Anda di halaman 1dari 12

Persepektif Marxisme Tan Malaka

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah sejarah intelektual


Dosen Pengampu: Drs. Tri Yunianto, M.Hum

Disusun Oleh:

Muhammad Nur Rohim


(K4413043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015

Riwayat Seorang Marxis Revolusioner Indonesia


Tan malaka adalah seorang fenomena sejarah revolusi
nasional

Indonesia

yang

mempesona

dalam

melakukan

pergerakan revolusioner, di mata banyak kalangan khususnya


kaum marxis, tan malaka adalah monumen perjuangan yang
lengkap, hal ini tercermin dalam pemikiran, tindakan dan
kontroversi tiada ujung yang lahir dalam perjalanan hidup tan
malaka, terdapat hal yang menarik dalam tokoh tan malaka ini,
mengenai siapakah sebenarnya tan malaka, apakah sebenarnya
paham dari tan malaka, dan bagaimana konsep revolusi tan
malaka. tan malaka mempunyai sekian banyak daya tarik
sebagai kaum marxis di indonesia karena dia merupakan tokoh
utama yang memiliki pandangan terlengkap dalam revolusi
indonesia.
Tan malaka yang mempunyai nama lengkap Sutan Ibrahim
Gelar Datuk Tan Malaka, ia mulai mempelajari marxisme ketika ia
belajar di sekolah belanda, ketika berada di eropa dia tan malaka
menjadi seorang yang kutu buku, ia menggeluti pemikiran
pemikiran radikal yang ramai di perbincangkan di eropa, dia
menghabiskan uang nya untuk membeli banyak buku, tan
malaka sangat suka membaca buku dari neitszche seorang fisof
dari

jerman

yang

menawarkan

pemikiran

tentang

pemberontakan dari konvensi pemikiran normatif masyarakat, ia


juga banyak mempelajari pemikiran dari karl marx dan engels,
tan malaka sangat terpengaruh oleh pemikiran Karl marx
khususnya ketika revolusi bolsheviks membuktikan kebenaran
dalil Karl marx.
Ketika Tan malaka bekerja sangat kecukupan di indonesia
ia merasa sangat kasihan terhadap rakyat indonesia yang
tertindas karena ulah belanda, berikutnya berbekal dengan teori

teori marxisme leninisme dan pengalaman menggerakan buruh


di daerah setempat, tan malaka menulis sebuah risalah kecil
pertama

yang

berjudul

parlemen

atau

soviet

yang

mengumandangkan dirinya sebagai teoritikus marxis yang tajam,


risalah kecil ini menampakan garis politik yang terang benderang
tentang posisi keberpihakan tan malaka, ia sangat menentang
kapitalisme. Pelan namun pasti tan malaka memasuki wilayah
pergerakan politik. Tidak lama setelah keputusanya untuk terjun
kedunia politik, ia di tarik oleh semaun untuk masuk ke partai
PKI, Tan malaka mengembangkan sekolah rakyat pada waktu itu,
tak lama setelah itu tan malaka di percaya sebagai pemimpin
dari PKI

ang menggantikan Semaun, dari seorang pedagog ia

menjelma menjadi seorang marxis revolusionerang berpengaruh


di medan politik.
Sebagai seorang pemimpin PKI, tan malaka mencoba
meredam perseteruan antara komunis dengan islam yang
sedang meruncing waktu itu, menurutnya perseteruan antara
komunis dengan islam hnaya akan menguntungkan pihak
kolonial, selain pekerjaan itu Tan malaka sebagai ketua juga
menggalakan aksi aksi pemogokan dalam tubuh kekuatan buruh,
yang berakibat pengasingan oleh belanda kepada dirinya. Pada
bulan april 1922 Tan malaka tiba di negeri belanda sebagai
akibat pengasingan, ia menjadi primadona di kelas komunis di
belanda, namun karena gagal menduduki kursi parlemen di
belanda ia pergi ke jerman, di jerman ia bertemu tokoh komunis
muda indonesia Darsono, di jerman Tan malaka

memepelajari

ilmu ilmu kemiliterandan perang yang kemudian menghasilkan


buku gerpolek yang berisi tentang siasat perang dan gerilya
yang di pelajari dari jerman. Setelah dari jerman ia pindah ke uni
soviet, di uni soviet ia menandaskan pentingnya menjalin

hubungan antara komunis dengan pan islamis di asia, namun hal


itu tidak di gubris oleh kongres komitren, dari kongres komitren ia
di tempatkan ke canton sebagai perwakilan komitern di asia
tenggara, ia bertugas sangat baik sebagai ketua biro laut lalu
lintas, namun karena iklim di cantonn tidak baik terhadap
tubuhnya, ia di pindahkan ke filipina. Di sana ia membuat buku
yang berjudul penjara I yang berisikan keadaan kaum buruh di
filipina yang di kuasai oleh spanyol, menetap di filipina tan
malaka terus mengawasi perkembangan pergerakan revolusioner
di indonesia, sampai akhirnya pergerakan PKI harus terhenti
karena gagalnya pemberontakan 1926, akibat dari itu Tan malaka
di anggap sebagai penghianat TKI karena tidak setuju dengan
pemberontkan tersebut, pasca pemberontakan tersebut Tan
malaka mendirkan partai republik indonesia di bangkok, namun
pari tidak berjalan lancar dan akhirnya mati klinis pada tahun
1935, tahun 1942 tan malaka masuk ke indonesia lagi, ia
memfokuskan diri untuk menusi buku MADILOG dari 15 juli 1942
sampai

30

Maret

1943,

buku

ini

diaharapkan

mampu

membersikan pola pikir rakyat indonesia dari pekatnya asap


kemenyan yang menggantang mimpi dan kepercayaan dari
takhayul, madilog di harapkan oleh Tan malaka menjadi suluh
berfikir yang logis, materialistis, dialektis, dan memandu kaum
proletariat indonesia.
Setelah proklamasi Tan malaka sangat kecewa terhadap
kebijakan

dari

pemerintah

indonesia

karena

menghianati

semangat radikal dan revolusioner angkatan muda, karena


mereka menempuh kebijakan diplomasi untuk merundingkan
persoalan ekonomi dan politik indonesia yang berkaitan dengan
kolonialisme.

Akibat

dari

itu

tan

malaka

membentuk

PP

persatuan perjuangan, yang menggagas ide merdeka 100%,

akibat dari ini tan malaka bertikai dengan Sutan sjahrir, dan
menyebabkan penangkapan anggota PP, namun setelah itu Tan
malaka mampu mendirikan partai murba, sampai akhirnya pada
suat peristiwa Tan malaka di bunuh oleh anggota CPM dan
mayatnya hanyut di sungai berantas.
Marxisme Dan Filsafat Tan Malaka
Marxsisme

adalah

filsafat

yang

bertolak

dari

realita

kongkret dan di rancang sebagai peralatan berfikir untuk


melakukan perubahan dunia kongkret, dunianya masyarakat
manusia, marxisme hadir bukan dengan lelamunan profan
namun tindakan kongkret ke arah penyelamatan sosial.
Marxisme oleh para pengikutnya di bagi menjadi 3
komponen yaitu filsafat, ekonomi politik dan sosialisme, pokok
pemikiran

tan

malaka

tentang

marxisme

tertuang

dalam

bukunya

Madilog( materialisme,dialektika, logika) karangan

yang diungkapkan secara jujur pusaka dari barat, Madilog di


ungkapkan

oleh

berlandaskan

Tan

pada

malaka

sebagai

materialisme,

cara

dialektika,

berpikir

yang

logika

untuk

mencari bukti di dalam kenyataan alamiah secara rasional dan


dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah, lebih jauh tan
malaka berambisi membangun metode berfikir masyarakat
dengan kerangka marxisme serta memandu perubahan rakyat
negerinya yang masih terbelakang, pendeknya Tan malaka
berambisi membangun filsafat berpikir bagi kaum proletar
indonesia.
Tan malaka memperlihatkan suatu keyakinan bahwa suatu
paham politik yang kuat dan ideologi yang di anut luas sudah
selayaknya berdiri di atas epistemologis politik yang dapat di
pertanggungjawabkan sampai dasar yang sedalam dalamnya
dan di uji konsekuensi konsekuensinya sampai batas paling jauh.

