui dalam waktu 5 menit. Jadi
- 17 -
6) PEMBERIAN NILAI
Pemberian nilai dilakukan secara bertahap sepanjang kegiatan pengalaman belajar
klinik berlangsung. Patokan nilai dapat digunakan sesuai standar yang lazim
digunakan, selain itu perlu diperhitungkan pembobotan.
Pada dasarnya kegiatan evaluasi klinik harus didukung dengan sarana pencatatan yang
baik (lihat lampiran), sehingga memungkinkan bagi team pengajar mendapatkan data
tentang penampilan mahasiswa, menganalisanya dan menetapkan nilai atau tingkat
keberhasilan mahasiswa serta membuat keputusan.
7) KEPUTUSAN DAN PEMBERIAN PREDIKAT
Tahap akhir dari rangkaian evaluasi adalah membuat keputusan, apakah mahasiswa
dapat dikatakan berhasil atau tidak dan sejauh mana keberhasilannya. Untuk itu perlu
ditentukan nilai batas lulus. Pemberian predikat dari hasil penilaian dapat disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku pada masing0masing institusi, mulai sangat
memuaskan atau sangat kurang.
8)PENCATATAN DAN PELAPORAN
-
Pencatatan hasil bimbingan ditulis pada lembar kerja untuk setiap peserta didik (
Biasanya disiapkan oleh pihak pendidikan, dan kalau tidak disiapkan maka CE harus
menyiapkan ), apakah pada tingkat bantuan penuh, dapat dilepas sedikit bantuan
atau sudah mandiri dengan mengerjakan tindakan Keperawatan sesuai standart
- 18 -
komperhensif sehingga pelayanan yang bermutu dapat dirasakan oleh klien maupun perawat
itu sendiri.
Mahasiswa harus menyiapkan diri untuk mulai melaksanakan asuhan keperawatan paripurna.
Untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang paripurna diperlukan kelengkapan data
kesehatan meliputi :
3.3.1 STANDAR I : Pengkajian Keperawatan
Adalah proses pengumpulan, pengorganisasian, validasi, dan pencatatan data tentang status
klien.
A. KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI :
1) KOGNITIF :
a. Mengetahui data apa yang diperlukan untuk mengembangkan rencana keperawatan
yang efektif sesuai dengan kebutuhan klien.
b. Mengetahui kebutuhan spesifik klien yang harus dikaji dan cara untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut.
c. Mengetahui bagaimana cara menggunakan tekhnik wawancara dan perkembangan
dari fase orientasi, kerja dan terminasi.
d. Mengetahui bagaimana menggunakan metode inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
untuk mengumpulkan data selama pemeriksaan fisik.
e. Mengetahui hubungan antara standart perawatan dengan peraturan institusi
2) TEKNIS
a. Kemampuan menggunakan dan melakukan teknik pengumpulan data dengan tepat.
3) INTERPESONAL
a. Mampu membina hubungan saling percaya P-K sesuai dengan tanggung jawab
perawatan.
b. Mampu berkomunikasi dengan klien dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan
klien.
c. Mampu bekerja sama dengan tim kesehatan yang terlibat untuk mengkaji kebutuhan
perawatan klien.
4) ETIKA
- 19 -
1. Komitmen untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk mengumpulkan data dan
mencatat data dasar yang adekuat.
2. Mampu memberikan pelayanan yang dapat dipercaya dan memberikan dukungan
kepada klien dengan efektif.
B. TAHAPAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan meliputi :
1. Pengumpulan data :
Kriteria :
a) Menggunakan format yang baku
b) Sistematis
c) Diisi sesuai item yang tersedia
d) Actual ( baru )
e) Abasah ( valid )
2. Pengelompokan Data
Kriteria :
a) Data biologis
b) Data psiklogis
c) Data social
d) Data spiritual
b. Perumusan masalah
Kriteria :
a) Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan.
b) Perumusan masalah di tunjang oleh data yang telah dikumpulkan
3.3.2 STANDAR II : Diagnose Keperawatan
Adalah : suatu penilaian klinis yang merupakan respon aktual atau potensial dari masalah
kesehatan atau proses kehidupan, yang meliputi individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat. Diagnose keperawatan menyediakan dasar bagi perawat untuk melaksanakan
tindakan keperawatan, yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Diagnose keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisa dan
dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien.
Tahap tahap diagnosis keperawatan:
1. Interpretasi dan anlisa data
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
- 20 -
1) KOGNITIF:
1. Mampu berpikir kritis dan menggunakan untuk alasan diagnostik.
2. Mampu untuk mengembangkan diagnosis keperawatan sesuai dengan masalah
kesehatan klien.
3. Mengetahui hubungan antara standard dan peraturan institusi.
2)
TEKNIS:
1. Mampu memilih literature yang diperlukan untuk mengembangkn daftar prioritas
diagnosis keperawatan.
2. Mampu menggunakan sistem pencatatan yang tepat untuk mencatat daftar prioritas
diagnosis keperawatan.
3) INTERPERSONAL:
1. Mampu membina hubungan saling percaya P-K sesuai dengan pengetahuan yang
diperlukaan klien.
2. Mampu berkomunikasi dengan klien dengan tetap memperhatikan kesehatan klien.
4) ETIKA:
1. Komitmen menyusun apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan dan
mengkomunikasikan daftar prioritas diagnosis keperawatan sesuai dengan kebutuhan
klien.
2. Mampu memberikan pelayanan yang dapat dipercaya dan memberikan dukungan kepada
klien dengan efektif.
3.
B.
Kriteria :
1. Diagnose keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan
kebutuhan pasien.
2. Dibuat sesuai dengan wewenang perawat.
3. Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala / tanda ( PES ) atau terdiri dari
masalah dan penyeab ( PE )
4. Bersifat actual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi.
5. Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi.
6. Dapat ditangulangi oleh perawat.
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
- 21 -
3.3.3
Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk
mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah masalah klien.
LANGKAH PERENCANAAN
1.
2.
3.
4.
Menyusun prioritas
Menentukan tujuan dan kriteria hasil
Menentukan rencana tindakan keperawatan
Mengkomunikasikan perencanaan keperawatan
tindakan
keperawatan
dan
mengkomunikasikan
perencanaan
keperawatan).
b. Mengetahui hubungan standar perawatan dengan peraturan institusi.
c. Mampu berpikir kritis tentang kebutuhan klien terhadap asuhan keperawatan.
2) TEKNIS:
a. Mampu memilih literatur yang diperlukan untuk menyusun perencanaan keperawatan.
b. Mampu menggunakan sistem dokumentasi yang tepat untuk mengkomunikasikan
perencanaan keperawatan klien.
3) INTERPERSONAL:
a. Mampu membina hubungan saling percaya P K dengan tetap memperhatikan
tanggung jawab perawatan.
b. Mampu empati dengan klien, berusaha bersama dengan klien untuk mencapai tujuan
dan memberikan pujian pada klien bila tujuan tercapai.
c. Mampu bekerjasama dengan anggota tim kesehatan yang memberikan perawatan.
4) ETIKA:
a. Mampu melakukan komunikasi dengan tepat dan tetap menghargai klien.
b. Komitmen melakukan apapun yang diperlukan untuk menjaga kesehatan klien dengan
tetap memperhatikan tanggung jawab professional.
c. Mampu memberikan pelayanan yang dapat dipercaya dan memberikan dukungan
kepada klien dengan efektif.
C. TAHAPAN PERENCANAAN
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose keperawatan.
Komponen perencanaan keperawatan meliputi :
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
- 22 -
1. Prioritas masalah :
Criteria :
a. Masalah masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas pertama.
b. Masalah masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua.
c. Masalah masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.
