Anda di halaman 1dari 30

Alat Ukur Arus Searah

Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat Ukur Fisika

Oleh :
1. Rovi Wijayanti

050210102054

2. Anggita Yusdian

060210102010

3. Yudha Sasmita

060210102264

4. Meindiar Dwirukmanto

070210102085

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2008

BAB I
PENDAHULUAN

Fisika sebagai bagian paling dasar dalam sains yang banyak


berhubungan dengan tingkah laku dan struktur benda di alam raya. Secara umum
teori fisika bersifat sangat abstrak. Pembahasan system fisika kadang-kadang
dianggap menyimpang dari sisi kehidupan manusia sehari hari. Dengan alas an
tersebut banyak orang beranggapan bahwa fisika tidak manusiawai karena tidak
menyentuh sifat dasar manusia seperti emosi dan perasaan. Anggapan ini muncul
karena ketidakpahaman terhadap hukum hukum fisika, sebenarnya hokum
tersebut merupakan ekspresi hubungan antar makhluk ciptaan Tuhan misalnya
hubungan antara manusia dengan alam.
Salah satu aspek terpenting dalam sains termasuk fisika adalah berupa
pengamatan suatu kejadian. Untuk mengembangkan teori sains diperlukan
serangkaian pengujian ide dan investigasi melalui eksperimen. Eksperimen
merupakan bagian sangat penting bagi fisika, namun demikian perlu dipahami
bahwa pengujian melalui eksperimen mempunyai keterbatasan. Teori sendiri
diperoleh dari eksperimen, tapi adakalanya hasil eksperimen tidak sesuai atau
sedikit menyimpang dari teori yang ada. Saat melakukan eksperimen di
laboratorium perlu kiranya dipahami pengetahuan dasar pengoperasian alat,
dimana alat tersebut mempunyai kerumitan dan kecanggihan yang bervariasi.
Sebelum memulai eksperimen biasanya kita dihadapkan pada sejumlah
pertanyaan tekait dengan karakteristik peralatan yang terkait degan karakteristik
peralatan yang terkait dengan karakteristik peralatan yang digunakan, teknik
pbesaran pengukuranyang diamati dan urutan kerja dan seterusnya. Oleh sebb itu,
sebelum melakukan eksperimen perlu kiranya memahami prosedur kerja
bagaiman eksperimen tersebut dikembangkan.

BAB II
PEMBAHASAN

Alat ukur DC mempunyai system dasar berupa magnet peramnen dan


magnet kumparan yang bebas bergerak. Arus DC merupakan suatu rangkaian
yang besar tegangan dan arusnya tidak tergantung pada waktu. Dimana materi
yang akan dijelaskan menegani alat ukur yang digunakan dalam arus DC antara
lain Darsonval, shunt ayrton dan multiplier, pembebanan voltmeter dan
amperemeter, galvanometer, ohmmeter, multimeter, dan aplikasi multimeter.
1.

Darsonval
Darsonval merupakan alat ukur yang mempunyai system dasar berupa

magnet permanent dan magnet kumparan yang bebas bergerak. Gambar di bawah
ini menunjuk sebuah magnet permanent berbentuk tapal kuda dengan kutub dari
besi lunak melekat pada kedua ujungnya. Sebuah kumparan dengan inti dari besi
lunak diletakkan sedemikian rupa di antara kedua kutub utara selatan sehingga
dapat berputar dengan bebas. Sebuah jarum penunjuk dilekatkan pada kumparan
dan akan bergerak saat kumparan berputar.

Gambar 1. Alat Ukur Darsonval


Alat listrik yang akan diukur dilewatkan ke kumparan sehingga
kumparan tersebut akan bersifat sebagai magnet (electromagnet). Kutub kutub
electromagnet akan berinteraksi dengan kutub magnet permanent sehingga
kumparan tersebut berputar sesuai dengan besarnya arus yang melaluinya.
Darsonval memberikan respon terhadap arus yang mengalir dan tentu
saja alat ini dapat dimodifikasi untuk pengukuran volt dan ohm.

a. Penggunaan Darsonval sebagai Ammeter DC


Kumparan bergerak seperti ditunjukkan pada gambar di atas
terdiri dari kawat yang sangat lembut sehingga meter ini sangat terbatas
penggunaannya dengan tanpa modifikasi. Salah satu cara untuk memodifikasi
adalah dengan cara menambah kapasitas arus yang dapat diukur, yaitu dengan
menambah sebuah hambatan parallel dengan hambatan meter (Rm). Hambatan
parallel ini berharga sangat rendah, dan sering disebut sebagai hamabatan
Shunt (Rsh).
Im

Ish

Rm
Rsh

Gambar 2. Meter Darsonval digunkan sebagai rangkaian Ammeter


Penggunaan meter Darsonval sebagai ammeter ditunjukkan
seperti gambar 2. Dalam hal ini Ish > Im karena dibuat Rsh < Rm. Oleh
karena antara Rm dan Rsh terhubung secara parallel maka tegangan jatuh pada
kedua hambatan tersebut adalah sama, yaitu :
Vsh = Ish . Rsh
Arus yang melalui shunt adalah :
Ish = I Im
Besarnya hambatan shunt dapat ditentukan :
Rsh

Vsh Im .Rm Im

xRm
Ish
Ish
I Im

. (1)

Tujuan penggunaan rangkaian shunt adalah agar memungkinkan kita untuk


mengukur arus I yaitu sebesar n kali lebih besar dari Im atau
I = n . Im
Substitusikan persamaan 2 ke 1 dan diperoleh
Rsh

