Anda di halaman 1dari 3

M

ETODE ASESMENT NH3 GAS STORAGE TANK

Metode yang digunakan untuk menangani asesmen tangki NH3 ini mengacu pada standar :
API standard 653, Tank inspection, Repair, Alteration, and Reconstruction, third edition,
December 2001, Addendum 1, September 2003.
Section : 4.3 Tank Shell Evaluation
Section : 4.5 Tank Foundation Evaluation
Section : 6.2 Inspection Frequency Considerations
Section : 6.3 Inspections from the Outside of the Tank
Section : 6.7 Inspection Checklists
Section : 6.10 Non-Destructive Examinations
Section : 12.1 Nondestructive Examination
APPENDIX B EVALUATION OF TANK BOTTOM SETTLEMENT
APPENDIX C CHECKLISTS FOR TANK INSPECTION
APPENDIX F NDE REQUIREMENTS SUMMARY
Lingkup pekerjaan yang dilakukan adalah :
1. Kajian data tentang struktur, seperti gambar dan data teknis NH3 Gas Storage Tank ,
umur, riwayat penggunaan, dan kondisi lingkungan tangki. Data teknis dan gambar
teknis yang dikaji adalah :

Lihat data dan technical drawing tangki tersebut

2. Pengamatan visual dilakukan dengan memberi identitas/tanda pada zona yang


dianggap penting untuk mendapatkan pemeriksaan lebih detal.
3. Pengujian material yang meliputi :
a. Inspeksi wall thickness keseluruhan tangki (head shell, body shell, welded zone)
dengan mengunakan ultrasonic NDT. Titik-titik lokasi yang dilakukan inspeksi pada
shell tangki dipetakan dalam pola grid. Pada bagian head shell dibagi dalam 18
sektor, masing-masing sektor bersudut 20 di mana setiap sektor dibagi dalam 4
track. Pada bagian body shell dalam track, untuk tangki nomor 1 jumlah track 20
buah, sedangkan untuk tangki nomor 2 jumlah track 30 buah. Dengan demikian
jumlah titik yang diukur ketebalannya untuk tangki no 1 kira-kira sebanyak 504 titik,
sedangkan untuk tangki nomor 2 kira-kira sebanyak 684. Ilustrasi titik-titik grid pada
shell tangki diperlihatkan pada gambar berikut.

Selain pada titik-titik grid, pengukuran ketebalan shell juga dilakukan pada welded
zone, yaitu area di sepanjang lintasan yang berdekatan dengan pengelasan. Metode
inspeksi ketebalan pada area ini dilakukan dengan lintasan kontinyu (zig zag).

Dari referensi data teknis ZG2004-008 untuk tangki nomor 1 dan data teknis GA8106001-1-0 untuk tangki nomor 2, dinyatakan ketebalan shell adalah 16 mm,
dengan tingkat corrosion allowance = 0 mm, dengan demikian apabila hasil
pengukuran thickness shell kurang dari 16 mm yang disebabkan oleh korosi maka
perlu dilakukan perhitungan ulang terhadap kekuatan shell tangki. (GAMBAR
DIATAS HANYA SEBAGAI CONTOH ILLUSTRASI SAJA).
b. Inspeksi pondasi yang meliputi keretakan dan settlement. Pengamatan keretakan
pondsi dilakukan dengan alat Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), bertujuan untuk
mengukur kedalaman retak beton dan mengetahui mutu beton rata-rata. Mutu beton
dapat dinyatakan dengan nilai cepat rambat gelombang sonik (km/s) di dalam beton.
Apabila kecepatan gelombang di atas 4,5 maka kualitas beton sangat bagus.
Kecepatan antara 3,5 4,5 berarti kualitas beton bagus. Kecepatan antara 3,0 3,5
berarti kualitas beton medium, sedangkan kecepatan di bawah 3,0 berarti kualitas
beton buruk. Pengujian dengan UPV dilakukan pada area beton yang kemungkinan
mengalami retak yang tidak terlihat secara visual (hairline crack). Standar yang
digunakan untuk melakukan pengujian ini adalah SNI ASTM C597 : 2012 Metode uji
kecepatan rambat gelombang melalui beton Standard Test Method for Pulse Velocity
Through Concrete (ASTM C597-02, IDT) dan ACI 228.2R Nondestructive Test
Method for Evaluation of Concrete in Structure. Pengukuran settlement pondasi
dilakukan dengan water levelmeter. Apabila terjadi penurunan level ketinggian
pondasi baik keseluruhan maupun sebagian maka perlu dilakukan analisis stress
pada shell. Analisis dapat dilakukan dengan Finite Element Method (FEM).

4. Analisa degradasi struktur NH3 Gas Storage Tank.


Evaluasi terhadap existing tank meliputi analisa degradasi yang berdasarkan pada
kondisi ketebalan plat dan jenis material. Inspeksi/pengukuran ketebalan dengan
ultrasonic sebaiknya dilakukan dengan kondisi berikut :
a. Apabila corrosion rate tidak diketahui, maka periode inspeksi maksimal adalah 5
tahun, maka corrosion rate diprediksi dengan menentukan corrosion rate tangki
sejenis yang yang sudah dilakukan asesmen kurang dari 5 tahun.
b. Apabila corrosion rate sudah diketahui, maka periode maksimal inspeksi harus lebih
kecil dari RCA12N (RCA adalah perbedaan pengukuran sheel thickness dan
minimum requirement thickness dalam mils, N adalah corrosion sheel rate dalam
mils per year).
Dua aspek utama saat inspeksi tangki adalah batas aman degradasi dan laju degradasi.
Formula yang dapat digunakan untuk memperkirakan sisa umur adalah :
Remaining life = (tactual tminimun)/(corrosion rate)
tactual adalah ketebalan plat yang diukur saat inspeksi pada lokasi tertentu.
tminimum adalah minimum allowable thickness plat pada lokasi tertentu.
Corrosion rate = (tprevious tactual)/(in years between tactual and tprevious)
t previous adalah ketebalan plat pada lokasi yang sebelumnya saat pengukuran t actual
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai