Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENDAHULUAN
Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh
atau dari dalamtubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Dari semua kasus
benda asing yang masuk kedalam saluran cerna dan pernapasan anakanak,sepertiganya tersangkut di saluran pernapasan.1
Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah
utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun dan dapat terjadi pada semua umur
pada tiap lokasi di esofagus, baik ditempat penyempitan fisiologis maupun
patologis, dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatalakibat perforasi.1
Benda asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau
makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja.Angka kejadian tertelan benda asing
mengakibatkan 1500 kematian di Amerika Serikat. Sebanyak 80-90% benda
asing esofagus akan melewati saluran pencernaan selama 7-10 haritanpa
komplikasi, sedangkan 10-20% sisanya membutuhkan tindakan endoskopi dan
1%membutuhkan pembedahan. Sebanyak 75% benda asing saluran cerna
berada di esofagus saat terdiagnosis.Sekitar 70% dari 2394 kasus benda asing
esofagus ditemukan di daerah servikal, di bawah sfingter krikofaringeus, 12%
di daerah hipofaring, dan 7,7% di daerah esofagus torakal. Dilaporkan 48%
kasus benda asing yang tersangkut di daerah esofagogaster menimbulkan
nekrosis tekanan atau infeksi lokal. Pada orang dewasa, benda asing yang
tersangkut dapat berupa makanan atau bahan yang tidak dapat dicerna, seperti
biji buah-buahan, gigi palsu, tulang ikan, atau potongan daging yang melekat
pada tulang.2,6
Benda asing di esofagus merupakan masalah klinis yang memiliki
tantangan tersendiri, meskipun belakangan ini telah terjadi kemajuan besar
dalam teknik anestesidan instrumentasi, ekstraksi benda asing saluran
neuromuskular mulai dari susunan saraf pusat, batang otak, persarafan sensorik
dinding faring dan uvula, persarafan ekstrinsik esofagus, serta persarafan
intrinsik otot-otot esofagus bekerja dengan baik, sehingga aktivitas motorik
berjalan lancar. Kerusakan pada pusat menelan dapat menyebabkan kegagalan
aktivitas komponen orofaring, otot lurik esofagus, dan sfingter esofagus bagian
atas. Oleh karena otot lurik esofagus dan sfingter esofagus bagian atas juga
mendapat persarafan dari inti motor nervus vagus, maka aktivitas peristaltik
esofagus masih tampak pada kelainan di otak. Relaksasi sfingter esofagus
bagian bawah terjadi akibat peregangan langsung dinding esofagus.Dalam
proses menelan akan terjadi hal-hal seperti berikut :2,5
1) pembentukan bolus makanan dengan ukuran konsistensi yang baik
2) upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan
3) mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi
10
pertumbuhan
dan
penyakit-penyakit
neurologik
yang
mendasarinya.7,8
Faktor predisposisi pada orang dewasa, yaitu pemabuk dan pemakai
gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa dari palatum, gangguan mental,
dan psikosis.7
Faktor predisposisi lain, yakni adanya penyakit-penyakit esofagus
yang menimbulkan gejala disfagia kronis, seperti esofagitis refluks, striktur
pasca esofagitis korosif, akhalasia, karsinoma esofagus atau lambung, cara
mengunyah yang salah dengan gigi palsu yang kurang baik pemasangannya,
mabuk (alkoholisme), dan intoksikasi (keracunan).8
VIII. KLASIFIKASI BENDA ASING
Berdasarkan asalnya, benda asing digolongkan menjadi dua golongan :9,10
1. Benda asing eksogen, yaitu yang berasal dari luar tubuh, biasanya masuk
melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat,
cair, atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik, seperti
kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang
berasal dari kerangka binatang), dan zat anorganik seperti paku, jarum,
peniti, batu, kapur barus (naftalen), gigi palsu, dan lain-lain. Benda asing
eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat
kimia, dan benda cair noniritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4.
2. Benda asing endogen, yaitu yang berasal dari dalam tubuh. Benda asing
endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah,
11
mungkin, mintalah pasien untuk membawa tiruan benda asing sehingga ahli
endoskopis dapat memutuskan yang mana jenis forceps serta pendekatan untuk
pengeluaran.11
Diagnosis tertelan benda asing, harus dipertimbangkan pada setiap
anak dengan riwayat rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok
12
(gagging), batuk, muntah. Gejala-gejala ini diikuti dengan disfagia, berat badan
menurun, demam, dan gangguan napas, harus diketahui dengan baik ukuran,
bentuk, jenis benda asing, dan apakah benda tersebut mempunyai bagian yang
tajam.12
XI. MANIFESTASI KLINIS
Gejala sumbatan akibat benda asing di esofagus tergantung pada
ukuran, bentuk, jenis benda asing, lokasi tersangkutnya (apakah berada di
daerah penyempitan esofagus yang normal atau patologis), komplikasi yang
timbul, dan lama tertelan. Mula-mula timbul nyeri di daerah leher bila benda
asing tersangkut di daerah servikal. Bila benda asing tersangkut di esofagus
bagian distal, timbul rasa tidak enak di daerah substernal atau nyeri di
punggung.13,14
Suatu benda asing yang tersangkut dalam esofagus menimbulkan
kesulitan dalam menelan serta rasa tidak nyaman.Posisi benda asing dalam
esofagus seringkali dapat terlokalisasi secara akurat oleh pasien.13
Gejala disfagia bervariasi tergantungpada ukuran benda asing.