Im .Rm
n Im Im

atau
Rsh

Rm
n 1

.(2)

b. Penggunaan Darsonval sebagai Voltmeter DC


Meter Darsonval dasar dapat digunakan voltmeter DC dengan
menghubungkan multiplier (Rs) seri dengan meter, seperti diperlihatkan pada
gambar di bawah ini
Rs

Ifs

+
Im
Rm

Gambar. Rangkaian Darsonval digunakan sebagai voltmeter DC


Pemasangan multiplier dimaksudkan untuk memperbesar batas ukur dari
meter. Untuk menentukan besarnya Rs terlebih dulu ditentukan besarnya
sensitifitas dari meter, yaitu
S

1
Ifs

(/V). 3

Dimana Ifs adalah batas ukur maksimum dari arus. Karena Rs terpasang seri
dengan rangkaian, maka besarnya dapat ditentukan dari
Rs = ( S x Range) Rm 4
Dengan menambah sebuah saklar putar seperti terlihat pada gambar di bawah
ini :

Gambar. Voltmeter Multirange

2.

Shunt Ayrton dan Multiplier

a. Amperemeter DC
Gerak dasar dari sebuah amperemeter arus searah (dc ammeter) adalah
galvanometer PMMC (permanent magnet moving coil). Karena gulungan
kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan, maka dia hanya
dapat mengalirkan arus kecil. Bila yang akan diukur adalah arus besar, maka
sebagian besar dari arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut
tahanan shunt.
Dimana

: Rm = tahanan dalam alat ukur


Rsh = tahanan shunt
Ish

= arus shunt

= arus skala penuh amperemeter termasuk arus shunt

Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (amperemeter),


penururnan tegangan pada tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan :
Vshunt = V alat ukur
atau
Ish . Rsh = Im . Rm dan Rsh = (Im . Rm / Ish)
Karena Ish = I - Im, dapat dituliskan menjadi Rsh = (Im . Rm) / (I-Im)
Dengan demikian untuk setiap nilai arus skala penuh, besarnya tahanan
shunt yang diperlukan dapat ditetapkan. Tahanan shunt yang digunakan dalam
sebuah alat ukur dasar bisa terbuat dari sebuan kawat tahanan temperatur konstan
yang ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt luar yang memiliki
tahanan yang sangat rendah.

Pengukuran Tahanan Dalam Amperemeter.

a. Menyiapkan rangkaian seperti pada gambar

b. Mengatur power supply pada tegangan yang ditentukan asisten dan setelah
disetujui oleh asisten, hubungkan pada rangkaian.
c. Menempatkan skala Amperemeter pada 2,5 mA dan menghubungkannya
pada tempat yang telah disediakan.
d. Menghubungkan R2 yang paralel dengan Amperemeter.
e. Mengatur R2 sehingga penunjukan Amperemeter ditengah-tengah dari
skala maksimumnya (1,25 mA).
f. Melepaskan R2 dari rangkaian dan mengukur nilai tahanannya serta,
memasukan hasilnya pada tabel yang telah ada.
g. Mengulangi kembali prosedur diatas (2-6) dengan tegangan suplay yang
berbeda.
Harga tahanan dari R2 yang didapat sama seperti harga tahanan dalam dari
Amperemeter.

Menentukan Tahanan Shunt/Memperbesar Range Amperemeter.

a. Menyiapkan rangkaian seperti pada gambar


b. Memasang Amperemeter pada skala 25 mA dan menempatkan pada
posisinya.
c. Mengatur

power

supply

pada

posisi

minimum

(0

volt)

dan

menghubungkan pada rangkaian, setelah disetujui oleh asisten.


d. Mengatur power suplay sehingga penunjukan Amperemeter sebesar 12
mA.
e. Mengukur besarnya tegangan power suplay.
f. Memasang Vr paralel dengan Amperemeter dan mengukur Vr sehingga
penunjukan Amperemeter dari penunjukan sebelumnya.
g. Melepaskan Vr dari posisinya dan mengukur Vr berapa Ohm.

h. Dengan posisi Vr yang tetap seperti yang terukur pada langkah 7 diatas,
menghubungkan kembali Vr paralel dengan Amperemeter.
i. Mengatur power supply sehingga penunjukan Amperemeter sekarang dan
mengukur pula tegangan power supply serta memasukan hasilnya pada
tabel yang telah ada.
j. Melepaskan Vr dari posisinya dan membaca penunjukan Amperemeter
sekarang dan mengukur pula tegangan power supply serta memasukan
hasilnya pada tabel yang telah ada.
k. Melakukan kembali prosedur seperti pada langkah (8-10) dengan arus
yang diminta 1,0 mA.
b. Voltmeter DC
Konstruksi Voltmeter DC terdiri dari :
o tahanan pengali/multiplier (Rs)
o tahanan dalam galvano (Rg)
o arus masukan galvano (Ig)
Multiplier tahanan untuk mengubah gerakan DArsonval menjadi
voltmeter arus searah. Alat kumparan bergerak pada dasarnya adalah merupakan
galvanometer arus rendah yang mempunyai beda tegangan yang rendah antar
terminal-terminalnya pada pada penyimpangan skala penuh(fsd). Untuk membuat
alat ini mampu mengukur arus yang besar, alat ini harus dirangkaikan dengan
resistansi rendah supaya banyak arus dapat melaluinya. Penambahan sebuah
tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan PMMC menjadi sebuah
voltmeter arus searah.
Dimana

: Im
Rd

= arus defleksi dari alat ukur


= tahanan dalam alat ukur

Rseri = tahanan pengali


Tahanan pengali membatasi arus ke alat ukur agar tidak melebihi arus
skala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara
dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan
secara paralel terhadap sumber tegangan atau kumponen rangkaian. Biasanya

terminal-terminal alat ukur ini diberi tanda positif dan negatif, karena polaritas
harus ditetapkan.
V = Im(Rseri + Rd)
Selanjutnya untuk Rseri menghasilkan :
Rseri = (V Im . Rd) / Im
= (V / Im) - Rd
Biasanya untuk batas ukur sedang yakni sampai 500 Volt pengali
dipasang di dalam kotak voltmeter. Untuk tegangan yang lebih tinggi, pengali
tersebut dipasang pada sepasang apitan kutub di luar kotak yakni untuk mencegah
kelebihan panas di bagian dalam kotak voltmeter.
3.

Efek Pembebanan Pada Voltmeter dan Ammeter

a. Pada Voltemeter
Kepekaan voltmeter arus searah adalah merupakan faktor yang
penting dalam pemilihan sebuah alat ukur untuk pengukuran tertentu terhadap
tegangan. Sebuah volt meter yang mempunyai sensitivitas rendah dapat
memberikan pembacaan yang tepat sewaktu mengukur tegangan pada
rangkaian tahanan-tahanan rendah. Tetapi apabila pada rangkaian tersebut
mempunyai tahanan yang tinggi jelas menghasilkan pembacaan yang tidak
tepat dan tidak dapat dipercaya. Apabila sebuah volt meter dihubungkan antara
dua titik didalam sebuah rangkain yang bertahanan tinggi maka tahanan dalam
ukur paralel terhadap rangkaian sehingga memperkecil tahanan ekivalen
dalam bagian rangkaian tersebut. Berarti volt meter menghasilkan penunjukan
tegangan yang lebih rendah dari sebenarnya sebelum alat ukur dihubungkan
agar tegangan dan daya dari sumber dapat seluruhnya diberikan pada beban
(dalam hal ini alat elektronik kita) supaya dapat kerja secara maksimal. Efek
yang terjadi ini disebut efek pembebanan.
Contoh :
Sebuah Volt meter dengan kepekaan (sensitivitasnya) 1000
Ohm/Volt membaca 100 Volt pada skala 150 Volt bila dihubungkan diantara
ujung-ujung sebuah tahanan yang besarnya tidak diketahui. Tahanan ini
dihubungkan secara seri dengan sebuah milli ampere meter. Bila milli ampere

meter membaca 5 ma, tentukanlah besar tahanan yang terbaca, nilai tahanan
aktual dari tahanan yang diukur, kesalahan karena efek pembebanan volt
meter.
Penyelesaian :
Dengan mengabaikan tahanan dalam pada milli ampere meter,
harga tahanan yang tidak diketahui adalah Rx sebesar 20 KW. Sebelum
dipasang alat ukur Volt meter, besar arus pada mA sama dengan arus pada Rx
(seri) sebesar 5 mA. Akan tetapi sesudah dipasang alat ukur Volt meter, besar
arus menjadi :
I1 = It I2
= 5 mA 0,666 mA
= 4,334 mA (Rv //Rx)
Besarnya kesalahan yang terjadi dalam % dapat dihitung :
Kita ulangi lagi contoh diatas yang mana jika milli amperemeter menunjukkan
800 mA dan volt meter menunjukkan 40 Volt pada skala 150 Volt.
Besarnya tahanan pada volt meter adalah :
Sebelum dipasang Volt meter besar arus pada rangkaian = 800 mA. Sesudah
dipasang alat ukur yang paralel dengan Rx arus menjadi :
Besarnya harga Rx dapat dicari :
Rx = 50,010 Ohm.
Kesalahan-kesalahan ini adalah akibat dari efek pembebanan yang
terdapat pada Volt meter dan hal ini dapat dihindari dengan menggunakan alat
secermat mungkin. Kesalahan dengan tidak sengaja (random erros) biasanya
penyebabnya tidak diketahui dan terjadi walaupun semua kesalahan sistematis
telah diperhitungkan. Cara satu-satunya untuk membetulkan kesalahan ini
adalah dengan menambah jumlah pembacaan dan menggunakan cara-cara
statis untuk mendapatkan pendekatan yang paling baik terhadap harga yang
sebenarnya.

b. Pada Ammeter
Pemasangan ammeterpada rangkaian adalah secara seri. Semua
ammeter pasti mempunyai hambatan dalam sehingga akan menambah
hambatan rangkaian yang akan diukur. Besarnya kesalahan pembacaan oleh
meter tergantung besarnya nilai hambatan dalam hambatan rangkaian yang
akan diukur.
R1

R1
Ie

Im

Rm

(a)

(b)

(a). harga arus yang diharapkan (tanpa beban)


(b). harga arus dengan pemasangan ammeter
Pada gambar diatas terlihat bahwa Ie adalah arus yang diharapkan
yaitu besarnya arus tanpa ammeter sedangkan Im adalah besarnya arus yang
sudah mengalami penurunan karena pemasangan ammeter. Hubungan Ie dan
Im dapat ditentukan dengan teorema Thevenin yang mempunyai rangkaian
ekivalen seperti gambar (a) yaitu terdiri dari sebuah sumber tegangan E dan
sebuah resistor R1 dengan terminal keluaran X dan Y. Arus yang diharapkan
akan mengalir sebesar :
Ie

E
R1

(1)

Dengan memasang meter seri dengan R1 (gambar b) maka arus yang mengalir
akan berkurang menjadi :
Im

E
R1 Rm

Dengan membagi persamaan 2 dengan persamaan 1 diperoleh :


R1
Im

Ie R1 Rm

Jadi besarnya kesalahan akibat pemasangan ammeter adalah :


Im

KesalahanPembebanan 1
x100%
Ie

4.

Galvanometer

(2)

Alat ukur DC mempunyai system dasar berupa magnet dan magnet


permanent yang mudah bergerak. Arus DC merupakan suatu rangkaian yang besar
tegangannya dan arusnya tidak tergantung pada waktu. Macam macam alat ukur
DC diantaranya Galvanometer dan Ohmmeter.
Galvanometer memiliki beberapa macam pengertian, yaitu:

alat pengukur arus listrik yang lemah.

alat untuk menyelidiki besar dan arah arus induksi pada suatu rangkaian

alat ukur yang memiliki kepekaan tinggi

alat ukur untuk pengukuran arus DC yang sering dipakai sebagai detektor
arus berupa kumparan putar .
Oleh karena galvanometer merupakan

alat ukur yang memiliki

kepekaan tinggi, maka dari itu galvanometer dipakai pada pengukursn dengan
tegangan yang sangat kecil. Bila akan terdapat suatu tegangan antara dua titik
pada satu jaringan listrik, maka arus akan mengalir dalam alat pengukur
(galvanometer) yang dihubungkan antara kedua titik tersebut, dan akan
menyebabkan dibangkitkanya suatu moment penggerak. Cara inilah yang
dipergunakan dalam jembatan wheatstone.

Contoh Gambar dari Galvanometer

Prinsip Kerja Galvanometer

Gambar 5.1. Redaman pada galvanometer jenis kumparan putar


Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi
prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar. Prinsip kerjanya serupa
dengan kumparan putar untuk pengukur arus. Agar enersia dari bagian yang
berputar menjadi kecil, maka kerangka dari kumparan yang dipakai sebagai alat
peredam dihilangkan (gambar 5.1). Apabila arus I yang akan mengalir melalui
kumparan putar, maka tegangan lawan diinduksikan dalam kumparan putar yang
disebabkan adanya rotasi dari kumparan putar sehingga menimbulkan arus I d.
Arus ini digunakan sebagai momen peredam.
Dengan mengatur tahanan rd, Id akan berubah maka peredamnya dapat
diatur. Besarnya rd menentukan derajat dari peredaman. Apabila keadaan
peredaman kritis maka tahanan rd disebut tahanan luar untuk peredam kritis,
besaran inilah yang disebut data galvanometer. Galvanometer arus searah tipe
kumparan putar dapat digunakan sebagai alat penunjuk.
Sebuah Galvanometer mempunyai sifat dinamik yaitu: kecepatan
tanggap, redaman, overshoot. Selain sifat dinamik tersebut Galvanometer juga
mempunyai faktor faktor yang dapat mempengaruhi gerakan kumparan putar
yaitu momen inersia kumparan putar terhadap sumbu (J), momen inersia
kumparan putar terhadap sumbu (J), konstanta redaman. Di bawah ini akan di
tuliskan sebuah persamaan Torsi:
T = B A I N
Keterangan:
T = torsi (Nm)
B = rapat fluks di udara (Wb/m2)

A = luas efektif kumparan (m2)


N = jumlah lilitan kumparan
I = arus dalam kumparan putar (A)
Cara Kerja Galvanometer

Galvanometer terdiri dari magnet permanen, kumparan yang dapat


berputar dan jarum sebagai penunjuk.

1.

Bila arus melewati kumparan, akan timbul torsi elektromagnet maka


kumparan berputar.

2.

Torsi ini diimbangi oleh torsi yang dihasilkan oleh restoring spring

3.

Kesetimbangan torsi sudut kumparan jarum penunjuk skala

Sensitivitas galvanometer
1. sensitivitas arus : perbandingan antara defleksi (d) dengan arus yang
menghasilkannya
SI

d mm
I A

2. sensitivitas tegangan : perbandingan antara defleksi (d) dengan tegangan yang


menghasilkannya
SV

d mm
V mV

3. sensitivitas mega-ohm : tahanan (dlm M) yang harus dihubung seri dengan


galvano agar menghasilkan defleksi 1 skala bila tegangan 1 V dimasukkan
dalam rangkaian
SR

d
mm
SI
I
A

Sebuah Galvanometer memiliki dua kareteristik yang penting untuk


dipertimbangakan jika Galvanometer digunakan sebagai bagian dari suatu alak
ukur. Karakteristik pertama adalah kuat arus yang memiliki kumparan kawat yang
menyebabakan simpangan skala penuh. Karateristik yang kedua adalah hambatan
kawat kumparan Rc ( Indeks c pada Rc bersal dari coil yamg dalm bahasa
inggris berarti kumparan ).

Macam macam Galvanometer.

1. Galvanometer Balistik.
Kontruksi Galvanometer Balistik sama dengan Galvanometer
kumparan putar, kecuali:
a. Galvanometer ini mempunyai peredaman elektromagnetis yang sangat
kecil.
b. Mempunyai periode osilasi yang panjang.
Persyaratan tersebut penting untuk galvanometer yang dipakai untuk
pengukuran pengisian listrik. Kenyataannya,momen inersia kumparan dibuat
sedemikian besar sehingga seluruh muatan melewati galvanometer sebelum
kumparannya mempunyai cukup waktu untuk bergerak. Dalam hal ini ayunan
pertama kumparan sebanding dengan muatan yang melalui galvanometer.
Kumparan yang berisolasi dapat dihentikan secara cepat dengan peredam arus
eddy. Kumparan bergerak setelah muatan yang diukur melewatinya. Selama
kumparan bergerak, tidak ada arus yang melewatinya sehingga persamaan
geraknya adalah :
J
Dengan arti

d '
d
D
C
2
dt
dt

: J adalah momentum ineria


D adalah konstanta peredaran

C adalah konstanta penghentian


Karena peredaman sangat kecil, penyelesaian pendekatan dari
persamaan di atas adalah:

( D / 2 J )

Ue

sin( o t )

2. Galvanometer Vibrasi
Galvanometer vibrasi banyak digunakan sebagai pendeteksi titik nol
pada jembatan AC.
Galvanometer vibrasi terdiri atas kumparan putar yang terletak antara
kutub-kutub magnet permanen yang kuat. Pada dasarnya frekuensi osilasi
kumparan sangat tinggi, hal ini diperoleh dengan penggunaan konstanta
pengontrolan yang besar nilainya dan sistem bergerak yang sangat

kecil

inersianya. Penyangga (yang diberi pengontrol) kemungkinan menggunakan


pita perunggu fosfor atau suspensi bifillar yang dalam hal ini dua kawat
suspensi membawa kumparan dan cermin kecil.
Persamaan yang melalui galvanometer adalah i = lm sin t , maka
persamaan gerak kumparan adalah :
J
Dengan arti

d '
d
D
C Glm sin
2
dt
dt

: J adalah momentum ineria


D adalah konstanta peredaran
C adalah konstanta penghentian
G adalah konstanta simpangan

5. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk
menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan
hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat
pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Beberapa pengertian lain dari adalah :
Ohmmeter merupakan alat ukur untuk mengukur resistansi.

Ohm meter untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik

Contoh Gambar dari ohmmeter


Besarnya hambatan listrik ini ditentukan mengikuti rumusan :

V menyatakan voltase dan I menyatakan besarnya arus listrik yang mengalir


Pada prinsip kerja Ohmmeter sebelumnya telah diketahui bahwa
tahanan arus listrik suatu benda baru dapat diukur bila dialirkan arus listrik ke
benda tersebut. Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan diukur
tahanan listriknya.
Keterangan:
O : ohmmeter
S : sumber tenaga listrik
R : benda yang diukur
tahanannya
K : elektroda negative
A : elektroda positif

Cara Menggunakan Ohm Meter :

Pastikan Ohm meter menunjukan angka nol, sebelum digunakan yaitu,


dengan cara :

Sentuhkan kedua tangkai positif dan negatif, kemudian setel tombol


pengatur sampai jarum terletak tepat pada garis nol.

Pada proses pengukuran menggunakan Ohm meter, posisi perletakan


tangkai positif tidak harus terletak pada terminal positif demikian juga
untuk tangkai negatif, kecuali saat mengukur tahanan diode.

Pada proses pengukuran tahanan, hubungan komponen dan sirkuitnya


harus dilepas. Bila mengukur tahanan dilakukan dalam keadaan sirkuit
tersambung seluruhnya, Ohm meter akan membaca/menunjukan nilai yang
lebih kecil dari pada nilai sebenarnya

Mengukur resistansi ( Ohmmeter)


Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu

komponen dalam keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah
besar nilai Resistansinya.
Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna : coklat, hitam,
merah dan toleransi emas artinya resistor tersebut mempunyai nilai resistansi
sebesar 1000 ohm dengan toleransi 5%, maksudnya resistor tersebut masih
dikatakan baik bila setelah diukur nilainya masih diantara +/- 5% dari 1000 ohm,
atau antara 950 sampai 1050 ohm
Cara mengukurnya sebagai berikut :

Atur selector switch pada posisi ohm

Pilih batas ukur (range) apakah : x1, x10, x100, atau x1000 (sesuaikan dengan
nilai resistor)

Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak
kearah kekanan dan dapat diatur supaya menunjukkan pada skala maksimum
dengan memutar tombol Zero Adjust, maksudnya agar pembacaan meter dapat
/ sesuai dengan skala dan range yang dipakai.

Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada ke


dua kaki resistor secara pararel, dengan mengabaikan warna kabel..

Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan pembacaan
dengan batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10 dan batas ukur
menggunakan x 100, maka nilai resistor tersebut adalam 1000 ohm.

6. Multimeter
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai
VOM (Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan
(ohmmeter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter yaitu
multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih
akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori
dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

Pemilihan multimeter
Sebuah digital multimeter merupakan pilihan terbaik pertama,
berharga lebih murah dan cocok untuk pengujian proyek sederhana. Jika
membeli multimeter analog yakinkan bahwa bersensitivitas tinggi setidaknya
20k /V atau lebih pada jangkah/range DC , kurang dari itu tidak cocok untuk
pengukuran elektronik. Penandaan sentisitivitas normalnya berada pada pojok
skala meter, abaikan nilai AC yang lebih rendah (sensitivitas pada jangkah AC
tidak penting), jika nilai DC yang lebih tinggi menjadi sangat kritis.Yang ada
pada analog multimeter yang dijual murah untuk pekerjaan listrik dalam mobil
sensitivitasnya sangat rendah.

Pengukuran Arus dan Tegangan dengan Multimeter


1. Pilih jangkah ukur dengan lebih besar dari dengan pembacaan yang masih
dapat dilakukan.

2. Sambungkan meter, yakinkan sambungan pada sisi yang benar.


multimeter digital akan selamat pada penyambungan terbalik, tetapi
multimeter analog mungkin menjadi rusak.
3. Jika pembacaan melampaui skala maka sesegera mungkin lepaskan dan
pilih jangkah ukur yang lebih tinggi.
Multimeter sangat mudah rusak oleh perlakuan yang tidak
bertanggung jawab maka perlu diperhatikan :

Selalu melepas meter sebelum memindah jangkah ukur.

Selalu periksa letak jangkah sebelum dihubungkan ke rangkaian.

Jangan membiarkan jangkah ukur pada pengukuran arus (kecuali saat


pembacaan ukuran). Jangkah pengukur arus paling besar resiko
kerusakannya karena berada pada resistansi rendah .