Semangat marxisme Tan malaka sangat tergambar pada buku


madilog, keterkaitan ideologis antara pemikiran filsafat tan
malaka yang tertuang dengan ajaran marxisme, marxisme
menjadi

sumber

rujukan

utama

pemikiran

seorang

murid

bernama tan malaka, lebih jauh Tan malaka adalaha seorang


yang

menganut

epistemologis,

filsafat
keranga

marxisme
berfikir

sebagai
berikut

landasan
konsekuensi

praksisnya(aksiologi) dalam perjuangan ideologi yang nyata.


Salah satu komponen filsafat Marxism adalah materialisme.
Tan malaka dalam haluan filsafat materialisme berpegang teguh
pada ideologi Marxisme. Tan malaka Merupakan orang yang
membela mati matian filsafat materialisme, kemudian secara
khusus

menafsirkannya

bagi

pencerahan

kelas

proletariat

Indonesia, suatu kelas yang tertindas dan terhisap yang sama


kokoh di belanya tanpa basa basi,

sampai di sediakannya

"ramuan khusus" filsafat berfikir untuk mencuci bersih cara


pandang
dan

idealisme ketimuram, irrasionalitas, dogmatis, feodal

melarikan

diri

dalam

kepasrahan

mistik

yang

tidak

menyelesaikan masalah nyata. Materialisme Tan malaka memiliki


ciri ciri khusus yang membedakan dengan materialisme barat
yang telah mengakar dalam sejarah pemikiran Filsafat semenjak
Yunani antik sampai kontemporer. Tan malaka tidak mau menjadi
beo pengunyah dogma. menurutnya Marxisme bukan hanya kaji
hapalan,

melainkan suatu petunjuk untuk aksi revolusioner

menurut tanah kenyataan, fokus kajian Tan malaka bukan dunia


hantu/dunia materi, melainkan dunia manusia yang secara
rasional menggunakan lingkunganya. Materialisme Tan malaka
adalah sebuah cara berpikir yang realistis, pragmatis dan
fleksibel. Erat kaitannya dengan materialisme, tan malaka juga
merumuskan dialektika sebagai konsep untuk memerangi cara

berfikir yang dogmatis, berfikir dogmatis ini menyebabkan


tumpul

dan

lambanya

kemampuan

penalaran

masyarakat

terhadap realitas yang ada. Menarik garis lurus pemikiran filsafat


materialisme, Tan malaka secara terang terangan memakai
Engels sebagai tongkat petunjuk jalan berfikir dalam konteks
materialisme.

Penjabaran

Tan

malaka

tentang

filsafat

materialisme yang khas dalam konteks kebutuhan untuk rakyat


indonesia yang secara historis berbeda dengan masyarakat
barat, tampak dominan mewarnai rumusan dan bahasa madilog,
Tan malaka bersama dengan madilog nya berhasil mengurai kan
kerumitan filsafat menjadi kesederhanaan pemahaman yang
mudah di cerna oleh otak lokal Indonesia. tan malaka berhasil
memindahkan

pemahaman

filsafat

materialisme

yang

mempunyai akar sejarah Barat ke dalam masyarakat Indonesia.


Dialektika berasal dari bahasa latin yang di jelaskan
sebagai seni berdebat dan berdiskusi yang kemudian diturunkan
sebagai investigasi kebenaran dengan jalan diskusi. berkaitan
dengan menjelaskan hukum dialektika, Tan malaka menerangkan
dalam madilog dengan membedakanya dengan logika yang
berisi hukum berfikir logis,

sebab antara dialektika dan logika

sebagai metode berfikir yang sama sama lahir dari akar filsafat
Yunani antik ini tidak hanya berbeda wataknya, namun berbeda
prinsip

dasarnya.

menetapkan

suatu

logika

dalam

identitas.

tugas

metode
utama

berfikir

untuk

logika

untuk

menyingkirkan kontradiksi kontradiksi. namun menurut Tan


malaka kerumitan yang mempunyai masalah berseluk beluk
harus di selesaikan menggunakan dialektika. Beberapa hukum
pokok dialektika juga diutarakan Tan malaka dalam beberapa
persoalan, hukum dialektika selalu berkaitan dengan waktu,
hukum dialektika selalu berkaitan dengan perpaduan di luar

dirinya, dialektika selalu berkaitan dengan hukum pertetangan,


hukum dialektika selalu berkaitan dengan gerak. Tan malaka
menaruh keberpihakan kepada Karl Marx dan Engels

dan

melawan hukum dialektika menurut Hegels.