Disfagia lebih berat bila telah terjadi edema mukosa yang memperberat
sumbatan, sehingga timbul rasa sumbatan yang persisten. Gejala lain adalah
odinofagia yaitu nyeri menelan makanan atau ludah, hipersalivasi, regurgitasi,
dan muntah. Kadang-kadang ludah berdarah.12
Nyeri di punggung menunjukkan tanda perforasi atau mediastinitis.
Bila benda asing tersangkut pada esofagus servikal, penekanan terhadap bagian
belakang laring serta trakea dapat menimbulkan suara sengau, batuk, dan
dispne.Air liur dapat mengalir ke luar dari esofagus dan masuk ke dalam
hidung.12
Pada pemeriksaan fisis, terdapat kekakuan lokal pada leher bila benda
asing terjepit akibat edema yang timbul progresif. Bila benda asing ireguler
menyebabkan perforasi akut, didapatkan tanda pneumomediastinum, emfisema
leher, dan pada auskultasi terdengar suara getaran di daerah prekordial atau
13
ketiga
terdiri
dari
gejala-gejala
yang
ditimbulkan
oleh
14
pasien lateral berupa garis radioopak yang sejajar dengan kolumna vertebra.
Benda asing seperti kulit telur, tulang, dan lain-lain cenderung berada pada
posisi koronal dalam esofagus, sehingga lebih mudah dilihat pada posisi lateral.
Benda asing radiolusen seperti plastik, aluminium, dan lain-lain, dapat
diketahui dengan tanda inflamasi periesofagus atau hiperinflamasi hipofaring
dan esofagus bagian proksimal.8,12
sehingga
memerlukan
pemeriksaan
esofagus
dengan
kontras
15
tidaknya benda asing. Risiko lain adalah terjadi aspirasi bahan kontras. Bahan
kontras barium lebih baik daripada zat kontras yang larut di air (water soluble
contrast), seperti gastrografin, karena sifatnya kurang toksik terhadap saluran
napas bila terjadi aspirasi kontras, sedangkan gastrografin bersifat mengiritasi
paru. Oleh karena itu pemakaian kontras gastrografin harus dihindari terutama
pada anak.8,14
Suatu penelanan barium dalam jumlah besar sebaiknya tidak
diberikan, karena akan menutupi dinding esofagus dengan penebalan pasta
putih akibatnya sangat sulit dilakukan esofagoskopi. Lebih baik pasien
menelan sedikit kapas atau marshmallow dengan kontras medium di
dalamnya.Serat kapas dapat menangkap benda asing untuk sementara atau
selama penelanan, dengan demikian menampakkan adanya benda asing melalui
floroskopi.Pengetahuan orientasi dari benda asing pada esofagus sangat
membantu dalam merencanakan endoskopi.8
Radiogram sebaiknya termasuk semua daerah dari hidung hingga
anus.Seringkali lebih dari satu benda asing yang tertelan, kecuali pemeriksaan
lengkap dilakukan, objek tambahan, seperti jarum yang telah menembus ke
dalam kolon, dapat terlewatkan.8,14
Xeroradiografi dapat menunjukkan
gambaran
penyangatan
16
17
dengan
esofagoskop
adanya
lentur
kecurigaan
merupakan
alat
kelainan
pilihan
dilambung,
untuk
maka
diagnostik.
18
19
Gambar 9.
Metode kateter foley17
20
trakeoesofagus.
Gejala dan tanda perforasi esofagus, antara lain emfisema subkutis atau
mediastinum, krepitasi kulit di daerah leher atau dada, pembengkakan
leher, kaku leher, demam, menggigil, gelisah, takikardi, takipnea, nyeri
yang menjalar ke punggung, retrosternal, dan epigastrium. Penjalaran ke
21
toksisitas intrinsik lokal dan sistemik dengan reaksi edema dan inflamasi
lokal.
XV. PENCEGAHAN
Pada dasarnya pencegahan terhadap masuknya atau tertelannya benda
asing ke dalam esofagus tergantung pada setiap individu itu sendiri. Dari setiap
cara pencegahan benda asing yang masuk dalam esofagus hendaknya:1,14
1. Anak dididik untuk hanya memasukkan makanan ke dalam mulut.
Pada dasarnya anak-anak banyak mengeksplor benda-benda apa saja
yang mungkin dapat masuk kedalam mulut. Disarankan anak-anak selalu
diawasi agar tidak terjadi tertelannya benda asing.
2. Jangan meletakkan sesuatu sembarangan. Ketidaksengajaan pada orang
tua yang meletakkan barang atau benda kecil sering sekali menjadi
kecelakaan pada anak yang tertelan benda asing. Misalnya pada orang tua
yang sedang meletakkan jarum pada ayunan saat sedang menidurkan
anaknya di ayunan.