Beberapa Catatan Tentang Penggunaan Multimeter


a. Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt
pada harga skala cukup besar (misalnya 250 volt). Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari kesalahan pakai yang membahayakan multimeter.
b. Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu
Apakah besaran yang hendak diukur dan kira-kira berapakah besarannya,
kemudian pilihlah kedudukan selector dan skala manakah yang akan
dipergunakan. Perhatikan pula polaritas (tanda + dan -) bila perlu.
c. Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan, bila tidak
dapat dipastikan besarnya arus/ tegangan tersebut, maka mulailah dari
batas ukur yang paling besar. Setelah itu selector dapat dipindahkan ke
batas ukur yang lebih rendah untuk memperoleh ketelitian yang lebih baik.
d. Pada pengukuran tegangan dan arus, pembacaan meter akan paling teliti
bila penunjukan jarum terletak di daerah dekat skala penuh, sedangkan
pada pengukuran resistansi bila penunjukan jarum terletak di daerah
pertengahan skala.
e. Harus diperhatikan: pengukuran resistansi hanya boleh dilakukan pada
komponen atau rangkaian tidak mengandung sumber tegangan.

1. Multimeter Digital

Gambar 1. Multimeter Digital


Multimeter digital atau digital multimeter hampir sama fungsinya
dengan multimeter analog tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka
digital. Multimeter digital mempunyai bacaan ujiannya lebih tepat jika dibanding
dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital dikhususkan untuk
mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail
sesuai dengan besaran yang diinginkan. Multimeter digital mempunyai
keuntungan pada ketelitian pengukuran, biasanya sampai 3-6 angka di belakang
koma. Tetapi mempunyai kekurangan yaitu pada harga belinya yang lebih mahal.
Seluruh multimeter digital mempunyai battery untuk memberi daya
pada penampilannya juga tidak membutuhkan daya dari rangkaian dalam
pengukurannya . Ini berarti dalam jangkah DC mempunyai resistansi tinggi (biasa
disebut impedansi input) dalam 1M atau lebih, biasanya 10M, dan sangat tidak
mempengaruhi pada rangkaian yang diukur. Rata-rata jangkah ukur untuk
multimeter digital adalah (merupakan nilai maksimum pembacaan pada setiap
jangkahnya) :

Tegangan DC: 200mV, 2000mV, 20V, 200V, 600V.

Tegangan AC: 200V, 600V.

Arus DC: 200A, 2000A, 20mA, 200mA, 10A (biasanya tak berpemutus
arus disambung dengan socket khusus).

Arus AC: Tak ada.

Resistansi: 200, 2000, 20k, 200k, 2000k, Diode Test.

Multimeter digital mempunyai kekhususan pengetes diode sebab jangkah


pengukur resistansinya tidak dapat untuk mengukur diode dan komponen
semikoduktor yang lain.

Pengukuran Resistansi dengan Multimeter Digital


1. Letakan jangkah ukur resistansi yang mungkin lebih besar dari yang ada.
Perhatikan penampil menunjukan off dari skala (biasanya kosong atau 1
pada sisi kiri) ini disebabkan karena resistansi udara sangat tinggi.
2. Sentuhkan ujung pengukur meter bersama dan periksa apakah terbaca nol.
Jika tidak nol, putar sakelar ke Set Zero jika tidak coba lagi.
3. Letakkan ujung penduga ke komponen.
Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada waktu yang sama atau
anda akan dapatkan kenaikan pembacaan.

Pengujian Dioda dengan Multimeter Digital


a. Multimeter Digital mempunyai kekhususan untuk mengukur dioda ,
biasanya diberi penandaan simbol dioda.
b. Hubungkan ujung merah (+) ke anoda dan hitam (-) ke katoda. Dioda
seharusnya sambung/terhubung dan meter akan menampilkan nilai
(biasanya tegangan yang melintasi dioda dalam mV, 1000mV = 1V).
c. Pembalikan sambungan. Pada saat ini dioda seharusnya tidak sambung
sehingga meter menampilkan off the scale (biasanya kosong atau sebuah
1 pada sisi kiri layar).

2. Multimeter Analog

Gambar 2. Multimeter Analog

Multimeter analog mengambil sedikit tenaga dari rangkaian yang diuji


untuk mengoperasikan jarum penunjuknya. Alat harus bersensitivitas tinggi
setidaknya 20k/V atau memposisikan pembenahan pembacaan untuk rangkaian
yang diuji.
Battery di dalam meter untuk menyediakan jangkah pengukuran
resistansi, akan habis dalam masa tahunan tetapi membiarkan meter pada jangkah
pengukuran resistansi akan membuat batteray terus bekerja sampai habis. Jangkah
rata-rata multimeter analog yaitu (nilai teganagan dan arus adalah nilai maksimum
setiap jangkah ukur) :

Tegangan DC: 0.5V, 2.5V, 10V, 50V, 250V, 1000V.

Tegangan AC: 10V, 50V, 250V, 1000V.

Arus DC: 50A, 2.5mA, 25mA, 250mA.


Jangkah ukur arus tinggi hilang pada tipe meter ini.

Arus AC: Tak ada. (Anda menginginkan mengukurnya).

Resistansi: 20, 200, 2k, 20k, 200k.


Nilai resistansi adalah nilai tengah setiap jangkah pengukuran.
Nilai resistansi adalah nilai tengah setiap jangkah pengukuran.

Multimeter analog diletakkan jangkah tegangan DC layaknya 10V ketika tidak


digunakan agar tidak rusak oleh pemakaian sembrono jangkah ini, dan mudah
diubah kemanapun sesuai yang diinginkan.

