Anda di halaman 1dari 10

Chapter 3 : Professional Ethics

CHAPTER III
ETIKA PROFESI
Etika merupakan perangkat prinsip nilai atau moral. Contoh perangkat prinsip yang
berhubungan dengan karakteristik dan nilai yang sering disebut sebagai perilaku etis sbb :
kejujuran , integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain,
menghargai orang lain, menjadi warga yang bertyanggung jawab, mencapai yang terbaik,
ketanggunggugatan.
Seseorang berperilaku tidak etis bisa disebabkan karena standar etika seseorang
berbeda dari masyarakat umum atau seseorang memilih bertindak semaunya. Ada 4 cara uji
atas perilaku etis dari setiap masalah etika bisnis yaitu :

Apakah itu kebenaran (truth) ?

Apakah itu adil untuk semua yang berkepentingan ?

Akankah itu menambah goodwill dan hubungan yang lebih baik ?

Akankah itu menguintungkan semua yang berkepentingan ?

KEBUTUHAN KHUSUS BAGI PERILAKU ETIS DALAM PROFESI


Profesional berarti tanggung jawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar untuk
memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi
undang-undang dan peraturan masyarakat. Perilaku profesional diperlukan karena adanya
kebutuhan akan kepercayaan publik akan kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari
yang dilakukan secara perseorangan. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa
profesional akan meningkat jika profesi mewujudkan standar yang tinggi dan dapat
memenuhi semua kebutuhan.
Faktor-faktor dari masyarakat dan dari profesi akuntan publik itu sendiri yang dapat
mendorong para akuntan publik berperilaku secara benar dan untuk melaksanakan audit
beserta jasa-jasa yang berkaitan dengan mutu yang tinggi sbb :
- Standar Audit Yang Diterima Umum

- Ujian CPA

- Pengendalian mutu

- Persyaratan pendidikan lanjutan

- Kode perilaku profesional

- Bapepam
1

Chapter 3 : Professional Ethics

- Kewajiban hukum

- Pembagian KAP

KODE PERILAKU PROFESIONAL


Kode Perilaku Profesional terdiri dari :
1. Prinsip-prinsip etika
Merupakan standar ideal dari perilaku etis yang dapat dicapai dalam terminologi filosofis
dan bukan merupakan suatu keharusan. Terdiri dari ;
1. Tanggungjawab. Saat melaksanakan tanggungjawab sebagai profesional, anggota
harus mewujudkan kepekaan profesional dan pertimbangan moral dalam semua
aktivitas mereka.
2. Kepentingan Masyarakat. Auditor harus mendahulukan kepentingan masyarakat,
menghargai kepercayaan masyarakat, dan menunjukkan komitmen pada sikap
profesionalisme.
3. Integritas. Auditor harus melaksanakan semua tanggung jawab profesional dengan
rasa integritas yang tinggi untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan
masyarakat.
4. Obyektivitas dan Independensi. Auditor harus mempertahankan obyektivitas dan
terlepas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesional.
Anggota

harus bersikap independen dalam

kenyataan dan penampilan saat

melaksanakan audit dan jasa atestasi yang lain (anggota dalam praktek publik saat
memberikan jasa atestasi)
5. Kemahiran (due care). Auditor harus mematuhi standar teknis dan etika profesi,
berusaha keras meningkatkan dan mutu jasa, dan melaksanakan tanggung jawab
profesional dengan kemampuan yang terbaik.
6. Lingkup dan Sifat jasa. Saat menjalankan praktek publik, anggota harus mematuhi
Prinsip Kode Perilaku Profesional untuk menentukan ruang lingkup dan sifat jasa
yang akan diberikan (khusus anggota dalam praktek publik)
2. Peraturan Perilaku
Merupakan standar minimum perilaku etis yang ditetapkan sebagai peraturan khusus dan
merupakan suatu keharusan. Kode perilaku ini meliputi peraturan yang jelas yang harus
ditaati oleh semua akuntan publik yang menjalankan praktek akuntan publik.