2. Tujuan asuhan keperawatan
Criteria :
a. Spesifik
b. Bisa diukur
c. Bias dicapai
d. Realistic
e. Ada batas waktu
3. Rencana tindakan :
Criteria :
a. Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
b. Melibatkan pasien / keluarga
c. Mempertimbangkan latar belakan budaya pasien / keluarga
d. Menentukan alternative tindakan yang tepat
e. Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumber daya
dan fasilitas yang ada.
f. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
g. Kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.
3.3.4 STANDAR IV : Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud
agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan,
pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan
keluarga.
Implementasi / pelaksanaan adalah: inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik.
Implementasi di sesuaikan dengan RENPRA
LANGKAH LANGKAH
1. Melaksanakan rencana tindakan
2. Melanjutkan pengumpulan data dan modifikasi rencana tindakan
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
- 23 -
- 24 -
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
- 25 -
mengukur kemampuan klien mencapai tujuan dan berpikir kritis tentang faktor
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan)
2. Mengetahui bagaimana memodifikasi perencanaan keperawatan, jika ada indikasi
atau melihat kembali variable lain yang mempengaruhi pencapaian tujuan.
3. Mengetahui hubungan antara standar perawatan dengan peraturan intitusi.
2) TEKNIS:
1. Mampu menggunakan sistem pencatatan dengan tepat tentang perkembangan
pencapaian tujuan.
3) INTERPERSONAL:
1. Mampu mempertahankan hubungan saling percaya P K dengan tatap
memperhatikan tanggung jawab perawatan.
2. Mampu berkomunikasi dengan klien dan tetap memperhatikan kesehatan klien
serta memperhatiak pencapaian tujuan
3. Mampu bekerjasama dengan tim kesehatan yang mempengaruhi kemampuan
klien mencapai tujuan.
4) ETIKA:
1. Komitmen melakukan apapun yang diperlukan untuk mengevaluasi pencapain
tujuan.
2. Mampu memberikan pelayanan yang dapat dipercaya dan memberikan dukungan
kepada klien dengan efektif
- 26 -
2)
3)
4)
Sebelum
praktik
diruangan
mahasiswa
yang
6)
b. Ketentuan Khusus
Lama Praktik klinik disetiap ruangan minimal 2 minggu atau menurut waktu yang
disepakati dengan Institusi Pendidikan yang bersangkutan.
a.
b.
- 27 -
c.
Memberikan fasilitas dan sarana berupa tempat Praktik klinik dan bantuan
pembimbing praktek klinik di lapangan.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Berhak menugaskan mahasiswa kapan saja apabila pada saat itu ada KLB
( Kejadian Luar Biasa ) di Rumah Sakit Islam Surabaya.
- 28 -
Dinas Pagi
Dinas Sore
- 29 -
12)
13)
g. Tugas Mahasiswa
a. Melaksanakan tugas praktik klinik keperawatan sesuai dengan jadwal yang
diberikan.
b. Memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan tujuan Praktik.
c. Melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
d. Meminta bimbingan dan penilaian prosedur ketrampilan kepada pembimbing
klinik keperawatan di ruangan atau perawat senior yang ditunjuk sesuai target
yang dicapai.
e. Membuat studi kasus atau laporan kegiatan bimbingan praktik klinik
keperawatan.
f. Mengumpulkan hasil studi kasus atau laporan kegiatan praktik klinik
keperawatan.
h. Sanksi
a. Apabila mahasiswa tidak hadir praktik 1 hari tanpa pemberitahuan sebelumnya,
maka harus mengganti 2 hari praktik.
b. Apabila mahasiswa tidak masuk praktik dengan pemberitahuan sebelumnya,
maka harus mengganti sesuai dengan jumlah hari tidak masuk.
c. Apabila Mahasiswa tidak masuk karena sakit dengan melampirkan surat
keterangan dari dokter, maka harus mengganti sesuai dengan jumlah hari tidak
masuk.
d. Terlambat lebih dari 15 menit, wajib mengganti 1 hari kerja.
e. Apabila memecahkan alat, harus mengganti alat atau uang sesuai dengan harga
rumah sakit.
f. Apabila salah dalam pemberian tindakan baik berdampak ringan atau fatal,
maka akan diberikan sanksi lain yang akan ditentukan oleh pendidikan.