Sensitivitas dari Multimeter Analog


Multimeter harus berada pada sensitivitas tinggi setidaknya 20k/V
dengan kata lain jangkah tegangan DC berada sangat rendah perlu
pembenaran pembacaan. Untuk memenuhi pembacaan yang benar(valid)
resistansi meter harus sepuluh kali resistansi alat yang diukur (lakukan ini ,
nilai lebih tinggi dekat dengan dimana meter dihubungkan). anda dapat
menaikan resistansi meter dengan memilih jangkah ukur yang lebih tinggi
,tetapi akan mendapatkan pembacaan dengan akurasi yang sangat rendah!
Pada beberapa jangkah ukur teganagan DC :
Meter Analog Resistansi = Sensitivitas Max. jangkah pembacaan

contoh : sebuah meter dengan sensitivitas 20k/V dan saat jangkah 10V maka
resistansinya 20k/V 10V = 200k.
Berkebalikan, multimeter digital memiliki resistansi konstan 1M
(often 10M) untuk seluruh jangkah ukur tegangan DC. Ini lebih dari cukup
untuk seluruh rangkaian.

Pembacaan skala analog


Titik penempatan sakelar jangkah ukur pilih skala yang
berhubungan. Untuk beberapa jangkah ukur anda perlu mengalikan atau
membagi 10 atau 100 seperti ditunjukan pembacaan di bawah ini. Untuk
jangkah ukur teganagn AC gunakan tanda merah sebab kalibrasi skala sedikit
geser.
Contoh pembacaan skala ditunjukan pada :
Jangkah ukur DC 10V: 4.4V (baca langsung skala 0-10 )
Jangkah ukur DC 50V: 22V (baca langsung skala 0-50 )
Jangkah ukur DC 25mA : 11mA (baca 0-250 dan bagi dengan 10)
Jangkah ukur AC 10V : 4.45V (gunakan skala merah, baca 0-10)

Gambar 3. Skala Multimeter Analog


Tanpa mengecilkan arti kemunculannya
tapi pertama harus diingat bahwa hanya satu
skala yang dibaca pada yang sama!
Skala teratas digunakan untuk mengukur resistansi.

Untuk resistansi gunakan skala lebih tinggi, tidak hanya itu dia
dibaca terbalik dan tidak linear (termasuk jaraknya). Titik peletakan sakelar
jangkah sehingga anda tahu berapa pengalinya untuk pembacaan.
Contoh pembacaan ditampilkan sebagai berikut :

Jangkah 10

: 260

Jangkah 1k

: 26k

Pengukuran Resistansi dengan Multimeter Analog


Skala resistansi meter analog normalnya berada paling atas, skala
ini tidak umum sebab pembacaannya terbalik dan juga tidak linear (pada
penbagianya). Ini tidak menguntungkan, tetapi ini terjadi karena kerjanya
meter.
1. Letakan jangkah ukur resistansi yang paling sesuai
Pilih jangkah ukur resistansi sehingga mendekati tengah skala. Sebagai
contoh resistansi sekitar 50k

pilih 1k

range.

2. Pegang ujung pengukur meter bersama dan tepatkan pengaturan


didepan yang biasanya ditandai "0

ADJ" putar sampai jarum

menunjukan nol (ingat skala 0 bagian kanan!).


jika tidak dapat ditera pembacaan nol, maka batteray didalam meter perlu
diganti.
3. Letakkan penduga pada simpangan komponen .
Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada waktu yang sama atau
anda akan dapatkan kenaikan pembacaan.

Pengujian Sebuah Dioda dengan Multimeter Analog


a. Letakan multimeter analog kejangkah ukur resistansi rendah seperti 10.
b. secara dasar perlu dicatat polaritas ujung ukur multimeter analog adalah
kebalikan dari jangkah ukur resistansi, sehingga ujung hitam adalah
positive (+) dan ujung merah adalah negative (-).
c. Hubungkan ujung (+) hitam ke anode dan warna merah (-) ke katode.
Dioda harus tersambung meter menunjukan resistansi rendah (nilai
pastinya tidak berhubungan).

d. Balik sambungan ini. sebuah diode tidak tersambung dengan cara ini
sehingga meter menunjukan resistansi tak terhingga (infinite) (berada pada
sisi kiri skala).
7. Aplikasi Multimeter

Gambar 4. Rangkaian L Meter


Prinsip kerja rangkaian ini adalah seperti jika kita memberikan sebuah
pulsa dengan lebar tertentu ke sebuah induktor, untuk kemudian diamati pulsa
keluarannya baik frekuensi dan amplitudonya dari pulsa tersebut. Setelah itu pulsa
tadi akan di lewatkan pada sebuah Low-Pass filter dan yang muncul pada output
dari Low-Pass tersebut hanyalah rata-rata sinyal yang berupa tegangan. Tegangan
ini adalah tegangan DC yang merupakan peralihan bentuk dari pulsa yang telah
dilewatkan induktor. Artinya bila terjadi perubahan ukuran induktor (besar
nilainya) maka tegangan rata-rata yang muncul akan berubah juga. Ada beberapa
pernyataan yang bersifat matematis yaitu :
Lebar Pulsa = Nilai Induktansi x sebuah konstanta
Output Tegangan = Lebar Pulsa x Amplitudo Pulsa x Frekuensi
Artinya, kalau disubsitusikan kedua pernyataan matematis diatas, menjadi:
Output Tegangan = Nilai Induktansi x Konstanta x Lebar Pulsa x Amplitudo Pulsa
x Frekuensi
Bila dianggap Konstanta, Lebar Pulsa, Amplitudo Pulsa dan Frekuensi dari
rangkaian adalah tetap, maka :