3. Jangan makan makanan keras bila gigi tak lengkap. Proses pencernaan
diawali pada masuknya benda dimulut. Bila pada anak yang belum
tumbuh gigi atau pada orang tua yang tidak mampu untuk mencerna dan
melunakkan makanan yang keras.
4. Jangan menggigit benda-benda yang bukan makanan seperti peniti, dan
lain-lain. Kecerobohan yang tidak disengaja juga dapat menyebabkan
benda asing tertelan. Contoh bisa sedang mengigit jarum pada saat
menjahit atau pada saat sedang memasang kerudung pada wanita, jika
tidak terjadi kecerobohan meletakan sesuatu pada mulut maka tidak akan
tertelan benda asing.
5. Pemakaian gigi palsu yang baik dan benar. Ketidaksesuaian rongga pada
gigi akan mengakibatkan renta lepas pada dasar gigi, yang akan jatuh
tertelan.
22
KESIMPULAN
Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari
usia 6 bulan sampai 6 tahun dan dapat terjadi pada semua umur.
Benda asing di esofagus sering ditemukan di daerah penyempitan fisiologis
esofagus, lokasi tersering benda asing tersangkut di esofagus adalah pada sfingter
krikofaringeus dikarenakan pada daerah tersebut adalah daerah yang sempit dan
terdiri dari otot krikofaring yang akan membuka pada saat bolus melewatinya.
Namun apabila bolus atau makanan tidak sempurna diolah dimulut akan
menyebabkan makanan tersebut tersangkut, apalagi untuk suatu benda asing yang
cukup besar.
23
Gejala benda asing esofagus adalah rasa nyeri di daerah leher bila benda asing
tersangkut di servikal. Bila benda asing tersangkut di esofagus distal, timbul rasa
tidak enak di substernal atau nyeri di punggung. Gejala disfagia bervariasi,
tergantung pada ukuran benda asing,dan dapat pula dijumpai odinofagia,
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu
kesehatan telinga, hidung, tenggorok, keala, dan leher. Edisi keenam. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 276-93, 299-302, 311-3.
2. Fielding JWL, Hallissey MT. Upper gastrointestinal surgery. London:
Springer; 2005. p. 1-15.
3. Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD. Head and neck surgery otolaryngology. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
4. Yan Xiu-e, Zhou Li-ya, Lin San-ren, Wang Ye, Wang Ying-chun. Therapeutic
effect of esophageal foreign body extraxtion management : flexible versus
rigid endoscopy in 216 adults of beijing. Med Sci Monit Oct 27;20:2054-60.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi keenam. Jakarta:
EGC; 2012. p. 641-64.
24
6. Conners GP. Pediatric foreign body ingestion [online]. 2014 October 17 [cited
on
2015
May
16].
Available
from:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/801821
7. Crockett SD, Sperry SL, Miller CB, Shaheen NJ, Dellon ES. Emergency care
of esophageal foreign body impactions : timing, treatment modalities, and
resource utilization. Dis Esophagus 2013 Feb;26(2):105-12.
8. Rooks V. Esophageal foreign body imaging [online]. 2013 November 11
[cited
on
2015
May
16].
Available
from:
URL:
http://emedicine.medscape.com/article/408752
9. Chinski A, Foltran F, Gregori D, Ballali S, Passali D, Bellussi L. Foreign
bodies in the oesophagus : the experience of the buenos aires paediatric orl
clinic. International Journal of Pediatrics 2010 Aug 21;1-6.
10. ProbstR,Grevers G, Iro H.Basic otorhinolaryngology : a step-by-step learning
guide. New York: Thieme; 2006. p. 124-6.
11. Selivanov V, Sheldon GF, Cello JP, Crass RA. Management of foreign body
ingestion. Journal of Department Surgery and Medicine University of
California 2009;199(2):187-91.
12. Water TR, Staecker H. Otolaryngology : basic science and clinical review.
New York: Thieme; 2006. p. 223.
13. Dhillon RS, East CA. An illustrated colour text : ear, nose, and throat, and
head and neck surgery. 2nd ed. London: Churchill Livingstone; 2000. p. 84-5.
14. Shivakumar AM, Naik AS, Prashanth KB, Hongal GF, Chaturvedy G. Foreign
bodies in upper digestive tract. Indian Journal of Otolaryngology and Head
and Neck Surgery 2006 Mar;58(1):63-8.
15. P Rathore, A Raj, A Sayal, R Meher, B Gupta, M Girhotra. Prolonged foreign
body impaction in the oesophagus. Singapore Med J 2009;50(2):53-4.
16. Staff Mayo Clinic. Foreign object swallowed : first aid [online]. 2014
September
20
[cited
on
2015
from:
URL:
http://www.mayoclinic.org/first-aid
17. Virginia University. Treatment of food impactions and foreign bodies in the
esophagus [online]. 2013 [cited on 2015 May 17]. Available from: URL:
https://www.med-ed.virginia.edu/
18. Theissing J, Rettinger G, Werner JA. ENT - head and neck surgery : essential
procedures. New York: Thieme; 2011.
25
26