Materialisme historis di pahami sebagai perluasan prinsip
prinsip materialisme diaelktik pada analisis mengenai kehidupan
masyarakat. materialisme historis menurut Tan malaka dalam
bukunya Madilog memaparkan pemahaman tentang seorang
pendidik

juga

harus

didik

oleh

lingkungan

alam

untuk

memajukan peradaban manusia. lalu mengenai teori kelas, Tan


malaka tidak banyak melakukan kajian maupun tafsiran secara
khusus apa yang dimaksud dengan kelas, ia mengambil mentah
mentah konsepi yang dilancarkan marxisme yang berkaitan
dengan kelas kemudian dimasukan dalam penjelasan tentang
bagaimana pertentangan

kelas sebagai motor penggerak

sejarah. Di tingkat panduan praksis,

Tan malaka

banyak

mengambil dari pengalaman revolusi Bolsevik, selebihnya ia


melakukan tafsiran adanya kelas kelas dalam konteks

sejarah

masyarakat Indonesia dan melakukan pengubahan bahasa yang


berkaitan dengan kelas proletar

dalam tafsiran lokal, dengan

apa yang kemudian ia sebut sebagai kelas murba, dalam tinjauan


sejarah perkembangan masyarakat dan kelas kelas.
Konsepsi Pembebasan Nasional Indonesia
Tan malaka banyak di pasok dari manifesto komunis karya
Marx dan Engels, melacak pemikiran Tan malaka tentang kelas
kelas

dan

perjuangan

kelas

bisa

diawali

dari

semenjak

keterlibatan praksisnya dalam pergerakan kau kiri sampai


lahirnya partai komunis Indonesia, dalam kelompok yang bisa di
katakan mewakili sayap kiri inilah motif perjuangan kelas lebih
mendekati corak perjuanganya ketimbang kelompok nasionalis

maupun agama. hal ini dapat dilacak dari pengorganisasian kelas


buruh. Tan malaka dengan jelas melandaskan garis perjuanganya
pada perjuangan kelas melalui PARI, Tan malaka menginginkan
terciptanya Republik yang berdaulat kepada rakyat, pekerja,
kaum

yang

kapitalisme

bekerja
masa

menyengsarakan

tanpa
itu

rakyat

modal.

adalah
dan

menurut

penghancur

sangat

Tan

malaka

negara

Bertentangan

dan

dengan

paham yang dianutnya marxisme. Suatu negara menurut Tan


malaka tidak akan berhenti dalam format nasionalisme semata,
nasionalisme dalam pengertian kesatuan wilayah, rakyat, dan
kedaulatan politik tidak akan menyelesaikan masalah pokok,
kontradiksi kelas kelas sosial, nasionalisme pada suatu titik dasar
harus

memilih

komunisme.

ideologi

besar

antara

kapitalisme

atau

Tan malaka menyatakan oposisi secara tegas

terhadap langkah politik konsensi sukarno, menurutnya negara


baru lahir harus sebagai antitesa negara lamaa dengan jalan
kekerasan

revolusi kelas tertindas di Indonesia. tan malaka

berpendapat

bahwa

revolusi

adalah

suatu

peristiwa

yang

disebabkan oleh pergaulan hidup dan perbuatan perbuatan sadar


manusia dalam masyarakat. dalam tinjauan yang lebih dinamis,
revolusi

lahir

sebagai

akibat

yang

tidak

terdamaikanya

pertentangan kelas, tajamnya pertentangan yanh menimbulkan


pertempuran ini di tentukan oleh berbagai faktor seperti
ekonomi, politik, sosial, dan psikologis. tan maka juga percaya
pada kekuatan massa rakyat sebagai penentu gerak perubahan
sejati. kodrat revolusi adalah aksi massa, dari massa dan untuk
massa. mendudukan pilihan politik revolusioner Tan malaka
sepantasnya

melacak

pada

garis

ideologi

anti

borjuasi

imperialisme. bahwa suatu perbuatan keliru bila rakyat sebagai


kaum tertindas bekerja sama di dalam dewan rakyat. dasar

kebutuhan lahirnya partai revolusioner dalam masyarakat yang


di tindas oleh pemerintah borjuasi adalah untuk mempersiapkan
dan memandu kaum proletariat dalam perang kelas secara
terbuka. Tan malaka mempunyai pendekatan marxisme yang
paling mumpuni ketimbang pemimpin besar lainnya. watak
ilmiah mewarnai semua karyanya dalam mengupas persoalan
persoalan pokok perubahan masyarakat.
Mengenai pandangan Tan malaka tentang riwayat dari
bangsa Indonesia,