Chapter 3 : Professional Ethics

3. Interpretasi.
Merupakan interpretasi peraturan perilaku yang bukan merupakan keharusan tetapi para
praktisi harus memahaminya. Interpretasi tidak diwajibkan tetapi penyimpangan dari
interpretasi

sangat

sulit,

bahkan

bisa

dikatakan

tidak

mungkin

untuk

dipertanggungjawabkan.
4. Ketetapan Etika
Merupakan penjelasan dan jawaban yang diterbitkan untuk

menjawab pertanyaan-

pertanyaan mengenai peraturan perilaku yang diajukan oleh para praktisi dan pihak lain
yang tertarik pada persyaratan etika. Bukan keharusan tetapi para praktisi harus
memahaminya.
Penerapan Peraturan Perilaku
Peraturan yang mengecualikan jasa jasa bukan atestasi :
* Independensi

: hanya untuk tugas atestasi

* Prinsip-prinsip akuntansi : hanya untuk mengeluarkan pendapat audit atau pendapat


jasa peninjauan atas L/K.
Definisi
Klien : orang atau sekelompok orang atau satuan usaha yang menerima jasa seorang
anggota atau perusahaannya, yang berkecimpung dalam praktek akuntansi publik, untuk
mendapatkan pelayanan profesional.
Perusahaan : suatu perusahaan perorangan, persekutuan atau perusahaan publik atau
asosiasi profesional yang berkecimpung dalam praktek akuntansi publik, termasuk para
partner dan pemegang saham yg berkecimpung didalamnya.
Institut : di Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indonesia.
Anggota : merupakan anggota IAI.
Praktek Akuntan Publik : dijalankan oleh seseorang yang sudah memiliki register
akuntan publik.
INDEPENDENSI

Chapter 3 : Professional Ethics

Anggota dalam praktek publik harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa
profesionalnya seperti yang disyaratkan menurut standar yang disusun oleh lembagalembaga yang dibentuk oleh dewan.
Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak dalam
penyelenggaraan pengujian audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit.
Independensi merupakan ciri auditor yang paling penting dan tanpa independensi, fungsi
atestasi tidak mempunyai relevansi dalam masyarakat.
Independensi seorang auditor harus mencakup 2 hal yaitu :
1. Independensi dalam kenyataan ( in fact )
Pada kenyataannya auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak
sepanjang pelaksanaan auditnya.
2. Independensi dalam penampilan ( in appearance )
Hasil interpretasi pihak lain mengenai independensi seorang auditor.
Konflik-konflik independensi yang sering timbul :
1. Kepentingan keuangan
Terdapat tiga perbedaan sehubungan dengan independensi dan kepemilikan saham :

Partner (pemegang saham) lawan non partner atau non pemegang saham.

Kepentingan keuangan langsung lawan tidak langsung.

Material atau tidak material.

2. Masalah kepentingan keuangan yang berkaitan


Terdapat aspek hubungan keuangan antara karyawan KAP dengan kliennya yaitu :

Mantan praktisi

Prosedur peminjaman yang normal

Kepentingan keuangan pada hubungan saudara

Hubungan investor atau investee bersama dengan klien

Direktur, officer, manajemen, atau karyawan perusahaan

3. Tuntutan diantara KAP dengan klien

Chapter 3 : Professional Ethics

Jika terdapat tuntutan hukum atau maksud untuk mengadakan tuntutan hukum antara
KAP dengan klien, maka kemampuan untuk tetap obyektif dan memberi pernyataan
secara bebas diragukan.
4. Jasa pembukuan dan audit untuk klien yang sama
Persyaratan sebelum auditor menerima untuk melaksanakan jasa pembukuan dan audit
bagi klien :
a. Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas L/K tersebut.
b. Akuntan publik harus tidak memegang peranan sebagai pegawai atau manajemen
yang menjalankan operasi perusahaan.
c. Saat melakukan pemeriksaan atas L/K yang disiapkan dari catatan dan buku klien
yang sebagian atau seluruhnya dibuat oleh akuntan publik, harus sesuai dengan
standar auditing yang diterima umum.
5. Penugasan dan pembayaran honor audit oleh manajemen
Berisiko tinggi untuk sikap independen sehingga salah satu cara untuk meningkatkan
independensi adalah memanfaatkan komite audit.
6. Honor yang tidak dibayar
Independensi dapat berkurang jika honor yang ditagih maupun yang belum ditagih
sebagai akibat penyediaan jasa profesional lebih dari satu tahun sebelum tanggal laporan
tetap belum dibayar.
Upaya-upaya untuk memelihara independensi :
1. Adanya kewajiban hukum
2. Terdapat peraturan, interpretasi, dan ketentuan yg membatasi hub.keuangan dan bisnis
antara auditor dan klien.
3. Adanya standar auditing yang diterima umum
4. Adanya standar pengendalian mutu
5. Adanya pendivisian perusahaan
6. Adanya komite audit
7. Terdapat komunikasi dengan auditor terdahulu
8. Membeli prinsip-prinsip akuntansi
9. Pengesahan auditor oleh pemegang saham

