A. MASALAH KESEHATAN
Ketoasidosis Diabetik (KAD)
B. DEFINISI
Diabetes melitus adalah sindrom yang disebabkan ketidakseimbangan
antara tuntunan dan suplai insulin. Sindrom ditandai oleh hiperglikemi dan
berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Abnormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik
komplikasi ginjal, okular, neurologik dan kardiovaskuler.
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi akut diabetes melitus
yang serius, suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi. KAD
memerlukan
pengelolaan
yang
cepat
dan
tepat,
mengingat
angka
oleh
defisiensi
insulin
relatif
atau
absolut.
Ketoasidosis
diabetes melitus
Autoimun
Idiopatik
DNA mitokondria
Pankreastitis
Tumor / pankreatektomi
Pankreatopati fibrokalkulus
f.
masuknya
glukosa
ke
dalam
sel,
terutama
otot
serta
energi. Insulin juga menghambat pelepasan glukosa dari glikogen hepar (glikogenolisis) dan memperlambat pemecahan lemak menjadi trigliserida, asam
lemak bebas, dan keton. Selain itu, insulin juga menghambat pemecahan
protein dan lemak untuk memproduksi glukosa (glukoneogenesis) di hepar
dan
ginjal.
Bisa
dibayangkan
betapa
vitalnya
peran
insulin
dalam
metabolisme.
Defisiensi insulin yang dibiarkan akan menyebabkan tertumpuknya
glukosa di darah dan terjadinya glukoneogenesis terus-menerus sehingga
menyebabkan kadar gula darah sewaktu (GDS) meningkat drastis. Batas nilai
GDS yang sudah dikategorikan sebagai diabetes mellitus ialah 200 mg/dl
atau 11 mmol/l. Kurang dari itu dikategorikan normal, sedangkan angka yang
lebih dari itu dites dulu dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) untuk menentukan benar-benar IDDM atau kategori yang tidak toleran terhadap glukosa oral.
F. PROGNOSIS PENYAKIT
Pada DM yang tidak terkendali dengan kadar gula darah yang terlalu
tinggi
dan
kadar
hormon
insulin
yang
rendah,
tubuh
tidak
dapat
atau
disebut
ketoasidosis.
Pasien dengan
sebagai
KAD
asidosis.
biasanya
Keduanya
memiliki
riwayat
disebut
sebagai
masukan
kalori
4. Kurangnya
fasilitas
laboratorium
yang
menunjang
suksesnya
penatalaksanaan KAD.
K. PENATALAKSANAAN
Prinsip terapi KAD adalah dengan mengatasi dehidrasi, hiperglikemia, dan
ketidakseimbangan elektrolit, serta mengatasi penyakit penyerta yang ada.
Pengawasan ketat, KU jelek masuk HCU/ICU
Fase I/Gawat :
1. REHIDRASI
NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm selama 4
jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam (4-6L/24jam)
2. INSULIN
4-8 U/jam sampai GDR 250 mg/dl atau reduksi minimal
3. Infus K (TIDAK BOLEH BOLUS)
o Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L
o Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L
o Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L
o Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam
4. Infus Bicarbonat
o Bila pH<7,0 atau bicarbonat < 12mEq/L
o Berikan 44-132 mEq dalam 500cc NaCl 0.9%, 30-80 tpm
Pemberian Bicnat = [ 25 - HCO3 TERUKUR ] x BB x 0.4
5. Antibiotik dosis tinggi
Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi
Fase II/maintenance:
1. Cairan maintenance
o Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
o Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U
2. Kalium
o Perenteral bila K+ <4mEq
o Peroral (air tomat/kaldu 1-2 gelas, 12 jam
3. Insulin reguler 4-6U/4-6jam sc
4. Makanan lunak karbohidrat komlek peras
L. CARA MENCEGAH KAD
1. Jangan menghentikan suntikan insulin atau obat diabetes walaupun
sedang sakit dan tidak nafsu makan.
2. Periksa kadar gula darah sekali sehari dan catat hasil pemeriksaan
tersebut.
3. Periksa keton urin bila gula darah > 240 mg/dL atau badan terasa tidak
enak.
4. Saat sakit, makanlah sesuai pengaturan makan sebelumnya. Bila tidak
nafsu makan, boleh makan bubur atau minuman berkalori lain.
5. Minumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
o
o
o
aseton)
6. Neurosensori
Gejala :
o Pusing/pening, sakit kepala
o Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia
o Gangguan penglihatan
Tanda :
o Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap
lanjut).
Gangguan
o memori (baru, masa lalu), kacau mental
o Refleks tendon dalam menurun (koma)
o Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala :
o Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda :
o Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8. Pernapasan
Gejala :
o Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak)
Tanda :
o Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen
o Frekuensi pernapasan meningkat
9. Keamanan
Gejala :
o Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda :
o Demam, diaforesis
o Kulit rusak, lesi/ulserasi
o Menurunnya kekuatan umum/rentang erak
o Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)
10.Seksualitas
Gejala :
o Rabas vagina (cenderung infeksi)
o Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
11.Penyuluhan/pembelajaran
Gejala :
o Faktor
resiko keluarga DM, jantung, stroke,
hipertensi.
Penyembuhan yang
o
o
o
dilantin dan
Fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
Rencana pemulangan : Mungkin memrlukan bantuan dalam
pengatuan diet,
Pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat
hiperglikemia,
pengeluaran
cairan
berlebihan
insulin,
penurunan
diare,
muntah;
berhubungan
masukan
dengan
oral,
status
hipermetabolisme
3. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa, penurunan fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi
4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual berhubungan
dengan ketidkseimbangan glukosa/insulin dan/atau elektrolit
5. Kelelalahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,
insufisiensi
insulin,
peningkatan
hipermetabolik/infeksi
6. Ketidakberdayaan berhubungan
kebtuhan
dengan
energi
penyakit
jangka
status
panjang,
dengan
kesalahan
menginterpretasi
informasi,
tidak
6. Ketidakberdayaan
berhubungan
dengan
penyakit
jangka
pengetahuan
tentang
penyakit,
prognosis
dan
kebutuhan
pengeluaran
cairan
berlebihan
diare,
muntah;
o Kalium
e) Berikan Kalium sesuai indikasi
f) Berikan bikarbonat jika pH <7,0
g) Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakcukupan
insulin,
penurunan
masukan
oral,
status
hipermetabolisme
Batasan karakteristik :
a) Klien melaporkan masukan butrisi tidak adekuat, kurang nafsu
makan
b) Penurnan berat badan, kelemahan, tonus otot buruk
c) Diare
Kriteria hasil :
a) Klien mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat
b) Menunjukkan tingkat energi biasanya
c) Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan sesuai
rentang normal
Intervensi
a) Pantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
b) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dihabiskan
c) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung,
mual, muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa
sesuai indikasi
d) Berikan makanan yang mengandung nutrien kemudian upayakan
pemberian yang lebih padat yang dapat ditoleransi
e) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai indikasi
f) Observasi tanda hipoglikemia
g) Kolaborasi :
o Pemeriksaan GDA dengan finger stick
o Pantau pemeriksaan aseton, pH dan HCO3
o Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi
o Berikan larutan dekstrosa dan setengah salin normal
O. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta
Doengoes, E. Marilyn (1989), Nursing Care Plans, Second Edition, FA Davis,
Philadelphia
Price, Sylvia (1990), Patofisiologi dan Konsep Dasar Penyakit , EGC, Jakarta