Tan malaka menganggap bahwa bangsa

Indonesia yang sejati dari dulu sampai sekarang tetap sejarah


manusia budak belian yang dijadikan bulan bulanan perampok
perampok bangsa asing, bangsa Indonesia sendiri

sejatinya

belum punya riwayat sendiri selain tradisi panjang perbudakan


yang tak terpatahkan. menurut Tan malaka

riwayat Indonesia

baru akan dimulai setelah rakyat indonesia terlepas


penindasan
pertumbuhan

kaum

imperialis.

kapitalisme

Tan

malaka

Indonesia

adalah

dari

menganalisa
kapitalisme

cangkokan, dilahirkan oleh perkakas asing yang dipergunakan


untuk kepentingan asing dengan jalan kekerasan, penindasan
politik

dan

ekonomi

atas

bumiputra.

sosok

tan

malaka

merupakan sosok yang rasional, dinamis, tegas dan penuh


disiplin. sebuah sikap yang tampaknya di dapat dari hidup di
eropa selama masa pendidikan di negara Belanda. sikap dasar
Tan malaka dibentuk dari disiplin marxisme yang terorientasi
dengan baik karena ditunjang sikap ilmiah. ketegasan sikapnya
mulai tercermin dalam pikiran pikiran yang bertebaran di banyak
dokumen yang ia tulis. dalam memahami realitas gerakan politik
hindia Belanda atau indonesia waktu itu,

tampak dari sikap

penilaian tan malaka atas kelompok kelompok tradisional yang


masih sangat naif dan lemah bila tidak di katakan tidak

bersendika

pada

perjuangan

kelas

proletariat

dan

anti

kapitalisme. sementara visi revolusi Indonesia tan malaka adalah


suatu hukum besi sejarah, pendobrakan dalam sekala besar
menentang

imperialisme

barat.

dalam

kaitannya

dengan

renovasi Indonesia, tan malaka memperkenalkan revolusi total


untuk

menghancurkan

mesin

politik

pemerintah

kolonial,

merebut aset aset produksi dan seluruh sumber perekonomian


musuh, dan perombakan tatanan kehidupan sosial. dalam suatu
massa revolusi, revolusi akan berhasil apabila ia berbasis masa
kelas tertindas, dipimpin oleh partai rakyat revolusioner yang
kokoh memandu garis perjuangan dan menjaga disiplin revolusi
sebagai hukum besi sejarah

yang memberantaskan kelas

penindas sampai akar akarnya. tan malaka berkeyakinan bahwa


kondisi dan potensi revolusioner rakyat yang masih membara
ternyata

bersebranga

dengan

pimpinan

nasional

yang

kompromis, harus diarahkan menuju garis politik perjuangan


revolusioner yang benar.
Dalam

konteks

pertarungan

politik

antara

kaum

kiri(sosialis dan komunis) melawan nasionalis, sejarah akhirnya


mencatat bahwa kemenangan berpihak di kubu kaum nasionalis
yang disimbolkan dengan Soekarno dan Hatta. namun hal ini
bukan kemenangan substansial sebuah revolusi nasional. baik
Soekarno maupun Hatta kemudian terpecah, keduanya tidak
mampu

memandu

jalanya

revolusi

nasional

sampai

final.

pendulum revolusi terkadang bergeser kekanan dan kadang ke


kiri dan kabur seiring dengan ketidak konsistenan pada cetak
biru

revolusi

kapitalisme).

yang

hendak

dituju(sosialisme,

komunisme,

Daftar referensi
Prabowo, Hary. 2002. Perspektif Marxisme: Tan Malaka : Teori
dan Praksis Menuju Republik. Jakarta: Jendela.

Anda mungkin juga menyukai