Chapter 3 : Professional Ethics

INTEGRITAS & OBYEKTIFITAS


Saat melaksanakan semua jasa profesional, anggota harus mempertahankan obyektivitas
dan integritas, harus bebas dari pertentangan kepentingan, dan tidak akan dengan sengaja
salah mengemukakan fakta-fakta atau mendelegasikan pertimbangan-pertimbangannya
pada orang lain.
Obyektivitas berarti tidak memihak dalam melaksanakan suatu jasa. Jika auditor telah
mendelegasikan pertimbangannya, maka akan kehilangan obyektivitasnya.

Pelanggaran

tersebut merupakan salah satu pernyataan atau fakta sehingga integritas akuntan publik
ternoda.
Bebas dari pertentangan kepentingan berarti tidak terdapat hubungan yang dapat
mengganggu obyektivitas dan integritas. Konflik kepentingan yang timbul tidak merupakan
pelanggaran terhadap peraturan perilaku jika informasinya diungkapkan kepada klien
anggota.
STANDAR-STANDAR TEKNIS
STANDAR UMUM
1. Kompetensi profesional. Hanya melaksanakan jasa-jasa profesional yang dirasa mampu
diselesaikan oleh karyawan atau kantor akuntan publiknya dengan kompetensi
profesional.
2. Kepedulian profesional.

Menggunakan kemahiran profesi dengan seksama dalam

melaksanakan jasa profesional.


3. Perencanaan dan pengawasan.

Merencanakan dengan cermat dan mengawasi

pelaksanaan jasa profesional.


4. Data relevan yang mencukupi.

Mendapatkan data relevan yang mencukupi guna

mendapatkan dasar yang layak untuk membuat kesimpulan atau memberi rekomendasi
dalam kaitan dengan jasa profesional yang dilakukan.
KETAATAN PADA STANDAR
Seorang auditor yang melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi, bantuan manajemen,
perpajakan atau jasa profesional lainnya harus taat pada standar yang diumumkan oleh
lembaga-lembaga yang ditetapkan oleh Dewan.
PRINSIP AKUNTANSI
6

Chapter 3 : Professional Ethics

Seorang anggota tidak dibenarkan:


1. menyatakan pendapat atau menyetujui bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain
dari satuan usaha yang diauditnya disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum
2. menyatakan bahwa ia tidak mengetahui setiap modifikasi yang material yang telah
dilakukan pada setiap laporan dan data dalam rangka memenuhi prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum
KERAHASIAAN (CONFIDENTIALITY)
Kebutuhan akan kerahasiaan
Berlaku bagi semua jasa yang diberikan oleh KAP termasuk jasa perpajakan dan
bantuan manajemen. Jika kertas kerja diminta secara resmi oleh pengadilan atau digunakan
sebagai bagian dari program peninjauan mutu yang dilakukan oleh KAP lainnya, maka ijin
dari klien tidak diperlukan.
Pengecualian dari kerahasiaan
Dalam hal : -

kewajiban sehubungan dengan standar teknis

dakwaan pengadilan

penelaahan sejawat

tanggapan kepada divisi etik

HONOR BERSYARAT
Anggota dalam praktek publik tidak boleh :
1. Membuat honor bersyarat untuk setiap jasa profesional atau menerima ongkos dari klien
yang anggota atau perusahaanya juga melakukan :
a. Audit atau penelaahan L/K.
b. Kompilasi L/K dimana anggota mengharapkan atau mungkin mengharapkan, bahwa
pihak ketiga akan menggunakan L/K dan laporan kompilasi yang tidak
mengungkapkan ketiadaan independensi; atau
c. Pemeriksaan atas laporan keuangan perspektif.
2. Menyiapkan restitusi pajak atau klaim untuk pendanaan pajak dalam rangka honor
bersyarat untuk seorang klien.
7