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
- 30 -
g. Apabila tugas dan praktik tidak tercapai pada waktu yang telah ditentukan, maka
harus melengkapinya pada waktu pengkayaan.
i. Lain Lain Yang Perlu Diperhatikan Mahasiswa
1) Bekerja sesuai etika keperawatan
2) Bekerja dengan serius
3) Mengetahui perasat ( Standar Prosedur ) yang harus dikerjakan atau bisa
menyebutkan secara benar
4) Dapat mengerjakan perasat atau prosedur kerja secara aktif dan didampingi CE
atau perawat ruangan.
h. Dilarang meningggalkan ruangan tanpa ijin kepala ruangan atau pembimbing
ruangan.
i. Apabila membuat kesalahan dalam mengerjakan perasat harus membuat surat
pernyataan diketahui kepala ruangan./ pembimbing ruangan.
j. Sesuai dengan kebijakan Direksi RSIS bahwasanya ruangan kelas I sampai
dengan diatasnya tidak diperkenankan untuk dipakai praktik klinik.
j.Perlu adanya penambahan dan pengadaan alat yang menunjang pelaksanaan
program bimbingan
Diusulkan oleh masing-masing kepala ruangan kepada Direktur RSIS melalui
manager keperawatan.
BAB 4
PENUTUP
Demikian buku pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan di Rumah Sakit
Islam Surabaya kami susun, semoga dapat dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan
bimbingan kepada mahasiswa atau peserta didik yang ada di Rumah Sakit Islam Surabaya.
Adapun masukan dan saran untuk perbaikan buku pedoman pembelajaran klinik
keperawatan ini kami harapkan guna peningkatan pelaksanaan bimbingan yang ada di
Rumah Sakit Islam Surabaya dimasa mendatang.
- 31 -
Lampiran : 1 ( satu )
PETUNJUK ACARA PENERIMAAN / ORIENTASI
MAHASISWA PRAKTIK KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
1. Pembukaan
2. Sambutan sambutan :
i.
ii.
yang
meliputi :
1)Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Surabaya
2)Visi, Misi, Motto dan Tujuan Rumah Sakit Islam Surabaya
3)Peran dan fungsi Diklat
4)Sistem pelayanan di Rumah Sakit Islam Surabaya
5)Lain-lain yang dianggap perlu
b. Penjelasan tata tertib praktik.
4. Penutup
5. Pengenalan lingkungan Rumah Sakit Islam Surabaya dengan melihat langsung ruangan
yang ada kaitannya dengan praktik ( sesudah penutup ).
- 32 -
Lampiran
: 2 ( dua )
PROGRAM BIMBINGAN
Waktu
No. Kegiatan
1.
Pelaksanaan
200 200
2006
7
8
Sasaran
Praktik
Keperawatan
2.
Praktik
5.
Klinik
Klinik Akper
Kebidanan
Pre Conference
Lain
Mahasiswa Praktik
perawatan
Presentasi kasus
unit
berjalan,
berjalan
MOU ada
Sudah
/ Institusi Pendidikan X
di
Akbid
Keperawatan
Conference
berjalan,
MOU ada
Sudah
X
Praktik
S1 STIKES YARSIS
6.
MOU ada
Sudah
X
Keperawatan
4.
Kebidanan
3.
Sudah
X
Praktik
Keterangan
berjalan,
MOU ada
Pada saat
Pelaksanaan
Praktek Klinik
7.
Pelatihan CE
Perawat RSIS
Peruangan /
Bila ada jadwal
pelatihan
perunit
keperawatan
minimal
orang
8.
Pengadaan
keperawatan
kebidanan
sebagai pendukung
dalam
program
bimbingan
Pedoman pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan/S2P2/2010/BidKep
- 33 -
- 34 -