OUTPUT TEGANGAN = NILAI INDUKTANSI

Gambar 5. L-meter sedang mengukur Induktor dengan nilai 900 nH


Pulsa dibangkitkan oleh schmitt trigger oscillator yang menggunakan
umpan balik pada pasangan tahanan dan kapasitor (2k pot dan 3.9k resistor serta
1000 pf kapasitor). Lebar pulsa yang dihasilkan setara dengan lebar pulsa yang
dihasilkan oleh sebuah . Lebar pulsa yang dihasilkan dapat di serap oleh sebuah
induktans dengan cara melewatkannya melalui resistor untuk kemudian masuk ke
induktans tersebut. Dan menghubungkannya lebih lanjut kepada pembangkit
gelombang gigi gergaji yang tersambung dengan masukan dari schmitt trigger
oscillator. Ssistem ini akan menghasilkan pulsa kotak yang cukup baik. Lebar
pulsa kotak yang dihasilkan adalah sebanding dengan lebar pulsa yang dihasilkan
oleh induktans dan berbanding terbalik dengan lebar pulsa yang dihasilkan oleh
tahanan. Untuk mendapatkan lebar pulsa tertentu sangat tergantung pada siklus
naik dan siklus turun dari schmitt trigger oscillator, dan hal ini membutuhkan
tingkat linearitas yang baik.

CARA KALIBRASI
1. Hubungkan multimeter dengan L-meter. Ambilah sebuah inductor untuk
kalibrasi. Misal menggunakan linduktor dengan nilai 1 microhenry.
Kemudian aturlah variabel resistor 2K sehingga menunjukkan nilai 100
mV pada multimeter digital. Ada baiknya sesuaikan saklar pemilih range
tegangan baik. Sehinngga 1 mikrohenry = 1 millivolt.
2. Mungkin akan terjadi permasalahan pada saat kalibrasi. Hal ini disebabkan

biasanya karena perubahan waktu pulsa naik ke pulsa turun atau


sebaliknya dari 7414 sering tidak sama. Dan untuk mengatasi hal ini dapat
dengan mengubah nilai tahanan dan nilai kapasitor (tahanan 3.9K dan
kapasitor 1000 pf) pada bagian schmitt trigger oscilator.
3. Ketika induktor di hubungkan singkat, maka output tegangan dari L-meter
akan bernilai 0 V. Jika tidak maka biasanya terlalu banyak induktans
penganggu

yang

menganggu

induktor

atau

bisa

juga

sistem

grounding/pentahanan dari L-meter yang kurang baik. Atau mungkin juga


7414 rusak.
4. Ketika induktor tidak terhubung tegangan akan menunjukkan sekitar 2,5
Volt (harga 50% dari tegangan power supply). Jika tidak nilai ambang
pulsa naik atau turun yang dihasilkan oleh 7414 tidak simetris.
5. Bila pada langkah 4 ini tegangan dibawah 2,5 volt, segera cek apakah ada
perkabelan yang salah, permasalah pada system regulator anda atau jika
menggunakan baterai apakah baterai anda sudah low power, mungkin
7414 anda rusak, dan yang terakhir mungkin anda menggunakan
multimeter

dengan

tahanan

dalam

yang

rendah.

Ada

baiknya

menggunakan multimeter digital dengan tahanan dalam sekitar 10 M .


6. Schmitt Trigger Oscilator pada rancangan L-meter ini bekerja pada
frekuensi 173 KHz. Bila diukur ternyata frekuensi yang dihasilkan terlalu
besar maka dapat mengganti komponen oscilatornya (seperti langkah
kedua) atau mengganti jenis ic 7414 dengan pembuat yang berbeda.

BAB III
KESIMPULAN
Arus DC merupakan suatu rangkaian yang besar tegangannya dan
arusnya tidak tergantung pada waktu. Dimana macam macam alat ukur yang
digunakan dalam arus DC antara lain Darsonval, shunt ayrton, galvanometer,
ohmmeter dan multimeter. Alat ukur arus DC mempunyai system dasar berupa
magnet permanent dan magnet kumparan yang bebas bergerak.
a. Darsonval
Darsonval merupakan alat ukur yang mempunyai system dasar berupa
magnet permanent dan magnet kumparan yang bebas bergerak.
b. Shunt Ayrton dan Multiplier
Multiplier tahanan untuk mengubah gerakan Darsonval menjadi voltmeter
arus searah.
c. Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur yang memiliki kepekaan tinggi. Oleh karena
itu galvanometer dipakai pada pengukuran dengan tegangan yang sangat kecil.
d. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan
mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan
yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.
e. Multimeter
Multimeter adalah alat tes yang sangat berguna dengan mengoperasikan
saklear banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah dijadikan sebagai
sebuah voltmeter, sebuah ammeter atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai
berbagai penepatan (disebut range) pada setiap mempunyai pilihan AC atau
DC.

DAFTAR PUSTAKA
Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Subekti, Agus. 1993. Alat-alat Ukur Listrik. Jember : Universitas Jember
Subekti, Agus. 1992. Pengantar Eksperimen. Jember: Universitas Jember
Sutrisno. 1986. ELEKTRONIKA Teori dan Penerapanya. Bandung: ITB
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=ohmmeter+adalah&meta=cr
%3DcountryID
http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/06/galvanometer.html
http://209.85.175.104/search?
q=cache:uKTTdgLzDswJ:www.sipoel.unimed.in/file.php/62/Materi_Kuliah/Mate
ri_1.doc+%22pengertian+efek+pembebanan%22&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=id
http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/05/pengukuran-tahanan-dalamtahanan-shunt.html
http://anawinta.wordpress.com/2008/02/04/multimeter-alat-elektro-penting/
http://cappels.org/dproj/Lmeter/lmet.htm

Anda mungkin juga menyukai