Chapter 3 : Professional Ethics

TINDAKAN YANG MENDATANGKAN AIB


Tiga interpretasi atas tindakan yang dapat mendatangkan Aib, yaitu
1. Merupakan tindakan tercela jika menahan catatan klien setelah diminta klien.
2. KAP tidak boleh melakukan diskriminasi berdasarkan ras,warna kulit, agama, jenis
kelamin, umur ataupun asal kebangsaan.
3. Jika seorang praktisi setuju untuk melakukan audit atas suatu badan pemerintah yg
memerlukan prosedur audit dengan standar yg berbeda, maka perlakuan kedua standar
tersebut harus diikuti kecuali dinyatakan dalam laporan audit bahwa hal itu tidak
dilakukan beserta alasannya.
PERIKLANAN & PENAWARAN
Seorang anggota pada kantor publik tidaka dibenarkan untuk mencari klien dengan
memasang iklan atau mengajukan penawaran lainnya yang bersifat mendustai,
menyesatkan atau menipu. Penawaran yang menggunakan pemaksaan, desakan yang
berlebihan atau hasutan dilarang oleh etika perilaku.
Bentuk-bentuk penawaran yang dapat dilakukan oleh anggota KAP sepanjang tidak bersifat
mendustai atau menyesatkan sbb :

Penawaran pribadi terhadapa calon klien

Iklan yang bersifat sanjungan pada diri sendiri

Iklan yang membandingkan

Iklan dengan cara mengumbar ijazah atau sertifikat yang dimiliki

Iklan yang bagi anggota merupakan tidak menghormati atau tidak berselera

Menggunakan nama dagang

Menawarkan pada klien sejumlah diskon untuk mendapatakan klien baru

KOMISI DAN HONOR PERUJUKAN (P-503)


A. Komisi yang Dilarang. Seorang anggota dalam praktek publik tidak diperkenankan
merekomendasi atau mereferensi suatu produk atau jasa bagi kliean untuk memperoleh
komisi, atau merekomendasi atau mereferensi produk atau jasa yang disediakan oleh
8

Chapter 3 : Professional Ethics

klien untuk memperoleh komisi, apabila anggota atau perusahaan anggota juga
memberikan jasa kepada klien untuk :
i. Suatu audit atau penelaahan laporan keuangan;
ii. Kompilasi

laporan

keuangan

jika

anggota

memperkirakan

atau

mungkin

memperkirakan, bahwa pihak ketiga akan menggunakan L/K dan laporan kompilasi,
tidak mengungkapkan ketiadaan independensi; atau
iii. Pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
B. Pengungkapan atas Komisi Yang Diijinkan. Anggota dalam praktek publik yang tidak
dilarang oleh aturan ini untuk memberikan jasa demi komisi atau akan menerima komisi
dan seseorang yang dibayar atau mengharapkan akan dibayarkan komisi, harus
mengungkapkan

kepada

orang

atau

satuan

usaha

kepada

siapa

anggota

merekomendasikan produk atau jasa yang berhubungan dengan komisi.


C. Honor Rujukan. Setiap anggota yang menerima honor karena merekomendasikan atau
mereferensikan suatu jasa KAP ataupun kepada orang atau satuan usaha atau yang
membayar honor rujukan untuk mendapatkan klien, harus mengungkapkan hal tersebut
kepada klien.
BENTUK DAN NAMA PRAKTEK

Bentuk akuntansi publik yaitu perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan


profesional.

Seorang anggota tidak diperkenankan membuka praktek akuntan publik dengan nama
yang menyesatkan.

Nama satu atau lebih partner pendahulu atau pemegang saham dapat dimasukkan dalam
nama perorangan atau perseroan penerus.

Sebuah KAP tidak boleh menyebut Anggota AICPA

KEKUATAN MEMAKSA (ENFORCEMENT)

Kegagalan untuk mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dapat menyebabkan


seseorang dipecat dari keanggotaan AICPA/IAI.

Pemberhentian keanggotaan secara otomatis jika anggota melakukan kejahatan dan di


hukum lebih dari 1 th penjara serta melakukan kejahatan pajak.
9

Chapter 3 : Professional Ethics

Dewan Kehormatan IAI bertanggung jawab mengadakan penyelidikan atas pelanggaran


lainnya terhadap kode dan memutuskan tindakan pelanggaran disiplin.

10

Anda mungkin juga menyukai